Anda di halaman 1dari 95

STANDAR LITERASI

INFORMASI IFLA
KELOMPOK 3:
A LW I A N I TA ( 1 5 1 4 0 0 4 5 ) | U M M U L M A G H F I R O H ( 1 5 1 4 0 0 5 2 ) | R E S T U W I N D U ( 1 5 1 4 0 0 5 3 )
S I L M I S Y U K R I YA H ( 1 5 1 4 0 0 6 4 ) | R I Z K Y F E B R I N A 1 5 1 4 0 0 8 1 | D E T I N N A R A R A I S
(15140086)
Guidelines on Information Literacy for Lifelong
Learning oleh Jesús Lau

• Guidelines (panduan) internasional untuk


Literasi informasi telah di-compile oleh
Bagian Literasi Informasi (InfoLit) IFLA
dengan tujuan untuk menyediakan
kerangka pragmatis untuk para • Petunjuk ini akan membantu para
profesional/ahli yang membutuhkan atau profesional/ahli informasi bertaut dalam
tertarik dalam memulai sebuah program program pendidikan, dengan kata lain,
literasi informasi. pendidikan dasar dan tinggi, dalam usaha
mereka untuk menemukan kebutuhan
informasi sekarang.
Acknowledgements

• Guidelines ini telah menerima review umum selama periode September 2004
sampai Maret 2005 dari komentar, saran, dan melengkapi paragraf baru dari
ahli informasi berbeda di seluruh dunia yang telah dievaluasi.

• Feedback pertama dari partisipan pertama (lebih dari 120 orang) yang
menghadiri IFLA Open Discussion Session in Buenos Aires. Saran umum kedua
berasal dari 50 orang yang dikirim melalui email, yang ketiga berasal dari
partisipan yang menyediakan kontribusi lebih komprehesif atau revisi yang
lebih rinci untuk guidelinesnya.
Pendahuluan

Kompetensi informasi adalah kunci dalam pembelajaran seumur hidup (lifelong


learning). Itu adalah langkah pertama untuk mencapai tujuan pendidikan.

Panduan ini adalah sebuah template konseptual untuk memandu pembuatan program
literasi informasi (LI) dalam perpustakaan sekolah dan akademik, walaupun kebanyakan
prinsipnya dapat diterapkan di perpustakaan umum.

Penggunaan panduan: panduan LI ini dapat direview, diubah atau diadaptasi oleh perpustakaan
menurut kebutuhan institusional sehinggal elemet LI dapa disesuaikan dengan kebutuhan lokal
maupun nasional dimana budget, kebijakan, prosedur dan prioritasnya berbeda-beda. Tidak
lupa untuk mencantumkan copyright dari dokumen panduan ini.
Susunan Panduan

BAB II
BAB I BAB III
Literasi Informasi dan
Konsep Literasi Informasi Standar Internasional
Pembelajaran Seumur Hidup

BAB VI
BAB IV BAB V
Manajemen
Institutional Commitment Action Plan
Pembelajaran/Instruksi

BAB VII BAB VIII BAB IX


Personnel Development Teori Pembelajaran Learning Assessment

BAB X
Glosarium
BAB I Apa itu informasi?
Case (2002) mendefinisikan informasi secara
Konsep lebih luas:
Literasi
◦ Encapsulated knowledge
◦ ‘Paket’ dari pengalaman-pengalaman manusia

Informas ◦ Sebuah sumber yang menyediakan beribu-ribu data


◦ Sebuah sumber pengantar dengan format, kemasan,
i media transfer, dan metode yang bervariasi
◦ Orang-orang: keluarga, teman, tutor, dan rekan
siswa/mahasiswa
◦ Institusi, contohnya ahli pelayanan kesehatan nasional
atau fasilitas pembantu
Kebutuhan untuk menggunakan informasi Informasi yang pasti adalah sebuah:
secara efektif Elemen yang sangat penting untuk kreatifitas
dan inovasi
Sumber dasar untuk pembelajaran dan
• Informasi menjadi sumber kebutuhan yang pemikiran manusia
sangat penting untuk dunia ekonomi dan Sumber kunci dalam membuat masyarakat
pastinya adalah komponen dasar dari lebih berpengetahuan
pendidikan. Informasi adalah elemen Faktor yang mampu membuat masyarakat
penting untuk perubahan teknologi dan mencapai hasil yang lebih baik dalam
ilmu pengetahuan. kehidupan akademik, berkenaan dengan
• Informasi pada saat ini membludak dan kesehatan dan pekerjaan
orang-orang perlu memvalidasi dan menilai Sumber yang sangat penting untuk
informasi untuk memeriksa keabsahannya. pengembangan sosio-ekonomi nasional
Apa itu literasi?

• Chambers English Dictionary (2003): “keadaan menjadi melek huruf/terpelajar”.


• Di sisi lain, literate “... Belajar; mampu untuk membaca dan menulis; mempunyai
sebuah kompetensi dalam atau dengan membaca dan menulis” (p. 1856)

• Dalam bahasa edukasi, “Basic Literacy” berarti literasi tradisional dalam


mempelajarai bagaimana membaca, menulis, dan menampilkan penghitungan dan
pengoperasian numerik, literasi dasar dalam hampir semua masyarakat dipelajari
dalam tempat pendidikan dasar dan formal, utamanya sekolah umum atau privat,
tetapi kadang-kadang literasi dipelajari di rumah atau di pusat komunitas.
Konsep “Literasi” lain yang berkaitan dengan
literasi informasi: Literasi Komputer: pengetahuan atau ketrampilan
untuk memahami teknologi komunikasi dan
informasi, termasuk hardware, software, sistem
• Literasi informasi berkaitan dengan tipe jaringan, dan komponen lain dari sistem komputer
literasi lain, tetapi juga harus dibedakan dan telekomunikasi.
dari  literasi informasi, literasi media,
literasi jaringan, literasi digital, literasi
jarinan internet, “Literasi Komputer” dan
“Literasi Media” (Bawden, 2001).
Literasi media: pengetahuan atau ketrampilan untuk
memahami seluruh media dan bentuk data, informasi, dan
• Literasi Komputer dan Literasi Media pengetahuan yang dibuat, disimpan, dikomunikasikan,
didefinisikan oleh Horton (F. Horton, Jr). disajikan contohnya koran dan jurnal cetak, majalah, radio,
siaran televisi, kabel, CD-ROM, DVD, hp, teks PDF dan
foto/grafik dalam bentuk JPEG
Konsep literasi informasi

• AASL dan AECT menyatakan bahwa “literasi informasi adalah-kemampuan untuk menemukan
dan menggunakan informasi—kunci untuk pembelajaran seumur hidup” (Byerly/Brodie, 1999)

• Di bawah komponen literasi informasi, AASL menyatakan bahwa: “siswa yang melek informasi
mengakses informasi secara efisien dan efektif, menilai informasi secara kritis dan kempeten, dan
menggunakan informasi secara tepat dan kreatif” (Byerly/Brodie, 1999).

