Anda di halaman 1dari 16

“PARAMETER JARINGAN”

Disusun Oleh : Kelompok 4

NAMA MAHASISWA : 1. MUHAMMAD IRSYAD AWALUDIN (5193131003)

2. OSCAR JESQUELINE SERPARA (5193131017)

3. RIZKA NANDA (5191131006)

4. WAHYUDI (5193131018)

Mata Kuliah : Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Kelas : PTE A 2019

Dosen Pengampu : Drs. JONGGA MANULLANG,M.Pd.

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“Parameter Jaringan”, sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Sistem Transmisi Tenga
listrik.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari


beberapa sumber dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada penulisan maupun materi. Mengingat
kemampuan yang kami miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini

Medan, September 2021

Tim Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................2


Daftar Isi ........................................................................................................................................................3
BAB 1 ............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................4
I. LATAR BELAKANG. ..........................................................................................................................4
A. Pendahuluan ......................................................................................................................................4
BAB 2 ............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................6
1. Karakteristik Listrik dari Saluran Transmisi ........................................................................................6
2. Resistansi ...........................................................................................................................................6
3. Induktansi ..........................................................................................................................................9
3.1 Induktansi saluran kawat penghantar satu fasa. ................................................................................ 10
3.4. Induktansi Kawat Penghantar Berlilit. ............................................................................................. 12
3.5. Induktansi kawat penghantar berkas. ............................................................................................... 13
BAB 3 .......................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka .............................................................................................................................................. 16
BAB 1

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG.

A. Pendahuluan

Listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup, yang digunakan untuk menunjang
aktivitas kehidupan sehari – hari. Energi listrik itu sendiri dihasilkan oleh unit -unit
pembangkitan. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Pada
saluran distribusi, energi listrik kemudian disalurkan ke konsumen seperti pelanggan rumah
tangga, sosial, industri, bisnis pada tingkat tegangan distribusi sekunder yang
sebelumnya diturunkan dari tingkat tegangan distribusi primer.

Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV. Pada penyaluran energi
listrik, mulai dari unit pembangkit sampai ke konsumen, energi listrik yang disalurkan
tidak seluruhnya diterima oleh konsumen.

Selain tersedianya pembangkitan yang cukup, hal lain yang juga harus
ditentukan adalah apakah kondisi transient jika terjadi gangguan akan mengganggu
operasi normal sistem atau tidak. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas listrik yang
sampai ke konsumen berupa kestabilan frekuensi dan tegangan.

Hal ini disebabkan karena terdapatnya rugi – rugi tegangan sepanjang saluran
distribusi. Untuk sistem penyampaian tenaga listrik diperlukan saluran daya yang efektif,
ekonomis, stabil, efisien dan kualitas yang baik. Secara umum, baik buruknya sistem
penyaluran dan distribusi tenaga listrik terutama adalah ditinjau dari kualitas daya yang
diterima oleh konsumen.

Sistem distribusi tenaga listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian
tenaga listrik dari sumber ke pusat beban. Sementara untuk sistem instalasi listrik adalah
cara pemasangan atau penyaluran tenaga listrik atau peralatan listrik untuk semua barang
yang memerlukan tenaga listrik, dimana pemasangannya harus sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan di dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Pada bidang ilmu teknik tenaga listrik berkaitan dengan pembangkitan, penyaluran, dan
pemanfaatan tenaga listrik. Pemahaman terhadap sistim tenaga listrik diantaranya adalah
pemahaman terhadap kinerja dan perilaku sistim tenaga listrik ketika terjadi perubahan baik
dalam kondisi normal maupun abnormal.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Listrik dari Saluran Transmisi

Saluran transmisi listrik mempunyai empat parameter yang mempengaruhi

kemampuannya untuk berfungsi sebagai bagian dari suatu sistem tenaga, yaitu

resistansi, induktansi, kapasitansi dan konduktansi . Parameter-parameter ini

merupakan salah satu pertimbangan utama dalam perencanaan saluran transmisi.

Impedansi seri dibentuk oleh resistansi dan induktansi yang terbagi rata disepanjang

saluran. Sedangkan konduktansi dan kapasitansi yang terdapat diantara

penghantar-penghantar dari suatu saluran fasa-tunggal atau di antara sebuah

penghantar dan netral dari suatu saluran tiga-fasa membentuk admitansi paralel.

Dalam perhitungan, rangkaian saluran ekivalen yang dibentuk dari parameter-

parameter dijadikan satu meskipun resistansi, induktansi dan kapasitansi tersebut

terbagi merata di sepanjang saluran.

