Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA

ANAK DISLEKSIA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN


DENGAN TEKNIK PLAY THERAPY DI SDN 70/IV JAMBI

Hanipah
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
Hanifahhanifah571@gmail.com1
Drs Rasimin M.Pd,Affan Yusra S.Pd.,M.Pd
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Universitas Jambi 1
Rasimin.fkip@unja.ac.id2
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Universitas Jambi 2
affan15yusra@unja.ac.id
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Universitas Jambi 3

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah membaca yang sering


terjadi pada siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan seberapa
besar peningkatan keterampilan membaca pada anak disleksia di SDN
70/IV Jambi dengan menggunakan teknik play therapy melalui layanan
penguasaan konten. Penelitian ini merupakan peneliitian tindakan layanan
(PTL). Subjek dalam penelitian ini adalah dua siswa kelas V dan satu
siswa kelas VI SDN 70/IV Jambi dengan jumlah sampel sebanyak 3 orang
siswa. Hasil dari penelitian ini yang dilihat dari lembar observasi dalam
melihat peningkatan keterampilan membaca siswa disleksia. Hasil
penelitian ini menjelaskan tingkat presentase keterampilan membaca
pada siklus 1 mencapai 72% berjalan dengan baik, pada siklus 2
mencapai 85% berjalan dengan baik dan pada pelaksanaan siklus 3
mmencapai 92% berjalan dengan sangat baik. hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat presentase maka semakin tercapainya keberhasilan
dalan melaksanakan penelitian tindakan layanan (PTL) di SDN 70/IV
jambi.

Kata kunci : Disleksia, Play Therapy, Layannan Penguasaan Konten


Abstract
This researce is motivated by reading problems that often occur in
students. The purpose of this study was to reveal how much reading skils
were improved in dyslexic children at SDN 70/IV Jambi by using play

1
therapy technicques through content mastery services. This research was
a service action research (PTL). VI SDN 70/IV Jambi with a total sample of
3 students. The results of this study explained were seen from the
observation sheet in seeing the improvement in reading skills of dyslexic
student. The results of this study explained that the percentage level of
readung skills in cycle 1 reached 72% went well, in cycle 2 reached 85%
went well and in the implementation of cycle 3 reached 92% went very
well, this shows that the higher the percentage level, the more success will
be achieved in carrying out service action research (PTL) at SDN 70/IV
Jambi.

