Anda di halaman 1dari 8

PERTANIAN PERKOTAAN : Peluang, Tantangan, dan Strategi Pengembangan

Yudi Sastro

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta


Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu Jakarta selatan (12540) Telp. 021-78839949 ext. 215,
email : yudis_bkl2001@yahoo.com

ABSTRAK indirectly affect the public welfare. The


availability of market opportunities in
Pertanian Perkotaan atau line with the growth of urban population
, the proximity between producers and
pengolahan, pemasaran, dan pendistribusian consumers, the issue of global climate
bahan pangan, produk kehutanan dan change, increasing environmental awareness
hortikultura yang terjadi di dalam dan sekitar and healthy lifestyles , as well as the high
perkotaan. Kegiatan UA memiliki perspektif rate of urbanization of labor from rural to
ekonomi, lingkungan, dan akses terhadap urban has the potential to encourage the
bahan pangan yang secara langsung development of urban agriculture. However,
dan tidak langsung berdampak terhadap the challenges faced in the development of
kesejahteraan masyarakat. Besarnya UA are proportional to the magnitude of the
peluang pasar sejalan dengan pertumbuhan opportunities that exist. These challenges
masyarakat kota, dekatnya jarak antara include the legal status and extent of land, the
produsen dan konsumen, isu perubahan supply of sunlight and air circulation, heavy
iklim global, peningkatan kesadaran metal contamination, lack of knowledge,
terhadap lingkungan dan gaya hidup and the development of infectious diseases
sehat, serta tingginya laju arus urbanisasi from animals ( ). Strategies that
tenaga kerja dari desa ke kota berpotensi are believed to overcome these problems
mendorong pengembangan pertanian di and is able to push the development of UA
perkotaan. Namun demikian, tantangan including through the provision of technical
yang dihadapi dalam pengembangan UA innovation, organizational innovation, and
sebanding dengan besarnya peluang yang policy and institutional support.
ada. Tantangan tersebut diantaranya adalah
status hukum dan luasan lahan, pasokan Key words:
sinar matahari dan sirkulasi udara, cemaran
logam berat, keterbatasan pengetahuan,
dan berkembangnya penyakit menular dari
hewan ( ). Strategi yang dipercaya
dapat mengatasi permasalahan tersebut Pertanian perkotaan atau
dan mampu mendorong laju perkembangan
UA diantaranya adalah melalui penyediaan
inovasi teknis, inovasi organisasi, serta
dan pendistribusian bahan pangan, produk
dukungan kebijakan dan kelembagaan.
kehutanan dan hortikultura yang terjadi di
Kata kunci: pertanian perkotaan, peluang, dalam dan sekitar perkotaan (Smith ,
tantangan, strategi 1996; Bailkey dan Nasr, 2000). Tujuan
pertanian perkotaan umumnya adalah
sebagai sarana untuk meningkatkan
ABSTRACT
ketersediaan bahan pangan dan atau
pendapatan, atau juga sebagai suatu
the activity of cultivation, processing,
marketing, and distribution of food, forestry (rekreasi) dan relaksasi bagi pelakunya
and horticultural products that occur in and (Alice, 1996; Buttler dan Moronek, 2002;
around urban areas. UA activities have an Zezza dan Tasciotti, 2010; Hampwaye ,
economic perspective, the environment, 2013).
and access to foodstuffs that directly and


