Anda di halaman 1dari 13

Materi Rangkaian Arus Searah.

Siapa di antara kalian para siswa saya, yang pernah melihat tagihan listrik di rumah? Kira-kira,
mengapa tagihan listrik setiap bulan tidak pernah menunjukkan angka yang sama? Hal itu karena
jumlah tagihan bergantung dari besarnya energi listrik yang digunakan setiap bulan. Nah, energi
listrik merupakan bagian dari rangkaian arus searah.
Apa itu rangkaian listrik arus searah?
Pengertian Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada penghantar setiap sekon.
Aliran muatan itu disebabkan oleh adanya beda potensial di antara dua ujung penghantar.
Secara matematis, banyak sedikitnya arus yang mengalir itu menghasilkan suatu besaran yang
disebut kuat arus listrik, dan kuat arus listrik dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
I = kuat arus listrik (Ampere);
Q = muatan listrik (C); dan
t = waktu (s).
Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik pada suatu rangkaian adalah amperemeter
atau multimeter.
Besarnya kuat arus yang terukur menggunakan amperemeter bisa ditentukan dengan persamaan
berikut.

Perhatikan contoh berikut.


Berdasarkan gambar di atas, nilai yang ditunjuk alat (amperemeter) adalah 30, skala yang dipilih
maksimal 5 A, dan skala terbesar pada layar adalah 100.
Dengan demikian, besarnya kuat arus yang terukur adalah sebagai berikut.

Jadi, kuat arusnya 1,5 A.


Setelah kamu tahu pengertian arus listrik, tentu kamu tahu kan apa itu rangkaian listrik arus
searah?
Rangkaian listrik arus searah adalah rangkaian listrik yang muatannya bergerak satu arah saja,
sehingga polaritasnya tetap.
Namun, jenis rangkaian ini jarang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Jenis rangkaian yang
kamu gunakan di rumah sehari-hari termasuk rangkaian listrik arus bolak-balik (AC).
Hukum Ohm

Oleh karena pada rangkaian listrik arus searah polaritasnya tetap, maka berlaku hukum Ohm.
Seorang ilmuwan asal Jerman, George Simon Ohm, berhasil merumuskan hubungan antara
tegangan, kuat arus, dan hambatan pada suatu rangkaian.
Menurut Ohm, besarnya tegangan pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan kuat arus yang
ditimbulkan. Semakin besar tegangan, semakin besar kuat arusnya.
Secara matematis, hukum Ohm dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
I = kuat arus listrik (A);
V = tegangan listrik (V); dan
R = hambatan listrik (Ohm).
Hukum Kirchhoff

Hukum Kirchhoff dirumuskan oleh seorang ilmuwan asal Jerman, yaitu Gustav Khirchhoff.
Secara umum, hukum Kirchhoff dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Hukum Kirchhoff I
Hukum Kirchhoff I menyatakan bahwa jumlah kuat arus yang masuk rangkaian sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar rangkaian. Perhatikan ilustrasi berikut.

Gambar di atas menunjukkan adanya dua arah kuat arus, yaitu arus yang masuk titik
percabangan (ditandai panah warna merah) dan keluar titik percabangan (panah warna hitam).
Jumlah kuat arus yang masuk = jumlah kuat arus yang keluar = 5 A.
2. Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II menyatakan bahwa di dalam rangkaian tertutup, tidak terjadi perubahan
beda potensial. Artinya, perubahan beda potensialnya sama dengan nol. Secara matematis,
dirumuskan sebagai berikut.

Berikut ini tips untuk memudahkan Quipperian dalam mengerjakan hukum Kirchhoff II.
Jika arah loop pada rangkaian searah dengan arah kuat arus listrik, maka kuat arusnya bertanda
positif. Sebaliknya, jika arah loop berlawanan dengan arah kuat arus listrik, maka kuat arusnya
bertanda negatif.
Jika arah loop bertemu dengan potensial negatif, maka potensialnya bertanda negatif.
Sebaliknya, jika arah loopnya bertemu dengan potensial positif terlebih dahulu, maka
potensialnya bertanda negatif.
Perhatikan contoh soal berikut.

Tentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!


Pembahasan:
Pertama, kamu harus memisalkan arah arus listriknya. Di sini, memisalkan arah arusnya searah
dengan arah loop seperti berikut.
Untuk menentukan kuat arusnya, gunakan persamaan hukum Kirchhoff II seperti berikut.

