Anda di halaman 1dari 32

JENIS PENELITIAN

1. Penelitian Asosiatif
2. Penelitian
Komparatif
3. Penelitian Tindakan
4. Penelitian
Deskriptif
5. Penelitian
1. Penelitian Asosiatif
a. Penelitian Korelasional
Hubungan antara motivasi kerja dengan
prestasi kerja guru

X Y
X = Motivasi Kerja
Y = Prestasi Kerja
b. Korelasi / Analisis Regresi Ganda
Hubungan antara iklim kerja, motivasi kerja dan perilaku
inovatif terhadap kepuasan kerja guru

X1 Y = Kepuasan Kerja
X1 = Iklim Kerja
X2 Y X2 = Motivasi Kerja
X3 = Perilaku Inovatif
X3
c. Analisis Jalur
Pengaruh Kemandirian Pribadi, Pengetahuan
Kewirausahaan, Adopsi Inovasi, dan Motif Berprestasi
terhadap Perilaku Kewirausahaan Siswa SMK

X1
X1 = Kemandirian Pribadi
X2 = Pengetahuan Kewirausahaan
X2 X4 X5 X3 = Adopsi Inovasi
X4 = Motif Berprestasi
Y = Perilaku Kewirausahaan

X3
d. Hubungan Budaya Organisasi, Iklim Kerja,
Pengalaman Kerja, Kepuasan Kerja, dan
Komitmen terhadap Kinerja Guru SMA

X1
X4
X2 X6
X5
X3
X1 = Buday Organisasi X4 = Kepuasan Kerja
X2 = Iklim Kerja X5 = Komitmen
X3 = Pengalaman Kerja X4 = Kinerja
2. Penelitian Komparatif
Penelitian Esperimental
a. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA

Tabel Data :

Pembelajaran Pembelajaran
Berbasis Masalah Kontekstual

.. ..

.. ..

.. ..

.. ..
b. Pengaruh Strategi Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA

Tabel Data:
Anava One-Way

Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran


Berbasis Masalah Kontekstual Konvensional

.. .. ..

.. .. ..

.. .. ..

.. .. ..
lanjutan

c. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat


Belajar terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP

Anava Two-Way
Disain Faktorial 2 x 2

Pembelajaran Pembelajaran
Berbasis Masalah Konvensional
Minat .. ..
Tinggi
Minat .. ..
Rendah
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

Pendekatan
Pengajaran Direktif Non-
Jenis Kelamin (A1) Direktif
(A2)

Laki- Laki(B1)

Perempuan(B2)

9
Hipotesis Mayor :
1) Siswa yang diajar dengan pendekatan non-direktif
memperoleh hasil belajar matematika yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pendekatan direktif.
2) Siswa laki-laki memperoleh hasil belajar
matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa perempuan .
3) Ada interaksi antara pendekatan pengajaran
dengan jenis kelamin dalam mempengaruhi hasil
belajar matematika.

10
Hipotesis Minor :
1) Siswa laki-laki yang diajar dengan pendekatan non-
direktif memperoleh hasil belajar matematika yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki yang diajar
dengan pendekatan direktif.
2) Siswa perempuan yang diajar dengan pendekatan
direktif memperoleh hasil belajar matematika yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan yang
diajar dengan pendekatan non-direktif.
3) Hasil belajar matematika siswa perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar matematika laki-laki
bila diajar dengan pendekatan direktif.
4) Hasil belajar matematika siswa laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar perempuan bila diajar
dengan pendekatan non-direktif.

11
3. Penelitian Tindakan
(Sekolah)
a) Meningkatkan Kemampuan berbicara
Bahsa Inggeris Melalui Penerapan
Pendekatan Komunikatif Siswa SMA
Negeri 3 Medan.
b) Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Menerapkan Teori Konstruktivisme
Melalui Supervisi Akademik dengan
Pendekatan Direct Instruction di SMA
Negeri 7 Bogor.X.
4. Penelitian deskriptif
• dirancang untuk mendeskripsikan secara sistematis suatu situasi
atau area yang diminati secara faktual dan akurat.
• untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang diamati pada
waktu penelitian dilakukan
• mendeskripsikan variabel dengan apa adanya dalam suatu situasi
ketika penelitian itu dilaksanakan
• tidak diberikan perlakuan (treatment)
• tidak diarahkan untuk menguji hipotesis