Pertanian perkotaan bukanlah hal khususnya Jakarta. Komoditas yang umum
dibudidayakan adalah tanaman sayuran,
budidaya pertanian di wilayah perkotaan buah-buahan, tanaman hias, tanaman
sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. hutan, ternak unggas dan ruminansia besar
Kemudian, pada abad ke 15, suku Inca dan kecil, serta ikan (BPS, 2013).
di Machu Picchu-Peru, telah menerapkan Peran pertanian perkotaan di
budidaya sayuran di pemukiman dengan Indonesia terhadap perekonomian dan
memanfaatkan air limbah sebagai kehidupan masyarakat kota
sumber penyiraman (Andre , 2005). tergolong besar dan tidak dapat
Selanjutnya, kebun komunitas di perkotaan disepelehkan. Namun demikian, hanya
yang disebut muncul sedikit data yang tercatat dan terekam.
di Jerman pada abad awal ke 19 sebagai Hal tersebut menyebabkan arti
respon terhadap kondisi kemiskinan dan pertanian perkotaan menjadi kecil, marjinal,
rawan pangan. Hal serupa yang dikenal terpinggirkan, dan bukan menjadi prioritas
dengan nama atau untuk dikembangkan. Padahal fakta
atau mencatat bahwa sebagian besar populasi
muncul di Amerika, Inggris, Kanada dan manusia di berada di perkotaan, sebanyak
Jerman selama perang dunia I dan II yang 40-60% pendapatan masyarakat kota
bertujuan untuk meningkatakan pasokan diperuntukkan untuk bahan pangan, dan
pangan untuk masyarakat selama perang sebagian masyarakat miskin dan kelaparan
(Lee-Smith. 2010). Presiden Woodrow berada di perkotaan.
Wilson mengkampanyekan agar masyarakat
memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk
Perspektif dan Dampak
ditanami aneka tanaman guna memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pada saat itu, lebih Pertanian perkotaan merupakan
dari 5 juta plot berhasil dikembangkan suatu “industri” yang merespon kebutuhan
dan menghasilkan lebih dari 500 juta pon harian seluruh masyarakat kota. Sebagai
produksi. Usaha tersebut dilanjutkan pada suatu industri, pertanian perkotaan memiliki
saat perang Dunia ke II yang menghasilkan dua perspektif utama, yakni perspektif
bahan pangan senilai lebih dari 2,8 juta dolar sumberdaya dan ekonomi (Smith ,
dengan melibatkan 5,5 juta masyarakat di 1996; FAO, 2013). Optimalisasi penggunaan
perkotaan (Andre , 2005; Lee-Smith, sumberdaya (air dan lahan, tenaga kerja,
2010). sarana-prasarana) merupakan suatu
Konsep dan pelaksanaan pertanian keharusan sehingga akan memberikan
perkotaan di beberapa negara telah keuntungan yang optimal secara ekonomi.
semakin maju dan berkembang dengan Oleh sebab itu, penerapan proses daur
berbagai varian model budidaya dan usaha, ulang serta metode bio-intensif diantaranya
serta aspek penguasaan dan penggunaan melalui integrasi ternak atau ikan dengan
teknologi (Amstrong, 2000; Fraser, 2002; tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti
, 2007; Kingsley , sayur-sayuran, tanaman obat, dan tanaman
2009). Dorongan semangat masa lalu serta hias merupakan salah satu strategi yang
kemajuan teknologi telah membawa kepada sesuai untuk dikembangkan (Egal ,
suatu sistem pertanian perkotaan yang 2001; IDRC, 2003; Darin, 2009; Rojas ,
2011).
Perspektif lingkungan juga terlibat
. Sebagaimana dalam mendukung pengembangan pertanian
halnya kota-kota di dunia, pertanian perkotaan. Isu perubahan iklim global,
perkotaan di Indonesia juga telah ada polusi (air, tanah, dan udara) di perkotaan,
sejalan dengan timbul dan tumbuhnya kota- cemaran logam berat dan pestisida dalam
kota di Indonesia. Praktek pertanian di bahan pangan, merupakan ancaman bagi
perkotaan terlihat jelas di kota-kota besar, masyarakat kota (Don, 2004; Bell ,


