Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

”MEMPARARELKAN GENERATOR 3 FASA”

DOSEN PENGAMPU : Drs. Jongga Manullang, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 8

Nama Anggota :

1. AVONSIUS SINAGA (5193131021)

2. LELA MONIKA SIREGAR (5192131003)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mempararelkan generator 3 fasa”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Mesinmesin listrik AC.

Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari jasa berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta terlibat dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah
ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Penulis

Kelompok 8
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................

1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................

1.3 Tujuan.....................................................................................................................................

BABII.................................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................................

2.1 .pararel generator 3 fasa.....................................................................................................

2.2 persyaratan pararel generator....................................................................................

2.3.Karakteristik Generator Induksi Beban Nol......................................................................

2.4. Generator siknron Berbeban..........................................................................................

2.5.Cara Mempararel generator 3 fasa.............................................................................................

2.6.generator sinkron tanpa beban .............................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................

B. Saran ........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Energi mekanik diperoleh dari panas, air, uap dll. Dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih serta maju, menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menguasai guna menunjang
pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia. Sektor industri dengan segala kemampuan
teknologinya menjadi prioritas bangsa kita sebagai sarana dalam mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang berkesinambungan.
Sistem daya elektrikal utamanya terdiri dari sebuah generator. Jalur transmisi dan distribusi
beban . Dalam banyak kasus dibutuhkan untuk menghubungkan lebih dari satu generator ke
sistem. Beberapa keuntungan untuk memakai sistem multi generator secara paralel termasuk
untuk menambah kehandalan,meningkatkan kapasitas,fleksibel dan efisien. Sistem operasi
generator paralel dapat menambah efisiensi yang tinggi terhadap beban (Colak I,2013).
Ketika menghubungkan sebuah generator yang saling berhubungan ke dalam sistem yang
berisi banyak generator, tegangan,phasa dan frekuensi ke terminal harus disamakan satu dengan
yang lainnya. Generator akan rusak jika generator dioperasikan terpisah dari system tersebut.
Oleh karena itu perangkat sinkronisasi mempunyai peran yang penting dalam sinkronisasi
generator.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat-syarat pararel generator?
2. Bagaimana cara mempararelkan generator?
3. Bagaimana Generator Sinkron Berbeban.dan tidak berbeban?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui syarat-syarat pararel generator
2. Untuk mengetahui cara mempararelkan generator
3. Mengetahui Generator Sinkron Berbeban.dan tidak berbeban
4.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paralel Generator
Pararel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generator atau lebih dan
kemudian dioperasikan secara bersama – sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan Menghemat biaya pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.
Sinkronisasi Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus
memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi adalah
1.Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama
Mempunyai tegangan kerja yang sama pada saat diparalel atau disinkronisasi dengan
beban kosong power factor adalah 1. Dengan power factor 1 berarti tegangan antara 2 generator
menjadi sama. Pada saat generator bekerja parallel perubahan arus eksitasi (penguatan arus) akan
mengubah power factor, jika arus eksitasi diperkuat maka nilai power factor akan membesar
mendekati 1. Dan jika 2 sumber tegangan kerja berasal dari sumber yang sifatnya statis misal
dari baterai atau transformator maka tidak akan ada arus antara keduanya. Namun karena 2
sumber merupakan sumber tegangan kerja yang sama yaitu dinamis (generator) maka power
factor akan terjadi deviasi (penyimpangan). Deviasi tersebut naik dan turun secara periodik
bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang
sesekali bergeser karena power factor gerak dinamis dari penggerak generator. Hal itu bisa
dibuktikan dengan membaca secara bersamaan hasil Rpm dari misal kedua generator tersebut
dalam keadaan sinkron generator 1 mempunyai kecepatan putar 1800 Rpm dan generator lain
terdapat perbedaan selisih.
2.Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama.
Didalam dunia industri dikenal 2 buah sistem frekuensi yaitu 50 Hz dan 60 Hz. Dalam
operasionalnya sebuah genset bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah-ubah),
karena adanya faktor-faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi
yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 Hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset-
genset pabrik over (melebihi) frekuensi dibatasi sampai 55 Hz sebagai over speed. Pada saat
hendak parallel, dua buah genset tertentu tidak mempunyai frekuensi yang sama. Jika
mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan bisa diparallel karena sudut
phasanya belum ―match―(belum sama), dan salah satu harus sedikit atau dilebihi sedikit untuk
mendapatkan sudut phasa yang tepat. Setelah dapat disinkronkan dan berhasil sinkron, baru
kedua genset tersebut mempunyai frekuensi yang sama.
3.Tegangan antar generator harus sefasa.
Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan kalau kedua phase genset mempunyai
sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan
mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari
parameternya mempunyai frekuensi yang sama, namun jika dilihat menggunakan
synchronoscope pasti bergerak labil (tidak teratur) ke kiri dan ke kanan, dengan kecepatan sudut
radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik.
Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah
close.
Dengan persyaratan diatas berlaku apabila,
1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel.
2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.
3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.
B. Persyaratan Paralel Generator.
1. Nilai sesaat Ggl kedua generator sinkron harus sama besarnya dan arah vektornya
bertentangan atau searah. Sama halnya apabila satu generator sinkron diparalel dengan
jala-jala (grid connection).
2. Frekuensi kedua generator atau generator dengan jala-jala harus sama.
3. Phasa kedua generator sinkron sama dan vektornya berlawanan atau bertentangan,
demikian juga untuk generator sinkron yang diparalel dengan jala-jala.
4. Urutan phasa kedua generator sinkron atau antara generator sinkron dengan jala-jala
harus sama.
C. Misalkan suatu generator G akan diparalel dengan jala-jala (grid connection).
Pertama generator G diputar oleh pengerak mula mendekati putaran sinkron, lalu
penguata If diatur sampai tegangan terminal generator sama dengan tegangan jala-jala.
D. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan generator dan jala-jala
digunakan alat pendeteksi seperti yang diperlihatkan pada gambar 4-1, merupakan lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan paralel tersebut dapat dilihat
dari lampu tersebut. Jika hubungan paralel itu benar atau urutan fasanya sama, maka
lampu L1, L2 dan L3 akan nyala padam, sehingga apabila ketiga lampu tidak berkedip
berarti frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah sama.