Contoh:
1. Apakah peranan partisipasi orangtua dalam KB berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan membiayai sekolah anak-
anaknya?
2. Bagaimanakah variasi komposisi etnis pejabat eselon dua di
berbagai departemen ?
3. Berapakah tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMU dan
SMK di Sumatera Utara?
5. Penelitian dan Pengembangan
• Educational Research and Development (R&D) is a
process used to develop and validate educational
product (Borg and Gall, 1983)
• Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang
menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan
menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan
suatu produk
• R&D berorientasi pada produk
• R&D adalah hasil analisis dan pikiran kritis
pengembangan tentang model, konsep, atau prinsip, dll
• R&D bukan sekedar menghasilkan produk

Konaspi V 14
PENELITIAN PENGEMBANGAN

• Adalah penelitian yang bertujuan untuk


menghasilkan dan mengembangkan produk
berupa prototipe, desain, materi
pembelajaran, media, alat atau strategi
pembelajaran, untuk mengatasi masalah di
kelas, dll

• Penelitian pengembangan bukan untuk


menguji teori, namun menguji dan
menyempurnakan produk
TUJUAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN
1. Menghasilkan rancangan produk digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, dilakukan melalui
uji-ahli

2. Menguji keefektifan produk sebagai fungsi validasi,


dilakukan melalui ujicoba terbatas, pada target dimana
produk akan digunakan unt pembelajaran

3. Menguji efisiensi, kemenarikan, dan kemudahan


produk, dilakukan melalui ujicoba lapangan, pada target
yg lebih luas dimana produk akan digunakan untuk
pembelajaran.
Siklus R & D Secara Umum
• Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
produk yang akan dikembangkan
• Pengembangan produk pendidikan
berdasarkan temuan penelitian itu
• Uji lapangan
• Revisi kekurangan pada tingkat uji lapangan

Konaspi V 17
• R&D dianggap mampu menjembatani kesenjangan (gap)
antara penelitian dan kenyataan di lapangan
• R&D bertujuan untuk mengembangkan dan validasi sebuah
produk pendidikan yang bisa berupa model pembelajaran,
pengorganisasian materi, bahan ajar, dan juga kurikulum
(Borg & Gall, 1983).
• Hambatan pengembangan kurikulum berdasarkan
pendekatan R&D :
– Waktu, karena uji lapangan berdasarkan siklus R&D
– Biaya yang tinggi (time-comsuming and expensive process)

Konaspi V 18
Langkah prosedural
1. Identifikasi dan penetapan masalah
2. Identifikasi dan pemecahan masalah
3. Kajian pustaka
4. Penetapan metode pengembangan
5. Pengembangan produk
6. Ujicoba produk
7. Revisi

Konaspi V 19
Ujicoba Produk
• Desain ujicoba
• Subjek ujicoba
• Jenis data
• Instrumen pengumpulan data
• Teknik analisis data

Konaspi V 20
Desain Ujicoba
• Ujicoba ahli
• Ahli isi
• Ahli media
• Ahli desain
• Ujicoba pemakai
• Perseorangan
• Kelompok kecil
• Lapangan

Konaspi V 21
Langkah-Langkah Utama Dalam Siklus R&D
(Borg & Gall, 1983)
1. Pengumpulan Informasi
2. Perencanaan
3. Mengembangkan Produk Awal
4. Ujicoba Pendahuluan
5. Revisi Produk
6. Uji Lapangan Sungguhan
7. Revisi Produk
8. Uji Lapangan Operasional
9. Revisi produk akhir
10. Diseminasi dan implementasi

Konaspi V 22
1. Pengumpulan informasi. Tahap pertama dalam siklus
ini adalah pengumpulan informasi yang dibutuhkan
dalam mengembangkan dan menghasilkan produk.
Pada tahap ini pengembang harus menggumpulkan
informasi dan data yang berasal dari penelitian yang
relevan sebelumnya dan studi kepustakaan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan desain yang akan
dihasilkan, sasaran, dan juga cara menggunakan
produk tersebut. Kemudian dalam tahap ini perlu juga
dikaji hambatan dalam pelaksanaan model, konsep,
kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi, tingkat
ketercapaian dan lain sebagainya.

Konaspi V 23
2. Perencanaan. Pada tahap perencanaan,
pengembang harus merumuskan tujuan umum
dan tujuan khusus. Tahap perencanaan juga
menentukan kriteria dan tolak ukur
(benchmark) yang digunakan dalam mencapai
efektivitas produk yang dihasilkan. Hal lain yang
juga penting dipertimbangkan dalam tahap
perencanaan adalah estimasi anggaran, sumber
daya manusia, dan waktu yang diperlukan.
Lebih lanjut, tahap perencanaan juga
diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan
dan profesionalisme tentang model.