2011; Mc. Clintock, 2012). Demikian juga dihasilkan secara lokal. Produksi bahan
halnya dengan akses terhadap makanan pangan lokal juga dapat mengurangi
bergizi, sehat, dan aman dikonsumsi emisi CO2 hingga 50.000 metrik ton. Fakta
(Armar-Klemesu, 2007; Bellows, 2003; tersebut membuktikan bahwa pertanian di
Hale , 2011). Peningkatan jumlah perkotaan mampu mengurangi jejak karbon
populasi di perkotaan telah menyebabkan dengan mengurangi jumlah transportasi
peningkatan kebutuhan bahan pangan. untuk membawa bahan pangan dari luar
Jarak perkotaan yang jauh dari sumber kota (Pirog, 2001; Pirog dan Benjamin,
produksi pangan menjadi alasan pentingnya 2013; Marc, 2005).
pertanian perkotaan. Kesegaran bahan Kegiatan pertanian perkotaan di
makanan yang tersedia, seperti sayur dan lahan kosong juga bermanfaat dalam
buah, mengalami degradasi kualitas selama hal menghilangkan cemaran kimia yang
transportasi sehingga usaha memperdekat terpapar di tanah. Dalam proses yang
akses terhadap bahan makanan melalui dikenal sebagai , tanaman dan
kegiatan pertanian perkotaan sangat perlu mikroorganisme mendegradasi bahan kimia,
untuk dilakukan. menyerap, mengkonversi dalam bentuk
Penerapan pertanian perkotaan tersedia, dan mengeluarkannya dari sistem
berdampak langsung terhadap ekonomi, lahan (Black, 1995; Don, 2004). Beberapa
sosial, penggunaan energi, jejak karbon diantaranya adalah logam logam, seperti
( ), polusi (udara, tanah, Mercury, Timbal, Arsenik, Uranium, dan
dan suara), serta peningkatan ketersediaan senyawa organik seperti minyak bumi dan
dan kualitas bahan pangan (Alaimo ,
2008; Wikipedia, 2013). Dampak pertanian dilakukan pada awal pertanaman yang
perkotaan terhadap ekonomi masyarakat ditujukkan untuk tidak dikonsumsi. Setelah
terutama melalui perluasan basis ekonomi lahan bebas dari kontaminan selanjutnya
kota melalui produksi, pengolahan, dapat digunakan untuk memproduksi bahan
pengemasan, dan pemasaran produk pangan (Lasat, 2000; Cluis, 2004).
konsumsi (FAO, 2013). Hal ini menyebabkan Polusi suara tidak hanya
peningkatan kegiatan kewirausahaan dan mengakibatkan penurunan ambang
penciptaan lapangan kerja, serta penurunan pendengaran, namun juga dapat
harga dan peningkatan kualitas produk menimbulkan stres dan nilai kesehatan
pangan (Butler dan Moronek, 2002; Bellows, masyarakat. Dalam studi “paparan
2003). kebisingan dan kesehatan masyarakat,”
Beberapa hasil penelitian terungkap bahwa paparan kebisingan dapat
menunjukkan adanya penurunan tingkat mengakibatkan tunarungu, hipertensi dan
stres dan peningkatan kesehatan mental penyakit jantung iskemik, gangguan tidur,
responden setelah beberapa waktu terlibat dan penurunan prestasi sekolah pada
dalam aktivitas pertanian di perkotaan. Ada anak. Kehadiran tanaman dalam sistem
banyak kasus yang telah didokumentasikan pertanian perkotaan terbukti secara efektif
menunjukkan bahwa keberadaan kebun dapat menyerap gelombang suara sehingga
komunitas menyebabkan perbaikan mampu mengurangi efek negatif dari
hubungan sosial, peningkatan kebanggaan gelombang suara tersebut (Vermeer dan
dan kesehatan, serta penurunan tingkat Passchier, 2000).
kejahatan dan bunuh diri dalam masyarakat
, 2007).
Peluang dan Tantangan
Sistem industri pertanian
konvensional umumnya boros energi Terbukanya peluang pasar yang
dalam hal transportasi. Rata-rata produk sangat besar sejalan dengan pertumbuhan
konvensional yang dikirim dari suatu daerah masyarakat kota; dekatnya jarak antara
ke kota menghabiskan energi hingga 17 produsen dan konsumen sehingga
kali lebih tinggi dibandingkan produk yang mempermudah penanganan panen dan


