Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “SUB STATION (GARDU
INDUK)”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari saudara/i sekalian.
Semoga makalah ini berguna bagi kita karena di dalam makalah ini banyak informasi
yang sangat berguna buat menambah pengetahuan kita.
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
A. Kesimpulan……............................................................................................................... 11
B. Saran……........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan
sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi)
secara keseluruhan.
Dalam pembahasan makalah ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya
terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang
terpasang di lapangan.
B. Perumusan Masalah
Pada makalah ini kami mengangkat permasalahan yang akan diangkat adalah:
1. pengertian
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi), Penyaluran (transmisi) merupakan
sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai
peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk
yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai
konsttruksi yang terpasang di lapangan.
Tegangan yang dibangkitkan generator terbatas dalam belasan kilovolt, sedangkan transmisi
membutuhkan tegangan dalam puluhan sampai ratusan kilovolt, sehingga diantara pembangkit
dan transmisi dibutuhkan trafo daya step up. Oleh karena itu, semua peralatan yang terpasang di
sisi sekunder trafo ini harus mampu memikul tegangan tinggi. Tegangan transmisi dalam
puluhan sampai ratusan kilovolt sedangkan konsumen membutuhkan tegangan ratusan sampai
dua puluhan kilovolt, sehingga diantara transmisi dan konsumen dibutuhkan trafo daya step
down. Semua perlengkapan yang terpasang di sisi primer trafo ini juga harus mampu memikul
tegangan tinggi. Trafo- trafo daya ini bersama perlengkapan-perlengkapannya disebut gardu
induk.
Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI
mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :
1) Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator daya
masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan reaktor yang
berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
2) Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3 phasa dan
tidak ada peralatan reaktor.
1. Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung,
kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu
lainnya, ada di dalam gedung.
2. Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
3. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
4. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa,
sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS)
A. Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator,
komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung.
Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.
B. Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
C. GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di
daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam Adalah gardu induk yang
komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear
ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung
Berdasarkan Fungsinya
1. Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan
distribusi.
2. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah
pelanggan (beban) dilayani.
1. Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
2. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar.3. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan,
seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
1. Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi.
2. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
1. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan
yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
2. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar dibawah in) memerlukan
tempat terbuka yang cukup luas.
1. Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan
yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan
dengan bagian yang tidak bertegangan.
2. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS),
yang memerlukan tempat yang sempit
Gambar: Gas Insulated Substation (GIS)
Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya,
SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik.
Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana
tersebut di bawah ini :
E. Trafo Distribusi
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran
tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan
kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau
pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya
pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo
Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil,
begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan
ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen. Transformator
atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau
sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang
diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan
baik, makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan
yang tepat.
Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa
disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo
distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan kebutuhan untuk
sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV dan trafo 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau
langsung di sisi netral 20 kV
1. Kumparan Tersier :
Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga
atau tertiary winding . Ini diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan
lain. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
2. Media pendingin :
Di awal abad ke-20 bahan isolasi yang dipakai adalah asbestos, low grade pressboard,
kertas shellac impregnated. Kemudian dikembangkan kertas resin impregnated, lalu kertas isolasi
dengan selulosa high sulfate. Kertas, pressboard, transformer board dari selulosa adalah bahan
isolasi yang paling banyak digunakan. Minyak hidrokarbonjuga merupakan bagian dari isolasi.
Isolasi solid seperti kertas, press board dan transformer board terbuat dari selulosa tumbuhan.
Sumber utama serat selulosa adalah kayu. Kayu mengandung 40 sampai 50% selulosa, 20
sampai 30% lignin dan 10 sampai 30% hemi selulosa. Selulosa sendiri adalah polimer linier yang
unit-unit glukosa-nya terhubung pada atom Karbon yang pertama dan ke-4. Selulosa dalam
keadaan baru mempunyai 1000 sampai 3000 rantai glukosa. Kertas Kraft mengandung polimer
selulosa dengan berat molekul tinggi sekitar 75 sampai 90%, hemi selulosa dengan berat molekul
rendah 10 sampai 20% dan lignin 0 sampai 5%.
