Anda di halaman 1dari 32

FISIKA DASAR KELAS XII MIA

“LISTRIK DINAMIS”
Rangkaian Arus Searah
A. AR US LISTR IK
 Arus Listrik adalah aliran muatan – muatan listrik, yang mengalir dari potensial tinggi (+) ke
potensial rendah (-).
Tidak semua bahan dapat di aliri arus listrik. Bahan – bahan (Zat padat, cair dan gas) yang dapat
mengalirkan arus listrik disebut dengan konduktor, bahan-bahan yang tidak dapat mengalirkan
arus listrik disebut isolator, sedangkan bahan-bahan yang bersifat konduktor dan isolator
disebut semikonduktor.
Kuat Arus Listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir melalui
penampang sebuah koduktor tiap satuan waktu. Secara matematis dirumuskan dengan:

Dengan : I = Kuat Arus Listrik ( ampere, disingkat A )


Q = Muatan Lisrik (coulomb, disingkat C )
t = Waktu (s)
 Terdapat sebuah besaran dalam kuat arus listrik yang dikenal dengan Rapat Arus yang disimbolkan
dengan (J), yangmana merupakan kuat arus listrik tiap satuan luas penampang konduktor. Yang
dirumuskan dengan;

Dengan : J = Rapat Arus Listrik ( A/)


A = Luas penampang konduktor ()

Agar dapat lebih mengerti tentang Kuat Arus Listrik dan Rapat Arus, Pahamilah contoh soal berikut:
Contoh Soal 1.
 Suatu konduktor dilewati muatan listrik 2,4 C dalam waktu 2 menit. Tentukan:

a. Kuat Arus Listrik


b. Rapat Arus jika luas penampang konduktor 0,2 x
 Penyelesaian:

Diketahui:
Q = 2,4 C
t = 2 menit = 120 s
Ditanya: (a). = …. ? dan (b). = … ?
a. Kuata Arus Listrik (I):

atau

b. Rapat Arus Listrik (J), jika luas penampang (A) konduktor 0,2 x
Contoh Soal 2.
 Sebuah penampang konduktor 0,5 mengalirkan muatan listrik yang berubah terhadap waktu (t)
yaitu Q = (t dalam sekon). Hitunglah:
a. Kuat Arus Listrik pada t = 5 sekon
b. Rapat Arus pada t = 8 s
 Penyelesaian:

Diketahui:
Q=
A = 0,5 = 0,00005 =
Ditanya: (a). =... ? Pada t = 5 sekon. dan (b). = … ? Pada t = 8 sekon
a. Kuata Arus Listrik (I), pada t = 5 sekon

Masukan nilai t = 5 sekon kedalam persamaan: untuk mendapatka nilai I


Maka:
= 20 + 20 = 40 A
  b. Rapat Arus Listrik, pada t = 8 s

Masukan nilai t = 8 sekon kedalam persamaan: untuk


mendapatkan nilai I pada t= 8 sekon
Maka:
= 32 + 20 = 52 A
Sehingga:
= 10,4 x

Catatan:
Untuk Contoh Soal jika ada bagian-bagian yang tidak dimengerti silahkan bertanya jalur
WA Group Fisika.
 
B. H AMBATAN (R) DAN HAMABATAN JENIS KAWAT ()
 1. Hambatan (R).

Hambatan listrik merupakan ukuran sifat suatu benda atau bahan untuk menghambat atau
menentang aliran arus liastrik. Pada tahun 1872 seorang ahli fisika jerman George Simon Ohm
menemukan hubungan antara arus listrik dengan tegangan pada rangkaian yang diperoleh dari
sebuah percobaan, yang secara empiris dirumuskan;
Tergantung Komponen apa yang ditanyakan.
Dimana :
I = Kuat Arus Listrik ( A )
V = Tegangan/Beda Potensial Listrik (volt, disimbolkan V)
R = Hambatan Listrik (Ohm, disimbokan Ω )

Dalam eksperimennya, Ohm menemukan bahwa (V) setiap beda potensial ujung-ujung resistor
(R) dinaikkan maka arus (I) yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial (V) diperbesar 2x
ternyata kuat arusnya (I) juga menjadi 2x semula. Dari sifatnya itu dapat ditentukan bahwa beda
potensialnya sebanding dengan kuat arus yang lewat. Hubungan ini dapat dirumuskan:
V I = simbol kesebandingan/sebanding/seimbang.
Agar dapat lebih mengerti tentang Hambatan Liatrik, Pahamilah contoh soal berikut:
Contoh Soal 1.
Diketahui kuat arus sebesar 0,5 ampere mengalir pada suatu penghantar yang memiliki beda
potensial 6 volt. Tentukan hambatan listrik penghantar tersebut!
 Penyelesaian:

Diketahui:
= 0,5 A
V=6V
Ditanya: R = … ?