Keywords: Dyslexia, Play Therapy, Content Mastery


PENDAHULUAN
Disleksia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar ditandai
dengan ketidakmampuan anak dalam membaca dan menulis. Penderita
disleksia tidak hanya kesulitan membaca tetapi juga sulit mengurutkan
kata demi kata baik dari atas ke bawah maupun dari kiri ke kanan. Anak
disleksia memiliki masalah dalam fonologi yang berkaitan dengan aspek
sistematik pada huruf dan bunyi. Selain itu anak disleksia juga mengalami
masalah dalam mengingat perkataan, menyusun sesuatu secara
sistematis, daya ingat yang pendek serta bermasalah pada sistem tata
bahasa.
Disleksia sering dikenal dengan ketidakmampuan mengenal huruf
dan suku kata dalam bentuk tertulis, atau dengan kata lain
ketidakmampuan membaca. Penderita disleksia sebenarnya mengalami
kesulitan untuk membedakan bunyi fonetik yang menyusun sebuah kata.
Mereka bisa menangkap kata-kata tersebut dengan indra
pendengarannya, namun ketika harus menuliskannya di selembar kertas,
mereka mengalami kesulitan harus menuliskannya dengan huruf-huruf
yang mana saja. Dengan demikian, para penderita disleksia juga
mengalami kesulitan apa yang diinginkan ke dalam kalimat-kalimat
panjang secara tepat (Subyantoro, 2013:177).
Widodo, dkk (2020) menyatakan kemampuan membaca
merupakan kemampuan dasar yang sangat penting untuk dikuasai siswa.
Jika aktivitas membaca rendah dapat dipastikan prestasi belajarnya
rendah. Dikarenakan unsur yang paling utama pada pendidikan adalah
keterampilan membaca. Jika aktivitas membaca terganggu maka dapat
dipastikan tujuan pendidikan secara umum sulit untuk tercapai.
Kemampuan yang dimiliki setiap manusia tidaklah sama, begitu
pula dalam membaca. Kemampuan membaca merupakan kesanggupan
seseorang memahami gagasan-gagasan dan lambang bunyi bahasa yang
ada dalam sebuah teks bacaan yang diinginkan. Apabila kemampuan
membaca ini mengalami gangguan, begitu pula proses mendapatkan
informasi dalam membaca akan ikut terganggu sehingga bisa timbul
ketertinggalan dalam proses belajar.
Di sekolah dasar, siswa yang mengalami berbagai kesulitan belajar
pasti ditemukan. Ada yang sangat sulit dan ada yang cukup berat. Ada
yang mengalami kesulitan dalam satu mata pelajaran, atau beberapa
mata pelajaran. Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar, umumnya
mengalami kesulitan dalam keterampilan dasar yaitu membaca, menulis
dan berhitung. Membaca yang merupakan keterampilan dasar dalam
usaha memahami mata pelajaran-mata pelajaran yang lain perlu
memperoleh perhatian yang serius agar mereka dapat mengikuti pelajaran
dengan lancar. Oleh karenanya perlu pemikiran tentang layanan
bimbingan belajar membaca.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di Sekolah
Dasar Negeri 70/IV Jambi, ada beberapa siswa yang memiliki
keterampilan membaca yang sangat rendah, hal ini terlihat dari
prestasinya yang kurang, membaca yang tidak fasih, huruf yang sering
terbalik-balik. Untuk itu masalah ini harus segera diatasi guna
meningkatkan keterampilan membaca. Bila masalah ini dibiarkan maka
akan berakibat pada gangguan sosial dan emosional. Gangguan sosial
dan emosional ini dapat menumbuhkan sikapnya yang kurang percaya
diri, labil, mudah tersinggung, merasa dirinya bodoh dan menjadi korban
bullying teman-temannya. Ketertarikan peneliti untuk meneliti peserta
didik disleksia dikarenakan peserta didik sudah berada di kelas atas yaitu
kelas 5 dan kelas 6, adapun upaya yang dilakukan oleh guru untuk
membantu meningkatkan keterampilan membaca pada anak disleksia
seperti permainan menemukan huruf, menulis nama, guru akan
menjelaskan kembali setelah menjelaskan teman-temannya dan guru juga
memberikan belajar tambahan setelah pulang sekolah minimal 3 kali
dalam seminggu yang didampingi oleh wali kelas atau guru yang bersedia
memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang keterampilan
membacanya yang rendah. Selain upaya yang diberikan di sekolah,
ternyata orang tua dari siswa yang keterampilan membacanya rendah ia
juga memberikan upaya kepada anaknya dalam meningkatkan
kemampuan membaca pada sang anak seperti memberikan aktivitas di
luar jam sekolah yaitu les belajar membaca agar anaknya pandai dalam
membaca dan sama seperti teman seusia yang lainnya akan tetapi masih
belum menunjukkan perkembangan yang signifikan atas kebutuhan
disleksia yang dialaminya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan layanan (PTL). Menurut
Sutja, dkk (2017:140) penelitian tindak layanan (PTL) adalah usaha
penemuan perbaikan dan pemantapan praktik layanan Bimbingan dan
Konseling yang dilakukan secara sistematis, berdaur ulang (skills) dan
bersifat reflektif yang dilakukan oleh praktisi BK dengan setting yang jelas
yakni secara kolaboratif. Penelitian tindak layanan ini dilaksanakan dalam
pemberian penerapan Play Therapy.
Jadi PTL adalah penelitian yang sesuai dengan kebutuhan konselor
karena berkaitan langsung dengan keinginannya meningkatkan
kemampuan membaca pada siswa yang mengalami gangguan disleksia.
Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan play Therapy untuk
membantu siswa yang mengalami gangguan disleksia. play therapy
sendiri merupakan sebuah teknik atau metode intervensi berdasarkan
teori psikologi, baik secara preventif maupun rehabilitasi, terhadap
perkembangan kesehatan mental, emosi, dan perilaku anak-anak. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 70/IV Jambi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan di atas, maka skenario
teknik play therapy prosedur standar yang ditambahkan adalah dengan
mencoba media yang berbeda dari siklus sebelumnya, melakukan
beberapa kali penyimpulan agar semua anggota bisa meningkatkan
keterampilan membacanya serta memberikan dampingan khusus untuk
lebih bisa leluasa dalam memantau kemampuan para anggota yang
akhirnya berhasil meningkatkan 92% dalam meningkatkan keterampilan
membacanya. Sesuai hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di SDN
70/IV Jambi selama kurang lebih 3 bulan, dengan subjek siswa sebanyak
3 orang yang berinisial FJ siswa kelas VI, dan SN dan IJ siswa kelas V
SDN 70/IV Jambi.
No Siklus Rata-rata
peningkatan (%)
1. Siklus pertama 72%
2. Siklus kedua 85%
3. Siklus ketiga 92%
Berdasarkan hasil pengamatan, dari wawancara singkat yang
dilakukan dengan beberapa guru di SDN 70/IV Jambi menujukkan bahwa
subjek sulit dalam membedakan beberapa huruf, mudah lupa, memiliki
semangat belajar yang rendah serta kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran dan banyak diam. Dari penelitian yang telah dilakukan,
peneliti menemukan hasil yang terbaik pada siklus ketiga dimana hasil
rata-rata proses dari penilaian kolaborator yaitu mencapai 0,92 dengan
presentase dan kriteria keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan
membaca mendapat nilai 92%.
Dengan menerapkan teknik play therapy dalam layanan
penguasaan konten untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa,
