TEKNIK MANUFAKTUR II
LAS SMAW
Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok :6
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR II
LAS SMAW
Keterangan : Keterangan :
Mengetahui:
Asisten
Laboratorium
KATA PENGANTAR
ii
Segala puji bagi Allah Swt. kita panjatkan karena atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya Laporan Praktikum Teknik Manufaktur Modul Las SMAW ini dapat
saya susun dengan lancar dan selesai tepat psda wakunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktikum Teknik Manufaktur 2. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang las SMAW bagi
penulis serta para pembaca.
Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempuerna. Oleh sebab itu, saya secara terbuka menerima semua kritik serta saran
yang membangun supaya laporan ini dapat disusun dengan lebih baik lagi.
Semoga tulisan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ABSTRAK
iii
Seiring kemajuan dunia industri yang pesat sampai saat ini, kebutuhan
welder berkualifikasi akan terus meningkat dan tidak akan habis. Pengelasan
SMAW (Shield Metal Arc Welding) adalah proses menyambung dua atau lebih
bagian komponen berbahan logam menggunakan panas yang berasal dari listrik
hingga mencair dan menjadikannya satu unit utuh sama lain yang memiliki fungsi.
Pelaksanaan praktikum las yatu Sesudah menyiapkan diri maka busur listrik
dinyalakan dan memulai pengelasan Pengelasan dilakukan dengan hati-hati sesuai
dengan prosedur dan arahan yang diberikan oleh asisten. Setelah pengelasan
selesai, las dapat dimatikan dan benda kerja dibiarkan hingga dingin. Hasil yang
diperoleh yaitu ekuatan tarik maksimum dari benda kerja 1 praktikum besarnya
0,244976 N dan besarnya panjang aman pengelasan benda kerja 2 praktikum yaitu
12,507 mm
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ii
KATA PENGANTAR .....................................................................iii
ABSTRAK .......................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ...............................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................2
BAB II TEORI DASAR .................................................................3
2.1 Pengertian Las SMAW .......................................................................3
2.2 Prinsip Kerja Las SMAW ...................................................................3
2.3 Bagian-Bagian MEsin Las SMAW ....................................................4
2.4 Jenis-Jenis Posisi dalam Pengelasan ..................................................5
2.5 Kampuh Las .......................................................................................6
2.5.1 Jenis-Jenis Kampuh Las............................................................6
2.5.2 Keuntungan Tiap Jenis Kampuh ..............................................6
2.6 Pengertian Direct Current Straight Polarity ......................................7
2.7 Pengertian Direct Current Reverse Polarity ......................................9
2.8 Pengertian Elektroda...........................................................................10
2.8.1 Klasifikasi Elektroda.................................................................6
2.8.2 Arti Kode Elektroda .................................................................6
2.9 Siklus Thermal ...................................................................................11
2.10 Pengertian Cacat Las ........................................................................13
2.10.1 Jenis-Jenis Cacat Las .............................................................6
2.11 Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pengelasan .....................13
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................14
3.1 Diagram Alir .......................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................15
3.3 Prosedur Praktikum ............................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................17
4.1 Gambar Benda Kerja (CAD) ..............................................................17
4.2 Perhitungan .........................................................................................17
4.3 Proses Penyambungan ........................................................................17
4.4 Analisa Benda Kerja ...........................................................................18
BAB V PENUTUP .......................................................................................19
5.1 Kesimpulan .........................................................................................19
5.2 Saran ...................................................................................................19
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum las SMAW ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan pengelasan SMAW?
2. Apa saja jenis elektroda yang digunakan dalam las SMAW?
3. Bagaimana cara membaca kode pada elektroda las SMAW?
4. Apa yang dimaksud dengan kampuh?
5. Apa yang dimaksud dengan posisi pengelasan?
6. Bagaimana teknik pengelasan logam?
7. Bagaimana cara menghitung kekuatan tarik maksimum dan panjang aman
dalam pengelasan SMAW?
2
BAB II
TEORI DASAR
3
dari sumber listrik terpasang ke bekerja, selebihnya melekat pada pemegang
elektroda.