Jadi, besarnya kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah 2 A.


Rangkaian Hambatan Listrik

Berdasarkan persamaan hukum Ohm, besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan hambatan
listriknya.
Artinya, besarnya hambatan listrik bisa menghambat arus listrik. Semakin besar hambatan listrik,
semakin kecil kuat arusnya.
Hambatan listrik bisa dirangkai secara seri maupun paralel. Apa perbedaan antara keduanya?
1. Rangkaian seri
Pada rangkaian seri, hambatan dirangkai secara berurutan seperti berikut.
Gambar di atas menunjukkan bahwa hambatan listrik dirangkai secara berderet tanpa ada titik
percabangan.
Dengan demikian, kuat arus listrik yang mengalir di setiap hambatan nilainya sama. Besarnya
tegangan antara titik A-B, B-C, dan C-D tidak sama.
Hambatan total pengganti pada rangkaian seri merupakan hasil penjumlahan semua
hambatannya. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

2. Rangkaian paralel
Jika pada rangkaian seri hambatan dirangkai secara berderet, maka pada rangkaian paralel
hambatan dirangkai secara berjajar dan terdapat titik percabangan.
Perhatikan contoh berikut.

Sumber: khadley.com
Jika hambatan listrik dirangkai seperti gambar di atas, artinya hambatan tersebut dirangkai secara
paralel. Pada rangkaian paralel, besarnya tegangan antara titik a dan b adalah sama. Untuk
mencari hambatan total pengganti, gunakan persamaan berikut.

Energi dan Daya Listrik

Adapun pembahasan energi dan daya listrik adalah sebagai berikut.


1. Energi listrik
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi listrik adalah kemampuan untuk
melakukan usaha dalam kelistrikan.
Contohnya, kipas angin bisa menyala karena ada energi listrik. Secara matematis, energi listrik
dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
W = energi listrik (J);
t = waktu (s);
R = hambatan listrik (Ohm);
V = tegangan listrik (V); dan
I = kuat arus listrik (A).
2. Daya listrik
Daya listrik adalah besarnya energi listrik tiap detik. Besarnya daya listrik yang terdapat di setiap
perangkat elektronik berbeda-beda, misalnya rice cooker membutuhkan daya 350 W untuk
mematangkan nasi.
Artinya, untuk setiap detik, energi yang dibutuhkan oleh rice cooker adalah 350 J. Secara
matematis, daya listrik dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
P = daya listrik (W);
W = energi listrik (J); dan
t = waktu (s).

Contoh Rangkaian Listrik Arus Searah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rangkaian listrik arus searah umumnya digunakan pada perangkat elektronik. Namun
demikian, sumber arus listriknya tetap menggunakan sumber arus bolak-balik dari
PLN. Sebelum memasuki perangkat elektronik, sumber arus bolak-balik diubah oleh adaptor
menjadi sumber arus searah.
Contoh rangkaian arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari adalah pada komputer,
televisi, lampu LED, senter, kulkas, dan masih banyak lainnya.
Untuk mengasah pemahaman Quipperian terkait materi ini, yuk simak contoh soal
berikut. Pak Surya memasang 5 buah lampu di rumah singgahnya. Setiap lampu memiliki daya
50 W. Selain lampu, Pak Surya juga memasang AC yang dayanya 500 W. Dalam sehari, lampu
tersebut hanya digunakan selama 8 jam dan AC hanya digunakan selama 4 jam. Jika PLN
mematok tarif Rp1.000/kWh, berapa pengeluaran Pak Surya setiap bulan?
Diketahui:

Ditanya: biaya setiap bulan =..?


Pembahasan:
Pertama, Quipperian harus mencari besarnya energi yang dibutuhkan oleh 5 lampu dan 1 AC.
Energi 5 lampu setiap hari
Energi AC setiap hari

Biaya pemakaian setiap hari:


Biaya 1 hari = (2 kWh + 2 kWh) × Rp1.000
= Rp4.000
Biaya pemakaian 1 bulan (dianggap 30 hari)
Biaya 1 bulan = Rp4.000 × 30
= Rp120.000
Jadi, biaya listrik yang dikeluarkan Pak Surya setiap bulan adalah Rp120.000.

Mengutip buku Konsep Dasar Ilmu Listrik dan Aplikasinya karya Marthen Paloboran
(152:2022), rangkaian arus searah adalah rangkaian yang melibatkan tegangan dan arus dimana
arah arus dan tegangan tidak berubah menurut waktu.

Rangkaian arus searah biasanya terdiri dari komponen-komponen baterai, resistor, kapasitor,
transformator, motor yang saling terinkoneksi satu sama lain untuk membentuk sebuah jaringan.

Soal rangkaian arus searah dan pembahasan singkatnya serta penilaiannnya

1. Diketahui empat buah resistor dirangkai secara pararel. Apabila setiap resistor memiliki besar
R1 = 4 Ω, R2 = 7 Ω, R3 = R4 = 8 Ω. Tentukan besar hambatan penggantinya?

Pembahasan.

Diketahui: R1 = 4 Ω, R2 = 7 Ω, R3 = R4 = 8 Ω
Ditanyakan : Rp = ?

Jawab:

arus searah tersebut dapat diselesaikan dengan rumus seperti di bawah ini:

1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/R3

1/Rp = 1/4 + 1/7 + 1/8 + 1/8

1/Rp = 14/56 + 8/56 + 7/56 + 7/56

1/Rp = 36/56

Rp = 56/36 Ohm

Rp = 1,56 Ohm

Jadi besar hambatan penggantinya ialah 1,56 Ohm.

Nilai Benar = 15

2. Diketahui angka yang ditunjukkan oleh voltmeter AC memiliki jarak 60. Jika Batas ukurnya
300 Volt, maka tentukan besar tegangannya ketika dilakukan pengukuran tersebut?

Pembahasan.

Diketahui: r = 60, V = 300 Volt, B ukur = 120

Ditanyakan : V = ?

Jawab:

V = (300/120) x 60

= 150 V

Jadi besar tegangan ketika dilakukan pengukuran tersebut ialah 150 V.

Nilai Benar = 15
3. Diketahui suatu alat pemanas air memiliki besar daya 180 Watt, 200 Volt. Apabila pemanas
ini terpasang dalam sumber tegangan 100 Volt, maka tentukan besar daya listrik yang terserap?

Diketahui: P1 = 180 Watt, V1 = 200 Volt, V2 = 100 Volt

Ditanyakan : P2 = ?

Jawab:

Untuk menyelesaikan soal tersebut, kita dapat membandingkan persamaan pada daya listriknya
seperti di bawah ini:

P1 / P2 = V1 / V2

180 Watt / P2 = 200 Volt / 100 Volt

180 Watt / P2 = 2

P2 = 180 Watt/ 2

P2 = 90 Watt

Jadi besar daya listrik yang terserap ialah 90 Watt.

Nilai Benar = 15

4. Pernyataan yang benar proses pengosongan aki yang elektrolitnya asam sulfat adalah...

Jawab:

Proses Pengosongan Aki / Saat Aki Digunakan

Didalam proses ini, terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan pada
anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode yang semula timbal dioksida
(PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi
timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer
karena terbentuk air.
Kesimpulannya soal ini dapat dijawab dengan pernyataan kedua elektroda PbO2 dan Pb berubah
menjadi PbSO4.

Nilai Benar = 20

5. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan untuk DC maupun
AC adalah?

Jawab:

Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan untuk DC maupun
AC. Sedangkan voltmeter hanya bias digunakan untuk mengukur besar tegangan saja,
amperemeter hanya bias digunakan untuk mengukur besar kuat arus saja, thermometer
digunakan untuk mengukur suhu tubuh dan osiloskop digunakan untuk memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat.

Nilai Benar = 15

6. Lima buah hambatan masing – masing 3,75 Ω, 4,45 Ω, 9 Ω, 11,4 Ω, dan 7 Ω. Kelimanya
dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan baterai 25 volt. Hitung hambatan pengganti
rangkaian tersebut!

Diketahui: R1=3.75 R2 = 4.45 R3 = 9 R4 =11.4 R5 = 7

Ditanya: Jumlah hitungan hambatan pengganti rangkaian Ω?

Jawab:

Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5

= 3,75 + 4,45 + 9 + 11,4 + 7

= 35,6 Ω

Nilai Benar = 20

Anda mungkin juga menyukai