Konaspi V 24
3. Mengembangkan produk awal. Langkah ini adalah
menentukan dan membuat produk awal model
atau konsep yang dikembangkan. Produk awal
umumnya masih bersifat cenderung harus direvisi
untuk mendapatkan produk yang baik dan relevan
dengan kebutuhan. Pengembangan produk awal
juga meliputi pengembangan bahan dan
instrumen evaluasi. Dalam tahap ini juga
ditentukan kegiatan perekaman, pemilihan dan
pelatihan guru yang akan mengaplikasikan dan
menggunakan produk dimaksud.

Konaspi V 25
4. Ujicoba pendahuluan. Ketika produk awal sudah
dikembangkan dan diformat, selanjutnya produk awal
model atau konsep tersebut diujicobakan pada tahap
awal (preliminary field test). Tujuan uji lapangan awal
ini adalah untuk mendapatkan data kualitatif awal yang
bersifat evaluatif. Uji ini juga berfungsi sebagai
feedback. Untuk memperoleh data yang lebih akurat
seyogyanya pengembang juga melakukan wawancara
dengan pelaksana di lapangan khususnya guru. Uji
pendahuluan umumnya dilakukan di beberapa sekolah
sebagai sampel yang biasanya dalam jumlah kecil
( misalnya 1-3 sekolah).

Konaspi V 26
5.Revisi produk. Setelah dilakukan uji pendahuluan
produk, maka langkah selanjutnya adalah revisi
produk berkenaan dengan model atau konsep
yang diharapkan yang berdasarkan masukan-
masukan dari uji sebelumnya. Dalam tahap ini,
revisi yang diharapkan dapat mencapai tujuan
dari model atau konsep untuk digunakan

Konaspi V 27
6. Uji lapangan sungguhan. Tujuan dari langkah ini adalah
untuk menentukan apakah kurikulum yang dirancang
mencapai tujuannya atau sejauh mana sasaran sudah
tercapai apakah sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Dalam hal ini diperlukan data kuantitatif untuk
mengukur apakah model, konsep atau kurikulum dll.
mampu meningkatkan kompetensi yang diharapkan.
Data berbentuk kuesioner dan wawancara juga menjadi
sangat bermanfaat dikumpulkan untuk merevisi produk
selanjutnya. Uji ini bisa dilakukan pada 5-15 sekolah

Konaspi V 28
7. Revisi produk. Sesudah uji lapangan sungguhan
terhadap produk, maka produk atau model
tersebut harus direvisi kembali yang sifatnya
sangat operasional. Pada hakekatnya tujuan
dari langkah ini adalah memastikan agar
produk yang dirancang benar-benar dapat
digunakan (ready for use) di sekolah. Dalam uji
lapangan sungguhan ini, rancangan penelitian
bisa berupa single-group pre-post test only
atau group posttest only dengan uji-t.

Konaspi V 29
8. Uji lapangan operasional. Langkah ini diterapkan untuk
memastikan bahwa produk, model, atau konsep yang
dibuat dapat diterapkan secara penuh dan operasional
dengan setting yang sesungguhnya tanpa kehadiran
dan keterlibatan si pengembang. Pada tahap ini produk
(kurikulum) diterapkan oleh para guru di sekolah. Uji ini
sangat bersifat operasional-praktis di lapangan. Data
yang dikumpulkan pada tahap ini juga berbentuk
kuesioner dan wawancara, serta observasi di lapangan
dari guru atau pihak terkait. Langkah ini dirancang agar
benar-benar mendekati suasana belajar yang normal
atau sesungguhnya.

Konaspi V 30
9. Sesudah itu baru dilaksanakan revisi produk
akhir. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan
produk yang lengkap dan layak (complete dan
feasible) dan siap digunakan di sekolah. Revisi
harus dilakukan secara menyeluruh dan
komprehensif agar produk (apakah model
pembelajaran, atau kurikulum) benar-benar
siap digunakan.

Konaspi V 31
10. Diseminasi dan implementasi. Pada tahap diseminasi,
pengembang model atau produk sebenarnya
mempengaruhi dan menyadarkan para pengguna bahwa
produk yang dihasilkan bermanfaat dan berguna. Juga
tahapan ini memberikan petunjuk bagaimana produk itu
(produk berupa model pembelajaran, kurikulum, dll)
digunakan dan diimplementasikan sesuai dengan
petunjuk dan aturan yang ditetapkan oleh pengembang.
Sedangkan tahapan implementasi berarti memberikan
para pengguna sejenis pelatihan bagaimana mereka
mampu menerapkannya di sekolah sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh pengembang produk tersebut
(developer).

Konaspi V 32

Anda mungkin juga menyukai