Prinsip dari las SMAW adalah menggunakan panas dari busur api
listrik untuk mencairkan logam dasar dan ujung sebuah elektroda
consumbale berssfluks dengan tegangan listrik yang dipakai 25-40 V, dan
untuk pencairan digunakan arus listrik yang umum digunakan berkisar antara
80–200 A. Selama dalam proses SMAW, leburan logam yang bertemperatur
tinggi ini sangat rawan mengalmai reaksi kimiawi yaitu mudah terjadi
oksidasi, hal ini perlu dicegah karena oksidasi metal merupakan senyawa
yang tidak mempunyai kekuatan mekanis. Adapun untuk menghindari
terciptanya pengotor oksida tersebut maka bahan penambah las dilindungi
dengan selapis zat pelindung yang disebut flux atau slag yang ikut mencair
ketika pengelasan. Tetapi karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan metal
yang dicairkan, cairan flux akan mengapung di atas cairan metal, sekaligus
mengisolasi metal tersebut sehingga tidak beroksidasi dengan udara luar.
4
a) Power Source
Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin
las DC, mesin las AC biasanya berupa trafo las yang berfungsi
mengatur keluaran tegangan, sedangkam mesin las DC dilengkapi
dengan rectifier (perubah arus bolak balik menjadi arus searah)
biasanya menggunakan pembangkit tenaga baik mesin diesel, motor
bensin dan motor listrik. Saat ini banyak digunakan mesin las DC
karena DC mempunyai beberapa kelebihan dari pada mesin las AC
yaitu busur stabil dan polaritas dapat diatur.
b) Penjepit atau Klem
Penjepit atau holder dibedakan menjadi dua yaitu penjepit massa
dan penjepit elektroda. Penjepit massa digunakan untuk
menghubungan kabel dari mesin las dengan benda kerja biasanya
klem masa mempunyai per untuk penjepitnya. Klem ini sangat
penting karena apabila klem longgar arus yang dihasilkan tidak
stabil sehingga pengelasan tidak dapat berjalan dengan baik.
Penjepit elektroda berfungsi untuk memegang stik elektroda supaya
selama proses pengelasan, seorang welder aman dari panas yang
timbul.
c) Kabel Penghubung
Kabel penghubung pula dibedakan menjadi dua, yaitu kabel massa
(ground cable) dan kabel elektroda. Kabel massa menghubungkan
sumber listrik dari mesin las ke klem massa, sedangkan kabel
elektroda menghubungkan penjepit elektroda kembali ke mesin las.
Kabel ini haruslah fleksibel untuk memudahkan proses pengelasan
dan harus tebal sebab suhu panas pengelasan bisa saja merusak
isolasi panas kabel dan berpotensi membahayakan keselamatan
d) Elektroda
Sebagian besar elektroda las SMAW dilapisi fluks yang berfungsi
sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari
kontaminasi udara sekelilingnya. Fluks ini juga berguna juga untuk
5
membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari
udara sekelilingnya
6
(Sumber: D. H. Phillips, 2016, Welding Engineering: an Introduction)
Posisi pengelasan sambungan pada pipa yaitu:
1 G (Posisi pengelasan datar, pipa berputar pad asumbu horizintal).
2G (Posisi pengelasan horizontal).
5G (Posisi pengelasan datar, pipa diam).
6G (Posisi pengelasan miring)
7
Gambar 2.4 Kampuh V Tunggal dan Ganda
Kampuh V tunggal adalah jenis kampuh yang paling banyak dipakai
pada pengelasan SMAW. KAmpuh V ganda memiliki dua buah area
lasan berbentuk v sehingga kadang disebut sebagai kampuh X.
Kampuh jenis ini termasuk yang memerlukan banyak persiapan pada
pembuatannya.
8
Gambar 2.7 Kampuh overlap
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau
seam. Karena materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga sering
digunakan untuk aplikasi pada bagian body kereta dan cenderung
untuk plat plat tipis. Kampuh ini sangat sederhana dan mudah, kampuh
ini diperlukan untuk menahan tekanan berat, maka pengelasan harus
dikerjakan pada kedua sisi permukaan.
9
2.6 Pengertian Direct Current Straight Polarity
Tenaga listrik yang dialirkan ke mesin las digunakan untuk
memanaskan ujung elektroda sampai dapat melelehkan kawat inti dan benda
induknya. Rangkaian listrik ini dibuat dengan menghubungkan benda kerja
dan elektroda ke kutub positif dan negatif ke penyedia tenaga mesin las.