Contoh Soal 2.
Pada ujung-ujung sebuah resistor diberi beda potensial 1,5 volt. Saat diukur kuat arusnya ternyata
sebesar 0,2 A. Jika beda potensial ujung-ujung resistor diubah menjadi 4,5 volt maka berapakah kuat
arus yang terukur ?
 Penyelesaian:

Diketahui:
= 1,5 volt
= 0,2 ampere
Keadaan Pertama
= 4,5 volt
Ditanya: = … ?
dari keadaan pertama diperoleh hambatan (R) sebesar;
Dengan nilai R yang telah diperoleh, maka ditentukan besarnya .
adapun cara lain untuk medapatkan nilai yaitu dengan menggunakan
konsep keseimbangan, dimana; V I, maka berlaku:
Maka:
(lakukan kali silang) =
(1,5) = (0,2)(4,5)
(1,5) = 0,9
 2. Hambatan Penghantar Jenis Kawat ().

Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan, meskipun
nilainya kecil. Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih
kecil daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas
untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang suatu
penghantar, maka hambatannya juga semakin besar, karena akan ada lebih banyak penghalang
untuk aliran elektron.
Berdasarkan eksperimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat logam berbanding
lurus dengan panjang , berbanding terbalik dengan luas penampang lintang kawat A, dan
bergantung kepada jenis bahan tersebut. Secara matematis dituliskan:

= di baca Ro
=
= 3,14 dan r = jari-jari (cm)

Setiap kawat penghantar memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda, tergantung bahannya.
Berikut akan disajikan tabel beberapa hambatan jenis kawat pada bahan berbeda-beda.
 
Nilai hambatan jenis ( beberapa jenis bahan pada table di atas, dapat anda gunakan jika di dalam soal tidak
di cantumkan nilainya.
Contoh Soal 1.
 Diketahui sebuah kawat penghantar memiliki panjang 100 m, luas penampang 2,5 , dan hambatan
jenis sebesar 17x . Tentukan besarnya hambatan kawat tersebut !
Penyelesaian:
Diketahui:
= 100 m
A = 2,5 = 2,5 x = 25 x
= 17x
Ditanya: R = … ?
= 17x

= = 68
Contoh Soal 2.
 Tentukan hambatan sebatang aluminium yang panjangnya 50 cm, dan luas penampangnya 0,5 . Jika
kedua ujung batang diberi beda potensial sebesar 1,5 x. Berapakah arus yang mengalir dalam
penghantar aluminium tersebut ?
Penyelesaian: Maka :
Diketahui:   = 2,65 x

= 50 cm = 0,5 m = = 0,26 x = 2,6 x

A = 0,5 = 5 x
= 2,65 x Sehingga :
V = 1,5 x   =
Ditanya: = … ?

  =
Pada rumus untuk mencari kuat
arus lisrik () diatas, nilai dari
Hambatan kawat () belum diketahui,
Maka perlu di cari nilainya terlebih dulu.
3. Energi dan Daya Listrik.
 Energi Listrik
Energi listrik berguna untuk kita karena dapat diubah menjadi bentuk
energi lain. Pada alat-alat listrik seperti pemanas listrik, kompor listrik,
dan pengering rambut, energi listrik diubah menjadi energi panas pada
hambatan kawat yang dikenal dengan nama “elemen pemanas”.
Kemudian, pada banyak lampu (Gambar).
Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau cahaya pada alat-
alat listrik tersebut, karena arus biasanya agak besar, dan terjadi banyak
tumbukan antara electron dan atom pada kawat.
Energi listrik adalah energi yang mampu menggerakkan muatan-
muatan listrik pada suatu beda potensial tertentu. Secara matematis;
𝑾
  =𝑸. 𝑽 𝑾 𝟐
  =𝑰 . 𝑹 .𝒕
atau
𝟐
𝑾   = 𝑽 .𝒕
  =𝑽 . 𝑰 .𝒕 𝑾
𝑹
Semua persamaan diatas merupakan persamaan/rumus
untuk menentukan Energi Listrik, tergantung koefesien
apa-apa saja yang diketahui
 Daya listrik
Daya listrik merupakan besarnya energi yang mengalir atau diserap alat tiap detik. Definisi lain,
daya didefinisikan sebagai laju aliran energi. Dari definisi ini daya listrik dapat dirumuskan seperti
di bawah.