yang dibantu oleh ibu Yusnaini, S.Pd selaku wali kelas V sebagai
kolaborator dalam melakukan penelitian ini. Peneliti menerapkan layanan
penguasaan konten ini adalah salah satu cara yang efektif dalam
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan membacanya dengan
membantu setiap anggotanya untuk bisa dalam membedakan huruf dan
juga mengeja serta mampu membaca dengan baik seperti teman yang
seusianya.
Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa
yang sangat penting dikuasai oleh siswa, selain keterampilan menyimak,
berbicara dan menulis (Fuzidri, dkk. 2014).
Terapi bermain mampu menciptakan suatu hubungan harmonis
dan dinamis antara guru bimbingan dan konseling/konselor dengan
peserta didik (konseli). Dengan terapi ini, sangat mungkin menciptakan
suatu relasi yang aman bagi peserta didik untuk mengekspresikan dan
mengeksplorasi ke dalam dirinya yang berupa pikiran, perasaa,
pengalaman dan tingkah lakunya (Sulistyowati, etik & Dianasari, Anita.
2020). Teknik play therapy ini sendiri sangat efektif dalam membantu
siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca, karena pada
umumnya mereka sedang dalam tahap bermain untuk itu peneliti
menerapkan teknik ini.
Hal ini sejalan dengan pendapat Clark (dalam Sujadi, dkk. 2019)
play therapy dapat dimaknai sebagai terapi yang dilaksanakan oleh
seorang profesional yang berperan sebagai katalis dan pendukung untuk
membantu menyelesaikan masalah anak-anak melalui aktivitas bermain.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bersama kolaborator,
terlihat adanya peningkatan pada keterampilan membaca dengan
menggunakan teknik play therapy yang dilakukan sebanyak tiga kali,
adapun hasil terbaik ada pada siklus ketiga. Siklus pertama dilaksanakan
pada tanggal 24 Agustus 2022 keterampilan membaca siswa hanya 75%
dengan kekurangan yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya. Untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus pertama peneliti mengadakan
perbaikan pada siklus kedua yang peneliti laksanakan pada tanggal 21
September 2022, hasil pada siklus kedua lebih sedikit memuaskan
dibandingkan siklus pertama dimana tingkat keterampilan membaca siswa
lebuh meningkat menjadi 85%, namun masih perlu dilakukan perbaikan
karena adanya kekurangan seperti yang sudah juga peneliti jelaskan
sebelumnya.
Siklus ketiga dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kembali kriteria keberhasilan pada siklus pertama dan siklus kedua. Siklus
ketiga ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2022, dimana pada siklus
ketiga ini peneliti hanya perlu memperbaiki sedikit kekurangan dari siklus
kedua. Adapun pada siklus ketiga ini siswa mengalami peningkatan
terhadap keterampilan membacanya menjadi 92%. Hasil dari siklus ketiga
ini sesuai yang diharapkan di mana proses berjalan dengan baik, siswa
semuanya sudah mampu membedakan huruf, mampu mengeja tanpa
terbalik dan lebih semangat dalam ikut pembelajaran dikelas, teknik juga
berjalan dengan baik hasil seudah menunjukkan siswa sudah memiliki
keterampilan membaca.
Dalam penelitian ini siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali guna
untuk memperbaiki siklus sebelumnya dan mendapatkan hasil yang
diharapkan, yaitu memiliki peningkatan mengenai keterampilan membaca
pada siswa disleksia. Adapun menurut Sutja, (2017:163) siklus yang
dilaksanakan pada PTL minimal 2 kali dan maksimal tidak terbatas,
sehingga dalam hal ini peneliti melakukan 3 kali siklus untuk dapat
melakukan perbaikan baik itu pada silus 1 maupun pada siklus 2.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah diterapkan teknik play therapi para anggota dapat
meningkatkan keterampilan membaca secara bertahap sehingga akhirnya
sampai pada 92% disiklus ketiga melalui adanya beberapa pengulangan
dalam memberikan media, memberikan game, melakukan penyimpulan
dan memberikan perhatian yang penuh terhadap masing-masing anggota
sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan membacanya.
Penerapan teknik play therapy pada siswa disleksia dalam
meningkatkan keterampilan membaca melalui pengembangan skenario
layanan penguasaan konten dengan teknik play therapy pada tahap
kegiatan dengan : (1) melakukan beberapa pengulangan dalam
menerapkan kegiatan terutama terfokus pada media yang menjadi
sesuatu yang paling penting pada saat pelaksanaan, (2) melakukan
penyimpulan agar lebih jelas mengenai apa yang dibahas, (3)
memberikan dorongan semangat kepada masing-masing anggota agar
bersemangat dalam mengikuti kegiatan .
Berdasarkan hal tersebut penerapan teknik play therapy untuk
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa disleksia diperoleh hasil
siklus yang dapat dikategorikan baik yaitu pada siklus ketiga, diamana
terjadi peningkatan yang lebik baik dari pada siklus satu dan siklus dua
yang dilihat dari hasil observasi yang mencapai 92%.
Saran
Sesuai kesimpulan dari hasil penelitian yang diuraian di atas, dari
ketiga pelaksanaan siklus, peneliti menyarankan untuk melakukan
pengualangan dipemberian media agar dilakukan beberapa kali agar
anggota yang kurang mampu dalam membaca lebih memehami dan lebih
lancar lagi serta peneliti harus benar-benar memperhatikan dibagian mana
kelemahan atau kesalahan yang sering kali dilakukan oleh masing-masing
anggota. Melalui penerapan teknik play therapy dalam layanan
penguasaan konten, hubungan keakraban antara peneliti dan para
anggota harus terjalin, serta dengan sikap yang menunjukkan bahagia
serta menerima antara satu dengan yang lainnya karena hal tersebut bisa
memiliki peluang untuk meningkatkan proses pelaksanaan serta agar
mampu mendapatkan hasil yang diharapkan. Berikut saran untuk pihak-
pihak yang tekait antara lain :
1. Bagi Peneliti
Dapat mengimplementasikan kepada pihak yang lebih
membutuhkan bantuan serta sesuai dengan permasalahan yang
dialami dengan dapat menggunakan teknik play therapy ini.
2. Bagi Guru
Seharusnya pelaksanaan teknik play therapy ini dapat diaplikasikan
bukan hanya disekolah saja tetapi juga dapat dilakukan di
lingkungan tempat tinggal bahkan orang yang membutuhkan
bantuan dengan memiliki setting masalah yang sama serta dalam
setting masyarakat umum.
3. Bagi masyarakat
Hendaknya dapat mendukung segala kegiatan pada Bimbingan
dan Konseling yang mana paada saat ini tidak hanya
diimplementasikan disekolah saja akan tetapi juga bisa dilakukan di
masyarakat umum, yang tentunya dapat membantu masyarakat
yang sedang membutuhkan bantuan. Sehingga pemikiran awam
mengenai pandangan terhadap Bimbingan dan Konseling dapat
jauh lebih baik lagi.
4. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling
Sebagai pembangunan ilmu dalam membantu siswa ataupun
masyarakat dikarenakan setting yang ada di Bimbingan dan
Konseling sendiri bukan hanya disekolah saja melainkan juga dapat
diilakukan dilembaga masyarakat, yang mana sesuai dengan
semboyan yang dimiliki oleh Bimbingan dan Konseling yaitu di
sekolah mantap, diluar sekolah sigap dan di mana-mana siap.
Referensi