• Pengguna “harus mempunyai dua informasi-strategi mengumpulkan dan keterampilan berpikir


kritis untuk memilih, membuang, mennyatukan dan menyajikan informasi dalam cara yang baru
untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata” (Byeryl/Brodie, 1999).
DEFINISI YANG UMUM DIGUNAKAN

• ALA, 1998: “untuk mnjadi melek informasi,


seseorang harus mampu mengenal informasi
yang dibutuhkan dan mempunyai kemampuan
untuk menempatkan, menilai, dan
menggunakan informasi yang dibutuhkan secara
• Mereka tau bagaimana belajar karena tahu
efektif. Individu yang melek informasi adalah
mereka yang telah mempelajari bagaimana bagaimana ilmu pengetahuan dikelola, tahu
untuk belajar” (pp. 55-56). bagaimana mencari informasi, dan tahu
bagaimana menggunakan informasi dalam cara
yang orang lain pelajari dari mereka
(Byerly/Brodie, 1999).
Kompetensi informasi

• Masyarakat yang kompeten, baik itu siswa,


ahli, pekerja yang mampu mengenali
kebutuhan informasinya, tahu bagaimana
menempatkan, mengidentidikasi,
menemukan kembali, menilai, mengelola, “Prospecting (berhasil dengan baik) untuk
dan menggunakan informasi. Menurut menempatkan dengan tepat, menyaring,
Mackenzie, orang yang melek informasi mengurutkan, dan memilih informasi.
adalah yang mampu:
Interpreting
(menginterpretasikan/menerjemahkan) data
dan informasi menjadi pengetahuan,
wawasan, dan pemahaman
Membuat ide baru: mengembangkan
wawasan baru”
Perpustakaan yang berkontribusi untuk literasi informasi

• Sementara pengajaran perpustakaan menekakan penempatan


bahan perpustakaan, konsep LI yang lain fokus pada strategi
informasi, dan lagi, LI ini digunakan untuk mendeskripsikan proses
pencarian informasi dan kompetensi menggunakan informasi.
Konsep Literasi
Informasi: beberapa Information
istilah terkait LI: Fluency

• Information Fluency—kemampuan atau Development


User
meguasai kompetensi informasi of nformation
skills Education
• User education—pendekatan global
untuk mengajarkan akses informasi
kepada pengguna
• Library instruction—fokus pada
kemampuan perpustakaan Information
Literacy
• Bibliographic instruction—pelatihan
pengguna pada mencari dan temu
Information Library
kembali informasi skills Instruction
• Information competencies—
melipatgandakan keterampilan dan tujuan
literasi informasi
• Information skills—fokus pada
kemampuan informasi Information Bibliographic
Competencies instruction
• Development of information skills—
proses memfasilitasi keterampilan
informasi
Pendekatan konstruktif/konsepsi

Sebuah pendekatan konstruktif/konsepsi fokus


pada siswa yang melibatkan diri dengan
informasi untuk memecahkan masalah dan
dengan cara demikian membuat pemahaman Terjemahan istilah
baru melalui penelitian dan pemikiran aktif,
sebagai ganti mengingat fakta-fakta yang Terjemahan dari istilah literasi informasi dari
diperkenalkan di kelas pengajar. Bahasa Inggris ke bahasa lain adalah sulit,
sehingga ahli informasi dari negara yang
berbeda harus mempertimbangkan kata-kata
mana yang menyampaikan arti yang benar
untuk menghindari penolakan semantik
(berkaitan dengan kata-kata) oleh komunitas
belajar mereka.
BAB II
Literasi Informasi dan
Pembelajaran Seumur Hidup
Literasi informasi dan pembelajaran seumur hidup mempunyai
sebuah strategi, satu sama lain menguatkan hubungan yang secara
kritis untuk menyukseskan setiap individu, organisasi, institusi,
dan negara-bangsa dalam masyarakat informasi global.
Hubungan timbal balik dari dua konsep. Dua dari konsep tersebut adalah:

Sebagian besar motivasi dan pengarahan diri. Tidak memerlukan meditasi dari luar individual,
organisasi, atau sistem diluar diri individu itu sendiri, walaupun nasihat dan bantuan dari teman
yang lebih dihormati seperti mentor atau pelatih dapat membantu.
Penguasaan diri. Ditujukan pada membantu individu dari semua golongan usia untuk
membantu diri mereka tanpa memperhatikan status ekonomi, peran atau tempatnya di
masyarakat, gender, ras, agama atau etnis.
Menggerakkan diri. Semakin individu menjadi melek informasi, dan semakin lama individu
mempertahankan pembelajaran literasi informasi dengan baik dan melatih kebiasaan-kebiasaan
itu, semakin besar penerangan diri yang akan teringat, khususnya jika dilatih di sepanjang hidup.
Hubungan timbal balik dari dua konsep. Dua dari konsep tersebut adalah:

Menggerakkan diri. Semakin


individu menjadi melek
informasi, dan semakin lama
individu mempertahankan
Penguasaan diri. Ditujukan pembelajaran literasi informasi
pada membantu individu dari dengan baik dan melatih
semua golongan usia untuk kebiasaan-kebiasaan itu,
membantu diri mereka tanpa semakin besar penerangan diri
Sebagian besar motivasi dan memperhatikan status yang akan teringat, khususnya
pengarahan diri. Tidak ekonomi, peran atau jika dilatih di sepanjang hidup.
memerlukan meditasi dari luar tempatnya di masyarakat,
individual, organisasi, atau gender, ras, agama atau etnis.
sistem diluar diri individu itu
sendiri, walaupun nasihat dan
bantuan dari teman yang lebih
dihormati seperti mentor atau
pelatih dapat membantu.
Secara teoretikal, yang satu dapat mengejar tujuan untuk menjadi lebih melek
informasi tetapi tidak secara terus-menerus sepanjang hidup. Sebaliknya, yang
satu dapat mengejar tujuan pembelajaran seumur hidup tetapi tanpa
mempunyai tahap melek informasi di awalnya. mengambil sendiri, tidak ada
satupun jalan memaksimalkan potensi individu untuk “learn to learn”.
Kumpulan pilihan pribadi dan pilihan terbuka, dan
ditawarkan, seorang individu dalam konteks persoalan
pribadi, keluarga, dan sosial.
Kualitas dan kegunaan pendidikan dan pelatihan di
kedua tempat sekolah sebelum masuk ke dunia kerja,
dan kemudian dalam tempat kerja kejuruan atau
Literasi informasi dan pembelajaran seumur pelatihan di tempat kerja informal
hidup. Digunakan bersamaan, keduanya pada Prospek untuk menemukan dan mempertahankan
hakikatnya memperbaiki: pekerjaan yang memuaskan dan karir naik dengan cepat
dan dengan imbalan yang panas, dan membuat ekonomi
dan kebutusan bisnis yang hemat biaya dan bijaksana
Partisipasi individu secara efektif dalam konteks sosial,
budaya dan politik, baik di tingkat komunitas lokal
ataupun yang leih tinggi dan dalam mengidentifikasi dan
memenuhi tujuan dan aspirasi profesional.
• Literasi informasi adalah sebuah “kumpulan keterampilan” yang dapat
dipelajari. Kumpulan keterampilan tersebut termasuk sebuah sikap
tertentu terhadap mempelajarinya, penggunaan alat, seperti tutorial
online, penggunaan teknik semisal bekerja dengan kelompok, dan
penggunaan metode semisal kepercayaan kepada mentor, pelatih.

• Secara kontras, pembelajaran seumur hidup adalah kebiasaan baik yang


harus diperoleh dan ditemani dengan adopsi kerangka pemikiran positif.
Kemauan untuk berubah dan keingintahuan atau haus akan ilmu
pengetahuan sangatlah membantu mempersiapkan pembelajaran
seumur hidup.
Hubungan Hubungan
Hubungan timbal
timbal balik
balik Keduanya
Keduanya meningkat
meningkat
timbal balik dari Self-motivated
Self-motivated
Self-directed
Self-directed
Kumpulan
Kualitas
Kumpulan pilihan
Kualitas dan
pilihan pribadi
dan kegunaan
pribadi dan
kegunaan pendidikan
dan opsi
pendidikan dan
opsi
dan pelatihan
pelatihan
dua konsep Self-empowering
Self-empowering
Self-actuating
Self-actuating
Prospek
Prospek meneumkan
meneumkan dan
Partisipasi
Partisipasi efektif
dan memelihara
memelihara pekerjaan
efektif dalam
dalam konteks
pekerjaan
konteks sosial
sosial

Perbedaan
Literasi informasi adalah kumpulan
keterampilan
Pembelajaran seumur hidup adalah
kebiasaan baik
Perpustakaan dan pustakawan sebagai partner dalam tim literasi informasi/pembelajaran
seumur hidup

• IFLA, terkait dengan perpustakaan dan pustakawan. Menempatkan program


literasi informasi dan pembelajaran seumur hidup secara eksklusif tidak dapat
dilakukan oleh pustakawan di perpstakaan. Tugas besar ini adalah tanggung
jawab dari semua komunitas belajar: guru, fakultas, orang tua, murid, dan
masyarakat pada umumnya.