Untuk mengetahui bahwa fasa kedua tegangan generator dan jala-jala sama, dapat dilihat
dari lampu L1, L2 dan L3 yang diperlihatkan pada gambar 4-2, L1 akan padam dan L2, L3
menyala sama terang. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula sedangkan nilai
tegangannya diatur oleh penguat medan. Jika rangkaian untuk kerja paralel tersebut salah atau
urutan fasa tidak sama, lampu L1, L2 dan L3 akan nyala-padam bergantian dengan frekuensi.

C.Generator Sinkron Berbeban.

Jika generator sinkron belum berbeban maka ggl E yang dibangkitkan pada kumparan
jangkar yang ada di stator sama dengan tegangan terminalnya V.
Waktu generator berbeban maka ggl E tersebut tidak sama dengan tegangan V terminalnya,
tegangan V pada terminal akan bervariasi karena :

1. Jatuh tegangan (voltage drop) karena resistansi jangkar Ra sebesar I Ra.


2. Jatuh tegangan karena reaktansi bocor XL dari jangkar sebesar I XL.
3. Jatuh tegangan karena reaksi jangkar sebesar I Xa.

D.Cara Memparalel Generator Tiga Fasa

 Atur shunt reostat sehingga Im = 0,2 A dan atur kecepatan penggerak mula hingga
frekuensi generator fG = 50 Hz.
 Hubungkan saklar power pack (3 x 220 V), amati apakah urutan fasa sudah sesuai, yang
ditandai dengan lampu sinkronisasi menyala secara bergantian.
 Bila urutan fasa salah, putuskan hubungan ke sumber tegangan power pack dan tukar
polaritas fasanya pada power pack.
 Bila urutan fasa telah sesuai, naikkan tegangan generator UG sehingga sama dengan
tegangan line UL dan atur frekuensinya hingga frekuensi generator fG sama dengan
frekuensi line fL, perhatikan arah cahaya putar dari lampu sinkronisasi
 Perhatikan pada saat sinkronisasi tercapai UL = UG dan lampu L1 dengan lampu L2
menyala sama terang serta lampu L3 padam dan Voltmeter V menunjukkan nol.
 Setelah kondisi seperti langkah 8 terpenuhi, hubungkan saklar sinkronisasi dengan
persetujuan instruktor.
Reaksi jangkar disebabkan oleh arus beban I yang mengalir pada kumparan jangkar, arus
tersebut akan menimbulkan medan yang melawan medan utama sehingga seolah-olah jangkar
mempunyai reaktansi sebesar Xa.

Reaktansi bocor XL dan reaktansi karena reaksi jangkar Xa akan menimbulkan reaktansi
sinkron sebesar XS yang mengikuti persamaan sebagai berikut :

Teangan pada waktu generator berbeban akan mengikuti persamaan sebagai berikut :

Dimana : E = ggl jangkar.

