INFORMASI IFLA
KELOMPOK 3:
A LW I A N I TA ( 1 5 1 4 0 0 4 5 ) | U M M U L M A G H F I R O H ( 1 5 1 4 0 0 5 2 ) | R E S T U W I N D U ( 1 5 1 4 0 0 5 3 )
S I L M I S Y U K R I YA H ( 1 5 1 4 0 0 6 4 ) | R I Z K Y F E B R I N A 1 5 1 4 0 0 8 1 | D E T I N N A R A R A I S
(15140086)
Guidelines on Information Literacy for Lifelong
Learning oleh Jesús Lau
• Guidelines ini telah menerima review umum selama periode September 2004
sampai Maret 2005 dari komentar, saran, dan melengkapi paragraf baru dari
ahli informasi berbeda di seluruh dunia yang telah dievaluasi.
• Feedback pertama dari partisipan pertama (lebih dari 120 orang) yang
menghadiri IFLA Open Discussion Session in Buenos Aires. Saran umum kedua
berasal dari 50 orang yang dikirim melalui email, yang ketiga berasal dari
partisipan yang menyediakan kontribusi lebih komprehesif atau revisi yang
lebih rinci untuk guidelinesnya.
Pendahuluan
Panduan ini adalah sebuah template konseptual untuk memandu pembuatan program
literasi informasi (LI) dalam perpustakaan sekolah dan akademik, walaupun kebanyakan
prinsipnya dapat diterapkan di perpustakaan umum.
Penggunaan panduan: panduan LI ini dapat direview, diubah atau diadaptasi oleh perpustakaan
menurut kebutuhan institusional sehinggal elemet LI dapa disesuaikan dengan kebutuhan lokal
maupun nasional dimana budget, kebijakan, prosedur dan prioritasnya berbeda-beda. Tidak
lupa untuk mencantumkan copyright dari dokumen panduan ini.
Susunan Panduan
BAB II
BAB I BAB III
Literasi Informasi dan
Konsep Literasi Informasi Standar Internasional
Pembelajaran Seumur Hidup
BAB VI
BAB IV BAB V
Manajemen
Institutional Commitment Action Plan
Pembelajaran/Instruksi
BAB X
Glosarium
BAB I Apa itu informasi?
Case (2002) mendefinisikan informasi secara
Konsep lebih luas:
Literasi
◦ Encapsulated knowledge
◦ ‘Paket’ dari pengalaman-pengalaman manusia
• AASL dan AECT menyatakan bahwa “literasi informasi adalah-kemampuan untuk menemukan
dan menggunakan informasi—kunci untuk pembelajaran seumur hidup” (Byerly/Brodie, 1999)
• Di bawah komponen literasi informasi, AASL menyatakan bahwa: “siswa yang melek informasi
mengakses informasi secara efisien dan efektif, menilai informasi secara kritis dan kempeten, dan
menggunakan informasi secara tepat dan kreatif” (Byerly/Brodie, 1999).
Sebagian besar motivasi dan pengarahan diri. Tidak memerlukan meditasi dari luar individual,
organisasi, atau sistem diluar diri individu itu sendiri, walaupun nasihat dan bantuan dari teman
yang lebih dihormati seperti mentor atau pelatih dapat membantu.
Penguasaan diri. Ditujukan pada membantu individu dari semua golongan usia untuk
membantu diri mereka tanpa memperhatikan status ekonomi, peran atau tempatnya di
masyarakat, gender, ras, agama atau etnis.
Menggerakkan diri. Semakin individu menjadi melek informasi, dan semakin lama individu
mempertahankan pembelajaran literasi informasi dengan baik dan melatih kebiasaan-kebiasaan
itu, semakin besar penerangan diri yang akan teringat, khususnya jika dilatih di sepanjang hidup.
Hubungan timbal balik dari dua konsep. Dua dari konsep tersebut adalah:
Perbedaan
Literasi informasi adalah kumpulan
keterampilan
Pembelajaran seumur hidup adalah
kebiasaan baik
Perpustakaan dan pustakawan sebagai partner dalam tim literasi informasi/pembelajaran
seumur hidup
• Sebuah tim harus dibentuk, dan partner mengidentifikasi siapa yang dapat
bekerja dengan pustakawan.
Perpustakaan dan pustakawan sebagai agen perubahan literasi informasi
• Prinsip
PROGRAM DAN REVISI KURIKULUM ADALAH • Kebijakan
SATU-SATUNYA PRODUK POTENSIAL ATAU • Programs
• Projek tuntunan
HASIL DARI INISIATIF INI. • Model
• Workshop/lokakarya
• Tutorial
• Bagian brainstorming
• Teknik, peralatan, dan metode
BAB III
Standar Internasional
Bagian ini termasuk usulan untuk standar literasi informasi untuk komunitas
p e r p u s t a k a a n i n t e r n a s i o n a l IF L A . M e re k a a d a l a h k o m p o n e n in i d a ri p a n d u a n i n i .
S t a n d a r d a p a t d i a m b i l s e b a g a i m a n a a s l i n y a , te t a p i j i k a m e m u n g k i n k a n i t u a k a n
l e b ih b a i k u n t u k m e n ga m b i l m e r e k a p a d a k e b u tu h a n o rg a n is a s i lo k a l a t a u d i
n e g a r a - n e g a ra t e r t e n t u .
Struktur standar:
standar literasi informasi yang efektif mempunyai tiga komponen dasar: akses (access), evaluasi (evaluation), dan
penggunaan informasi (use of information).
Tujuan inti tersebut ditemukan dalam kebanyakan standar yang dibuat oleh asosiasi perpustakaan seperti:
1. AASL (American Association of School Libraries)
2. ACRL (Association of College and Research Libraries)
3. SCONUL (Standing Conference Of National University Librararies)
4. dan Australia dan New Zealand Institute for Information Literacy yang diikuti oleh negara lain, seperti Mexico, dan
pendidik individual
Penggunaan
Informasi
Akses
Pengguna mengakses informasi secara efektif dan efisien
Singkatnya, LI dianggap sebagai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi
secara benar:
untuk menampilkan sebuah tugas spesifik atau penyelesaian sebuah masalah,
mencari informasi secara efektif,
mengelolanya,
mengartikan dan menganalisisnya sekali saat informasi ditemukan dan didapatkan kembali (ter-download),
mengevaluasi keakuratan dan reliabilitas informasinya, termasuk secara etis mengetahui sumber dari mana
informasi diperoleh,
mengkomunikasikan dan mempresentasikan hasil dari menganalisis dan menerjemahkan informasi tersebut kepada
orang lain jika dibutuhkan, dan memanfaatkannya.
Hindari mengambil keterampilan dan pilihan yang diberikan.
Tindakan umum
• Mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk
mengimplementasikan program.
• Mengadaptasi atau mengambil standar dan • Menganggap proses literasi informasi sebagai non-linier,
praktik literasi informasi internasional. Anda boleh melewatkan langkah-langkah dan mengubah
urutannya.
• Mengidentifikasi program literasi informasi yang
• Bekerja pada rencana strategis untuk memetakan arah
paling sesuai untuk Anda dan institusi Anda. tujuan dan tindakan Anda (lebih spesifiknya lihat pada
• Mengadopsi atau merancang program bab 5).
berdasarkan pengalaman nasional dan • Melibatkan semua pihak terkait dalam proses
internasional. perencanaan: tim perpustakaan, administrator, dan
pembuat keputusan akhir untuk proyek.
Mengubah strategi
Perlawanan untuk perubahan adalah sifat alami manusia; ahli informasi harus memahami
hambatan-hambatan, sehingga mereka dapat menghadapinya.
Menurut Walton (personal communication, November 2004), masalah besar yang dihadapi ahli
informasi adalah kita semua terlalu sering berdasarkan sumber (resource based) daripada
berdasarkan kurikulum (curriculum-based) dengan tekanan yang kuat pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student-centered learning).
Tambahannya, sebagai ahli informasi, harus cukup memahami apa literasi informasi—(bukan
keperluan memanggilnya oleh siswa atau tutor) terkait dengan aktivitas yang telah mengambil
tempat antara tutor dan siswa.
Peterson (1978) memiliki rekomendasi untuk pustakawan, yaitu:
• Mengubah metode pengajaran lebih sulit daripada mengubah kurikulum atau administrasi
• Bila perubahan mengharuskan guru untuk meninggalkan praktik pembelajaran yang ada,
kemungkinan besar tidak akan berhasil.
• Jika pelatihan diperlukan, kesuksesan akan terancam kecuali dorongan yang kuat dapat
diberikan.
• Upaya untuk mengubah kurikulum dengan mengintregasikan atau menghubungkan konten
adalah ditentang dan terutama beresiko.
• Biaya perubahan merupakan faktor signifikan dalam menentukan ketetapan perubahan.
• Ketika perubahan menempatkan beban pada personil sekolah atau membutuhkan investasi
besar dalam mempelajari fakta dan prosedur baru, itu tidak mungkin berhasil.
• Perilaku baru minimal memiliki lebih banyak kemungkinan untuk diterima.
• Pustakawan perlu mengambil bagian yang lebih besar dari pekerjaan untuk membuat sesuatu
terjadi sampai fakultas/ guru melihat manfaat kolaborasi.
• Upaya kolaborasi tidak harus dilihat sebagai suatu kesulitan untuk dicapai.
• Kolaborasi perpustakaan harus dilihat oleh guru/ fakultas sebagai hal penting untuk
kesuksesan mereka.
• Keuntungan dari perubahan harus dilihat dengan jelas oleh partisipan
• Para personal informasi harus menjadi pendukung kuat untuk program mereka.
Kepemimpinan bersama:
• Mengidentifikasi, menetapkan, dan berbagi kepemimpinan atasan dengan anggota tim perpustakaan
lainnya.
• Meminta untuk memasukkan filosofi literasi informasi dalam dokumen-dokumen kelembagaan inti,
seperti misi, rencana strategis, dan kebijakan yang relevan.
• Meyakinkan pihak berwenang untuk mendapatkan dukungan keuangan yang tepat untuk
mempekerjakan pustakawan, staf perpustakaan, membangun fasilitas, melatih personil, dan
mengembangkan prosedur.
• Mengakui kolaborasi di antara partner, pihak berwenang, dan berbagai pihak yang terlibat.
• Komunikasikan dan promosikan pengakuan atas dukungan LI yang diterima.
Potensi tantangan:
• Bersiap menghadapi hambatan seperti
Budaya institusional: terbatasnya fasilitas dan langka atau tidak ada
• Menganalisis dinamika politik, pribadi, dan sumber daya ekonomi atau manusia.
anggaran di institusi dan komunitas belajarnya. • Menerima bahwa beberapa administrator dapat
• Mengidentifikasi gaya-gaya dalam institusi menolak atau mengabaikan manfaat literasi
organisasi dalam bekerja. informasi.
• Mengambil peran membangun kemitraan • Mengetahui dan bertindak atas reaksi positif,
pembelajaran. negatif, atau kurangnya minat guru/ fakultas.
• Memulai skema akademis kolaboratif dengan • Bergantung pada teknologi untuk memimpin
guru/ fakultas, pustakawan lain, coordinator kolaborasi pembelajaran institusi.
teknologi, administrator, perencana kurikulum • Mencari dukungan dari komunitas pembelajaran
dan fasilitator pembelajaran. seumur hidup, mungkin berasal dari siswa, guru/
fakultas, administrator, anggota dari institusi lain.
Bersikap tegas:
• Menyadari bahwa sesuatu harus dilakukan dan sadar bahwa tidak ada yang sempurna.
• Menjadikannya tujuan untuk memastikan literasi informasi dimasukkan ke dalam kurikulum.
• Bersikap positif dan persuasif tentang apa yang perlu dilakukan.
• Ingat, perpustakaan harus menjadi pusat tindakan literasi informasi.
Identifikasi standar LI anda Kepemimpinan bersama
Dengan kata lain, Anda dapat membuat rencana hanya dengan mengikuti beberapa langkah
sederhana dan penting: tujuan, sasaran, pembenaran, persyaratan, dan anggaran. Namun,
Anda mungkin perlu mengerjakan rencana strategis yang biasa atau lebih lengkap, seperti yang
dibahas di bagian berikut. Ingatlah untuk melakukan perencanaan apa pun yang relevan untuk
membuat program yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Perencanaan: sebuah langkah pertama LI.
• Rencana strategis adalah alat yang sangat baik untuk memasarkan dan mendapatkan dukungan dari
komunitas belajar Anda dan otoritas kelembagaan Anda untuk tujuan literasi informasi perpustakaan
Anda.
• Langkah-langkah perencanaan dapat disesuaikan atau diadaptasi dari buku teks manajemen tergantung
pada waktu Anda harus menyusun tindakan Anda.
• Praktik perencanaan strategis yang direkomendasikan adalah melibatkan staf perpustakaan dan
perwakilan dari komunitas pengguna, seperti fakultas, siswa dan otoritas sekolah atau universitas yang
relevan.
• Idealnya, rencana tersebut harus dibuat dengan persetujuan dan masukan dari semua pihak terkait.
Unsur-unsur umum termasuk dalam rencana strategis adalah:
Misi. Ini harus menjadi paragraf yang menyatakan tujuan dan peran penting dari rencana
Literasi Informasi.
Hindari menjelaskan bagaimana Anda berencana untuk mencapai misi Anda. Pernyataan misi:
Evaluasi
Sumber
Daya:
Manusia
Ekonomi
• Temui administrator fakultas dan bagikan manfaat IL dengan mereka (del extra spaces)
• Temui para profesor / pengajar literasi informasi potensial
• Bagikan dokumen yang menyatakan manfaat dari program IL fakultas kepada pihak yang sesuai
• Menawarkan layanan literasi informasi Anda kepada para profesor / guru dalam perencanaan
kursus mereka
• Mempersiapkan pelatihan pembelajaran IL sebagai contoh bagaimana memfokuskan kursus
pada pembelajaran literasi informasi
• Jadikan perpustakaan itu laboratorium informasi
• Siapkan sebuah lokakarya untuk fakultas / guru di mana konsep IL dan pentingnya
menerapkannya di kelas
• Rencanakan program studi Anda atau bertepatan dengan
Kursus kurikuler independen. desain sekolah / fakultas
Kursus-kursus ini ditawarkan • Mendasarkan kursus pada pedagogi konstruktivis-insentif
secara independen dan adalah pada siswa untuk berlatih konsep
hanya dikhususkan untuk • Buatlah kursus menarik dan menarik bagi siswa sesuai
literasi informasi, tetapi dengan subjek
mereka adalah bagian dari
kurikulum siswa. Tanggung • Latihan harus fokus pada sesuatu yang akan
jawab penuh diberikan menguntungkan siswa di kelas reguler mereka
kepada para profesional • Bila memungkinkan, bermitra dengan kursus profesor,
informasi dalam proses sehingga latihan Anda berada di subjek yang sama
pembelajaran informasi. Jika • Sesuaikan panjangnya kursus sesuai waktu yang tersedia
Anda memiliki kesempatan
untuk merencanakan kursus • Kursus tidak boleh terlalu lama — empat sampai sepuluh
IL independen: jam sangat ideal
• Bagilah topik dan distribusikan sekarang di lebih dari satu
kursus jika perlu
• Ikuti format dan prosedur untuk setiap
kursus sekolah reguler
• Pilih tanggal kursus ketika siswa Kursus ekstra kurikuler. Kursus
mungkin memiliki lebih sedikit ekstra kurikuler lebih mudah
pekerjaan akademis untuk direncanakan, karena
• Siswa memiliki lebih sedikit waktu untuk independen dari kurikulum
mengambil jenis kursus ini pada awal fakultas / sekolah. Namun,
tujuan jangka panjang Anda
dan akhir istilah adalah memiliki kursus IL
• Berikan pengakuan kepada mereka yang sebagai bagian dari kurikulum.
mengikuti kursus, seperti sertifikat Berikut ini adalah saran untuk
• Perpustakaan dapat memiliki program kursus ekstra kurikuler:
sertifikat informasinya sendiri
• Gunakan jalan independen ini hanya jika
perlu, ingat bahwa program yang
disematkan lebih berhasil
Kursus singkat independen. Mereka adalah sarana untuk melatih tujuan IL spesifik
dan untuk memperbarui keterampilan dari anggota yang berbeda dari komunitas
belajar Anda. Pembelajaran yang efektif hanya terjadi ketika itu
dikontekstualisasikan dan tertanam (inti teori konstruktivis (Walton, komunikasi
pribadi, November, 2004). Jika Anda menawarkannya, serangkaian kursus singkat
dapat diintegrasikan ke dalam kursus penuh. langkah-langkah dapat diterapkan
sama untuk embedded serta program / modul generik independen:
• Fakultas / guru adalah anggota paling penting dari setiap • Jadikan kursus sebagai bagian dari program
institusi pendidikan untuk meyakinkan manfaat IL pelatihan fakultas institusional
• Buat kursus atau kursus yang disesuaikan dengan • Promosikan kursus di antara anggota fakultas
kebutuhan profesor / guru
yang merupakan pendukung perpustakaan
• Dengan setiap kursus yang Anda fasilitasi untuk
komunitas pembelajaran ini, Anda akan mendapatkan • Tawarkan kursus pada waktu khusus dan
pendukung IL termasuk rehat kopi
• Rancang kursus pengalaman langsung di mana Anda • Siapkan kegiatan belajar yang dapat dipikirkan
dapat memfasilitasi pembelajaran IL yang guru / profesor oleh peserta, dengan mempertimbangkan
dapat beradaptasi untuk digunakan di kelas mereka kebutuhan mengajar mereka sendiri
• Tawarkan kursus sebelum atau sesudah semester
berakhir
• Ingat bahwa peserta yang merupakan anggota
staf pengajar dapat lebih menuntut, jadi siapkan
Anda materi dan materi pelajaran dengan baik
Kegiatan lain. Mereka dapat menyertakan demonstrasi, ceramah, kunjungan
perpustakaan, dan sesi pelatihan. Program keaksaraan informasi yang baik harus
mencakup menu luas dari opsi IL reguler dan komplementer untuk mendukung
pembelajaran yang meliputi:
Mengembangkan
kompetensi Teknologi
Manajemen diri
Pembelajaran jarak jauh dan e-learning.
Tugasnya yaitu untuk memfasilitasi literasi
informasi untuk pengguna yang terhalang oleh
Profesional literasi informasi perlu menguasai
jarak yang jauh dengan penggunaan e-learning. pendidikan dan pelatihan yang menggunakan
Hal ini bisa menjadi solusi untuk terbatasnya jaringan terutama internet, seperti ruang kelas
jumlah pustakawan atau profesional informasi virtual, bukan ruang kelas tradisional. Pustakawan
di perpustakaan. dapat berinteraksi dengan siswa secara online,
sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan penelitian
dan tugas dari rumah, kantor. atau di mana saja
mereka dapat akses ke computer. Demikian pula
pustakawan dapat melakukan pembelajaran di mana
pun asalkan ada akses ke komputer.
BAB VIII
Teori Pembelajaran
Te o r i p e m b e l a j a r a n d i d a s a r k a n p a d a p s i k o l o g i k o g n i t i f d a n p e n e l i t i a n p e n d i d i k a n
konstruktivis.
Te r d a p a t b e r b a g a i t e o r i p e m b e l a j a r a n d a n m a s i n g - m a s i n g m e m i l i k i p e r b e d a a n t i d a k
ada teori yang benar atau salah, karena tidak semua praktik pendidikan didasarkan pada
sekolah pemikiran tertentu (grassian dan kaplowitz, 2001). Pustakawan perlu memilih
teori dan variasinya yang sama dengan gaya mengajar mereka serta subjek atau topik
yang akan diajarkan.
Perlu diingat bahwa:
• Belajar melibatkan perubahan
• Perubahan ini cukup permanen
• Belajar akan melibatkan perubahan secara sadar (bagaimana kita berpikir) atau
perilaku (apa yang kita lakukan) atau keduanya
• Belajar muncul melalui interaksi dengan unsur-unsur di lingkungan kita, seperti,
informasi, peristiwa dan pengalaman (Squires, 1994).
Berikut ini adalah teori pembelajaran utama, model pembelajaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran pada individu dan konsep berpikir belajar (McGregor, seperti
dikutip dalam Stripling, 1999).
Pandangan Behavioris (tingkah laku): bersifat bebas dan mutlak. Pandangan Ini dapat diukur,
serta sebab akibat dapat ditentukan dan distandarisasi.
• Kecerdasan majemuk
• Gaya belajar, dan
• Motivasi.
Berpikir dan belajar (McGregor, 1999). Cara orang
berpikir dan jenis pemikiran yang mereka lakukan
merupakan elemen penting untuk proses
pembelajaran.
• Menciptakan pemikiran (Cave, 1996) - Ini
• Taksonomi Bloom (Bloom, 1956) - Taksonomi adalah kemampuan untuk melihat sesuatu
untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dengan cara yang berbeda dari yang sudah
dalam domain kognitif mencantumkan jelas atau yang tradisional.
keterampilan berpikir dalam urutan hierarkis yang
• Metakognisi (Blakey dan Spence, 1990) -
menyarankan keterampilan yang harus didorong
Berpikir tentang berpikir dianggap sebagai
oleh guru / fakultas.
metakognisi, elemen penting dari pemikiran
• Berpikir kritis (Ennis, 1985) - Ini adalah "pemikiran kritis dan kreatif.
yang masuk akal dan reflektif yang difokuskan
untuk memutuskan apa yang harus dipercaya atau • Model mental (Glynn, 1997) - Model mental
lakukan." (Pp. 54) Definisi mencakup komponen adalah kerangka dalam membangun
pengambilan keputusan dan peningkatan pemahaman baru (mendukung teori Piaget
pemikiran. dan Vygotsky). Peserta didik merasakan
konsep melalui representasi mental yang
membantu mereka untuk memahami.
Alat untuk mempromosikan pembelajaran (McGregor, 1999). Ada beberapa teknik untuk
mendorong pembelajaran, termasuk:
• Pelatihan. Bimbingan (mendukung, fasilitatif) dari seorang siswa atau siswa melalui tugas
atau melatih pemikiran adalah teknik yang bermanfaat bagi guru / fakultas. Ini kebalikan dari
mengarahkan.
• Mempertanyakan. Alat yang berguna untuk mengakses pengetahuan sebelumnya atau
memperluas pemikiran. Ini dimaksudkan untuk mendorong pemikiran yang berbeda, lebih
tinggi dan berpikir kritis.
Elemen Pembelajaran
BAB IX
Penilaian Pembelajaran
Penilaian adalah pertimbangan cermat dari pengamatan ketat di
seluruh proses pembelajaran terhadap peserta didik. Penilaina
membutuhkan pengumpulan, analisis, dan pelaporan data melalui
seluruh proses pembelajaran literasi informasi (AASL, 1998).
Evaluasi berbeda dari penilaian dalam arti bahwa itu
biasanya menempatkan nilai pada saat siswa
menyelesaikan tugas. Penilaian adalah proses yang lebih
komprehensif, karena mengumpulkan informasi tentang
kinerja siswa selama proses pembelajaran literasi informasi
Aspek berikut termasuk faktor-faktor utama
yang perlu dipertimbangkan ketika menilai
keseluruhan mereka, serta ketika mereka menyelesaikan
pembelajaran literasi informasi:
tugas mereka. Perbedaan penting lainnya antara kedua
istilah ini adalah penilaian dilakukan dengan siswa, Mengapa menilai?
sementara evaluasi dilakukan terhadap pekerjaan siswa.
Penilaian harus melibatkan siswa dalam penyelidikan dan • Meningkatkan pertumbuhan siswa (formatif)
produksi untuk berkomunikasi serta menunjukkan apa • Tingkatkan instruksi (formatif)
yang mereka ketahui ”(AASL, 1998, hlm. 67).
• Kenali pencapaian (sumatif)
• Ubah atau tingkatkan program (ringkasan)
Pentingnya penilaian
• Prestasi siswa dikaitkan dengan teknik
penilaian (Wiggins, 1998)
Pentingnya penilaian.
• Penilaian sangat penting dalam • Pengujian saat ini hanya mengaudit apa
menentukan apakah pembelajaran siswa yang siswa lakukan
sedang terjadi (Jones, A. J. dan Gardner, C.
sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999) • Kemampuan untuk menggabungkan
penilaian dan instruksi ke dalam strategi
• Temukan cara-cara unggul untuk tunggal
mengevaluasi kemampuan siswa untuk
menggunakan keterampilan akademik (Baron, • Harus ada] Dapat melakukan pengukuran
1995) kinerja siswa secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama siklus
• Membuka kesuksesan siswa melalui pembelajaran (Jones, A. J. & Gardner, C.,
penilaian (Baron, 1995) sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
• Pembelajaran dan penilaian berbasis kinerja • Penilaian literasi informasi harus
dapat diimplementasikan di semua tingkat diintegrasikan ke dalam sisa kurikulum di
kelas dan di antara semua disiplin ilmu semua level dan semua disiplin ilmu.
Fokus pada pembelajaran mandiri
• Penilaian harus berbasis kinerja, sehingga • Penilaian harus dirancang secara sengaja
siswa dipersiapkan untuk hidup tidak hanya untuk meningkatkan dan mendidik kinerja
untuk sekolah siswa
• Dengan mempromosikan teknik penilaian • Penilaian autentik berarti mengukur kinerja
diri, siswa belajar cara mengevaluasi siswa berdasarkan tugas yang relevan dan
informasi untuk memecahkan masalah, digunakan dalam kehidupan nyata (Baron,
membuat keputusan, dan menjadi 1995)
pembelajar mandiri
• Merancang dan menggunakan penilaian
• Memungkinkan siswa untuk membuat yang berfokus pada kebutuhan pembelajar
serangkaian strategi dan kriteria penilaian
untuk memantau pekerjaan mereka
(Donnahan, J. dan Stein, B. B., sebagaimana
dikutip dalam Stripling, 1999)
• Bantu siswa dalam refleksi diri
Fokus pada pemikiran yang lebih tinggi
• Fokus literasi informasi baru adalah pada pencarian informasi, evaluasi, dan pemanfaatan,
bukan pada lokasi sumber dan pengambilan Informasi literasi harus menekankan proses berpikir
tingkat yang lebih tinggi (menerapkan, mensintesis, dan mengevaluasi informasi), di samping
kegiatan berpikir yang lebih rendah (mengingat dan memahami informasi) (Donnahan, J. dan
Stein, BB, sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
• Mengajarkan proses-proses informasi, seperti pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah, bukan hanya pengetahuan tentang informasi, sehingga siswa menguasai kemampuan
untuk belajar
• Buat proses informasi eksplisit dalam semua teknik penilaian
• Tugas dan penilaian harus menghubungkan keterampilan proses dengan presentasi informasi
(Jones, A. J. dan Gardner, C., sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
Pertanyaan untuk proses penilaian (Wiggins,
1998)
• Apakah penilaian mengukur apa yang
Pertanyaan dari fasilitator pembelajaran dikatakannya diukur?
pembelajaran
• Apakah kriteria penilaian jelas, obyektif, dan
• Apa yang saya coba nilai? secara eksplisit terkait dengan standar?
• Apa yang telah dipelajari siswa? • Apakah sistem skoring dapat dipercaya dan
• Bagaimana perasaan peserta tentang apakah ia mampu mendiskriminasikan derajat
pembelajaran mereka sendiri? kualitas kerja?
Tes-tes
Laporan
Tradisional
Pendekatan
lain
BAB X
Definisi Konsep Dasar
K o n s e p t e r m a s uk d a l a m d a f t a r i n i a d a l a h di d e f i n i si k a n d a r i su d u t p a n d a n g
o p e r a si o n a l . P a d a u m u m n y a m e m i l i k i l e b i h d a r i s a t u k o n o t a si se m a n t i k y a n g
be r v a r i a si t e rg a n t u ng p a da p r o s e s d a n t e m p a t d i m a n a i t u d i g u n a k a n , y a n g t i d a k
m a s u k d a l a m gl os a r i u m i n i .
Development of
Academic Cognitive theory Construtivism information skills
(DHI)
Information Information
Fasilitator Information
Competencies Literacy