Anda di halaman 1dari 16

SUB STATION (GARDU INDUK)

Disusun oleh: Kelompok II

NAMA MAHASISWA : 1. Aprida Valentina Hutagalung (5193331002)

2. Binsar Manik (5193131016)

3. Teguh Dermawan Lingga (5192431009)

DOSEN PENGAMPU : Drs. Jongga Manullang, M.Pd

MATA KULIAH : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “SUB STATION (GARDU
INDUK)”

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari saudara/i sekalian.

Semoga makalah ini berguna bagi kita karena di dalam makalah ini banyak informasi
yang sangat berguna buat menambah pengetahuan kita.

Medan, 24 Februari 2021

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2

A. Pengertian Gardu Induk


B. Fungsi Gardu Induk
C. Jenis Gardu Induk
D. Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk
E. Trafo Distribusi

BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan……............................................................................................................... 11
B. Saran……........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan
sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik.

Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi)
secara keseluruhan.

Dalam pembahasan makalah ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya
terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang
terpasang di lapangan.

B. Perumusan Masalah

Pada makalah ini kami mengangkat permasalahan yang akan diangkat adalah:

1. pengertian

2. Fungsi gardu induk

3. Jenis– jenis gardu induk

4. Peralatan yang digunakan dalam gardu induk

C. Tujuan

Tujuan kami mengangkat tema”Gardu Induk” adalah untuk:

1. Mengetahui fungsi dari gardu induk

2. Mengetahui jenis- jenis gardu induk

3. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam gardu induk


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengerian Gardu Induk

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi), Penyaluran (transmisi) merupakan
sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai
peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk
yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai
konsttruksi yang terpasang di lapangan.

Tegangan yang dibangkitkan generator terbatas dalam belasan kilovolt, sedangkan transmisi
membutuhkan tegangan dalam puluhan sampai ratusan kilovolt, sehingga diantara pembangkit
dan transmisi dibutuhkan trafo daya step up. Oleh karena itu, semua peralatan yang terpasang di
sisi sekunder trafo ini harus mampu memikul tegangan tinggi. Tegangan transmisi dalam
puluhan sampai ratusan kilovolt sedangkan konsumen membutuhkan tegangan ratusan sampai
dua puluhan kilovolt, sehingga diantara transmisi dan konsumen dibutuhkan trafo daya step
down. Semua perlengkapan yang terpasang di sisi primer trafo ini juga harus mampu memikul
tegangan tinggi. Trafo- trafo daya ini bersama perlengkapan-perlengkapannya disebut gardu
induk.

B. Fungsi Gardu Induk

Mentransformasikan daya listrik :

1. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).


2. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
3. Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
4. Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
5. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.
6. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan
ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui
penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.
7. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal
dengan istilah SCADA

C. Jenis Gardu Induk

Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :


 Berdasarkan besaran tegangannya.
 Berdasarkan pemasangan peralatan
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
 Bedasarkan sistem (busbar).

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI
mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :

1) Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator daya
masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan reaktor yang
berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
2) Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3 phasa dan
tidak ada peralatan reaktor.

 Berdasarkan besaran tegangannya.


1. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
2. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV

 Berdasarkan Pemasangan Peralatan

Gardu Induk Pasangan Luar :

1. Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung,
kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu
lainnya, ada di dalam gedung.
2. Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
3. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
4. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa,
sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS)

Gardu Induk Pasangan Dalam :

A. Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator,
komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung.
Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.
B. Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
C. GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di
daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.

Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :


1. Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas
lahan GI konvensional.
2. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA
bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA.
3. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder)
dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV.
4. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
5. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain
sesuai kondisi disekitarnya.

Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam Adalah gardu induk yang
komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear
ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung

 Berdasarkan Fungsinya

Gardu Induk Penaik Tegangan Mempunyai Karakteristik

1. Gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan


pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem.
2. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.
3. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus
disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi,
tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.

Gardu Induk Penurun Tegangan :

1. Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan
distribusi.
2. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah
pelanggan (beban) dilayani.

Gardu Induk Pengatur Tegangan :

1. Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
2. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar.3. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan,
seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.

Gardu Induk Pengatur Beban :

1. Berfungsi untuk mengatur beban.


2. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit
tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor
atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air
kembali ke kolam utama.

Gardu Induk Distribusi :

1. Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi.
2. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

 Berdasarkan Isolasi Yang digunakan

Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :

1. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan
yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
2. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar dibawah in) memerlukan
tempat terbuka yang cukup luas.

Gambar: Gardu induk konvensional

Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :

1. Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan
yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan
dengan bagian yang tidak bertegangan.
2. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS),
yang memerlukan tempat yang sempit
Gambar: Gas Insulated Substation (GIS)

 Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)

Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya,
SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik.
Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana
tersebut di bawah ini :

Gardu Induk sistem ring busbar :

1. Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.


2. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu
dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

Gardu Induk sistem single busbar :

1. Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.


2. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung
(akhir) dari suatu sistem transmisi. Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat
gambar dibawah ini.

Gambar: Single line diagram gardu induk single busbar

Gardu Induk sistem double busbar :


Gardu Induk sistem double busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double)
busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya
pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis
gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.Single line diagram gardu induk sistem
double busbar. Single line diagram gardu induk sistem double busbar, lihat gambar dibawah ini

Gambar: Single line diagram gardu induk sistem

Gardu Induk sistem satu setengah ()

1. Gardu induk yang mempunyai dua (one half) busbar


2. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit
tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar.
3. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi
pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (manuver system)
4. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara
deret (seri). Single line diagram, lihat gambar dibawah ini

Gambar 2.6 Single line diagram gardu induk satu setengah


D. Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk
1. Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan
melebihi kemampuan GI yang ada.
2. Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up-
rating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan
penggantian dan penambahan transformator daya.
3. Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pasti
membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.
4. Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate).
5. Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu
disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.
6. Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya
pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan
perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan
GI-GI baru atau perluasan.

E. Trafo Distribusi

Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran
tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan
kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau
pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya
pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo
Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil,
begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan
ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen. Transformator
atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau
sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang
diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan
baik, makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan
yang tepat.

Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa
disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo
distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan kebutuhan untuk
sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV dan trafo 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau
langsung di sisi netral 20 kV

1. Trafo Distribusi dan bagiannya

Bagian-bagian trafo distribusi adalah :


1. Primary winding
2. Secondary winding
3. Core

Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV


ketegangan distribusi 220/380V sehingga peralatannya adalah unit trafo( 3 phase ). Beberapa
Komponen Trafo Distribusi

1. Kumparan Tersier :

Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga
atau tertiary winding . Ini diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan
lain. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.

2. Media pendingin :

Minyak trafo harus memenuhi syarat diantaranya. :

a. ketahanan isolasi ( >10kV/mm )


b. Berat jenis harus kecil
c. Viskositas Rendah
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
e. Tidak merusak bahan isolasi padat( sifat kimia)

3. Tap changer ( perubah tap ) :

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan


operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan / primer yangberubah-ubah. Tap
changer dapat dioperasikan baik dalam keadaan berbeban( on-load ) atau dalam keadaan tak
berbeban ( off load ), tergantung jenisnya. Trafo Distribusi dapat dipasang diluar ruangan
(pemasangan diluar) dan dapat dipasang diruangan (pemasangan dalam) tergantung kepada
keadaan lokasi beban. Pemeliharaan merupakan salah satu kompanen yang secara langsung
mendukung keandalan, daya mampu serta mutu produksi dari suatu peralatan. Pemeliharaan
tidak saja merupakan pekerjaan pisik yang langsung terhadap peralatan yang bersangkutan, tetapi
diperlukan suatu perencanaan yang baik dan pengawasan terhadap pelaksanaannya, sehingga
dengan demikian pemeliharaan akan dapat dilakukan dengan teratur dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan, petunjuk-petunjuk yang berlaku terhadap peralatan yang bersangkutan.
Distribusi yang tepat, rating sesuai dengan kebutuhan beban akan menjaga tegangan jatuh pada
konsumen dan akan menaikkan efisiensi penggunaan Trafo Distribusi. Jadi Transformator
Distribusi merupakan salah satu peralatan yang perlu dipelihara dan dipergunakan sebaik
mungkin (seefisien mungkin), sehingga keandalan/kontinuitas pelayanan terhadap terjamin.

4. Penuaan Isolasi Trafo


Secara disain, biasanya umur trafo berkisar 30-40 tahun. Namun demikian, trafo yang
dipasang tahun 1940 – 1950-an banyak yang sekarang masih beroperasi dengan normal. Ada
fakta-fakta yang harus kita ketahui, misalnya bahwa isolasi trafo mengalami penuaan, belitan
trafo harus diisolasi dari turn ke turn dan dari coil ke coil, ada berbagai bahan material yang bisa
dipakai untuk isolasi ini.Untuk trafo daya, bahan isolasi yang biasa dipakai adalah kertas Kraft
(kertas isolasi selulosa). Sekarang juga mulai banyak bahan kertas sintetik yang dipakai, yang
bisa beroperasi pada temperatur kerja tinggi (isolasi hybrid), yang dikenal sebagai kertas Aramid.