V = Tegangan terminal.

I = Arus Beban.

Ra = Reaktansi jangkar

XS = XL + Xa = Reaktansi Sinkron.

E.Generator Sinkron Tanpa Beban.

Dengan memutarkan generator pada kecepatan sinkron dan rotor dialiri arus medan If
maka tegangan E0 akan terinduksi pada kumparan jangkar stator, dapat dituliskan persamaan
sebagai berikut :
Dimana : c = konstanta mesin.

n= putaran sinkron.

Φ= fluksi yang dihasilkan oleh If .

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak
terdapat reaksi jangkar. Fluksi hanya dihasilkan oleh arus medan If. Apabila arus medan If
diubah-ubah nilainya akan diperoleh nilai E0 seperti yang diperlihatkan pada kurva gambar

F.generator penguat (arus bolak-balik tiga phasa)

generator penguat (arus bolak-balik tiga phasa) yang dirubah menjadi tegangan searah
dengan penyearah tiga phasa yang juga dipasang pada rotor. Tegangan searah DC dihubungkan
ke rangkaian medan magnit utama. Arus medan magnet generator utama dapat dikontrol oleh
arus medan magnit generator penguat, yang berada pada stator seperti yang ditunjukan pada
gambar

Menentukan Impedansi Dan Reaktansi Sinkron Jika tidak terjadi saturasi, impedansi
sinkron (Zs) akan bernilai tetap. Secara aktual Zs bervariasi saat terjadi saturasi. Untuk
menghitung regulasi tegangan, hanya satu nilai Zs yang digunakan didalam perhitungan. Nilai
impedansi sinkron (Zs) dan reaktansi sinkron (Xs) per fasa dapat dihitung.

Zc = f Z2c – r2a Dimana :

Ebn = Tegangan induksi beban nol saat terjadi saturasi pada arus medan tertentu (
volt) Isc = Arus hubung singkat pada arus medan yang sama saaat saturasi (ampere)

Zs = Impedansi sinkron (ohm)

Xs = Reaktansi sinkron (ohm) Ra = Tahanan jangkar (ohm)


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita pernah
menjumpai Generator tiga fasa,terutama di lingkup pembangkitan. Generator adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sebagaimana pada mesin
arus searah dan mesin asinkron (tak serempak) maka mesin sinkron (serempak) dibagi menjadi
dua jenis :

1. Generator sinkron (generator serempak/generator arus bolak-balik/alternator yang banyak


digunakan pada pembangkit tenaga listrik).
2. Motor Sinkron (motor serempak) dapat digunakan untuk menggerakan mesin-mesin
produksi di Industri yang menghendaki putaran tetap.
Kontruksi dari mesin sinkron baik sebagai generator maupun sebagai motor adalah sama,
perbedaannya hanya pada prinsip kerjanya. Sebagaimana pada generator arus searah, belitan
(kumparan) jangkar ditempatkan pada rotor sedangkan belitan medan ditempatkan pada stator,
demikian pula untuk generator sinkron untuk kapasitas kecil.

Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan
kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan medan
ditempatkan pada rotor dengan alasan :

1. Belitan jangkar lebih kompleks dari belitan medan sehingga lebih terjamin jika
ditempatkan pada struktur yang diam.
2. Lebih mudah mengisolasi dan melindungi belitan jangkar terhadap tegangan yang tinggi.
3. Pendinginan belitan jangkar mudah karena inti stator yang terbuat cukup besar sehingga
dapat didinginkan dengan udara paksa.
4. Belitan medan mempunyai tegangan rendah sehingga efisien bila digunakan pada
kecepatan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

http://dinnim.blogspot.com/2013/02/generator-ac.html
http://akhdanazizan.com/generator-listrik
http://tsani-oke.blogspot.com/2011/09/prinsip-kerja-generator-arus-bolak.html 4.
http://coilku.com/tipe-generator-pembangkit-tegangan-generator-ac/ 5.
http://kanagaartikeldanmakalah.blogspot.com/2011/02/generator-ac.html 6.
http://jumadi04.blogspot.com/2010/06/generator-ac.html 7.
http://jonioke.blogspot.com/2010/03/generator-arus-bolak-balik.html 8.
http://generatoracdc.blogspot.com/ 9.
http://oktanggrainitu.blogspot.com/2013/02/generator-ac-dc.html

Anda mungkin juga menyukai