Anda di halaman 1dari 12

UAS TAKE HOME EXAM (THE)

SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : SOPAN HADI……………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858059607………………………………………………………………………

Tanggal Lahir : 02 OKTOBER 1993…………………………………………………………….

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4407 / PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kode/Nama Program Studi : 119/PGSD SI (MASUKAN SARJANA) KURIKULUM BARU…...

Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK……………………………………………………………...

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA / 21 DESEMBER 2021……………………………………..…

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SOPAN HADI………………………………………………………………….


NIM : 858059607…………………………………………………………………….
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4407 / PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Fakultas : FKIP………………………………………………………………………………
Program Studi : PGSD S1 (MASUKAN SARJANA ) KURIKULUM BARU………
UPBJJ-UT : PONTIANAK – Universitas Terbuka…………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
SAMBAS, 21 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
SOPAN HADI
858059607
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Faisya, balita berusia 4 tahun menggunakan alat bantu dengar sejak usia 2 tahun atas
rekomendasi dokter. Orang tuanya baru menyadari Faisya mengalami masalah
pendengaran saat usia 3 bulan karena Faisya tidak merespon pada sebagian besar sumber
bunyi. Selain itu Faisya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat dan gesture karena
tidak bisa berbicara.
a. Jelaskan mengenai beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab
hambatan pendengaran yang dialami Faisya berdasarkan waktu terjadinya!
Jawaban:
Faisya merupakan penyandang tunarungu atau memiliki hambatan pendengaran,
dimana anak tunarungu memiliki ciri-ciri yaitu tidak merespon sumber bunyi dan
berkomunikasi dengan menggunakan isyarat serta gesture karena tidak bisa berbicara.
Faktor penyebab kebutuhan khusus Faisya berdasarkan waktu terjadinya adalah
ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), yaitu kehilangan pendengaran yang
terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang. Sedangkan berdasarkan
penyebab terjadinya tunaungu tipe sensorineural, dimana tipe ini disebabkan oleh
factor genetic (ketunarunguan) maksudnya bahwa ketunarunguan tersebut disebabkan
oleh gen ketunarunguanyang menurun dari orang tua kepada anaknya dan
kemungkinan juga factor nongenetic antara lain rubella campak jerman, yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering berbahaya dan sulit dan sulit
didiagnosa secara klinis. Penyakit ini lebih berbahaya jika terjadi pada ibu hamil
terutama pada usia kandungan trisemester pertama (3 bulan pertama) karena dapat
menimbulkan kelainan pada janin. Virus tersebut dapat membunuh pertumbuhan sel-
sel dan menyerang jaringan-jaringan pada mata, telinga, dan atau organ lainnya;
ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak. Apabila seorang ibu yang mempunyai
darah dengan Rh- mengandung janin dengan Rh+ maka system pembuangan antibody
pada seorang ibu sampai pada sirkulasi janin dan merusak sel-sel darah Rh+ pada
janin yang mengakibatkan bayi mengalami kelainan (yang salah satunya adalah
tunarungu; meningitis, yaitu radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri yang
menyerang labyrinth (telinga dalam) melalui system sel-sel udara pada telinga tengah.
Meningitis menjadi penyabab yang tetap untuk ketunarunguan yang bersifat acquired
(ketunarunguan yang didapat setelah lahir); dan trauma akustik yang disebabkan oleh
adanya suara bising dalam waktu yang lama (misalnya suara mesin dipabrik).
Selain itu juga Faisya mengalami hambatan dalam bericara dan Bahasa karena Faisya
kehilangan pendengaran.
b. Bagaimana dampak kebutuhan khusus yang dialami Faisya tersebut dalam
kemampuan komunikasi dan sosialnya!
Jawaban:
Menurut Delphie (2006:103) Anak Tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan
dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen dan biasanya memiliki
hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Anak
Tunarungu mengalami gangguan komunikasi secara verbal karena kehilangan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga mereka menggunakan bahasa