Di awal abad ke-20 bahan isolasi yang dipakai adalah asbestos, low grade pressboard,
kertas shellac impregnated. Kemudian dikembangkan kertas resin impregnated, lalu kertas isolasi
dengan selulosa high sulfate. Kertas, pressboard, transformer board dari selulosa adalah bahan
isolasi yang paling banyak digunakan. Minyak hidrokarbonjuga merupakan bagian dari isolasi.
Isolasi solid seperti kertas, press board dan transformer board terbuat dari selulosa tumbuhan.
Sumber utama serat selulosa adalah kayu. Kayu mengandung 40 sampai 50% selulosa, 20
sampai 30% lignin dan 10 sampai 30% hemi selulosa. Selulosa sendiri adalah polimer linier yang
unit-unit glukosa-nya terhubung pada atom Karbon yang pertama dan ke-4. Selulosa dalam
keadaan baru mempunyai 1000 sampai 3000 rantai glukosa. Kertas Kraft mengandung polimer
selulosa dengan berat molekul tinggi sekitar 75 sampai 90%, hemi selulosa dengan berat molekul
rendah 10 sampai 20% dan lignin 0 sampai 5%.

Selulosa adalah polimer linier yang terdiri dari unit-unit glukosa anhydrous tunggal yang
terhubung pada atom-atom Karbon pertama dan keempat melalui ikatan glukosidik. Jumlah unit
monomer dalam polimer disebut sebagai degree of polymerisation. Sering kali, kualitas selulosa
diukur dari tingkat polimerisasi (DP) dengan metode viskometrik ratarata. Panjang rantai
selulosa yang diukur dari tingkat polimerisasi rata-rata berdasar metode viskositas dinyatakan
oleh DP. Kekuatan isolasi bergantung pada:

1. Komposisi kimia
2. Berat molekul polimer
3. Morfologi polimer

Pada isolasi padat, pengeringan dan impregnasi minyak sangat penting untuk menjaga
kekuatan isolasi kertas. Kadang-kadang kapas juga dipakai sebagai isolasi. Kertas yang telah
diupgrade secara thermal disebut kertas Aramid yang terbuat 100% dari serat polyamide
aromatik. Penggunaan kertas Aramid tidak terlalu umum karena mahal. Minyak trafo modern
mempunyai ketahanan dielektrik yang tinggi, viskositas rendah, bebas dari sludging,
hambatannya bagus terhadap listrik statis. Minyak trafo terdiri dari senyawa campuran
hidrokarbon. Kandungan utamanya adalah Parafin, Iso Parafin, Naphtene dan Aromatic. Cairan
Silicone lebih baik daripada minyak mineral namun lebih mahal.

Aplikasi pada trafo distribusi kecil dan trafo daya besar dibedakan. Pada trafo kecil
sampai dengan beberapa MVA, variasi isolasinya biasanya tidak banyak atau sistemnya
konvensional, contohnya trafo jenis kering, trafo yang diisi minyak silicone dan trafo yang
diisolasi gas dan didinginkan uap air. Untuk trafo yang bekerja pada suhu tinggi, serat Aramid
merupakan alternatif yang bagus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada makalah tentang gardu induk dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik
yang pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan.
 Fungsi dari gardu induk sebagai pentransformasi daya listrik, pengukuran, pengawasan
operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik, Pengaturan pelayanan beban ke
gardu induk-gardu induk lain dan untuk sarana telekomunikasi
 Jenis-jenis gardu induk dibagi menjadi beberapa bagian yaitu berdasarkan besaran
tegangannya, berdasarkan pemasangan peralatan, berdasarkan fungsinya, berdasarkan
isolasi yang digunakan dan berdasarkan sistem (busbar)
 Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk berdasarkan Kebutuhan (Demand), kondisi GI
eksisting Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, Adanya
pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate), Proyeksi kebutuhan
daya listrik untuk jangka waktu tertentu, dan Adanya pengembangan sistem tenaga listrik
secara terpadu.
 Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen.
 Trafo dibagi menjadi tiga yaitu Primary winding, Secondary winding, dan Core
 Kekuatan isolasi trafo bergantung pada Komposisi kimia, Berat molekul polimer, dan
Morfologi polimer

B. Saran
1. Mengingat bahwa perkembangan pada sistem distribusi ini dari waktu ke waktu terus
meningkat, dimana dalam hal ini dapat menyebabkan perpanjangan saluran yang
menyebabkan peningkatan nilai rugi tegangan. Untuk itu penulis menyarankan agar rugi
tegangan ini dapat mendapat perhatian.
2. Mendapatkan pemeliharaan yang teratur dan terkontrol terhadap peralatanperalatan yang
terdapat pada gardu Induk Bukit Siguntang Palembang.
3. PT.PLN agar dapat mengurangi jarak penyaluran energi listrik dari penyulang ke
pemakaian atau konsumen sehingga rugi tegangan dapat dikurangi sekecil mungkin.
DAFTAR PSUTAKA

http://switchyard-electric.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-gardu-induk.html

https://images.app.goo.gl/RAKfg3GZxDgDa3wV7

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/perlengkapan-gardu-induk.html

http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://www.academia.edu/37853597/Makalah_gardu_induk

Anda mungkin juga menyukai