2. Resistansi

Resistansi adalah tahanan pada suatu penghantar pada saluran distribusi yang
menyebabkan kerugian daya. Besarnya kerugian daya yang terjadi pada saluran tersebut
tergantung pada besarnya tahanan dari panjang saluran, luas penampang kawat serta jenis
kawat yang digunakan.
Tahanan saluran transmisi merupakan penyebab terjadinya rugi daya nyata pada
saluran transmisi, pada saluran transmisi arus bolak-balik pengertian tahanan saluran
adalah tahanan arus bolak-balik atau tahanan efektif dari saluran. Besarnya tahanan
saluran arus bolak-balik dipengaruhi oleh efek kulit, temperature dan konstruksi kawat
saluran.
Tahanan arus searah (tahanan DC) besarnya sangat tergantung dari tahanan jenis
material, panjang penghantar saluran dan luas penampang penghantar :

𝐿
𝑅=𝜌
𝐴
Keterangan :
R – tahanan saluran (ohm)
ρ – Tahanan Jenis ( ohm-m)
L – panjang saluran (m)
A – luas penampang penghantar (m 2 )

Jika tahanan searah suatu penghantar diketahui pada temperatur tertentu, maka tahanan
searah dapat ditentukan dengan persamaan:

Dengan:

R1=Tahanan searah penghantar pada temperatur t 1

R2=Tahanan searah penghantar pada temperatur t 2

T = Konstanta untuk suatu penghantar tertentu yang nilainya ditentukan dalam


konstanta t tersebut sebagai

berikut :

- 234,5 untuk tembaga 100%

- 241 untuk tembaga 97,3 %

- 228 untuk tembaga 61 %

Resistansi efektif ( R ) dari suatu penghantar adalah


𝑃
𝑅 (𝑜ℎ𝑚)
|𝐼 |2
dimana P = rugi daya pada penghantar (Watt)

I = arus yang mengalir (Ampere)


Resistansi efektif sama dengan resistansi dari saluran jika terdapat distribusi

arus yang merata (uniform) di seluruh penghantar. Distribusi arus yang merata di

seluruh penampang suatu penghantar hanya terdapat pada arus searah, sedangkan

tidak pada arus bolak-balik (ac).

Resistansi dc dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini


Dengan meningkatnya frekuensi arus bolak-balik, distribusi arus makin

tidak merata (nonuniform). Peningkatan frekuensi ini juga mengakibatkan tidak

meratanya kerapatan arus (current density), disebut juga efek kulit (skin effect).

Untuk penghantar dengan jari-jari yang cukup besar ada kemungkinan terjadi

kerapatan arus yang berisolasi terhadap jarak radial dari titik-tengah penampang

penghantar. Fluks bolak-balik mengimbaskan tegangan yang lebih tinggi pada

serat-serat di bagian dalam daripada di sekitar permukaan penghantar, karena fluks

yang meliputi serat dekat permukaan penghantar lebih sedikit daripada fluks

yang meliputi serat di bagian dalam penghantar. Berdasarkan hukum Lenz,

tegangan yang diimbaskan akan melawan perubahan arus yang menyebabkannya,

dan meningkatnya tegangan imbas pada serat-serat di bagian dalam menyebabkan

meningkatnya kerapatan arus pada serat-serat yang lebih dekat ke permukaan

penghantar dan karena itu resistansi efektifnya meningkat. Sehingga dapat

dikatakan pada arus bolak-balik arus cenderung mengalir melalui permukaan

penghantar.

Perhitungan resistansi total suatu saluran transmisi ditentukan oleh jenis

penghantar pabrikan, biasanya pabrikan akan memberikan tabel karakteristik

listrik dari penghantar yang dibuatnya, termasuk diantaranya nilai resistansi ac

penghantar dalam satuan Ω/km (Standar Internasional) atau Ω/mi (American

Standart).

Nilai resistansi juga dipengaruhi oleh suhu, ditunjukkan oleh persamaan


Dimana R1 dan R2 adalh resistansi pada suhu T2 dan T2 dan α adalah
koefisien suhu dari resistansi,yang nilainya tergantung dari bahan konduktor.

3. Induktansi

Induktansi kawat pada umumnya untuk mengetahui masing – masing kawat

saluran tergantung dari besarnya fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir

pada saluran penghantar tersebut.

Induktansi adalah sifat rangkaian yang menghubungkan tegangan yang

diimbaskan oleh perubahan fluks dengan kecepatan perubahan arus .

Persamaan awal yang dapat menjelaskan induktansi adalah menghubungkan

tegangan imbas dengan kecepatan perubahan fluks yang meliputi suatu rangkaian.
Tegangan imbas adalah:

Dimana : e: Tegangan Imbas


T = banyaknya fluks gandeng rangkaian (weber-turns)

Banyaknya weber-turns adalah hasil perkalian masing-masing weber dari

fluks dan jumlah lilitan dari rangkaian yang digandengkannya.

Jika arus pada rangkaian berubah-ubah, medan magnet yang ditimbulkannya

akan turut berubah-ubah. Jika dimisalkan bahwa media di mana medan magnet

ditimbulkan mempunyai permeabilitas yang konstan, banyaknya fluks gandeng

berbanding lurus dengan arus, dan karena itu tegangan imbasnya


sebanding dengan kecepatan perubahan arus.

Dimana L = konstanta kesebandingan.


= induktansi (H).
𝑑𝑖
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 (𝐴/𝑠)
𝑑𝑡
Dari Persamaan 2.3 dan 2.4 maka didapat persamaan umum induktansi
saluran dalam satuan Henry, yaitu :

dengan i adalah arus yang mengalir pada saluran transmisi dalam satuan

ampere (A).

Induktansi timbal-balik antara dua rangkaian didefenisikan sebagai fluks

gandeng pada rangkaian pertama yang disebabkan oleh arus pada rangkaian kedua

per ampere arus yang mengalir di rangkaian kedua.

3.1 Induktansi saluran kawat penghantar satu fasa.

( dengan kawat penghantar balik)

Kawat penghantar satu fasa dengan kawat balik, terdiri dari dua penghantar dengan

diameter kawat penghantar yang sama, kawat penghantar dengan jari-jari (r1) dan jari-

jari (r2).
3.2.. Induktansi Saluran Kawat Penghantar Tiga Fasa.
Kawat penghantar tiga fasa, terdiri dari tiga kawat penghantar yang mempunyai
diameter kawat penghantar yang sama.
Jari-jari kawat penghantar tiga fas, yaitu : (r1), (r2) dan (r3).
Kawat penghantar tiga fasa dengan susunan penghantar berbentuk segitiga terlihat
pada gambar 4.2, jarak antara kawat penghantar adalah d12, d23 , d31.
Induktansi saluran kawat penghantar tiap fasanya :

Pada persamaan Induktansi saluran, baik saluran satu fasa maupun saluran tiga fasa
dapat dilihat bahwa bencandtuk persamaan tersebut hampir sama, sehingga apabila
ditulis secara umum, maka persamaan induktansi saluran sebagai berikut :

GMD (Geometric Mean Distance), yaitu jarak rata-rata geometris.


Kawat penghantar satu fasa GMD = d 12

Kawat penghantar tiga fasa

GMR (Geometric Mean Radius), yaitu jari-jari menengah geometris.

Kawat penghantar padat, baik kawat penghantar satu fasa maupun kawat penghantar
tiga fasa adalah sama : GMR r ' 0, 7788.r

3.4. Induktansi Kawat Penghantar Berlilit.


Kawat penghantar berlilit (stranded conductor), paling banyak digunakan adalah kawat
aluminium berinti baja (ACSR).
GMR kawat penghantar berlilit dapat diperoleh, dengan melihat pada daftar tabel
kawat penghantar berlilit yang sudah dihitung oleh pabrik pembuat kawat penghantar.
Apabila daftar tabel GMR tidak didapat secara teoritis dapat dihitung secara matematis
sebagai berikut :

Gambar 4.3 Gambar Penampang Kawat Penghantar Berlilit.

Kawat penghantar berlilit dengan penampang pada gambar. 4.3, jumlah kawat
komponen ada 7 buah, dengan diameter kawat komponen yang sama. Misalkan
jari-jari kawat komponen adalah (r).

3.5. Induktansi kawat penghantar berkas.


Kawat penghantar berkas pada saluran transmisi adalah apabila pada masing-masing
fasa terdiri lebih dari satu buahkawat penghantar, pada umumnya terdiri dari 2 buah, 3
buah , dan 4 buah.
Contoh kawat penghantar berkas yang terdiri dari dua buah kawat penghantar tiap
fasanya diperlihatkan pada gambar.4.4. berikut ini.

1 2

Gambar 4.4 Kawat Penghantar Berkas.

Kawat penghantar (1) dan (2) adalah kawat penghantar pembentuk berkas dan
merupakan kawat berlilit.
Jarak berkas (d), panjangnya 45 cm atau 50 cm.
Contoh model kawat berkas yang tiap fasanya terdiri 2, 3 dan 4 kawat pembentuk
berkas sebagai berikut :
d

d
d d
d d

d
d

Gambar 4.5 Model Kawat Berkas Tiap Fasa.


BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahanan saluran transmisi merupakan penyebab terjadinya rugi daya nyata pada
saluran transmisi, pada saluran transmisi arus bolak-balik pengertian tahanan saluran
adalah tahanan arus bolak-balik atau tahanan efektif dari saluran. Besarnya tahanan
saluran arus bolak-balik dipengaruhi oleh efek kulit, temperature dan konstruksi kawat
saluran.
Induktansi adalah sifat rangkaian yang menghubungkan tegangan yang diimbaskan oleh
perubahan fluks dengan kecepatan perubahan arus .
Jenis Induktansi Saluran Transmisi:
1. Induktansi saluran kawat penghantar satu fasa.
2. Induktansi Saluran Kawat Penghantar Tiga Fasa.
3. Induktansi Kawat Penghantar Berlilit.
4. Induktansi kawat penghantar berkas.
Daftar Pustaka

Ir. HERY PURNOMO, MT.2016. ANALISIS SISTEM DAYA,Bagian : Saluran Transmisi Daya
Elektrik”.Malang:UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Arnawan Hasibuan, ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK SINGLE
MMENGGUNAKAN METODE RUNGE KUTTA ORDE 4. Staf Pengajar Program Studi Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussalaeh
Lhokseumawe.
Paulus Mangera, Damis Hardiantono.2019. ANALISIS RUGI TEGANGAN JARINGAN

DISTRIBUSI 20 KV PADA PT. PLN (Persero) CABANG MERAUKE.Merauke: Jurusan


Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Musamus.

Anda mungkin juga menyukai