isyarat dalam berkomunikasi, oleh karena itu pergaulan dengan orang normal
mengalami hambatan. Selain itu mereka memiliki sifat ego-sentris yang melebihi
anak normal, cepat marah dan mudah tersinggung. Kesehatan fisik pada umumnya
sama dengan anak normal lainnya. Anak dengan masalah pendengaran pada
umumnya mengalami hambatan-hambatan pekembangan sebagai berikut:
1) Perkembangan bahasa dan komunikasi
Manusia berkomunikasi dengan mimik muka, sentuhan, gerak badan,
mendengar dan bertutur kata. Kehilangan pendengaran menghalangi
perkembangan komunikasi dan bertutur kata, dengan kata lain anak - anak yang
mengalami masalah pendengaran kemungkinan besar perkembangannya akan
terhambat dalam bahasa dan komunikasi. Ciri-ciri umum hambatan bahasa dan
komunikasi antara lain:
a) Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran.
b) Selalu memiringkan kepalanya, sebagai upaya untuk berganti posisi telinga
terhadap sumber bunyi, seringkali ia meminta pengulangan penjelasan guru.
c) Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
d) Keengganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka kesulitan untuk
berpartisipasi secara oral dan dimungkinkan karena hambatan
pendengarannya.
e) Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau intruksi saat dikelas.
f) Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara.
g) Perkembangan intelektual peserta didik tunarungu wicara terganggu.
h) Mempunyai kemampuan akademik yang rendah khususnya dalam membaca.
Problem lain yang dihadapi anak tuna rungu tentang aspek kebahasaan
menurut Sastrawinata dalam Efendi adalah; (1) Miskin kosakata (perbendaharaan
kata/bahasa terbatas). (2) Sulit mengaratikan ungkapan bahasa yang mengandung
arti kiasan atau sindiran. (3) kesulitan mengartikan kata-kata abstrak seperti kata
Tuhan, pandai, mustahil dan lain-lain. (4) kesulitan menguasai irama dan gaya
bahasa.
2) Perkembangan sosial dan emosi
Perkembangan sosial dan emosi anak-anak yang memiliki masalah
pendengaran sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka, perlakuan yang
diterima, dan melalui kemampuan berkembang mereka sendiri mengungkapkan
perasaan mereka, keinginan, kebutuhan dan untuk memahami perasaan orang lain.
Atau dengan kata lain masalah komunikasi memberi implikasi terhadap
kemandirian, kemampuan untuk bermain, dan berbagi dengan rekan sebayanya,
perkembangan tersebut melingkupi (Muhammad, 2008: 68-69): a) Perkembangan
kognitif Perkembangan kognitif merujuk pada cara untuk memahami dan mengatur
dunia mereka. Ini termasuk kemampuan untuk menyerap, menyimpan dan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

mengingat informasi, mengklasifikasi benda, mendefinisikan, menilai,


membandingkan dan membedakan, menciptakan sesuatu, menyelesaikan masalah
dan sebagainya. Keterlambatan bahasa anak yang memiliki masalah pendengaran
juga memperlambat perkembangan kognitif mereka. b) Perkembangan fisik dan
motorik Perkembangan fisik dan motorik anak dengan masalah pendengaran tidak
berbeda dengan anak-anak normal lain.
2. Sekolah Dasar Mandiri Berdikari memiliki siswa berkebutuhan khusus tipe lamban
belajar, hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan autism
spektrum ringan. Total siswa berkebutuhan khusus sekitar 20% dari keseluruhan
siswa. Mereka tersebar di berbagai kelas dan belajar bersama siswa lainnya. Sekolah
memiliki layanan di ruang khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak bisa
dipenuhi dalam kelas reguler.
a. Berilah penjelasan mengenai bentuk layanan pendidikan di sekolah tersebut dilihat
dari bergabung atau terpisahnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya!
Jawaban:
Dari kasus diatas, Menurut saya terdapat integrasi siswa berkebutuhan khusus
dengan lingkungan yang lebih umum, karena sebagai suatu pendidikan khusus
maka sistem pendidikan yang digunakan bergabung dengan sistem pendidikan
disekolah reguler, sehingga siswa dalam hal bersosialisasi berkembang secara
baik. Hal ini dikarenakan anak-anak yang mendapatkan pendidikan disekolah
tersebut akan mengenal lingkungan lain selain teman-teman dan gurunya
disekolah. Disamping itu juga karena mereka di didik secara integrasi atau
bergabung maka mereka dapat besosialisasi dengan dunia luar. Disamping itu
masyarakat luas juga mengenal ABK secara benar sehingga mereka dapat
dihargai, padahal jika mendapat layanan yang sesuai, ABK juga mampu
mengembangkan potensinya secara optimal, yang kadang-kadang kemampuan
mereka dibidang tertentu melebihi anak normal.
b. Jenis pelayanan pendidikan khusus apa yang dipraktikkan di sekolah tersebut,
jelaskan!
Jawaban:
Dalam kasus diatas dimana sebagian siswa memiliki berkebutuhan khusus tipe
lamban belajar, hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan
autism spektrum ringan dari Sekolah Dasar Mandiri Berdikari sebanyak 20% dari
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