Untuk arus searah atau arus DC terdapat dua jenis polaritas, yang pertama
adlaah Direct Current Straight Polarity. Polaritas DCSP atau disebut dengan
nama lain yaitu Direct Current Electrode Negative merupakan polaritas arus
searah yang rangkaiannya yaitu kabel massa dihubungkan ke kutub positif,
kabel elektroda dihubungkan ke kutub negatif. Karakteristik dari pengelasan
dengan polaritas ini adalah penetrasi yang lebih mudah karena duapertiga
panas yang dihasilkan terletak di benda kerja. Polaritas ini dapat dipakai untuk
tahapan pengelasan akar.
10
Gambar 2.8 Elektroda Las SMAW
11
pengelasan baja karbon secara umum, paling sering dijumpai dan
digunakan di UK.
Besi Oksida
Elektroda iron-oxide memiliki lapisan dengan kandungan iron-oxide
dan silikat (silikat terkadang ditambah dengan manganese oxide).
Pengelasan yang dihasilkan tergolong lunak dan berkekuatan rendah.
Menurut AWS, elektroda iron-oxide diklasifikasikan dengan kode
E6020. Komposisinya yakni iron-oxide, iron carbonate, dan
manganese dengan mineral silikat beserta ferro-manganese. Manik-
manik yang dihasilkan dengan menggunakan iron-oxide terlihat lebih
baik. Akan tetapi aplikasi elektroda dengan pelindung iron-oxide
sangat terbatas.
Basa
Elektroda basa memiliki lapisan dengan kandungan calcium
carbonate dan calcium fluoride sebagai pengikat dan deoxidant.
Pengelasan menggunakan elektroda ini menghasilkan slag basa yang
agak cair. Slag yang telah beku menjadi keras dan nampak seperti
kaca berwarna coklat. Pembentukan gas pelindung pada elektroda
jenis ini tergolong lambat. Oleh karena itu anda harus menjaga jarak
busur agar selalu pendek
12
Exx1x, satu digit ketiga (angka 1) adalah posisi pengelasan. angka 1
menunjukkan untuk semua posisi, kode angka 2 menunjukkan untuk
posisi flat dan horizontal, kode angka 3 berarti hanya untuk posisi flat.
Exxx0 = digit keempat (angka 0) adalah material penyusun fluks.
13
pengelasan terjadi suatu siklus termal las yaitu proses pemanasan dan
pendinginan yang terjadi pada daerah lasan atau dapat dikatakan proses
perubahan panas yang bersifat lokal, tidak seperti proses perubahan panas
pada umumnya.
14
Gambar 2.11 WUndercut
(Sumber: teknikmesinmanufaktur.blogspot.com)
Cacat ini sering sekali dialami di semua proses las listrik. Cacat
undercut terlihat dengan filler logam yang tidak mengisi dengan
sempurna dan pinggiran kampuh las sperti tergerus.
Penyebab terjadinya cacat undercut adalah:
Arus listrik terlalu besar
Laju pengelasan terlalu cepat
Posisi elektroda selama pengelasan salah
Ayunan elektroda tidak teratur
Solusi untuk menghindari terjadinya undercut adalah:
Mengatur arus dengan tepat
Mengatur laju pengelasan agar tidak terburu-buru
Mempertahankan panjang busur sestabil mungkin
Merapikan ayunan elektroda
b) Porositas
15
Penyebab terjadinya cacat porositas adalah:
Nyala busur terlalu panjang
Arus terlalu kecil
Benda kerja tidak bersih dan kering
Laju pengelasan terlalu cepat
Terbentuk gas hidrogen akibat suhu tinggi dari las
Solusi untuk mencegah porositas adalah:
Memperpendek nyala busur
Menyetel arus sesuai dengan rekomendasi
Membersihkan dan melakukan pemanasan awal pada benda
kerja
Menggunakan elektroda low hydrogen.
c) Slag Inclusion
Inklusi terak adalah cacar yang timbul pada setiap pengelasan yang
menghasilkan terak pada prosesnya, sperti SMAW dan FCAW. Terak
yang seharusnya mengapung di atas cairan logam ikut tekandung
dalam logam las. Jika terak ini menempel pada permukaan maka masih
bisa diperbaiki, namun jika berada di dalam maka cacat ini tidak bisa
ditolerir.
Penyebab cacat slag inclusion adalah:
Pembersihan slag yang kurang maksimal
Arus terlalu kecil
16
Sudut pengelasan yang tidak benar
Busur las terlalu jauh
Solusi untuk menghindari slag inclusion adalah:
Memastikan lasan bersih dari slag sebelum mengelas lagi
Menyesuaikan arus las sesuai rekomendasi
Menyesuaikan sudut pengelasan
Menjaga jarak busur las.
d) Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan
maka tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak
dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual. Percikan
las/logam panas yang menempel pada base material ini jika terlalu
banyak maka daerah bekas spatter akan mengalami crack.