Fuzidri, Haris Effensi T & Abdurahman. 2014. Peningkatan Keterampilan


Membaca Pemahaman Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Circ Siswa Kelas VIII 5 MTsN Kamang Kabupaten Agam.
Jurnal bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Vol.2. No.3.
Lestari, M.D & Iqbal. M. 2020. “Meningkatkan Kemampuan Minat
Membaca Siswa Menggunakan Mind Mapping Layanan
Penguasaan Konten.” Jurnal Kajian Konseling Dan Pendidikan. Vol.
3. No. 3.
Subyantoro. 2013. Gangguan Berbahasa. Yogyakarta: Ombak
Sujadi, Alwis, Syamsarina & Odha. 2019. “Penerapan Play Therapy
Dengan Menggunakan Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosio Emosional.” Jurnal Bimbingan dan Konseling
Terapan, Vol.3, No.1.
Sulistyowati, etik & Dianasari, Anita. 2020. Play Therapy Art Expression
Teknik Menggambar Untuk Mengurangi Stress Peserta Didik
Dalam Mengerjakan Tugas Pembelajaran Daring. Jurnal Bikotetik
(Bimbingan dan Konseling). Vol.4. No.2.
Sutja, dkk. 2017. Penulisan Skripsi Untuk Prodi Bimbingan dan
Konseling. Yogyakarta: Writing Revolution.
Widodo, Indraswati & Royana. 2020. “Analisis Penggunaan Media
Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa
Disleksia Di Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Vol.11.No.1

Anda mungkin juga menyukai