    (Merupakan persamaan Energi Listrik, Lihat Materi Energi Listrik Sebelumnya)


  𝑸 (Merupakan persamaan Kuat Arus Listrik, Lihat Materi Kuat Arus
Maka :   𝑰=
𝒕 Listrik Sebelumnya)
Maka : 𝑷=𝑰
  .𝐕
Selain itu Daya Listrik atau laju perubahan energi pada hambatan (R) dapat dituliskan berdasarkan
Hukum Ohm sebagai berikut:
Semua persamaan Daya Listrik yang tertulis merupakan persamaan/rumus
𝟐
  𝑽 untuk menentukan Energi Listrik, tergantung koefesien apa-apa saja
𝑷=𝑰
 
𝟐
.𝑹 Atau 𝑷=
𝑹 yang diketahui

Jika tegangan listrik mengalami penurunan, maka daya yang


terjadi juga mengalami penurunan yaitu sesuai dengan
persamaan berikut:
Contoh Soal 1.
 Dalam waktu 5 menit, sebuah lampu pijar menggunakan energi sebesar 9.000 J. Hitunglah daya listrik
lampu pijar tersebut!
Penyelesaian:  
Diketahui:
  𝟗𝟎𝟎𝟎
= 5 menit = 300 sekon ¿
𝟑𝟎𝟎
W = 9000 J
  watt
Ditanya: = … ?

Contoh Soal 2.
 Berapa daya lampu 100 W/220 V jika tegangan PLN turung menjadi 100 V tersebut diatas ?
𝑃  
Penyelesaian:   2= 𝑉 2
𝑃1 𝑉 1
Diketahui:
  100 2
= 100 W
= 100 V
= 220 V
( )
𝑃 2=
220
100

  10000
Ditanya: = … ? 𝑃 =(2 ) 100=𝟐𝟎 ,𝟔𝟔 𝒘𝒂𝒕𝒕
48400
Contoh Soal 3.
 Sebuah hambatan 20 Ω dihubungkan pada baterai yang bertegangan 6 volt

seperti Gambar. Tentukan:


a. Daya yang diserap hambatan,
b. Energi yang diserap hambatan selama setengah menit!
Penyelesaian:
Diketahui:
= 20 Ω
= 6 volt
= 0,5 menit = 30 sekon
Ditanya: a). = … ? Dan b). = …?
a. Daya (P) yang diserap hambatan b. Energi yang diserap hambatan selama setengah menit (t = 0,5 menit)

   
Perhatikan pada lingkaran merah,
merupakan bentuk yang sama
  (30 sekon) jadi tinggal di masukan nilainya
  54 joule pada bagian (b) tanpa kita cari lagi.
C. RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
1. Hukum 1 Kirchhoff

Sebagai contoh berikut dijelaskan ada dua komponen arus yang bertemu di satu titik simpul
sehingga menjadi satu, seperti ditunjukan pada gambar.
  𝑰𝟏
𝑰 𝟑 =𝑰 𝟏+ 𝑰 𝟐
 

  𝑰𝟐
Contoh Soal 1.
 Pada gambar rangkaian di samping! Berapa besar kuat arus pada …
2. Rangkaian Seri Resistor (Hambatan)
Sebuah rangkaian listrik disebut rangkaian seri, jika dalam rangkaian tersebut hanya ada satu
lintasan yang dilalui arus listrik. Atau rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris).
Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar kuat arus
di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan (R) yang terpasang
pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik (I) yang besarnya sama.
Bila salah satu hambatan ada yang terputus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga
terputus/tidak mengalir.