pasca panen, transportasi, waktu, dan selain berpengaruh terhadap skala usaha
kualitas kesegaran produk; anomali cuaca dalam bidang produksi dan pengolahan
yang disebabkan oleh perubahan iklim hasil, juga menyebabkan keterbatasan
global sehingga menyebabkan ketidak- pasokan sinar matahari dan terhambatnya
pastian pasokan produk pangan dari daerah- sirkulasi udara untuk tanaman budidaya.
daerah sentra; peningkatan kesadaran Cemaran logam berat yang
terhadap lingkungan (slogan ) dan bersumber dari lahan dan air, khususnya pada
hidup sehat sejalan dengan peningkatan aktivitas budidaya sayuran juga merupakan
kemakmuran sebagian masyarakat; dan permasalahan yang harus dihadapi. Pada
peningkatan arus urbanisasi tenaga kerja banyak kasus, sebagian pelaku budidaya
ber” ” terbatas dari desa berlatar mengabaikan faktor cemaran tersebut
belakang pertanian, merupakan faktor- sehingga diperlukan pendekatan khusus
faktor dominan yang mampu meningkatkan sehingga permasalahan tersebut dapat di
peluang berkembangnya pertanian di atasi. Selain itu, keterbatasan pengetahuan
perkotaan (Holmer 2001; Peters , dan penguasaan teknologi, baik dalam
2011; Veenhuizen 2003; Dubbelling , proses produksi, pemasaran, hingga
2005; Mbethany, 2005). pengorganisasian kelompok dan usaha,
Namun demikian, tantangan yang serta penyakit , contohnya
dihadapi dalam pengembangan pertanian merupakan tantangan yang nyata
di perkotaan sebanding dengan besarnya dalam pengembangan pertanian perkotaan.
peluang pengembangan. Tantangan
yang dihadapi diantaranya adalah status
Startegi Pengembangan
hukum dan luasan lahan, pasokan sinar
matahari dan sirkulasi udara, cemaran Berbeda dengan sistem pertanian di
logam berat, keterbatasan pengetahuan, perdesaan, sistem pertanian di perkotaan
serta berkembangnya penyakit menular memiliki kompleksitas yang sangat tinggi.
dari hewan ( ) (Peters , 2011; Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh
Lee-Smith dan Prain, 2006; Bailkey and beberapa hal, seperti variabilitas faktor yang
Smit 2006; Prain 2006; Mc Clintock, 2012; sangat beragam, dinamika sangat tinggi,
Ackerman , 2012). pengorganisasian yang minim, komitmen
Sebagian besar lahan yang digunakan terhadap pekerjaan lain, dan sumberdaya
adalah lahan tidur milik pribadi, swasta atau masyarakat yang tidak memiliki pengalaman
pemerintah seperti badan jalan, bantaran di bidang tersebut (pertanian, peternakan,
rel, bantaran kali, dan ruang terbuka hijau. perikanan, dan pengolahan hasil). Oleh
Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh sebab itu, sistem inovasi dan rekomendasi
terhadap keberlanjutan usaha masyarakat inovasi yang biasa diterapkan di perdesaan
dan pembinaan yang diberikan oleh tidak dapat diterapkan sepenuhnya di
pemerintah ataupun swasta dan lembaga. perkotaan. Ketersediaan inovasi teknis yang
Selain itu, sekelompok masyarakat yang tepat guna , efektif,
bercocok tanam di lahan tidur umumnya , merupakan
berasal dari daerah yang sama dan masih prasyarat yang harus dipenuhi (Critchley
memiliki hubungan kekerabatan. Lahan yang , 2007; Lee-Smith, 2010; Kurtiwa, 2010).
tersedia umumnya dibagi sedemikian rupa Aspek inovasi teknis yang perlu
sehingga masing-masing individu memiliki disediakan diantaranya terkait dengan
lahan garapan yang sangat terbatas. penyediaan varietas unggul bernilai
Demikian juga halnya dalam hal ekonomis tinggi; sistem irigasi dan
pemanfaatan pekarangan. Ukuran luasan pemupukkan; inovasi pengendalian hama
pekarangan diperkotaan tergolong sempit ramah lingkungan; inovasi budidaya sistem
hingga sangat sempit dan memiliki dinamika bio-intensif (misalnya sistem integrasi
dan kompetisi penggunaan yang sangat ikan/ternak dengan tanaman sistem
tinggi. Keterbatasan lahan pekarangan, aquaponik, tumpang sari/tumpang gilir);


inovasi pengelolaan limbah organik menjadi Penutup
media tanam, pupuk, dan pakan ternak;
Pertanian perkotaan memiliki
inovasi pemanfaatan air limbah sebagai air
potensi dan peluang untuk dikembangkan.
penyiraman; inovasi sistem budidaya hemat
Terbatasnya ketersediaan data dan
lahan ( , vertikultur, ,
informasi mengenai peran pertanian
aquaponik, hidroponik, ,
perkotaan terhadap ekonomi masyarakat,
dll); inovasi sistem perbenihan mandiri
rendahnya ketersediaan inovasi teknologi
dan kelembagaan yang sesuai, serta
keterbatasan ruangan dan penyakit zoonosis
terbatasnya keberpihakan pemerintah
untuk ternak, misalnya melalui budidaya
dan masyarakat, merupakan penyebab
kelinci terintegrasi sayuran, dll (Watkins,
utama yang menghambat pengembangan
1993; Scheidegger and Prain 2000; Lock
pertanian di perkotaan. Oleh sebab itu,
and De Zeeuw 2001; Getachew 2002 and
2003; Arce , 2004; Marulanda dan
faktor tersebut perlu untuk dikembangkan.
Izquierdo, 2003; Premat, 2005; Prain dan
Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi
Zeeuw, 2013).
diharapkan dapat memberikan kontribusi
Fakta juga menunjukkan bahwa
yang positif, baik dari aspek penyediaan
banyak dijumpai pelaku pertanian di
data dan informasi, penyediaan dan
perkotaan tidak terorganisir dengan baik.
pengembangan inovasi teknologi dan
Sementara itu, organisasi yang dibutuhkan
kelembagaan hingga proses diseminasi dan
petani di perkotaan kemungkinan lebih
advokasi yang diperlukan.
beragam dibandingkan di perdesaan yang
umumnya hanya berorientasi pada aspek
ekonomi (produksi, sarana, pemasaran
Daftar Pustaka
dan permodalan). Oleh sebab itu, strategi
penyediaan inovasi yang berorientasi pada Ackerman, K., R. Plunz, M. Conard, R. Katz,
aspek sosial guna mengatasi permasalahan E. Dahlgren, and P. Culligan. 2012.
modal sosial yang rendah dalam masyarakat, The Potential for Urban Agriculture
serta inovasi organisasi berorientasi politik in New York City: Growing capacity,
food security, and green infratructure.
yang berfokus pada kegiatan advokasi dan
Columbia University. p 113.
lobi untuk meningkatkan status hukum,
akses terhadap lahan, dan keterlibatan Alaimo, K., Packnett, E., Miles, R., Kruger,
dalam perencanaan pembangunan wilayah D. 2008. Fruit and Vegetable Intake
sangat perlu untuk dikembangkan. among Urban Community Gardeners.
Berbeda dengan perdesaan, inovasi Journal of Nutrition Education and
Behavior. (1499-4046),40 (2), p. 94.
pertanian di perkotaan sangat dipengaruhi
oleh institusi, kebijakan, serta peraturan Alice, M. and D. Foeken. 1996. Urban
lokal. Hal demikian menyebabkan Agriculture, Food Security snd
implementasi inovasi di sebagian besar Nutrition in Low Income Areas of
kota dibatasi oleh status hukum informal, The City of Nairobi, Kenya. Afncan
Urban Quarterly, 1996 11 (2 and
kurangnya keamanan penggunaan lahan,
3) pp 170-179 © by Afncan Urban
serta kurangnya dukungan dari lembaga
Quarterly Ltd.
teknis dan keuangan. Oleh sebab itu,
pengembangan lingkungan kelembagaan Andre, V. 2005.
dan kebijakan yang terpadu dan kondusif Architectural
untuk pengembangan pertanian di perkotaan Press, Burlington MA.
sangat diperlukan (Prain, 2006; Santandreu Arce, B., G. Prain and L. Maldonado. 2004.
and Castro, 2006; Arce , 2004). Urban agriculture and gender in Latin
America: a case study of Carapongo,
Lima, Peru. Paper presented at the
workshop, “Woman Feeding Cities:


Gender mainstreaming in urban food Island Press. ISBN 978-1-59726-
production and food security” 20- 23 588-1.
September 2004, Accra, Ghana.
Don, C. 2004. Phytoremediation: Using
Armar- Klemesu, M. 2007. Urban Agriculture Plants To Clean Up Soils. Agricultural
and Food Security, Nutrition and Research: n. pag. Phytoremediation:
Health. In: Bakker (Eds.): Using Plants To Clean Up Soils.
USDA-ARS, 13 Aug. 2004. Web. 25
Mar. 2013.
110. Dubbeling, M., G. Prain, M. Warnaars and
Armstrong, D. 2000. A survey of community T. Zschocke (eds). 2005. Feeding
gardens in upstate New York: cities in anglophone Africawith
Implications for health promotion urban agriculture:concepts, tools
and community development, Health and case studies for practitioners,
& Place, 6(4):319-327. planners and policy makers.CD-
ROM. International Potato Centre-
Badan Pusat Statistik. 2013. Angka Hasil
Urban Harvest, Lima.
Sensus Pertanian 2013. Jakarta.
Egal, F., A. Valstar, S. Meershoek. , 2001.
Bailkey, M. and J. Nasr. 2000. From
Urban Agriculture, Household Food
Security and Nutrition in Southern
Producing Food in North American
Africa. Mimeo, FAO, Rome.
Cities. Community Food Security
News. Fall 1999/Winter. Food and Agriculture Organization of the
United Nations. 2013. Urban and
Bell, J.N.B, S.A. Power, N. Jarraud, M.
Peri-urban Agriculture, Household
Agrawal, and C. Davies. 2011.
Food Security and Nutrition. FAO.
The effects of air pollution on
Retrieved 2013-04-01.
urban ecosystems and agriculture.
Getachew, Y. 2002. The living garden: a
18 bio-intensive approach to urban
(3): 226–235. doi:10.1080/1350450 agriculture in Ethiopia. Urban
9.2011.570803. Agriculture Magazine 6.
Getachew, Y. 2003. Micro-technologies for
urban agriculture. Community Food congested urban centres in Ethiopia.
Security Coalition’s. North American Urban Agriculture Magazine 10
Urban agriculture Commite. Hale, J,, Knapp, C., Bardwell, L., Buchenau,
Black, H. 1995. Absorbing Possibilities: M., Marshall, J., Sancar, F., Litt, J.
Phytoremediation,” 2011. Connecting food environments
103 (12): 1106-108. and health through the relational
nature of aesthetics: Gaining insight
Butler, L. and D.M. Moronek (eds.). 2002.
through the community gardening
Urban and Agriculture Communities:
experience. Social Science &
Opportunities for Common Ground.
Medicine. 72(11):1853–1863.
Ames, Iowa: Council for Agricultural
Science and Technology. Retrieved Hampwaye, G.; Nel, E. and Ingombe, L.
2013-04-01. 2013. The role of urban agriculture
in addressing household poverty and
Critchley, W., C. Wettasinha and A. Waters-
food security: the case of Zambia.
Bayer. 2007. Promoting local
Gdnet.org. Retrieved 2013-04-01.
innovation in rural agriculture–
experience and lessons for urban Holmer, R. 2001. Appropriate methods for
settings. Urban Agriculture Magazine micro-enterprise development in
19 (in press) urban agriculture. Urban Agriculture
Magazine 5: 51-53.
Darrin, N. 2009.
. Washington DC: IDRC/UN-HABITAT. 2003. «Guidelines for
Municipal Policymaking on Urban