Selulosa adalah polimer linier yang terdiri dari unit-unit glukosa anhydrous tunggal yang
terhubung pada atom-atom Karbon pertama dan keempat melalui ikatan glukosidik. Jumlah unit
monomer dalam polimer disebut sebagai degree of polymerisation. Sering kali, kualitas selulosa
diukur dari tingkat polimerisasi (DP) dengan metode viskometrik ratarata. Panjang rantai
selulosa yang diukur dari tingkat polimerisasi rata-rata berdasar metode viskositas dinyatakan
oleh DP. Kekuatan isolasi bergantung pada:
1. Komposisi kimia
2. Berat molekul polimer
3. Morfologi polimer
Pada isolasi padat, pengeringan dan impregnasi minyak sangat penting untuk menjaga
kekuatan isolasi kertas. Kadang-kadang kapas juga dipakai sebagai isolasi. Kertas yang telah
diupgrade secara thermal disebut kertas Aramid yang terbuat 100% dari serat polyamide
aromatik. Penggunaan kertas Aramid tidak terlalu umum karena mahal. Minyak trafo modern
mempunyai ketahanan dielektrik yang tinggi, viskositas rendah, bebas dari sludging,
hambatannya bagus terhadap listrik statis. Minyak trafo terdiri dari senyawa campuran
hidrokarbon. Kandungan utamanya adalah Parafin, Iso Parafin, Naphtene dan Aromatic. Cairan
Silicone lebih baik daripada minyak mineral namun lebih mahal.
Aplikasi pada trafo distribusi kecil dan trafo daya besar dibedakan. Pada trafo kecil
sampai dengan beberapa MVA, variasi isolasinya biasanya tidak banyak atau sistemnya
konvensional, contohnya trafo jenis kering, trafo yang diisi minyak silicone dan trafo yang
diisolasi gas dan didinginkan uap air. Untuk trafo yang bekerja pada suhu tinggi, serat Aramid
merupakan alternatif yang bagus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik
yang pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan.
Fungsi dari gardu induk sebagai pentransformasi daya listrik, pengukuran, pengawasan
operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik, Pengaturan pelayanan beban ke
gardu induk-gardu induk lain dan untuk sarana telekomunikasi
Jenis-jenis gardu induk dibagi menjadi beberapa bagian yaitu berdasarkan besaran
tegangannya, berdasarkan pemasangan peralatan, berdasarkan fungsinya, berdasarkan
isolasi yang digunakan dan berdasarkan sistem (busbar)
Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk berdasarkan Kebutuhan (Demand), kondisi GI
eksisting Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, Adanya
pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate), Proyeksi kebutuhan
daya listrik untuk jangka waktu tertentu, dan Adanya pengembangan sistem tenaga listrik
secara terpadu.
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen.
Trafo dibagi menjadi tiga yaitu Primary winding, Secondary winding, dan Core
Kekuatan isolasi trafo bergantung pada Komposisi kimia, Berat molekul polimer, dan
Morfologi polimer
B. Saran
1. Mengingat bahwa perkembangan pada sistem distribusi ini dari waktu ke waktu terus
meningkat, dimana dalam hal ini dapat menyebabkan perpanjangan saluran yang
menyebabkan peningkatan nilai rugi tegangan. Untuk itu penulis menyarankan agar rugi
tegangan ini dapat mendapat perhatian.
2. Mendapatkan pemeliharaan yang teratur dan terkontrol terhadap peralatanperalatan yang
terdapat pada gardu Induk Bukit Siguntang Palembang.
3. PT.PLN agar dapat mengurangi jarak penyaluran energi listrik dari penyulang ke
pemakaian atau konsumen sehingga rugi tegangan dapat dikurangi sekecil mungkin.
DAFTAR PSUTAKA
http://switchyard-electric.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-gardu-induk.html
https://images.app.goo.gl/RAKfg3GZxDgDa3wV7
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/perlengkapan-gardu-induk.html
http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.academia.edu/37853597/Makalah_gardu_induk