17
2.11 Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pengelasan
Pemahaman tentang K3 dalam bidang manufaktur adalah hal yang
sangat dibutuhkan di lapangan. Pada dasarnya, setiap pekerjaan selalu
menimbulkan potensi bahaya atau hazards. Oleh karena itu, setiap sedang
melakukan pekerjaan las maka diwajibkan untuk mengenakan alat pelindung
diri. Baik itu untuk las SMAW, GMAW, GTAW, SAW atau las gas seperti
OAW, menggunakan APD las adalah protokol yang harus dipatuhi. Jika kita
memakai alat keselamatan sesuai standar maka jika ada kecelakaan kerja
dapat diminimalisir. Alat yang berfungsi sebagai pelindung diri selama
proses pengelasan SMAW adalah sebagai berikut.
A. Wearpack atau Apron
18
Sarung tangan las dibuat khusus untuk pekerjaan pengelasan yang
mampu melindungi kedua tangan welder dari percikan dan panas
dari las.
C. Sepatu Safety
Alat yang berfungsi melindungi kepala dan wajah dari percikan dan
panas las. Selain itu, lapisan kaca pada helm dan topeng ini
melindungi mata dari sinar las ketika sedang bekerja.
E. Masker Las
19
Gambar 2.19 Masker
(Sumber: kawatlas.jayamanunggal.com)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mempelajari Modul
Praktikum dan Materi
Literatur
20
Arus Pengelasan Diatur Sesuai dengan Hasil Perhitungan
Besar Arus Dihitung Mengacu pada Data yang Diketahui
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
21
2. Siapkan peralatan pengelasan (mesin las, sarung tangan, benda kerja,
kacamata, wearpack, dll.)
3. Hitung besar arus yang ingin dipakai dengan variable yang diketahui
4. Nyalakan mesin las SMAW dan jepit elektroda pada ujung stang las
untuk kutub negative.
5. Letakkan benda kerja pada meja dan jepit ujungnya dengan kabel
massa alas untuk kutub positif.
6. Atur arus pengelasan sesuai hasil perhitungan
7. Lakukan pengelasan dengan alur dan posisi tertentu
8. Membersihkan dan merapihkan kembali peralatan pengelasan setelah
digunakan
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
4.2 Perhitungan
Pada praktikum kali ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu mencari
besarnya kekuatan tarik maksimal dan panjang aman pengelasan. Benda kerja
dengan pengelasan double fillet lap joint akan dihitung berapa kekuatan tarik
maskimal yang dapat diterima. Berikutnya benda kerja dengan single V-butt
joint akan dihitung berapa panjang aman pengelasannya. Perhitungannya akan
dijabarkan seperti berikut.
24
Penyambungan masing-masing benda kerja praktikum kali ini dengan
proses pengelasan harus diawali dengan memahami Form Work Instruction
terlebih dahulu untuk mengetahui produk lasan yang akan dibuat. Setelah
segala peralatan dan bahan praktikum disiapkan berikutnya yaitu
mengenakan segala peralatan pelindung diri sebagai langkah keselamatan dan
keamanan kerja selama proses pengelasan. Berbagai potensi bahaya harus
diidentifikasi setiap sebelum melaksanakan pekerjaan apapun dan dipikirkan
cara pencegahannya. Sesudah menyiapkan diri maka busur listrik dinyalakan
dan memulai pengelasan Pengelasan dilakukan dengan hati-hati sesuai
dengan prosedur dan arahan yang diberikan oleh asisten. Setelah pengelasan
selesai, las dapat dimatikan dan benda kerja dibiarkan hingga dingin.
Peralatan yang digunakan untuk praktikum dirapihkan kembali ke tempat
semula. Ketika benda kerja sudah membeku, terak yang ada pada lasan
diketuk menggunakan palu agar rontok dan bersihkan lasan benda kerja agar
tampak rapi tidak berantakan.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum las SMAW kali ini dapat disimpulkan:
1. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) sebagai proses
pengelasan listrik dengan elektroda consumables mempunyai aplikasi luas
di dalam dunia industri dan mempunyai keunggulan yaitu dapat
diandalkan untuk mengelas berbagai tipe sambungan, posisi, serta lokasi
yang sulit dikerjakan.