Agriculture» Pirog, R. and A. Benjamin. 2003. Checking
the food odometer: Comparing food
1 (3). miles for local versus conventional
produce sales to Iowa institutions”’’,
Kurtiwa, S., E. Boon, and D. Devuyst. 2010.
Leopold Center for Sustainable
Urban agriculture in low income
Agriculture, 2003”. Leopold.iastate.
households of harare: An adaptive
edu. Retrieved 2013-04-01
response to economic crisis. J. Hum
Ecol 32 (2):85-96. Prain, G. 2006. Participatory Technology
Development for urban agriculture.
Lasat, M. M. 2000. Phytoextraction of metals
In: Veenhuizen, René van (ed.),Cities
from contaminated soil: a review
farming for the future:urban
of plant /soil/metal interaction and
agriculture for green and productive
assessment of pertinent agronomic
cities, ETC, IIRR andIDRC, Manila.
issues. Journal of Hazardous
Substance Research 2, 1-25. Prain, G. And H. De Zeeuw. 2013.
Enhancing technical, organisational,
Lee-Smith, D. 2010. Relating research to
and institusional innovation in urban
action on urban agriculture- The
agriculture. Urban Agriculture
east African experience. J. Agric,
Magazine 19 (in press)
Food Systems, and Community
Development 1 (2):23-24. Premat, A. 2005, Moving between the Plan
and the Ground, In Mougeot, L. J. A.
Lee-Smith, D. And G. Prain. 2006.
(ed) Agropolis: The Social, Political
Understanding the links between
and Environmental Dimensions
agriculture and health. International
of Urban Agriculture, Earthscan,
Food Policy Research Institute.
London, United Kingdom.
Washington.
Rojas, V.M.N., O. Velasquez, Franco, V. 2011.
Lock, K, and H. de Zeeuw. 2001. Mitigating
Urban agriculture, using sustainable
the health risks associated with
practices that involve the reuse
urban and peri-urban agriculture.
of wastewater and solid waste.
Urban Agriculture Magazine 1 (3):
6-8.
98 (9): 1388–1394. doi:10.1016/j.
Marc, X. 2005. Food Miles: Environmental agwat.2011.04.005.
Implications of Food Imports to
Santandreu, A. and C. Castro. 2006. Social
Waterloo Region.” Public Health
organisations of urban producers in
Planner Region of Waterloo Public
Latin America and Europe. Urban
Health. November.
Agriculture Magazine 16.
Mazereeuw, B. 2005. Urban Agriculture
Scheidegger, U and G. Prain. 2000. Support
Report. Waterloo. p. 28.
to diversity in potato seed supply.
McClintock, N. 2012. Assessing lead In:Almekinders, C.and W.de Boef
contamination at multiple scales in (eds).Encouraging diversity: the
Oakland, California: Implications for conservation and development of
urban agriculture and environmental plant genetic resources. Intermediate
justice. Technology Publications, London.
35: 460–473. doi:10.1016/j.
Smit, J., A. Ratta, and J. Nasr. 1996.
apgeog.2012.10.001.
Peters, K. 2011. Creating a sustainable United Nations
urban agriculture revolution. J. Development Programme (UNDP),
Envvtl. Law and Litigation 25:203- New York, NY.
248.
Smit, J. and M. Bailkey. 2006. Urban
Pirog, Rich. 2001. Food, Fuel, and agriculture and the building of
Freeways: An Iowa Perspective on communities. In: Veenhuizen, R
How Far Food Travels, Fuel Usage, van(ed), Cities farming for the
and Greenhouse Gas Emissions.


future; urban agriculture for green gardening in Sout-East Toronto.
and productive cities,ETC, IIRR and Health Promotion International,
IDRC, Manila, pp 145-159. 22(2), 92-101.
van Veenhuizen, R. 2006. Cities Farming Watkins, D., 1993. Urban permaculture.
for The Future : Urban agriculture for Permanent Publications, U.K. 152
green and productive cities. RUAF pp.
Foundation.IRR and ETC Urban
Wikipedia. 2013. Urban Agriculture.
Agriculture.
Vermeer, P.W., and W.F. Passchier. 2000. 15 November 2013.
Noise exposure and public health,
Zezza, A. And L. Tasciotti. 2010. Urban
agriculture, poverty, and food
108 (1):123–131.
security:Empirical evidence from
a sample of developing countries.
Reynolds and A. Skinner. 2007. Food Policy 35:265-273.
Growing urban health: Community



Anda mungkin juga menyukai