Gambar. Contoh rangkaian Seri Resistor (Rangkaian Hambatan Seri)


 Pada rangkaian seri Resistor (Rangkaian hambatan seri), berlaku beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Kuat Arus yang melalui tiap-tiap komponen sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui
hambatan pengganti serinya.
 𝑰 𝟏 =𝑰 𝟐=𝑰 𝟑=…=𝑰 𝒔𝒆𝒓𝒊  𝑰 𝒔𝒆𝒓𝒊 =𝑰 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 =𝑰 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊

2. Tegangan pada ujung –ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada ujung
ujung tiap komponen. 𝑽
  𝑺𝒆𝒓𝒊 =𝑽 𝟏+ 𝑽 𝟐+ 𝑽 𝟑 +…

3. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan (R) suatu rangkaian.

4. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan dimana tegangan pada ujung-ujung tiap
komponen sebanding dengan hambatannya.

Dengan:
Tenggangan atau beda potensial Total ( Pengganti)
Hambatan Total (Hambatan Pengganti)
Hambatan Seri Total (Hambatan Pengganti)
Persamaan – Persamaan berikut untuk menyederhanakan dan mempermudah penyelesaian :
Contoh Soal 1.
Contoh Soal 2.
 Tiga hambatan di rangkai seri dan dihubungkan pada beda potensial 4,5 volt seperti pada gambar.
Tentukan: (a). Hambatan Pengganti () dan (b). Beda Potensial () pada ujung – ujung hambatan () !

  a).
 𝑹 𝒔=𝑅 1+ 𝑅 2+ 𝑅 3
 
 
  b).Beda Potensial () pada ujung – ujung hambatan ()
  Untuk mencari beda pontensial () pada ujung-ujung hambatan (), maka
 Penyelesaian: Perlu diingat kembali pada konsep rangkaian seri, bahwa:
Diketahui: Sebelum
  mencari nilai , terlebih dulu harus
𝑽
  𝟐=𝑰 . 𝑹 𝟐
mencari nilai I, karena (I) tidak di ketahui nilainya
maka:

 Sehingga:   = 0,045 A

Ditanya: a).= … ? )()


b).= …? = 1,35 volt
3. Rangkaian Parallel Resistor (Hambatan)
Hambatan parallel adalah rangkaian yang disusun secara berdampingan/sejajar. Jika hambatan yang
dirangkai parallel dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap
hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchhoff, “Jumlah kuat arus yang mengalir pada
masing-masing hambatan (R), sama dengan kuat arus (I) yang mengalir pada penghantar
utama”.

Gambar. Contoh rangkaian Parallel Resistor (Rangkaian Hambatan Parallel)


 Pada rangkaian Parallel Resistor (Rangkaian hambatan Parallel), berlaku beberapa prinsip sebagai
berikut:
1. Kuat Arus yang melalui hambatan pengganti ( atau , sama dengan jumlah kuat arus pada
ujung - ujung tiap komponen hambatan.  
2. Tegangan pada ujung –ujung tiap komponen adalah sama dengan jumlah tegangan total atau
penggantinya. 𝑽
  𝟏=𝑽 𝟐=𝑽 𝟑=…=𝑽 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒍𝒍𝒆𝒍

3. Susunan parallel bertujuan untuk memperkecil hambatan (R) suatu rangkaian.

  Oleh Karena : dengan demikian  1 1 1 1


= + +
𝑅𝑃 𝑅 1 𝑅2 𝑅 3
Untuk n buah hambatan berlaku :   1 1 1 1 1
= + + +…+
𝑅 𝑃 𝑅 1 𝑅2 𝑅 3 𝑅𝑛

Dengan:
Tenggangan atau beda potensial Total ( Pengganti)
Hambatan Total (Hambatan Pengganti)
Hambatan Seri Total (Hambatan Pengganti)
Persamaan – Persamaan berikut untuk menyederhanakan dan mempermudah penyelesaian :
Maksud dari
Hambatan Besarnya
(R) adalah jika
hambatan (R) pada
tiap titik nilainya
sama. Maka dapat
dicari dengan rumus
pada no. 2

 
Artinya: …. = )
Contoh Soal 1.
 
Perhatikan rangkaian hambatan paralel pada Gambar . Tentukan:   =
a. Kuat arus yang melalui hambatan !
b. Kuat Arus (I)
c. Beda Potensia

 
Penyelesaian:
a. Kuat arus yang melalui hambatan !
Ingat kembali bahwa Pada rangkaian hambatan paralel beda potensialnya atau
Tegangan pada ujung –ujung tiap komponen adalah sama dengan jumlah
tegangan total atau penggantinya.
𝑽
  𝟏=𝑽 𝟐=𝑽 𝟑=…=𝑽 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒍𝒍𝒆𝒍
  Ingat :
   Kuat Arus yang mengalir pada hambatan
Memenuhi hubungan :
𝑽
  𝟏=𝑽 𝟐
   Kuat Arus yang mengalir pada hambatan
    Dengan cara yang sama dapat ditentukan kuat arus yang mengalir pada hambatan

  2
𝑽
  𝟏=𝑽 𝟑
  240
 
  240
  𝟐𝟒𝟎
  2 𝑰 𝟑 =. =𝟏𝟐 𝑨
 𝑰 =. 𝟐𝟒𝟎 =𝟒 𝑨 𝟐𝟎
𝟐
𝟔𝟎
b. Kuat arus I
Kuat arus I dapat di tentukan sebagai berikut:
  Lihat Prinsip Rangkaian Hambatan Parallel
Sehingga:
 𝑰 𝑻𝒐𝒕 =𝟐+𝟒+𝟏𝟐
 𝑰 𝑻𝒐𝒕 =𝟏𝟖 𝑨

  c. Beda Potensia
Ingat bahwa Susunan parallel bertujuan untuk memperkecil hambatan (R) suatu rangkaian.
Oleh Karena itu berlaku :   𝑽 𝒂𝒃
𝑰𝟏 = Lihat Prinsip Rangkaian Hambatan Parallel
𝑹𝟏
Sehingga:
𝑽
  𝒂𝒃 =𝑰 𝟏 . 𝑹 𝟏

𝑽
  𝒂𝒃 =𝟐 .𝟏𝟐𝟎

𝑽
  𝒂𝒃 =𝟐𝟒𝟎 𝒗𝒐𝒍𝒕
Contoh Soal 2.
Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini. Besar hambatan antara titik A dan B adalah …

 Uji Pemahaman !
Dari gambar di samping diketahui:

Tentukan kuat arus yang mengalir pada masing-masing resistor (hamabatan) !

https://solusiwiki.com/fisika/bab-1-rangkaian-arus-searah-fisika-kelas-xii-
marthen-kanginan-erlangga/
4. Hukum 1I Kirchhoff
  Hukum II Kirchhoff atau di sebut juga dengan aturan Loop didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Dimana, energi pada suatu rangkaian tertutup adalah kekal.
Hukum II Kirchhoff Menyatakan bahwa jumlah perubahan potensial (V) yang mengelilingi lintasan
tertutup pada suatu rangkaian harus sama dengan nol.
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan untuk menganalisis beda
potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup. Versi lain Hukum II Kirchoff yaitu pada
rangkaian tertutup jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan potensial (IR) sama dengan nol.
Berdasarkan gambar di samping, total tegangan pada rangkaian adalah V ab + Vbc + Vcd + Vda = 0.
Hukum II Kirchoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama dengan nol artinya
tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian atau semua energi listrik diserap dan digunakan.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai:

Σ +ΣIR = 0
Σ = jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (W)
Terdapat perjanjian tanda untuk tegangan GGL (ε) Dan perjanjian tanda untuk arah kuat arus listrik (I)
pada penurunan potensial tegangan (I.R) :

1. Jika arah kuat arus listrik searah dengan arah loop dan kuat arus listrik bertemu
dengan kutub (+) potensial tegangan terlebih dulu, maka tanda tegangan GGL adalah (+)

ε (+)➔   
2. Jika arah kuat arus listrik searah dengan arah loop dan kuat arus listrik bertemu dengan kutub (-)
potensial tegangan terlebih dulu, maka tanda tegangan GGL adalah (-).

ε (-)➔   

3. Jika arah kuat arus listrik searah dengan arah loop, maka tanda kuat arus listrik adalah (+).

I (+) ➔                      
 
2. Jika arah kuat arus listrik berlawanan arah dengan arah loop, maka tanda kuat arus listrik adalah (-).

I(-) ➔                    

Anda mungkin juga menyukai