2. Benda kerja dan diameter dari elektroda yang digunakan berpengaruh
terhadap menentukan besarnya arus pengelasan.
3. Kampuh las yang digunakan untuk mengisi logam cair pada pengelasan
memiliki berbagai jenis serta keuntungannya masing-masing untuk
kekuatan benda kerja maupun untuk memudahkan pekerjaan pengelasan.
4. Kekuatan tarik maksimum dari benda kerja 1 praktikum besarnya
0,244976 N dan besarnya panjang aman pengelasan benda kerja 2
praktikum yaitu 12,507 mm.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum las SMAW kali ini terdapat beberapa hal
yang perlu ditingkatkan yaitu berikut ini.
5.2.1 Laboratorium
1. Sebaiknya praktikan diarahkan saat pengaturan arus serta rangkaian
polaritas supaya tidak terjadi hubungan pendek arus listrik.
5.2.2 Asisten
1. Sebaiknya praktikan diberikan pemahaman materi yang lebih mendalam
lagi dengan video peragaan pengelasan SMAW yang lebih informatif.
26
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, https://www.pengelasan.net/pengertian-las-listrik-smaw-adalah/,
diakses pada 22 Mei 2021.
Achmadi. 2019. Macam Macam Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara
Mengatasinya. https://www.pengelasan.net/cacat-las/. Diakses pada 11 November
2020
Achmadi. 2019. Posisi Pengelasan. https://www.pengelasan.net/posisi-
pengelasan/. Diakses pada 11 November 2020
BE, Probo Antonius 1999, Pengetahuan Elektroda Las dan Simbol Las, Jakarta.
Sukaini, Tarkina, dan Fandi, 2013, Teknik Las SMAW, Kementerian Pendidikan &
Kebudayaan, Malang.
27
LAMPIRAN
28
Gambar Benda Kerja (CAD)
29
Lampiran i. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus
1. Apa pengertian dari Welding Procedure Specification?
Jawaban:
Welding procedure specification atau WPS adalah dokumen
tertulis formal yang menjelaskan prosedur pengelasan standar. Posedur ini
memberikan arahan yang jelas bagi welder atau juru las untuk membuat
produk las berkualitas yang sesuai dengan kode dan standar industri. WPS
akan menjabarkan detail dan informasi apa pun yang diperlukan untuk
membuat lasan yang diinginkan. Dokumen procedural yang dikeluarkan
sebelum pekerjaan las dilakukan ini telah terbukti dan teruji yang
mencakup informasi seperti bahan yang dibutuhkan, alat yang diperlukan,
proses yang harus diikuti, teknik yang digunakan, dan akhirnya konfirmasi
hasil poduk las yang diinginkan.
30
Logam yang tidak terpengearuhi panas tidak akan mengalami
perubahan struktur mikro sebab panas dari busur pengelasan tidak
menimbulkan rekasi perubahan sifat struktur. Lalu mendekati ke lasan
yaitu daerah pengaruh panas didominasi oleh perlit dan ferit serta mulai
terbentuk martensit tetapi masih samar-samar. Kemudian pada logam
lasan, terbentuk struktur kristal martensite.
31
Screenshot Pertemuan
32
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon
NPM : 3331190063
Kelompok : 6
Tanggal
: 19 Mei 2021
Praktikum
Las SMAW
Data
Data : : Alat yang Digunakan :
Elektroda
L=E 6014mm
187,5 1. Plat besi 6. Penjepit massa
τ = 77 MPa 2. Palu 7. Gerinda
t = 12 mm 3. Elektroda 8. Kacamata las
p = 100 mm 4. Mesin Las SMAW 9. Wear pack
l = 200 mm 5. Penjepit Elektroda 10. Sarung tangan
11. Meja las
33
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon
NPM : 3331190063
Kelompok : 6
Tanggal
: 19 Mei 2021
Praktikum
Las SMAW
Data
Data :: Alat yang Digunakan :
Elektroda
Fmax E= 6014
16 N 1. Plat besi 6. Penjepit massa
t = 11 mm
2. Palu 7. Gerinda
σt = 200 MPa
p = 200 mm 3. Elektroda 8. Kacamata las
l = 100 mm 4. Mesin Las SMAW 9. Wear pack
5. Penjepit Elektroda 10. Sarung tangan
11. Meja las
34