keseluruhan siswa. sehingga di dalam kesekolah tersebut terdapat anak normal.


Jadi Jenis pelayanan pendidikan khusus yang dipraktikkan disekolah tersebut
adalah layanan pendidikan inklusi. Layanan pendidikan inklusi adalah Pendidikan
inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik
bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya dan juga berdasarkan kasus diatas siswa yang memiliki berkebutuhan
khusus tipe lamban belajar, hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-
wicara, dan autism spektrum ringan belajarnya dididik secara bersama-sama
dengan siswa lainnya (normal), dan juga di Sekolah Dasar Mandiri Berdikari
model inklusinya kelas regular dengan pull out, karena anak yang memiliki
kebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas regular dalam kelompok
khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas regular ke ruang sumber
untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
c. Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau
jenis layanan ini!
Jawaban:
Kelebihan model pendidikan inklusi adalah :
a. anak akan memperoleh keadilan layanan pendidikan, tidak dibedakan dari anak
normal sehingga secara tidak langsung dapat membangkitkan motivasi dan
gairah belajar di sekolah
b. anak dapat berpartisipasi dalam kehidupan di sekolah tanpa memandang
kekurangan yang disandang
c. anak merasakan perlakuan dan persamaan hak, harkat dan martabat dalam
memperoleh layanan pendidikan tanpa membedakan antara yang cacat dan
yang normal, dan
d. anak dapat bergaul dan berinteraksi secara sehat dengan teman-temannya
yang normal, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi
berprestasi dalam belajar.
Kekurangan model atau jenis pelayanan pendidikan inklusi adalah :
a. untuk dapat disebut sebagai sekolah inklusi dibutuhkan sarana dan prasarana
yang dapat mengakses kebutuhan individual anak yang tidak gampang dipenuhi
oleh sekolah yang telah menyatakan diri sebagai sekolah inklusi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

b. Untuk dapat disebut sebagai sekolah inklusi yang sebenarnya juga dibutuhkan
tenaga pendidik dan tenaga non pendidik (seperti dokter, psikolog, konselor,
dan sebagainya) yang tidak serta-merta dapat dipenuhi oleh sekolah yang
memproklamirkan diri sebagai sekolah inklusi.
c. Meskipun disebut sebagai sekolah Inklusi yang secara teoritis bisa menerima
semua anak tanpa memandang normal atau tidak normal, namun dalam praktik
di lapangan sekolah inklusi biasanya hanya menerima anak cacat yang
berkategori ringan, bukan yang berkategori sedang atau berat.
3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Hasil asesmen menunjukkan
seorang siswa berkesulitan membaca di kelas 3 SD sudah bisa mengeja semua
alphabet, namun mengalami kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, terutama
untuk kata yang mengandung kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung
konsonan rangkap. Intervensi kesulitan membaca pada kasus tersebut akan dirancang
melalui teknik Fernald¸ dengan panduan sebagai berikut:
a. Jelaskan secara singkat prinsip dari teknik Fernald!
Jawaban:
Metode Fernald menurut Abdurrahman (1999) adalah suatu metode pengajaran
membaca multisensori yang sering dikenal sebagai metode VAKT (visual,
auditory, kinesthetic, and tactile). Metode ini menggunakan materi bacaan yang
dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata diajarkan secara
utuh. Selain itu juga, metode Fernald memanfaatkan sebagian besar potensi
inderawi anak disleksia untuk membantunya memahami kata-kata yang dia tidak
ketahui kemudian mampu untuk membacanya. Metode Fernald ini dikenal juga
dengan metode multisensori yang dikembangkan oleh Grace Fernald merupakan
sebuah metode membaca remedial–kinestetik yang dirancang untuk mengajari
individu dengan kesulitan membaca yang ekstrim. Namun semua orang dengan
inteligensi normal pun diterima dalam program ini dan dalam beberapa kasus
mereka belajar membaca selama beberapa bulan hingga 2 tahun.
b. Susunlah prosedur pelaksanaan intervensi ‘merangkai huruf menjadi kata’ dengan
teknik Fernald dalam 4 tahapannya, serta contoh aktivitas kongkrit dengan
memperhatikan kasus anak tersebut!
Jawaban:
Fernald membagi programnya dalam 4 tingkatan dalam jangka waktu yang
panjang, dengan evaluasi yang terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan membaca anak sampai suatu tingkat yang setaraf dengan tingkat
intelektual dan tingkat pendidikan yang diinginkan. Adapun gambaran singkat
pelaksanaan program remedial multisensoris adalah sebagai berikut:
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

a. Tingkat satu.
Anak diperbolehkan memilih satu kata yang ingin ia pelajari, panjangnya kata
tidak diperhatikan. Guru menuliskan kata di atas kertas dengan krayon,
kemudian anak menelusurinya dengan jari tangan (takti–kinestetik). Saat
menelusuri, anak melihat dan mengucapkan kata dengan keras (visual-
auditoris). Proses ini diulang sampai anak mampu menulis kata tanpa melihat
salinannya, waktu tidak dibatasi. Kata-kata yang telah dipelajari kemudian
disatukan dalam sebuah cerita yang dikarang sendiri oleh anak dan dibacakan
di depan guru.
Contoh: anak memilih kata yang akan dipelajarinya, guru menuliskannya besar-
besar. Anak kemudian menelusuri kata dengan jarinya. Sambil menelusuri,
anak mengucapkan kata itu keras-keras. Di samping itu, anak juga melihat kata
dan mendengarkan suaranya sendiri saat membaca. Jika anak membuat
kesalahan, ia harus mengulanginya dari depan lagi. Jika sudah benar, kata itu
akan disimpan dalam bank kata anak. Anak dapat membuat cerita dari kata yang
sudah dikuasainya
b. Tingkat dua.
Penelusuran dengan jari tidak lagi diperlukan jika anak sudah mampu
mempelajari kata baru hanya dengan mengamati kata tersebut. Tidak ada batas
waktu kapan penelusuran dihentikan, namun periode penelusuran rata-rata
berlangsung selama 2 hingga 8 bulan. Meskipun anak tidak lagi menelusuri, ia
tetap harus menulis kata sambil menyuarakannya.
Contohnya: anak tidak lagi menelusuri kata. Ia belajar dengan melihat kata yang
ditulis guru, mengucapkannya, dan menyalinnya. Anak terus didorong
menyusun cerita dan mempertahankan bank kata.
c. Tingkat tiga.
Anak belajar langsung dari kata-kata yang ditulisnya. Anak melihat kata, dan
mampu menulisnya tanpa mengeja atau melihat salinannya. Di tingkat ini anak
diberikan buku, yang isinya dibaca dan guru bertugas menjelaskan jika ada kata
yang tidak diketahui anak. Saat membaca, guru membahas kata-kata baru dan
diadakan evaluasi (recall) untuk mengetahui apakah kata-kata baru sudah
disimpan dalam ingatan.
Contoh: Guru tidak lagi harus menulis kata. Anak belajar membaca dari kata-
kata atau kalimat yang sudah dicetak. Ia melihat kata, mengucapkannya, dan
menyalinnya. Guru harus memantau apakah semua kata masih diingatnya.
d. Tingkat empat.
Tingkat empat dimulai saat siswa mampu menggeneralisasikan dan menemukan
kata-kata baru berdasarkan kemiripan dengan kata-kata yang sudah dikenal. Di
tingkat ini minat membaca anak sudah meningkat seiring dengan ketrampilan
membacanya. Evaluasi terus menerus dilakukan dari tingkat ke tingkat. Jika
hasil evaluasi menunjukkan bahwa jumlah kata yang dikuasai berkurang, anak
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

akan dikembalikan ke tingkat yang sebelumnya.


Contoh: anak sudah mampu mengenal kata-kata baru dengan
membandingkannya dengan kata-kata yang sudah dipelajarinya. Anak dapat
dimotivasi untuk memperluas materi bacaan.
4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala
kebutuhan khusus di kelas atau di lingkungan sekitar, atau analisis kasus dari media
massa (media sosial, website pada internet, koran, televisi, dan sebagainya), kemudian
lakukan asesmen terhadap anak dalam kasus yang ditemukan. Berdasarkan aktivitas
tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda
temukan!
Jawaban:
Berdasarkan pengalaman saya yang pernah mengajar di salah satu satuan
Pendidikan Sekolah Dasar (SD), ada terdapat seorang siswa dengan umur sekitar 6
tahun lebih dengan latar belakang anak berkebutuhan khusus. Dimana anak
tersebut memiliki fisik yang sempurna dan tidak cacat, tetapi ia mempunyai
kekurangan dalam berbicara (tunawicara). Anak tersebut pada umumnya tidak bisa
berbicara dengan jelas misalnya jika kita ajak berbicara anak tersebut tidak bisa
mengikuti apa yang kita ucapkan dia hanya berbicara kata-kata lain misalnya, upin-
ipin sesuai dengan apa yang sering ia dengarkan dan dia nonton di video. Pada saat
dia ingin pergi ke wc untuk buang air kecil bahasa yang dia ucapkan juga kurang
dimengerti oleh guru, karena ucapan yang tidak dimengerti itu maka sering kali
siswa tersebut kencing di dalam kelas, hingga akhirnya kami meminta bantuan
kepada orang tuanya dengan menanyakan bahasa yang sering dia gunakan untuk
mengungkapkan apa yang ingin dia lakukan sehingga guru dapat memahaminya.
Kemudian anak tersebut juga memiliki kekurangan dalam salah menyebutkan huruf
misalnya jika dia memanggil temannya yang bernama Fatin dia akan memanggil
dengan kata Fapin bukan Patin, jadi ada beberapa kata yang salah ia ucapkan dari
huruf “T menjadi “P”. Pada saat proses pembelajaran saya sebagai guru sering
meminta masing-masing siswa untuk mengucapkan kalimat vokal “A-I-U-E-O,
pada saat siswa tersebut saya meminta untuk mengikuti huruf yang saya baca dia
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

sama sekali tidak bisa mengucapkannya dia hanya mengucapkan kata-kata yang
tidak saya pahami. Jadi jika saya lihat seharusnya anak berusia 6 tahun sudah bisa
berbicara dengan jelas, tetapi apa yang terjadi dengan anak ini menurut saya anak
tersebut mempunyai suatu kelainan dimana perlu penanganan khusus terhadap anak
tersebut.
b. Deskripsikan secara singkat dan jelas hasil asesmen dari minimal dua aspek
kemampuan anak (fisik-motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang
muncul pada kasus!
Jawaban:
Dari segi aspek fisik motorik, fisik motorik terdiri dari motorik kasar dan motorik
halus. Motorik kasar terdiri dari melompat, merangkak, berlari, memanjat, dan
menendang bola, sedangkan motorik halus terdiri dari menulis (menjiplak, dan
meniru), menempel, dan melempar bola. Kalau dari kasus diatas anak tersebut dari
segi fisik motorik kasar pada saat melakukan penilaian dilakukan dengan
melakukan lompatan tali, anak tersebut dapat melakukan lompatan dengan baik dan
dari 5 kali lompatan anak tersebut melakukan 3 kali lompatan. Kemudian pada
motorik halus pada saat melakukan penilaian menggunting anak tersebut dapat
menggunting gambar yang diberikan oleh guru dengan baik walaupun masih
kurang rapi, dan cara anak tersebut memegang alat tulis seperti pensil dia
menggunakannya dengan baik. Kemudian dari segi aspek emosi sosial jika dilihat
dari penilaian sehari-hari yang dilakukan di dalam kelas anak tersebut bisa bergaul
dan bersosialisai dengan baik dengan teman-teman lainnya, dan anak tersebut juga
sering berbagi makanan kepada teman-temannya jika temannya meminta makanan
tersebut, dan anak tersebut juga sabar menunggu giliran jika pada saat disuruh maju
kedepan anak tersebut akan sabar menunggu giliran sampai namanya dipanggil.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai