Education
Studies Volume 4 No 1
dalam berbahasa baik secara lisan maupun bahwa siswa disleksia tersebut sudah
tertulis (Samniah, 2016). mampu mengenal huruf, namun masih
Disleksia ditandai dengan kesulitan sering mengalami kesalahan pada saat
dalam pengenalan kata, ejaan yang kurang mengeja.
lancar, dan juga kurangnya pengalaman Kesulitan yang dialami oleh anak yaitu
dalam membaca yang dapat menghambat ragu-ragu dalam membaca kata, sering
pertumbuhan kosa kata (Gonzalez & menebak-nebak kata-kata yang dibaca,
Brown, 2019). Menurut Leonard (2005), menghilangkan atau mengganti kata,
menjelaskan bahwa disleksia merupakan membaca kata perkata tanpa melihat kata
ketidakmampuan membaca atau menulis secara menyeluruh, dan terganggu dalam
seseorang yang jauh lebih rendah dari pada pengejaan. Kesulitan tersebut
tingkat kecerdasan pada umumnya. menyebabkan anak tidak memahami
Menurut Widyorini dan Tiel maksud bacaan, sehingga berdampak pada
(2017), berdasarkan dari DSM V, disleksia prestasi belajar anak di sekolah.
adalah masalah yang amat sulit dalam Anak bisa dikatakan sebagai
membaca dan mengeja, yang pada disleksia karena kesalahan-kesalahan yang
akhirnya berpengaruh pada prestasi dialami oleh anak sesuai dengan kriteria
belajar. Meskipun anak disleksia sudah yang ada pada Diagnostic and Statiscal
diajarkan membaca dan sudah diberikan Manual of Mental Disorders (DSM) 5
remedial teaching oleh guru namun tentang anak disleksia, yaitu : (1)
kesulitan dalam membaca masih terus ada Membaca kata tidak akurat dan lambat,
dan masalah disleksia akan disandang (2) kesulitan memahami arti bacaan, (3)
seumur hidup. Ejaan yang buruk, misalnya menambah,
Berdasarkan dari studi mengurangi, menghilangkan huruf vocal
pendahuluan yang peneliti lakukan, terkait dan konsonan (American Psychiatric
dengan permasalahan membaca yang Association, 2013).
ditemukan di salah satu Sekolah Dasar di Setelah mengetahui karakteristik
Kabupaten Lima Puluh Kota. Seorang anak disleksia yang duduk di kelas III SD
siswa yang duduk di kelas III SD belum tersebut, untuk meningkatkan kemampuan
bisa membaca sehingga menyebabkan membaca diperlukan metode pembelajaran
terganggu kelancaran proses pembelajaran. yang tepat. Salah satu intervensi yang
Peneliti juga melakukan wawancara diberikan pada anak disleksia guna
dengan guru kelas, berdasarkan hasil meningkatkan kemampuan membaca
wawancara dengan guru kelas diketahaui adalah metode Fernald. Menurut Pratiwi
508
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)
dan Wulandari (2018), metode Fernald adanya hubungan sebab akibat antara
yaitu metode pembelajaran yang variabel bebas dan variabel terikat. Pada
menggabungkan antara visual, desain A-B-A ini terdapat pengulangan
pendengaran, kinestetik, dan taktil secara fase atau kondisi baseline, yang
bersamaan. Metode Fernald yang berbasis menggambarkan dua kondisi yaitu
multisensoris akan membuat anak sebelum diberikan intervensi dan sesudah
mengerti bunyi huruf dan bentuk huruf intervensi.
sehingga mempermudah anak dalam Baseline 1 (A1) dalam penelitian
meningkatkan kemampuan membaca. ini adalah kondisi kemampuan subjek
Metode fernald ini memiliki empat dalam membaca kata. Kondisi pengukuran
tahapan proses pembelajaran, diawali subjek dilakukan pada keadaan natural
dengan melihat tulisan, kemudian anak sebelum diberikan intervensi. Selanjutnya
menelusuri tulisan-tulisan tersebut, lalu yaitu tahap intervensi (B) dalam
ditulis kembali oleh anak serta pelaksanaan intervensi ini peneliti
mengucapkan apa yang ia tulis ( Widyorini menggunakan metode Fernald. Dan
& Tiel, 2017). baseline 2 (A2) merupakan kegiatan
Adapun rumusan masalah dalam pengulangan baseline 1 yang dimaksudkan
penelitian ini yaitu “Apakah metode sebagai evaluasi untuk melihat efektifitas
Fernald efektif untuk meningkatkan pemberian intervensi dalam kemampuan
kemampuan membaca kata pada anak anak membaca kata. Variabel dalam
disleksia?”. Alasan peneliti menggunakan penelitian ini terdiri dari variabel bebas
metode Fernald ini karena mudah dan variabel terikat, adapun variabel
diterapkan oleh siapapun baik guru bebasnya yaitu kemampuan membaca
maupun orang tua, dan juga dengan kata, sedangkan yang menjadi variabel
memanfaatkan media yang sederhana. terikat yaitu metode Fernald.
Waktu dan Tempat Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian ini di lakukan pada 07 November
Jenis Penelitian sampai 02 Desember 2020 di rumah peneliti
Jenis penelitian ini adalah subjek Kab.Lima Puluh Kota, dengan subjek
penelitian adalah anak disleksia.
tungal (Single Subject Research / SSR),
Subjek Penelitian
jenis penelitian SSR ini, menggunakan
Subjek dalam penelitian ini adalah
desain penelitian A-B-A. Menurut
seorang siswa berusia 9 tahun dan berada
Sunanto.J, Takeuchi.K, dan Nakata.H
di kelas III SDN 01 Sitanang, sekolah
(2005), desain A-B-A menunjukkan
509
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)
512
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)
Tabel 2. Hasil analisis dalam kondisi pada dalam menentukan level stabilitas sama
kelompok kata “ng”.
dengan menentukan kecenderungan
stabilitas, dan rentang ditentukan dari skor
terendah dan skor tertinggi. (6) Perubahan
level, pada kondisi baseline 1 menurun (-),
intervensi meningkat (+), dan baseline 2
arah trendnya ditulis (+) yang berarti
Adapun analisis dalam kondisi
meningkat.
pada kelompok kata seperti yang terlihat
pada tabel 2 diatas pada komponen- Tabel 3. Hasil analisis dalam kondisi pada
kelompok kata “kh”
komponen : (1) Panjang kondisi, itu pada
kondisi Baseline 1 terdapat 6 sesi
pertemuan, kondisi intervensi 5 sesi
pertemuan, dan kondisi baseline 2
sebanyak 6 sesi pertemuan. (2)
Kecenderungan arah, pada kondisi
baseline 1 kelompok kata “ng” memiliki Adapun analisis dalam kondisi
kecenderungan arah yang relatif pada kelompok kata seperti yang terlihat
menurun, namun pada kondisi intervensi pada tabel 3 diatas pada komponen-
kecenderungan arah berubah yaitu sedikit komponen : (1) Panjang kondisi, itu pada
meningkat dan pada kondisi baseline 2 kondisi Baseline 1 terdapat 6 sesi
kecenderungan arah relatif pertemuan, kondisi intervensi 5 sesi
mendatar. (3) Kecenderungan stabilitas, pertemuan, dan kondisi baseline 2
hasil perhitungan data baseline 1 sebanyak 6 sesi pertemuan. (2)
kelompok kata “ng” 83% maka diperoleh Kecenderungan arah, pada kondisi
hasil tidak stabil, data pada intervensi yaitu baseline 1 kelompok kata “kh” memiliki
80% maka diperoleh hasil tidak stabil, dan kecenderungan arah yang relatif
data baseline 2 83% maka diperoleh hasil menurun, namun pada kondisi intervensi
tidak stabil. (4) Jejak data, pada kondisi kecenderungan arah berubah menjadi
baseline 1 arah trendnya juga menurun, meningkat dan pada kondisi baseline 2
kemudian pada kondisi intervensi kecenderungan arah juga relatif menaik.
mengalami kenaikan dan pada kondisi (3) Kecenderungan stabilitas, hasil
baseline 2 arah trendnya mendatar yang perhitungan data baseline 1 kelompok kata
ditulis. (5) Level stabilitas dan rentang, “kh” 0% maka diperoleh hasil tidak stabil,
513
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)
data pada intervensi yaitu 60% maka intervensi ke baseline 2. (2) Perubahan
diperoleh hasil tidak stabil, dan data arah dan efeknya, perubahan arah antar
baseline 2 100% maka diperoleh hasil kondisi mendatar yang ditulis (=). (3)
stabil. (4) Jejak data, pada kondisi baseline Perubahan stabilitas, pada kondisi A1 ke B
1 arah trendnya menurun, kemudian pada menunjukkan tidak stabil (variabel) ke
kondisi intervensi mengalami kenaikan stabil, sedangkan pada kondisi B ke A2
dan pada kondisi baseline 2 arah trendnya menunjukkan stabil ke stabil. (4)
juga mengalami kenaikan. (5) Level Perubahan level, pada kelompok kata “ny”
stabilitas dan rentang, dalam menentukan data terakhir kondisi A1 yaitu 5 dan data
level stabilitas sama dengan menentukan kondisi pertama intervensi yaitu 10 dan
kecenderungan stabilitas, dan rentang dihitung selisihnya (5-10) maka diperoleh
ditentukan dari skor terendah dan skor hasil -5,sedangkan data pada B/A2
tertinggi. (6) Perubahan level, pada kondisi diperoleh hasil 100%.
baseline 1 menurun (-), intervensi tidak
SIMPULAN
ada perubahan (=), dan baseline 2 arah
Berdasarkan data perolehan hasil
trendnya ditulis (+) yang berarti
penelitian yang telah dianalisis tentang
meningkat.
penerapan metode fernald untuk
Analisis perubahan data antar kondisi
baseline 1, intervensi, dan baseline 2 meningkatkan kemampuan membaca kata
pada kelompok kata “ny,ng,dan kh”, pada anak dengan disleksia kelas III SDN
yaitu :
01 Sitanang Kab.Lima Puluh Kota, maka
Tabel 4. Hasil analisis antar kondisi peneliti menyimpulkan bahwa Intervensi
kelompok kata “ny”
metode fernald teruji efektif dalam
penghilangan, penyisipan dan penggantian
huruf pada kelompok kata dengan
konsonan rangkap “ny,ng,dan kh” pada
anak dengan disleksia. Hal ini dibuktikan
Adapun analisis antar kondisi pada dengan mean level pada kondisi baseline 1
kelompok kata seperti yang terlihat pada lebih rendah dibandingkan dengan kondisi
tabel 4 diatas pada komponen-komponen : intervensi dan baseline 2 hal ini sesuai
(1) Jumlah variabel, jumlah variabel yang dengan tujuan penelitian yaitu untuk
diubah dalam penelitian ini ada 1 yaitu meningkatkan kemampuan membaca kata
kemampuan membaca kata, yaitu kondisi pada kelompok kata “ny,ng dan kh”.
baseline 1 ke intervensi, dan kondisi
514
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)
REFERENSI 58–62.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H.
American Psychiatric Association. (2013).
(2005). Pengantar Penelitian Dengan
Neurocognitive disorders. In
Subyek Tunggal. CRICED University
Psychopathology and Psychotherapy:
of Tsukuba, 1–150.
DSM-5 Diagnosis, Case
https://doi.org/10.5607/en.2016.25.1.
Conceptualization, and Treatment
33
(Fith Editi).
Widyorini, endang & Tiel, julia maria.
https://doi.org/10.4324/97802037722
(2017). Disleksia : Deteksi,
87-23
Diagnosis, Penanganan di Sekolah
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian :
dan di Rumah (Edisi Pert). Prenada.
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
https://books.google.co.id/books?hl=i
CIpta.
d&lr=&id=hfpDDwAAQBAJ&oi=fn
Gonzalez, M., & Brown, T. B. H. (2019).
d&pg=PA98&dq=IQ+anak+disleksia
Early Childhood Educators’
+menurut+DSM+5&ots=atmweq0zU
Perceptions of Dyslexia and Ability
k&sig=kSI5fPtjwiMrQ6xH9Dlla9gK
to Identify Students At-Risk. Journal
GAo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=
of Education and Learning, 8(3), 1.
false
https://doi.org/10.5539/jel.v8n3p1
Leonard, B. (2005). A Critical Approach
Towards Dyslexia. I-Manager’s
Journal on School Educational
Technology, 1(2), 19–21.
https://doi.org/10.26634/jsch.1.2.922
Naswiani Samniah. (2016). Kemampuan
Memahami Isi Bacaan Siswa Kelas
VII MTs Swasta Labibia. Jurnal
Humanika No.16 ISSN 1979-8296,
1(45), 5–24.
Pratiwi, R., & Wulandari, Y. (2018).
BAHASA INDONESIA KELAS IV
SEKOLAH DASAR This research
aims to find out the influence of the
Fernald method on the ability. 2(2),
515
Irradhiatul Jannah, Irdamurni │ Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Menggunakan Metode Fernald
bagi Anak Disleksia