Anda di halaman 1dari 11

MAKALA PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

RELAY ARUS LEBIH

TUGAS MAKALA KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA :

1. ALVI SYAHRIN : 5191131008


2. MUHAMMAD ROYCHANI MUSHOFFA : 5191131007
3. RAJAB NASUTIN : 5192131007
4. LELA MONIKA SIREGAR : 5192131003

DOSEN PENGAMPU : DADANG MULYANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Proteksi Sistem
Tenaga Listrik .

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

MEDAN,SEPTEMBER 2021

KELOMPOK 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................................4

C. Tujuan Makalah...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A. Dasar Teori.....................................................................................................................................5
B. 1. Pengertian relay arus lebih ........................................................................................................6
2. Karakteristik relay arus lebih.....................................................................................................7
3. Sambungan pada relay arus lebih...............................................................................................8
4. Relay arus lebih berarah……………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP............................................................................................................................10

a. Kesimpulan .....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Relay arus lebih sebagai ystem proteksi yang digunakan pada penyulang-penyulang bekerja berdasarkan
perbandingan nilai yang masuk kedalam relay dan nilai setting yang sudah perhitungkan. Nilai arus yang
masuk kedalam relay adalah arus yang sudah diturunkan menggunakan current transformer (CT) sampai
kepada nilai arus yang dapat dihitung oleh relay. Nilai arus hasil dari current transformer akan
dibandingkan oleh relay, jika nilai arus gangguan melebihi nilai setting pada relay maka, relay akan
memerintahkan circuit breaker (CB) untuk bekerja agar gangguan yang terjadi yst segera dihentikan.
Namun, jika relay tidak dapat menghentikan gangguan maka, relay lain (relay backup) pada penyulang
terdekat harus segera bekerja untuk menghentikan gangguan.

Sebelum menggunakan relay arus lebih pada penyulang, terlebih dahulu harus dilakukan perhitungan
setting relay arus lebih yang terkoordinasi. Untuk memudahkan perhitungan, pada penelitian ini
menggunakan metode pemrograman linier untuk mendapatkan nilai waktu kerja relay yang seminimal
mungkin dan terkoordinasi. Metode pemrograman linier berfungsi untuk menyelesaikan suatu
permasalahan optimasi yang dibentuk kedalam model matematik linier agar mempermudah dalam
melakukan perhitungan.

1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :

a) Pengertian dari relay arus lebih


b) Karakteristik relay arus lebih
c) Sambungan pada relay arus lebih

C .TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

a) Mengetahui pengertian relay arus lebih


b) Mengetahui karakteristik arus lebih
c) Sambungan yang ada pada relay arus lebih
BAB II

PEMBAHASAN

2. PENGERTIAN RELAY ARUS LEBIH

Relai arus lebih atau yang lebih dikenal dengan OCR (Over Current Relay) merupakan peralatan yang
memberitahukan adanya arus lebih baik yang disebabkan oleh adanya gangguan hubungan singkat atau
overload yang dapat merusak peralatan system tenaga yang berada dalam wilayah proteksinya.relay arus
lebih ini relay yang bekerja terhadap arus lebih.ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai
settinganya (1 set).

Pada system tenaga listrik Relai Arus Lebih pada umumnya digunakan sebagai :

 Pengaman utama Jaringan Tegangan Menengah (Distribusi).


 Pengaman utama untuk trafo tenaga kapasitas kecil.
 Pengaman cadangan untuk trafo tenaga kapasitas besar.
 Pengaman untuk generator dengan kapasitas kecil ( < 5 MW ).
 Pengaman utama untuk motor.

OCR bekerja berdasarkan kenaikan arus yang terdeteksi oleh relai. Jika rele dilewati arus yang melebihi
nilai pengamanan tertentu (arus setting/ setelan waktu tertentu), maka rele akan bekerja.

Prinsip kerja relay arus lebih adalah berdasarkan adanya arus lebih yang dirasakan relay baik disebabkan
adanya gangguan hubung singkat atau overload (beban lebih) untuk kemudian memberikan perintah trip
ke pemutus tenaga sesuai dengan karkteristik waktunya.pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat
yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus,harga atau besaran
yang boleh melewatinya disebut dengan setting.

Ada dua jenis setting pada relay arus lebih :

3. SETTING PADA RELAY ARUS LEBIH(


Arus setting arus lebih (Over Current Relay) Penyetelan relai arus lebih pada sisi primer dan sisi
primer dan sisi sekunder transformator tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator
tenaga.arus setting untuk relai arus lebih baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder transformator
tenaga.

B. SETTING WAKTU
Hasil perhitungan arus gangguan hubung
singkat, selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai setelan waktu (TMS). Rumus untuk
menentukan nilai setelan waktu bermacam-macam sesuai dengan desain pabrik pembuat relai.
Dalam hal ini diambil rumus TMS dengan relai merk MC 30.
Relay arus yang paling banyak digunakan biasanya menggabungkan keduanya,untuk sesaat dan unit
arus lebih waktu.respon sesaat disediakan oleh unit armatur bergerak.gunanya untuk
mengoperasikan pada arus yang sangat besar.respon waktu invers disediakan oleh unit piringan
induksi dan di set untuk beroperasi pada gangguan yang lebih rendah.

4. MACAM-MACAM KARAKTERISTIK RELAY ARUS LEBIH

Karakteristik OCR memberikan hubungan antara arus input dengan waktu kerja relai.
Berdasarkan karakteristiknya, relai arus lebih diklasifikasikan sbb

a. Relay waktu seketika(instantaneous relay)


Beroperasi pada tanpa waktu yang disengaja(itntentional).Relay ini digunakan untuk
gangguan yang dekat ke sumber ketika arus gangguan sangat tinggi.yang bekerja
seketika(tanpa waktu tunda)ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya relay
akan bekerja dalam waktu beberapa nilai (10-20 ms).kontruksi relay sesaat biasanya
berupa armature bergerak,plunger(pengisap) atau piringan induksi.dapat kita liat pada
gambar dibawah ini!

Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi pada unumnya dikombinasikan dengan relay arus
lebih dengan karakteristik yang lain.

b. Relay arus lebih dengan tunda waktu(definite time relay)


Relay ini akan memberikan perintah pada pmt pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya(Is)dan jangka waktu tertentu tidak
bergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.berikut adalah gambar dari relay
dengan tunda waktu.
Selanjutnya relai arus lebih dengan tunda waktu dibedakan menjadi :
1. Relai arus lebih tunda waktu definite
2. Relai arus lebih tunda waktu invers

Relai Arus Lebih Seketika (disebut juga instant atau moment) mempunyai waktu kerja (mulai kerja
sampai selesainya kerja) sangat cepat / waktunya pendek (20– 100 milli detik), sedangkan untuk
Relai Arus Lebih dengan tunda waktu (time delayed), jangka waktu relai mulai pick-up sampai
selesai kerja diperpanjang dengan nilai waktu tertentu.

 Relai Arus Lebih Definite Jangka waktu relai mulai pick-up sampai selesai kerja
diperpanjang dengan nilai waktu tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus inputnya .
 Relay arus lebih tunda waktu invers Jangka waktu relai mulai pick-up sampai selesai kerja
relai diperpanjang dengan nilai waktu yang tergantung dari besarnya arus inputnya.
Semakin besar arus yang lewat rele, maka semakin cepat rele bekerja,dan sebaliknya.
Karakteristik OCR Inverse ada 4 macam:
1. Normal Inverse
2. Very Inverse
3. Extremelly Inverse
4. Long Time Inverse

Kombinasi invers
Jangka waktu kerja relai merupakan kombinasi dari Inverse dan definite. Rele mulai pick-up sampai
selesai diperpanjang dengan nilai waktu tertentu dan tergantung dari besarnya arus yang
menggerakkannya, dan pada nilai arus tertentu rele harus kerja dengan definite time.

5. SAMBUNGAN RELAY ARUS LEBIH

Pada penyulang TM, relai arus lebih untuk pengaman gangguan antar fasa pada umumnya dipasang pada
fasa R dan T (gambar 2-13), namun yst juga dipasang pada ketiga fasa (R,S dan T). Untuk pengaman
gangguan fase-tanah dipasang satu relai setiap penyulang yaitu pada titik bintang CT dan biasa disebut
sebagai Ground Fault Relay (GFR).
6. Relai Arus Lebih Berarah (Directional Over Current Relay)

Adalah relai arus lebih yang bekerja hanya bila terjadi gangguan pada lokasi / arah didepannya. Relai ini
mempunyai dua elemen :

 Elemen arah (directional element , directional unit), berfungsi untuk menentukan arah kerja relai .
 Elemen kerja ( operation element over current unit ) berfungsi untuk mendeteksi besaran arus
gangguan .

Dalam menentukan arah relai ini bekerjanya menggunakan dua besaran listrik ,yaitu tegangan sebagai
referensi dan arus sebagai besaran kerja (sudut fasanya tergantung pada lokasi gangguan ). Relai arus
lebih berarah digunakan untuk pengaman gangguan tanah pada ystem distribusi dengan pentanahan
tahanan tinggi (pola I).

7. Pengaman pada relay arus lebih

Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain :

 Pengamanan hubung singkat fasa.relay mendeteksi arus fasa.oleh karena itu,disebut pula”relay
fasa”.karena pada relay dialiri oleh arus fasa,maka seekelilingnya (Is)=1,2 x In (In=arus nominal
peralatan terlemah.
 Pengamanan hubung tanah,arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dai arus
beban,ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua,
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa sistemproteksi diharuskan untuk
mengidentifikasi, memisahkan bagian instalasi yangterganggu dari bagian lain yang masih normal
sekaligus mengamankan instalasidari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, seperti memberikan
informasi /tanda bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan
membukanya PMT. Gangguan tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bila
dibiarkan berlarut-larut dikarenakan arus yang mengalir sangat besar sehingga meningkatkan suhu dan
dapat mengakibatkan motor induksi 3 phasa terbakar.Untuk mengatasi gangguan, maka diperlukan
suatu sistem yang dapat mengamankan dari hubung singkat dan beban lebih.

penggunaan relay arus lebih atau over curret relay mempunyai peran yang sangat penting dalam
memproteksi system tenaga listrik.persyaratan yang harus dipenuhi adalah penyetelan waktu minimum
dari relay tidak lebih dari 0,3 detik.pertimbangan ini diambil agar relay tidak sampai trip lagi dari
transformator distribusi yang memang sudah tersambung dijaringan distribusi sewaktu PMT penyulang
tersebut di operasikan.

Dan sebagaimana pada relay arus lebih Cara penyetelan pada sisi primer dan sisi sekunder transformator
tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga. Untuk mendapatkan nilai
setelan sekunder yang dapat disetkan pada Rele Arus Lebih, maka harus dihitung dengan menggunakan
ratio trafo (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi sekunder transformator tenga.
DAFTAR PUSTAKA

[1]Pandjaitan,bonar. 2012.Praktik-praktik proteksi system tenaga listrik.


 Yogyakarta : Andi Offset
[2]Perhitungan setting dan koordinasi proteksi system distribusi. 2014.PUSDIKLAT PT. PLN (Persero)
[3]
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/proteksi-penyulang-kordinasi-relay-arus.html

1. Komari : Proteksi Sistem Tenaga Listrik

2. IBA Arsana : Modul Pelatihan Proteksi

3. Jemjem Kurnaen & Syofvi Felienty : Pola Sistem Proteksi Jawa Bali.

4. Weshtinghouse : Applied Protective Relaying

5. Wahyudi : Proteksi Distribusi

Anda mungkin juga menyukai