• Sebuah tim harus dibentuk, dan partner mengidentifikasi siapa yang dapat
bekerja dengan pustakawan.
Perpustakaan dan pustakawan sebagai agen perubahan literasi informasi

Literasi informasi sangatlah penting melebihi bidang perpustakaan dan


kepustakawanan. Oleh karena itu, pustakawan dapat menjalani sebagai agen
perubahan untuk membantu bidang lain mengempangkan dan menempatkan
kebijakan literasi informasi mereka, program, dan proyek di suatu tempat.
Dalam konteks ini pustakawan dapat menjalankan peran sebagai konsultan ahli
dan tidak boleh segan dalam menawarkan pelayanannya di bidang lain.
Besar atau kecil, perpustakaan punya
peran LI
Bagaimanapun juga ukuran sumber • Tempat penyimpanan ilmu pengetahuan
tersebut, perpustakaan punya peran
• Gudang informasi dalam berbagai format
penting sebagai institusi program literasi
informasi, jika tidak pelopor dalam • Pusat dengan ahli informasi pustakawan
perubahan LI. • Departemen ruang belajar
Pustakawan dan spesialis informasi yang • Tempat untuk berinteraksi dengan teman
lain harus menjadi penyelenggara program dan tim belajar
dan aktivis literasi informasi karena • Tempat untuk mensosialisasikan ilmu
perpustakaan atau pusat informasi adalah: pengetahuan
• Tempat dengan penasihat informasi/spesialis
dan konsultan referensi
• Pusat dengan akses komputer, memproses
dan komunikasi informasi
• Gerbang ke internet, sebuah dunia informasi
Dengan sama kepentingan dari literasi
informasi/pembelajaran seumur hidup:

• Prinsip
PROGRAM DAN REVISI KURIKULUM ADALAH • Kebijakan
SATU-SATUNYA PRODUK POTENSIAL ATAU • Programs
• Projek tuntunan
HASIL DARI INISIATIF INI. • Model
• Workshop/lokakarya
• Tutorial
• Bagian brainstorming
• Teknik, peralatan, dan metode
BAB III
Standar Internasional
Bagian ini termasuk usulan untuk standar literasi informasi untuk komunitas
p e r p u s t a k a a n i n t e r n a s i o n a l IF L A . M e re k a a d a l a h k o m p o n e n in i d a ri p a n d u a n i n i .
S t a n d a r d a p a t d i a m b i l s e b a g a i m a n a a s l i n y a , te t a p i j i k a m e m u n g k i n k a n i t u a k a n
l e b ih b a i k u n t u k m e n ga m b i l m e r e k a p a d a k e b u tu h a n o rg a n is a s i lo k a l a t a u d i
n e g a r a - n e g a ra t e r t e n t u .
Struktur standar:
standar literasi informasi yang efektif mempunyai tiga komponen dasar: akses (access), evaluasi (evaluation), dan
penggunaan informasi (use of information).

Tujuan inti tersebut ditemukan dalam kebanyakan standar yang dibuat oleh asosiasi perpustakaan seperti:
1. AASL (American Association of School Libraries)
2. ACRL (Association of College and Research Libraries)
3. SCONUL (Standing Conference Of National University Librararies)
4. dan Australia dan New Zealand Institute for Information Literacy yang diikuti oleh negara lain, seperti Mexico, dan
pendidik individual

(Byerly/Brodie, 1999; Kuhlthau, dikutip dalam Stripling, 1999).


Akses
Standar literasi informasi IFLA dibuat
berdasarkan pengalaman dan kontribusi sosial
tersebut.
Standar IFLA tersebut tergabung dalam tiga Evaluasi
komponen dasar literasi informasi (LI)

Penggunaan
Informasi
Akses
Pengguna mengakses informasi secara efektif dan efisien

1. Definisi dan arti kebutuhan informasi 2. Lokasi Informasi


Mendefinisikan atau mengenali kebutuhan Mengidentifikasi dan mengevaluasi
akan informasi sumber informasi yang potensial
Memutuskan untuk melakukan sesuatu Mengembangkan strategi pencarian
untuk menemukan informasi
Mengakses sumber informasi yang dipilih
Mengungkapkan dan mendefinisikan
kebutuhan informasi Memilih dan mengambil informasi yang
ada
Memprakarsai proses pencarian
Evaluasi
Pengguna mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten

1. Penilaian informasi 2. Pengorganisasian informasi


Analisis, memeriksa, dan mengekstrak Mengurutkan dan mengkategorikan
informasi informasi
Menjenerelisasi dan Mengelompokkan dan mengorganisasikan
menginterprestasikan informasi informasi yang diambil
Memilih dan mensintesis informasi Menentukan informasi mana yang paling
baik dan berguna
Ketepatan dalam mengevaluasi dan
relevansi dari informasi yang diambil
Penggunaan Informasi
Pengguna menerapkan informasi secara akurat dan keratif.

1. Penggunaan Informasi 2. Komunikasi dan penggunaan


Menemukan cara baru untuk berkomunikasi, informasi secara etis
memberi dan memanfaatkan informasi Memahami layaknya penggunaan informasi
Menerapkan informasi untuk temu kembali Menghormati hukum penggunaan informasi

Belajar atau menginternalisasi informasi Mengkomunkasikan tentang hasil pembelajaran


seperti pengetahuan umum dengan pengakuan kekayaan intelektual.

Memberikan hasil informasi Menggunakan standar pengetahuan yang relevan.


Kompetensi Informasi
Evaluasi Penggunaan
Akses
Informasi
KEBUTUHAN PENILAIAN PENGGUNAAN
Memutuskan Menganalisis INFORMASI
Mengungkapkan Menyamaratakan Menerapkan
Memulai (generalizing) Mempelajari
Mengevaluasi Menggunakan
LOKASI
Mencari PENGELOLAAN BERKOMUNIKASI
Menyeleksi Menggolongkan Penggunaan yang etis
Mendapat kembali Menstrukturkan Mengetahui
(retrieving) Mengorganisir Standar gaya(?)
Literasi Informasi

Singkatnya, LI dianggap sebagai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi
secara benar:
untuk menampilkan sebuah tugas spesifik atau penyelesaian sebuah masalah,
mencari informasi secara efektif,
mengelolanya,
mengartikan dan menganalisisnya sekali saat informasi ditemukan dan didapatkan kembali (ter-download),
mengevaluasi keakuratan dan reliabilitas informasinya, termasuk secara etis mengetahui sumber dari mana
informasi diperoleh,
mengkomunikasikan dan mempresentasikan hasil dari menganalisis dan menerjemahkan informasi tersebut kepada
orang lain jika dibutuhkan, dan memanfaatkannya.
Hindari mengambil keterampilan dan pilihan yang diberikan.

Sebagai tambahan, rute lain yang digunakan siswa


Harus ditekankan bahwa memiliki
untuk menemukan informasi, seperti antara siswa
kebutuhan informasi tidak perlu dorongan itu sendiri, berbagi apa yang mereka temukan atau
untuk mau mencari informasinya. (Case, apa yang sudah mereka ketahui, juga harus
2002; Ford, 2004; Wilson, 1999; and ditekankan.
Hepworth, 2004). Pada kenyataannya, pendekatan
‘konstrutivis/konsepsi’ (terutama dalam bentuk
Selanjutnya, dengan referensi khusus
kerja kelompok) apakah bertatap wajah secara
untuk siswa, kita harus mengenali kekuatan langsung atau virtual, menganjurkan tipe pertukaran
daftar bacaan yang biasa dibaca mereka. ini harus diakui dalam standar-standar tersebut.
Akhirnya, literasi informasi juga biasa disebut sebagai “berpikir kritis”, atau “belajar untuk
belajar”, dan secara tradisional diajarkan kepada siswa di perpustakaan sekolah, pusat media
dan semakin banyak diajarkan kepada orang dewasa yang sudah bekerja baik dalam konteks
pendidikan dan tempat pendidikan formal maupun pendidikan dan pendidikan komersial yang
berkelanjutan.
BAB IV
Komitmen Kelembagaan
K e s u k s e s a n p r o g r a m l i t e r a s i i n f o r m a s i y a n g l e n g k a p b e rg a n t u n g p a d a k o m i t m e n
di tingkat kelembagaan. Namun, sebuah komitmen tidak selalu hadir atau jelas
pada tingkat manajemen atas. Oleh karena itu, ahli informasi harus mencurahkan
waktu untuk menciptakan strategi yang relevan untuk meyakinkan dan menjual
manfaat literasi informasi kepada pemimpin kelembagaan untuk mendapatkan
dukungan mereka.
Langkah-langkah dasar untuk memasarkan program keaksaraan informasi, diantara yang
direkomendasikan oleh ACRL (2004), dan oleh Byerly dan Brodie (1999), adalah:

Tindakan umum
• Mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk
mengimplementasikan program.
• Mengadaptasi atau mengambil standar dan • Menganggap proses literasi informasi sebagai non-linier,
praktik literasi informasi internasional. Anda boleh melewatkan langkah-langkah dan mengubah
urutannya.
• Mengidentifikasi program literasi informasi yang
• Bekerja pada rencana strategis untuk memetakan arah
paling sesuai untuk Anda dan institusi Anda. tujuan dan tindakan Anda (lebih spesifiknya lihat pada
• Mengadopsi atau merancang program bab 5).
berdasarkan pengalaman nasional dan • Melibatkan semua pihak terkait dalam proses
internasional. perencanaan: tim perpustakaan, administrator, dan
pembuat keputusan akhir untuk proyek.
Mengubah strategi
Perlawanan untuk perubahan adalah sifat alami manusia; ahli informasi harus memahami
hambatan-hambatan, sehingga mereka dapat menghadapinya.
Menurut Walton (personal communication, November 2004), masalah besar yang dihadapi ahli
informasi adalah kita semua terlalu sering berdasarkan sumber (resource based) daripada
berdasarkan kurikulum (curriculum-based) dengan tekanan yang kuat pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student-centered learning).
Tambahannya, sebagai ahli informasi, harus cukup memahami apa literasi informasi—(bukan
keperluan memanggilnya oleh siswa atau tutor) terkait dengan aktivitas yang telah mengambil
tempat antara tutor dan siswa.
Peterson (1978) memiliki rekomendasi untuk pustakawan, yaitu:
• Mengubah metode pengajaran lebih sulit daripada mengubah kurikulum atau administrasi
• Bila perubahan mengharuskan guru untuk meninggalkan praktik pembelajaran yang ada,
kemungkinan besar tidak akan berhasil.
• Jika pelatihan diperlukan, kesuksesan akan terancam kecuali dorongan yang kuat dapat
diberikan.
• Upaya untuk mengubah kurikulum dengan mengintregasikan atau menghubungkan konten
adalah ditentang dan terutama beresiko.
• Biaya perubahan merupakan faktor signifikan dalam menentukan ketetapan perubahan.
• Ketika perubahan menempatkan beban pada personil sekolah atau membutuhkan investasi
besar dalam mempelajari fakta dan prosedur baru, itu tidak mungkin berhasil.
• Perilaku baru minimal memiliki lebih banyak kemungkinan untuk diterima.
• Pustakawan perlu mengambil bagian yang lebih besar dari pekerjaan untuk membuat sesuatu
terjadi sampai fakultas/ guru melihat manfaat kolaborasi.
• Upaya kolaborasi tidak harus dilihat sebagai suatu kesulitan untuk dicapai.
• Kolaborasi perpustakaan harus dilihat oleh guru/ fakultas sebagai hal penting untuk
kesuksesan mereka.
• Keuntungan dari perubahan harus dilihat dengan jelas oleh partisipan
• Para personal informasi harus menjadi pendukung kuat untuk program mereka.
Kepemimpinan bersama:

• Mengidentifikasi, menetapkan, dan berbagi kepemimpinan atasan dengan anggota tim perpustakaan
lainnya.
• Meminta untuk memasukkan filosofi literasi informasi dalam dokumen-dokumen kelembagaan inti,
seperti misi, rencana strategis, dan kebijakan yang relevan.
• Meyakinkan pihak berwenang untuk mendapatkan dukungan keuangan yang tepat untuk
mempekerjakan pustakawan, staf perpustakaan, membangun fasilitas, melatih personil, dan
mengembangkan prosedur.
• Mengakui kolaborasi di antara partner, pihak berwenang, dan berbagai pihak yang terlibat.
• Komunikasikan dan promosikan pengakuan atas dukungan LI yang diterima.
Potensi tantangan:
• Bersiap menghadapi hambatan seperti
Budaya institusional: terbatasnya fasilitas dan langka atau tidak ada
• Menganalisis dinamika politik, pribadi, dan sumber daya ekonomi atau manusia.
anggaran di institusi dan komunitas belajarnya. • Menerima bahwa beberapa administrator dapat
• Mengidentifikasi gaya-gaya dalam institusi menolak atau mengabaikan manfaat literasi
organisasi dalam bekerja. informasi.
• Mengambil peran membangun kemitraan • Mengetahui dan bertindak atas reaksi positif,
pembelajaran. negatif, atau kurangnya minat guru/ fakultas.
• Memulai skema akademis kolaboratif dengan • Bergantung pada teknologi untuk memimpin
guru/ fakultas, pustakawan lain, coordinator kolaborasi pembelajaran institusi.
teknologi, administrator, perencana kurikulum • Mencari dukungan dari komunitas pembelajaran
dan fasilitator pembelajaran. seumur hidup, mungkin berasal dari siswa, guru/
fakultas, administrator, anggota dari institusi lain.
Bersikap tegas:

• Menyadari bahwa sesuatu harus dilakukan dan sadar bahwa tidak ada yang sempurna.
• Menjadikannya tujuan untuk memastikan literasi informasi dimasukkan ke dalam kurikulum.
• Bersikap positif dan persuasif tentang apa yang perlu dilakukan.
• Ingat, perpustakaan harus menjadi pusat tindakan literasi informasi.
Identifikasi standar LI anda Kepemimpinan bersama

Rencanakan program Anda

Berkenalan dengan budaya institusi Anda

Bersiaplah mengahadapi tantangan

Lakukan apa saja yang bisa Anda lakukan.


Jangan berharap menjadi sempurna
BAB V
Action Plan
Untuk membuat program literasi informasi, anda perlu mengikuti
rencana dengan langkah-langkah yang akan membantu anda
mengembangkan ide-ide yang jelas tentang apa yang ingin anda
capai dan bagaimana anda akan melaksanakan tujuan anda.
Metodologi untuk melakukan latihan perencanaan strategis bervariasi dari orang ke orang dan
dari satu institusi ke yang lain. Cari tahu apa standar perencanaan di institusi induk Anda.
Ingatlah untuk bekerja dengan rencana yang merespon kebutuhan perencanaan Anda.

Dengan kata lain, Anda dapat membuat rencana hanya dengan mengikuti beberapa langkah
sederhana dan penting: tujuan, sasaran, pembenaran, persyaratan, dan anggaran. Namun,
Anda mungkin perlu mengerjakan rencana strategis yang biasa atau lebih lengkap, seperti yang
dibahas di bagian berikut. Ingatlah untuk melakukan perencanaan apa pun yang relevan untuk
membuat program yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Perencanaan: sebuah langkah pertama LI.

• Rencana strategis adalah alat yang sangat baik untuk memasarkan dan mendapatkan dukungan dari
komunitas belajar Anda dan otoritas kelembagaan Anda untuk tujuan literasi informasi perpustakaan
Anda.
• Langkah-langkah perencanaan dapat disesuaikan atau diadaptasi dari buku teks manajemen tergantung
pada waktu Anda harus menyusun tindakan Anda.
• Praktik perencanaan strategis yang direkomendasikan adalah melibatkan staf perpustakaan dan
perwakilan dari komunitas pengguna, seperti fakultas, siswa dan otoritas sekolah atau universitas yang
relevan.
• Idealnya, rencana tersebut harus dibuat dengan persetujuan dan masukan dari semua pihak terkait.
Unsur-unsur umum termasuk dalam rencana strategis adalah:
Misi. Ini harus menjadi paragraf yang menyatakan tujuan dan peran penting dari rencana
Literasi Informasi.
Hindari menjelaskan bagaimana Anda berencana untuk mencapai misi Anda. Pernyataan misi:

• Termasuk definisi kelembagaan Anda tentang literasi informasi


• Memenuhi kebijakan literasi standar atau informasi yang digunakan perpustakaan
• Berkaitan dengan perpustakaan dan misi kelembagaan
• Menekankan apa yang bukan bagaimana atau mengapa
• Menyatakan partisipasi anggota-anggota komunitas yang berbeda: pustakawan, staf pengajar,
staf dan administrasi
Pembenaran. Pembenaran untuk program
ini menjelaskan alasan, kebutuhan dan
Visi. Visi harus diringkas dalam pernyataan manfaat dari menciptakan program literasi
yang mendefinisikan apa yang diharapkan informasi. Panjang bagian ini bisa berupa
program untuk dicapai di masa depan, halaman atau lebih. Sangat penting untuk
apakah itu perencanaan jangka pendek, meyakinkan pihak-pihak potensial untuk
menengah atau panjang: 1, 3, atau 5 tahun. membuat program Literasi Informasi.

Visi harus: Bagian pembenaran biasanya meliputi:


• Sertakan hasil jangka panjang yang • Tantangan pengguna literasi informasi,
diharapkan dari program literasi informasi yaitu, literasi informasi apa yang harus
• Ditulis dalam bahasa yang sederhana dan mereka kuasai?
ringkas • Penggunaan informasi secara kualitatif
• Menekankan hasil daripada bagaimana atau oleh pengguna potensial dan nyata
mengapa untuk mencapainya • Menyatakan manfaat dari proses
pembelajaran untuk individu dan Statistik
institusi untuk mendukung argumen Anda
Kekuatan dan Kelemahan
Lingkungan internal

Evaluasi

Sumber
Daya:
Manusia
Ekonomi

Misi dan Sasaran


Tujuan dan Program Visi
Nilai Kegiatan
Tujuan Biaya /
Anggaran

Peluang dan Tantangan


Pengamatan Lingkungan Eksternal
Kekuatan dan kelemahan. Pada bagian ini, sekilas Pemindaian lingkungan. Analisis faktor internal
menganalisis kemampuan perpustakaan untuk dan eksternal yang berkontribusi atau batasi
melaksanakan rencana literasi informasi. Anda harus: keberhasilan rencana literasi informasi Anda.
  Pemindaian lingkungan harus:
• Buat daftar semua faktor positif perpustakaan  
untuk memastikan keberhasilan program
• Buat daftar faktor-faktor institusional yang
• Analisis sumber daya manusia, ekonomi dan fisik
dapat membantu atau membatasi program
yang tersedia di perpustakaan
• Sertakan tantangan yang perpustakaan miliki atau • Mengevaluasi faktor eksternal untuk
mungkin hadapi dalam pengejaran Literasi Informasi organisasi induk Anda itu, dapat berkontribusi
dalam daftar terpisah atau mengurangi kemungkinan program
keaksaraan informasi yang sukses
• Evaluasi kelemahan Anda dalam hal sumber daya
manusia, ekonomi dan fisik yang tersedia di • Ditulis menggunakan bahasa positif
perpustakaan untuk program Literasi Informasi
• Tulis dengan pernyataan positif, dengan asumsi
bahwa masalah adalah peluang untuk pertumbuhan
Strategi. Pikirkan tentang pendekatan
manajemen umum atau prinsip-prinsip yang
akan Anda gunakan untuk menjalankan Tujuan dan sasaran. Di sini, jelaskan tujuan umum Anda.
program Anda. Termasuk: Mereka dapat dikategorikan dengan cara yang berbeda:
contoh adalah mengelompokkan mereka berdasarkan jenis
• Strategi anggaran yang akan Anda gunakan pengguna seperti siswa, staf pengajar dan staf, atau oleh
untuk mendanai program. disiplin dan tingkat kelas saja. Anda juga dapat
mengelompokkan tujuan berdasarkan proses seperti
• Deskripsi strategi yang efisien dan efektif pengembangan staf, pembuatan kursus Literasi Informasi,
yang akan Anda terapkan untuk mencapai dan infrastruktur (mengadaptasi / membuat kelas elektronik).
rencana Literasi Informasi Di bagian ini:
• Prinsip-prinsip manajemen yang relevan • Setiap tujuan dapat dibagi menjadi sasaran umum dan
yang Anda miliki untuk administrasi spesifik tergantung pada detail yang mungkin Anda butuhkan
perpustakaan atau ingin Anda tetapkan
• Di bawah setiap tujuan Anda harus menyatakan tujuan atau
sasaran yang akan Anda capai
• Tujuan harus spesifik, di sisi lain, mengingat dan berfokus
pada hasil pembelajaran yang Anda rasa harus dicapai oleh
semua siswa, dengan demikian mempertahankan
pendekatan yang berpusat pada siswa
Sumber Daya / Persyaratan. Untuk mencapai
tujuan dan sasaran Anda, Anda perlu
Kegiatan. Ini adalah tugas utama yang harus menentukan jenis sumber daya yang akan Anda
diselesaikan untuk mencapai setiap tujuan. Di butuhkan di bawah setiap tindakan Anda. Di
bagian ini: bagian ini:
   
• Sebutkan berbagai kegiatan yang diperlukan • Buat daftar judul tindakan yang terpisah, tanpa
untuk mencapai setiap tujuan detail apa pun
• Buat daftar satu kegiatan atau beberapa, • Hitung di bawah setiap tindakan jumlah dan
tetapi usahakan singkat jenis sumber daya manusia yang diperlukan
• Tuliskan kegiatan dalam urutan yang harus • Jelaskan persyaratan fisik Anda, seperti ruang
diselesaikan kelas, ruang kantor, perabotan, peralatan, dll.
• Jelaskan metodologi, pelatihan, dan
manajemen yang Anda perlukan untuk
melakukan tindakan Anda
Jadwal. Buat tabel untuk meringkas tenggang waktu
untuk mencapai tujuan. Ini akan menjadi alat untuk
mengevaluasi kemajuan program Literasi Informasi
Anda. Di bagian ini:
Anggaran. Perkirakan biaya dari setiap sumber
daya yang Anda perlukan untuk melakukan  
tindakan Anda. Di bagian ini: Buat tujuan daftar matriks dibagi dengan sasaran
  yang diikuti oleh tindakan spesifik yang diperlukan
untuk menyelesaikan setiap tujuan
• Perkirakan biaya Anda • Buat kolom untuk satuan waktu (hari, minggu,
• Jadilah fleksibel dalam memperkirakan biaya bulan, tahun)
• Angka menentukan berapa banyak dana yang • Tandai kolom tanggal yang sesuai dengan tanggal
dibutuhkan program Literasi Informasi mulai dan / atau akhir yang diharapkan untuk setiap
• Informasi anggaran menentukan kelayakan tindakan
tujuan dan sasaran Literasi Informasi • Warna yang berbeda dapat digunakan untuk
menandai awal dan tanggal akhir
BAB VI
Manajemen Pembelajaran / Instruksi
Par tisipasi p rof esional per pustakaan dalam liter asi in for masi memiliki
bany ak b entuk y ang ber beda. Idea lnya ad alah memiliki pr ogram y ang
merupakan bagian d ari kurikulum kar ena literasi inf or masi memb utuh kan
peng embang an ber kelan jutan di s emua ting kat pendidikan for mal, pr imer,
sek under, dan ter sier. M encapai liter asi inf ormasi men untut sisw a untuk
memiliki pen galaman kumula tif dala m se bagian besar.
Literasi informasi harus dijalin ke dalam inti, struktur dan urutan kurikulum.
Literasi informasi tidak dapat menjadi produk dari satu kursus saja (Bundy,
2004), oleh karena itu kolaborasi kelembagaan di antara semua pemangku
kepentingan pembelajaran sangat penting. Para profesional informasi harus
mempertimbangkan berpartisipasinya dalam suatu kursus pengajaran atau
kualifikasi yang diakui untuk menjadi bagian dari upaya literasi informasi
kelembagaan.
Petunjuk umum. Ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu yang dapat
diterapkan untuk setiap kegiatan LI,
termasuk:
• Fokus yang jelas pada standar atau standar • Promosikan aktivitas LI Anda dengan baik -
LI untuk setiap aktivitas LI dengan cara apa pun yang Anda miliki
• Kerjakan standar satu per satu jika Anda • Bekerja dalam tim — aktivitas apa pun
tidak dapat mengerjakan semua standar dapat dilakukan oleh lebih dari satu
pada saat yang bersamaan profesional informasi
• Dapatkan bantuan dari fakultas jika Anda • Tunjuk seorang pemimpin untuk semua
perlu tahu cara membuat kursus upaya LI perpustakaan jika memungkinkan
• Ingat bahwa LI bukan satu-satunya domain
perpustakaan — Anda perlu berkolaborasi
dengan anggota komunitas belajar Anda
yang berbeda
• Perjelas tujuan LI dengan semua jenis
aktivitas
Kebutuhan literasi informasi berbeda. Fasilitator literasi informasi harus menyadari bahwa
kebutuhan berbeda dari satu orang ke orang lain. Individu dan kelompok individu memiliki
kompetensi yang sangat berbeda. Siswa, misalnya, mungkin tampak sebagai kelompok homogen
dengan kebutuhan, keterampilan, dan motivasi yang sama. Dalam istilah pengajaran dan
pembelajaran, faktor-faktor ini dinyatakan sebagai faktor “presage” di mana individu datang ke
situasi belajar dengan pengalaman sebelumnya, karakteristik dan konsepsi pembelajaran yang,
pada gilirannya, dipengaruhi oleh faktor perkembangan dan faktor sosial serta gaya belajar dan
pendekatan. Penulis seperti Biggs dan Moore (1993) menyatakan bahwa sangat penting bahwa
ini diperhitungkan (Walton, komunikasi pribadi, November, 2004).
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan untuk
memfasilitasi proses ini:

• Temui administrator fakultas dan bagikan manfaat IL dengan mereka (del extra spaces)
• Temui para profesor / pengajar literasi informasi potensial
• Bagikan dokumen yang menyatakan manfaat dari program IL fakultas kepada pihak yang sesuai
• Menawarkan layanan literasi informasi Anda kepada para profesor / guru dalam perencanaan
kursus mereka
• Mempersiapkan pelatihan pembelajaran IL sebagai contoh bagaimana memfokuskan kursus
pada pembelajaran literasi informasi
• Jadikan perpustakaan itu laboratorium informasi
• Siapkan sebuah lokakarya untuk fakultas / guru di mana konsep IL dan pentingnya
menerapkannya di kelas
• Rencanakan program studi Anda atau bertepatan dengan
Kursus kurikuler independen. desain sekolah / fakultas
Kursus-kursus ini ditawarkan • Mendasarkan kursus pada pedagogi konstruktivis-insentif
secara independen dan adalah pada siswa untuk berlatih konsep
hanya dikhususkan untuk • Buatlah kursus menarik dan menarik bagi siswa sesuai
literasi informasi, tetapi dengan subjek
mereka adalah bagian dari
kurikulum siswa. Tanggung • Latihan harus fokus pada sesuatu yang akan
jawab penuh diberikan menguntungkan siswa di kelas reguler mereka
kepada para profesional • Bila memungkinkan, bermitra dengan kursus profesor,
informasi dalam proses sehingga latihan Anda berada di subjek yang sama
pembelajaran informasi. Jika • Sesuaikan panjangnya kursus sesuai waktu yang tersedia
Anda memiliki kesempatan
untuk merencanakan kursus • Kursus tidak boleh terlalu lama — empat sampai sepuluh
IL independen: jam sangat ideal
• Bagilah topik dan distribusikan sekarang di lebih dari satu
kursus jika perlu
• Ikuti format dan prosedur untuk setiap
kursus sekolah reguler
• Pilih tanggal kursus ketika siswa Kursus ekstra kurikuler. Kursus
mungkin memiliki lebih sedikit ekstra kurikuler lebih mudah
pekerjaan akademis untuk direncanakan, karena
• Siswa memiliki lebih sedikit waktu untuk independen dari kurikulum
mengambil jenis kursus ini pada awal fakultas / sekolah. Namun,
tujuan jangka panjang Anda
dan akhir istilah adalah memiliki kursus IL
• Berikan pengakuan kepada mereka yang sebagai bagian dari kurikulum.
mengikuti kursus, seperti sertifikat Berikut ini adalah saran untuk
• Perpustakaan dapat memiliki program kursus ekstra kurikuler:
sertifikat informasinya sendiri
• Gunakan jalan independen ini hanya jika
perlu, ingat bahwa program yang
disematkan lebih berhasil
Kursus singkat independen. Mereka adalah sarana untuk melatih tujuan IL spesifik
dan untuk memperbarui keterampilan dari anggota yang berbeda dari komunitas
belajar Anda. Pembelajaran yang efektif hanya terjadi ketika itu
dikontekstualisasikan dan tertanam (inti teori konstruktivis (Walton, komunikasi
pribadi, November, 2004). Jika Anda menawarkannya, serangkaian kursus singkat
dapat diintegrasikan ke dalam kursus penuh. langkah-langkah dapat diterapkan
sama untuk embedded serta program / modul generik independen:

• Merencanakan lokakarya literasi informasi untuk meningkatkan keterampilan khusus


• Lokakarya harus difokuskan
• Durasi waktu harus singkat dan dijadwalkan ketika siswa memiliki waktu istirahat belajar, yaitu,
waktu makan siang atau malam hari
• Buat program untuk seluruh istilah dengan opsi lokakarya yang berbeda
• Fasilitasi lokakarya dapat dibagi di antara spesialis informasi lainnya, jika tersedia
• Pertahankan sesi tetap hidup
• Beri nama lokakarya dengan kata-kata menarik yang berfokus pada konten yang sebenarnya
Kursus untuk fakultas / guru. Mereka adalah aktor kunci untuk keberhasilan program literasi informasi. Dosen,
profesor dan guru perlu mempelajari kompetensi informasi baru, meskipun kadang-kadang, mereka mungkin
tidak mengenalinya. Oleh karena itu, tawarkan pelatihan IL yang beragam dan fleksibel. Ingat hal-hal berikut
saat melatih pendidik:

• Fakultas / guru adalah anggota paling penting dari setiap • Jadikan kursus sebagai bagian dari program
institusi pendidikan untuk meyakinkan manfaat IL pelatihan fakultas institusional
• Buat kursus atau kursus yang disesuaikan dengan • Promosikan kursus di antara anggota fakultas
kebutuhan profesor / guru
yang merupakan pendukung perpustakaan
• Dengan setiap kursus yang Anda fasilitasi untuk
komunitas pembelajaran ini, Anda akan mendapatkan • Tawarkan kursus pada waktu khusus dan
pendukung IL termasuk rehat kopi
• Rancang kursus pengalaman langsung di mana Anda • Siapkan kegiatan belajar yang dapat dipikirkan
dapat memfasilitasi pembelajaran IL yang guru / profesor oleh peserta, dengan mempertimbangkan
dapat beradaptasi untuk digunakan di kelas mereka kebutuhan mengajar mereka sendiri
• Tawarkan kursus sebelum atau sesudah semester
berakhir
• Ingat bahwa peserta yang merupakan anggota
staf pengajar dapat lebih menuntut, jadi siapkan
Anda materi dan materi pelajaran dengan baik
Kegiatan lain. Mereka dapat menyertakan demonstrasi, ceramah, kunjungan
perpustakaan, dan sesi pelatihan. Program keaksaraan informasi yang baik harus
mencakup menu luas dari opsi IL reguler dan komplementer untuk mendukung
pembelajaran yang meliputi:

• Menawarkan sesi pelatihan keaksaraan informasi pengajar / pengajar


• Membuat menu opsi dengan sesi mengajar siap-untuk-pergi
• Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat bagi peserta
• Menyiapkan dan membagikan selebaran untuk setiap jenis kegiatan
• Memberikan sesi di ruang kelas atau tempat lain yang mungkin tidak cocok
sebagai perpustakaan
• Mengenali akademisi yang menawarkan peluang IL perpustakaan
• Jika waktu Anda terbatas, sisihkan tanggal dan waktu untuk melakukan pekerjaan
IL ini
BAB VII
Pengembangan Personil
Pustakawan dapat menggunakan waktu mereka untuk mengajarkan (mengedukasi) para mahasiswa dan
dosen tentang cara untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi. Mereka harus
fokus dengan pekerjaan yaitu tidak hanya memberikan sumber informasi dan temu kembali informasi
tetapi juga melatih individu dalam mencari dan menggunakan informasi. Peran tersebut menjadi
tantangan bagi pustakawan untuk melatih diri dalam meningkatkan kemampuan untuk mengajar
Metode pembelajaran baru yang digunakan oleh sekolah-sekolah dan
universitas yaitu mengharuskan pustakawan untuk berperan aktif dalam proses
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu pustakawan harus:

• Mengambil peran baru sebagai fasilitator ilmu pengetahuan


• Mengajarkan tentang a) mengakses informasi b) memilih sumber informasi c) memfasilitasi
pengguna informasi dalam proses pembelajaran
• Belajar dan mengajarkan tentang format baru dalam informasi
• Memfasilitasi secara terus-menerus dan mengubah batas akses sebagai media informasi dan
sumber daya berkembang
Pengembangan Diri Pustakawan
Pustakawan profesional berkembang tergantung pada pengetahuan dan tindakan mereka.
Pustakawan membutuhkan:

• Mengembangkan diri dalam keterampilan literasi informasi


• Mengembangkan kemampuan untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar
• Bertanggung jawab terhadap apa yang mereka pelajari dan kemampuan dalam teknologi
• Menerima pelatihan perpustakaan secara terus-menerus untuk belajar keterampilan baru
• Berpartisipasi dalam organisasi profesional, menghadiri konferensi, membeli teknis literatur
• Mempunyai waktu yang cukup untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan, saling memberi dan menerima
dukungan, memberi dan menerima saran yang berkaitan dengan kurikulum.
Perpustakaan harus menyediakan pelatihan yang sesuai. Sebuah program untuk meningkatkan
dan mengembangkan keterampilan dalam mengajar adalah sebagai berikut:
1. Program yang dapat dipahami oleh seluruh tim perpustakaan
2. Program dapat dibagi menjadi sesi terpisah yaitu untuk program dasar, menengah dan
lanjutan.
3. Disarankan workshop dan kursus yang diselenggarakan lebih dari satu tahun.
Lanjutan...
4. Memiliki setidaknya empat jenis kursus/pelatihan: pedagogis, teknologi, manajemen diri, dan informasi
yang berkaitan dengan kompetensi:
Pendagogis (seni /ilmu dalam menjadi guru) harus mencakup topik-topik tentang cara untuk membuat
suatu program, desain instruksional, penilaian dan evaluasi, komunikasi di kelas, konflik dan manajemen
kelompok, keterampilan dasar mengajar.
Pelatihan teknologi harus mencakup bagian software kantor, bagian manajemen , web desain perangkat
lunak, dan manajemen peralatan.
Manajemen diri, program ini harus mencakup manajemen waktu, perencanaan, motivasi kerja, dan
manajemen umum
Informasi yang berkaitan dengan pelatihan harus membuat pustakawan menguasai alat-alat dan sumber-
sumber informasi yang tersedia di perpustakaan serta pada Internet, termasuk search engine, database,
dan publikasi elektronik, dan konten informasi yang tersedia di dalam atau di luar perpustakaan.
Bertanggung jawab
dengan apa yang kau
pelajari

Mengembangkan
kompetensi Teknologi

Seni dalam menjadi


seorang guru (strategi
mengajar)
Keterampilan
Informasi

Manajemen diri
Pembelajaran jarak jauh dan e-learning.
Tugasnya yaitu untuk memfasilitasi literasi
informasi untuk pengguna yang terhalang oleh
Profesional literasi informasi perlu menguasai
jarak yang jauh dengan penggunaan e-learning. pendidikan dan pelatihan yang menggunakan
Hal ini bisa menjadi solusi untuk terbatasnya jaringan terutama internet, seperti ruang kelas
jumlah pustakawan atau profesional informasi virtual, bukan ruang kelas tradisional. Pustakawan
di perpustakaan. dapat berinteraksi dengan siswa secara online,
sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan penelitian
dan tugas dari rumah, kantor. atau di mana saja
mereka dapat akses ke computer. Demikian pula
pustakawan dapat melakukan pembelajaran di mana
pun asalkan ada akses ke komputer.
BAB VIII
Teori Pembelajaran
Te o r i p e m b e l a j a r a n d i d a s a r k a n p a d a p s i k o l o g i k o g n i t i f d a n p e n e l i t i a n p e n d i d i k a n
konstruktivis.
Te r d a p a t b e r b a g a i t e o r i p e m b e l a j a r a n d a n m a s i n g - m a s i n g m e m i l i k i p e r b e d a a n t i d a k
ada teori yang benar atau salah, karena tidak semua praktik pendidikan didasarkan pada
sekolah pemikiran tertentu (grassian dan kaplowitz, 2001). Pustakawan perlu memilih
teori dan variasinya yang sama dengan gaya mengajar mereka serta subjek atau topik
yang akan diajarkan.
Perlu diingat bahwa:
• Belajar melibatkan perubahan
• Perubahan ini cukup permanen
• Belajar akan melibatkan perubahan secara sadar (bagaimana kita berpikir) atau
perilaku (apa yang kita lakukan) atau keduanya
• Belajar muncul melalui interaksi dengan unsur-unsur di lingkungan kita, seperti,
informasi, peristiwa dan pengalaman (Squires, 1994).
Berikut ini adalah teori pembelajaran utama, model pembelajaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran pada individu dan konsep berpikir belajar (McGregor, seperti
dikutip dalam Stripling, 1999).
Pandangan Behavioris (tingkah laku): bersifat bebas dan mutlak. Pandangan Ini dapat diukur,
serta sebab akibat dapat ditentukan dan distandarisasi.

Berikut beberapa konsep utamanya, yakni:


• Pengkondisian (Pavlov, 2005)
.• Penguatan (Skinner, 1986)
• Pengamatan pembelajaran (Bandura, 2004)
Pendekatan konstruktivis
Pendekatan konstruktivis adalah kerangka sosial yang dibina oleh orang
yang menentukan Realitas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
unik sebelumnya. Teori ini berbeda dengan teori pandangan tingkah laku.

Model utama pendidikan kontruktivis:


• Aktivitas pemecahan masalah praktis (Dewey, 1967)
• Tahapan perkembangan kognitif (Piaget, 2005)
• Membangun pengetahuan sebelumnya (Bruner, 1962)
Model pembelajaran (McGregor, 1999) Dalam model pendidikan konstruktivis, pedagogi
pembelajaran dan psikologi kognitif bergantung pada model pembelajaran yang berbeda tidak
selalu sama dengan yang lain. Seperti:

• Pembelajaran inquiry (Bruner, 1962).


• Pembelajaran yang berpusat pada siswa.
• Pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995)
• Pembelajaran berbasis otak
• Pembelajaran yang berarti
Faktor dalam proses pembelajaran (McGregor, 1999).
Pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti:

• Kecerdasan majemuk
• Gaya belajar, dan
• Motivasi.
Berpikir dan belajar (McGregor, 1999). Cara orang
berpikir dan jenis pemikiran yang mereka lakukan
merupakan elemen penting untuk proses
pembelajaran.
• Menciptakan pemikiran (Cave, 1996) - Ini
• Taksonomi Bloom (Bloom, 1956) - Taksonomi adalah kemampuan untuk melihat sesuatu
untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dengan cara yang berbeda dari yang sudah
dalam domain kognitif mencantumkan jelas atau yang tradisional.
keterampilan berpikir dalam urutan hierarkis yang
• Metakognisi (Blakey dan Spence, 1990) -
menyarankan keterampilan yang harus didorong
Berpikir tentang berpikir dianggap sebagai
oleh guru / fakultas.
metakognisi, elemen penting dari pemikiran
• Berpikir kritis (Ennis, 1985) - Ini adalah "pemikiran kritis dan kreatif.
yang masuk akal dan reflektif yang difokuskan
untuk memutuskan apa yang harus dipercaya atau • Model mental (Glynn, 1997) - Model mental
lakukan." (Pp. 54) Definisi mencakup komponen adalah kerangka dalam membangun
pengambilan keputusan dan peningkatan pemahaman baru (mendukung teori Piaget
pemikiran. dan Vygotsky). Peserta didik merasakan
konsep melalui representasi mental yang
membantu mereka untuk memahami.
Alat untuk mempromosikan pembelajaran (McGregor, 1999). Ada beberapa teknik untuk
mendorong pembelajaran, termasuk:

• Pelatihan. Bimbingan (mendukung, fasilitatif) dari seorang siswa atau siswa melalui tugas
atau melatih pemikiran adalah teknik yang bermanfaat bagi guru / fakultas. Ini kebalikan dari
mengarahkan.
• Mempertanyakan. Alat yang berguna untuk mengakses pengetahuan sebelumnya atau
memperluas pemikiran. Ini dimaksudkan untuk mendorong pemikiran yang berbeda, lebih
tinggi dan berpikir kritis.
Elemen Pembelajaran
BAB IX
Penilaian Pembelajaran
Penilaian adalah pertimbangan cermat dari pengamatan ketat di
seluruh proses pembelajaran terhadap peserta didik. Penilaina
membutuhkan pengumpulan, analisis, dan pelaporan data melalui
seluruh proses pembelajaran literasi informasi (AASL, 1998).
Evaluasi berbeda dari penilaian dalam arti bahwa itu
biasanya menempatkan nilai pada saat siswa
menyelesaikan tugas. Penilaian adalah proses yang lebih
komprehensif, karena mengumpulkan informasi tentang
kinerja siswa selama proses pembelajaran literasi informasi
Aspek berikut termasuk faktor-faktor utama
yang perlu dipertimbangkan ketika menilai
keseluruhan mereka, serta ketika mereka menyelesaikan
pembelajaran literasi informasi:
tugas mereka. Perbedaan penting lainnya antara kedua
istilah ini adalah penilaian dilakukan dengan siswa, Mengapa menilai?
sementara evaluasi dilakukan terhadap pekerjaan siswa.
Penilaian harus melibatkan siswa dalam penyelidikan dan • Meningkatkan pertumbuhan siswa (formatif)
produksi untuk berkomunikasi serta menunjukkan apa • Tingkatkan instruksi (formatif)
yang mereka ketahui ”(AASL, 1998, hlm. 67).
• Kenali pencapaian (sumatif)
• Ubah atau tingkatkan program (ringkasan)
Pentingnya penilaian
• Prestasi siswa dikaitkan dengan teknik
penilaian (Wiggins, 1998)
Pentingnya penilaian.
• Penilaian sangat penting dalam • Pengujian saat ini hanya mengaudit apa
menentukan apakah pembelajaran siswa yang siswa lakukan
sedang terjadi (Jones, A. J. dan Gardner, C.
sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999) • Kemampuan untuk menggabungkan
penilaian dan instruksi ke dalam strategi
• Temukan cara-cara unggul untuk tunggal
mengevaluasi kemampuan siswa untuk
menggunakan keterampilan akademik (Baron, • Harus ada] Dapat melakukan pengukuran
1995) kinerja siswa secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama siklus
• Membuka kesuksesan siswa melalui pembelajaran (Jones, A. J. & Gardner, C.,
penilaian (Baron, 1995) sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
• Pembelajaran dan penilaian berbasis kinerja • Penilaian literasi informasi harus
dapat diimplementasikan di semua tingkat diintegrasikan ke dalam sisa kurikulum di
kelas dan di antara semua disiplin ilmu semua level dan semua disiplin ilmu.
Fokus pada pembelajaran mandiri
• Penilaian harus berbasis kinerja, sehingga • Penilaian harus dirancang secara sengaja
siswa dipersiapkan untuk hidup tidak hanya untuk meningkatkan dan mendidik kinerja
untuk sekolah siswa
• Dengan mempromosikan teknik penilaian • Penilaian autentik berarti mengukur kinerja
diri, siswa belajar cara mengevaluasi siswa berdasarkan tugas yang relevan dan
informasi untuk memecahkan masalah, digunakan dalam kehidupan nyata (Baron,
membuat keputusan, dan menjadi 1995)
pembelajar mandiri
• Merancang dan menggunakan penilaian
• Memungkinkan siswa untuk membuat yang berfokus pada kebutuhan pembelajar
serangkaian strategi dan kriteria penilaian
untuk memantau pekerjaan mereka
(Donnahan, J. dan Stein, B. B., sebagaimana
dikutip dalam Stripling, 1999)
• Bantu siswa dalam refleksi diri
Fokus pada pemikiran yang lebih tinggi
• Fokus literasi informasi baru adalah pada pencarian informasi, evaluasi, dan pemanfaatan,
bukan pada lokasi sumber dan pengambilan Informasi literasi harus menekankan proses berpikir
tingkat yang lebih tinggi (menerapkan, mensintesis, dan mengevaluasi informasi), di samping
kegiatan berpikir yang lebih rendah (mengingat dan memahami informasi) (Donnahan, J. dan
Stein, BB, sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
• Mengajarkan proses-proses informasi, seperti pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah, bukan hanya pengetahuan tentang informasi, sehingga siswa menguasai kemampuan
untuk belajar
• Buat proses informasi eksplisit dalam semua teknik penilaian
• Tugas dan penilaian harus menghubungkan keterampilan proses dengan presentasi informasi
(Jones, A. J. dan Gardner, C., sebagaimana dikutip dalam Stripling, 1999)
Pertanyaan untuk proses penilaian (Wiggins,
1998)
• Apakah penilaian mengukur apa yang
Pertanyaan dari fasilitator pembelajaran dikatakannya diukur?
pembelajaran
• Apakah kriteria penilaian jelas, obyektif, dan
• Apa yang saya coba nilai? secara eksplisit terkait dengan standar?
• Apa yang telah dipelajari siswa? • Apakah sistem skoring dapat dipercaya dan
• Bagaimana perasaan peserta tentang apakah ia mampu mendiskriminasikan derajat
pembelajaran mereka sendiri? kualitas kerja?

• Apakah siswa benar-benar belajar? • Apakah tugas sedang dinilai sebagai


tantangan?
  • Apakah teknik penilaian menawarkan
tantangan pembelajaran yang sesuai bagi
siswa?
• Apakah tugas yang dinilai mencerminkan
tantangan, konteks, dan kendala dunia nyata?
Jenis
Penilaian Prescriptif atau diagnostik (Menilai
Pembelajaran pengetahuan dan Keterampilan)
(Stec, E.,
2004). Ketiga
jenis
penilaian Formatif (memberikan umpan balik
adalah:
tentang pembelajaran kepada siswa saat
instruksi sedang berlangsung)

Summavative (evaluasi akhir krikteria


penilaian)
Daftar
Rubrik
Periksa
Teknik
Penilaian Konferensi Portofolio

Tes-tes
Laporan
Tradisional

Pendekatan
lain
BAB X
Definisi Konsep Dasar
K o n s e p t e r m a s uk d a l a m d a f t a r i n i a d a l a h di d e f i n i si k a n d a r i su d u t p a n d a n g
o p e r a si o n a l . P a d a u m u m n y a m e m i l i k i l e b i h d a r i s a t u k o n o t a si se m a n t i k y a n g
be r v a r i a si t e rg a n t u ng p a da p r o s e s d a n t e m p a t d i m a n a i t u d i g u n a k a n , y a n g t i d a k
m a s u k d a l a m gl os a r i u m i n i .
Development of
Academic Cognitive theory Construtivism information skills
(DHI)

Information Information
Fasilitator Information
Competencies Literacy

Information Skills Learner Learning Learning Process

Professor Skill Student To learn


Terima Kasih
SUMBER:
Lau, Jesus. 2006. “Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning ”. Dalam
h t t p s : / / w w w. i f l a . o rg / f i l e s / a s s e t s / i n f o r m a t i o n - l i t e r a c y / p u b l i c a t i o n s / i f l a - g u i d e l i n e s - e n . p d f
Diakses Pada 5 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai