Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA DALAM KELUARGA ISLAM


Dosen Pengampu : Abdul Ghani, M. Pd

Di Susun Oleh :

1. Novian Nur Ramianto (145425021005)


2. Nela Nur Annisa Husain (145425021007)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia
danrahmatnya, tak lupa Shalawat dan salam untuk tauladan kita Nabi Muhammad Saw
yangmembawa kita semua ke zaman terang benderang ini sehingga kami bisa
menyelesaikanmakalah dengan baik walapun masih banyak kekurangan didalamnya.Serta kami
juga berterima kasih kepada bapak Abdul Ghani, M.Pd selaku dosen mata kuliah AIK
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong yang sudah memberikan kepercayaan
menyelesaikan tugas Makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam
rangka menambah pengetahuan juga wawasan kita menyangkut Etika  dalam keluarga
Islam. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang sudah kami buat, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun dan demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Semoga
makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika..................................................................................................2
B. Etika Terhadap Orang Tua (Dan Sebaliknya).....................................................2
C. Etika Suami/Istri (Dan Sebaliknya)....................................................................3
D. Etika Bergaul Dengan Saudara Dan Teman.......................................................5
E. Penerapan Etika Dalam Kehidupan Sehari – hari...............................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etika semakin luntur,atau
bahkan kalau boleh dibilang mulaihilang. Kecenderungan masyarakat untuk
berlaku bebas seakan sudah mewabah disetiap lini kehidupan. Ketika membicarakan masalah eti
ka, secara sepintas orang tentu akan berfikir mengenai norma dan aturan yang berlaku di
tengahmasyarakat. Hal ini jelas menunjukkan bahwa masalah etika merupakan masalah serius
bagiterciptanya kehidupan yang harmonis. Dalam dataran yang lebih luas permasalahan etika
jugamenjadi suatu hal yang sangat penting bagi dunia bisnis. Perilaku setiap individu dalam
dunia bisnis ternyata merupakan salah satu indikator penentu maju dan mundurnya suatu
perjalanan bisnis. Semakin beretika seorang dalam berbisnis, maka dengan sendirinya dia akan
menemui kesuksesan. Sebaliknya bila pelaku bisnis sudah jauh dari nilai-nilai etika dalam
menjalankan roda bisnisnya sudah pasti dalam waktu dekat kemunduran bisnisnya akan ia
peroleh. Oleh karena itulah saat ini perilaku manusia dalam sebuah perusahaan yang bergerak
dalam keluarga menjadi sangat urgen. Satu bentuk pentingnya perilaku bisnis tersebut dianggap
sebagai satu masalah jika yang bersangkutan mempunyai perilaku yang kurang baik, dan
dianggap bisa membawa kerugian dalam suatu perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan etika?
2. Bagaimana etika kita terhadap orang tua, suami/istri, saudara, dan teman?
3. Bagaimana cara menerapkan etika dikehidupan sehari – hari?
C. TUJUAN
1. Memahami pengertian etika.
2. Tahu cara penerapannya dikehidupan sehari – hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA
Di dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaEtika adalah ilmu yang berkenaan tentang yang
baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Di dalam buku kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam karangan Akmal Hawi etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Identik dengan perkataan moral “Mos” yang dalam bentuk
jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup (Hawi, 2013: 49).

Harorld H. Titus mendefinisikan istilah moral dan etik memiliki hubungan yang eratdengan
arti asalnya, moral berasal dari kata Latin moralitas dan istilah ethic berasal dari kataYunani
ethos. Keduanya berarti kebaikan atau cara hidup. Istilah tersebut terkadang dipakaisebagai
sinonim, sekarang biasanya orang cenderung memakai “morality” untuk menunjukan tingkah
laku itu sendiri. Sedangkan ethic menunjuk tentang penyelidikan tentang tingkahlaku, sehingga
dapat kita katakan bahwa moral act dan etchical code. Dan istilah yang seringdipakai etika dan
moral seperti benar dan baik.

Dalam islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika di dalam Al-
Qur’an a dalah khuluq. Al- khuluq dari kata dasar khaluqa - khuluqan, yang berarti tabi’at, budi
pekerti, kebiasaan, kesatriaan, keprawiraan. Kata dasar khuluq yaitu khaluqa sangat berdekatan
sekali dengan kata dasar khalaqa-khalqan yang berarti, menjadikan,menciptakandan al-makhlu
yang diciptakan. Sedangkan dari khaluqa-khuluq perubahanya menjadi al-akhlaq yang kemudian
di kenal menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Dalam
tradisi pemikiran Islam dari kata khuluq ini kemudian lebih dikenal dengan tema akhlak, atau al-
falsafah al-adabiyyah (Kairo,dkk.1986).

B. ETIKA ANAK KEPADA ORANG TUA (DAN SEBALIKNYA)


1. Etika Anak Terhadap Orang Tua
Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dan sangat baik diterapkan dalam pergaulan kita
dengan orangtua. Mudah-mudahan dengan menerapkan etika tersebut, kita dapat membayar
sebagian hutang budi pada orangtua, atau dengan etika tersebut kita dapat melaksanakan
kewajiban kita pada orangtua. Semua itu agar kita dapat meraih ridha Allah, jiwa kita tentram,
hidup bahagia, urusan kita dimudahkan, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi
berkah pada umur kita dan melapangkan rezeki kita. Etika-etika tersebut antara lain;

1. Patuh pada orangtua dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat terhadap orangtua. Setiap
musllim wajib taat dan tidak berbuat maksiat pada orangtua. Sikap taat pada kedua orangtua
harus didahulukan daripada ketaatan terhadap siapa pun, selama keduanya tidak
memerintahkan anaknya untuk berbuat maksiat pada Allah dan Rasul-Nya. Adapun seorang
istri, maka ia wajib mengutamakan ketaatan pada suami atas orangtuanya.
2. Berbuat baik pada orangtua, baik melalui perkataan atau perbuatan.

2
3. Tunduk di hadapan orangtua; dengan berendah diri dan tawadhu’.
4. Tidak bersikap kasar pada orangtua; dengan membiasakan diri bertutur kata yang halus dan
berkata yang lembut, tidak bersuara keras apalagi membentak mereka.
5. Memberikan perhatian penuh pada orangtua; dengan menghadapkan muka pada orangtua
saat keduanya berbicara, tidak memotong atau menyangkal pembicaraan orangtua, lebih-
lebih mendustakan atau tidak menerima perkataan kedua orangtua.
6. Senang dan berlapang dada saat diperintah orangtua, dan tidak berkata ‘ah!’ sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya ‘ah!’ dan janganlah kamu membentak mereka.” (QS. Al-Isra [17]: 23)

2. Etika Orang Tua Terhadap Anak Menurut Imam Al - Ghazali


Orang tua sesunguhnya tidak bebas berbuat apa saja kepada anak-anaknya. Ada adab atau
etika tertentu yang harus diperhatikan para orang tua sehubungan adanya kewajiban anak-anak
berbakti kepada mereka. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya
berjudul Al-Adab fid Din (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444)

‫ وال يلح عليهم في وقت ضجرهم وال يمنعهم من طاعة‬،‫ وال يكلفهم من البر فوق طاقتهم‬،‫ يعينهم على بره‬:‫أداب الوالد مع أوالده‬
‫ وال يمن عليهم بتربيتهم‬،‫ربهم‬. 

Artinya: “Adab orang tua terhadap anak, yakni: membantu mereka berbuat baik kepada
orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak
memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat
kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.” 

Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai
berikut:

1. Membantu anak-anak bersikap baik kepadanya.


2. Tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya.
3. Tidak memaksa anak-anak saat susah.
4. Tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT.
5. Tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah.

C. ETIKA SUAMI/ISTRI (DAN SEBALIKNYA)


1. Etika Suami Terhadap Istri
Suami dan istri adalah dua insan yang saling mengikatkan diri. Ada hak dan kewajiban bagi 
mereka termasuk yang berkaitan dengan adab. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-
Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah,
halaman 442) menjelaskan tentang adab seorang suami terhadap istri sebagai berikut:

3
،‫ والتغافل عن الزلة وإقالة العثرة‬،‫ والبسط في الخلوة‬،‫ وإظهار المودة‬،‫ ولطافة الكلمة‬،‫ حسن العشرة‬:‫آداب الرجل مع زوجته‬
‫ وشدة الغيرة عليها‬،‫ ودوام الوعد الجميل‬،‫ وإكرام أهلها‬،‫ وبذل المؤونة بال بخل لها‬،‫ وقلة مجادلتها‬،‫وصيانة عرضها‬

Artinya: Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang
lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering
mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah, menjaga harta istri, tidak banyak
mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil, memuliakan keluarga
istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.  

Dari kutipan di atas, dapat diuraikan kedua belas adab suami terhadap istri  sebagai berikut: 

a. Bergaul dengan baik


b. Bertutur kata yang lembut.
c. Bersikap lapang ketika sendiri.
d. Tidak terlalu mempersoalkan kesalahan istri.
e. Memaafkan jika istri berbuat salah.
f. Menjaga harta istri.
g. Tidak banyak mendebat.
h. Mengeluarkan biaya untuk mencukupi kebutuhan istri secara tidak bakhil.
i. Memuliakan keluarga istri.
j. Senantiasa memberi janji yang baik.
k. Selalu bersemangat terhadap istri.

2. Etika Istri Terhadap Suami


Istri dan suami adalah dua insan yang saling mengikatkan diri melalui perkawinan. Terdapat
hak dan kewajiban bagi  masing-masing termasuk yang berkaitan dengan adab. Imam Al-Ghazali
dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo,
Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442) menjelaskan tentang adab istri terhadap suami
sebagaiberikut:

،‫ والحفظ له في غيبته‬،‫ والسكون عند كالمه‬،‫ ولزوم الطاعة ألمره‬،‫ وقلة المماراة له‬،‫ دوام الحياء منه‬:‫آداب المرأة مع زوجها‬
‫ وإكرام أهله‬،‫ ودوام الزينة‬،‫ واستعمال الشفقة‬،‫ وإظهار القناعة‬،‫ وتعهد الفم ونظافة الثوب‬،‫ وطيب الرائحة‬،‫وترك الخيانة في ماله‬
‫ وإظهار السرور عند الرؤية له‬،‫ وإظهار الحب له عند القرب منه‬،‫ وقبول فعله بالشكر‬،‫ ورؤية حاله بالفضل‬،‫وقرابته‬..

Artinya: “Adab istri terhadap suami, yakni: selalu merasa malu, tidak banyak mendebat,
senantiasa taat atas perintahnya, diam ketika suami sedang berbicara,  menjaga kehormatan
suami ketika ia sedang pergi, tidak berkiahanat dalam menjaga harta suami, menjaga badan tetap
berbau harum, mulut berbau harum dan berpakaian bersih, menampakkan qana’ah, menampilkan
sikap belas kasih, selalu berhias, memuliakan kerabat dan keluarga suami, melihat kenyataan
suami dengan keutamaan, menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur, menampakkan rasa
cinta kepada suami kala berada di dekatnya, menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.”

4
Dari kutipan di atas dapat diuraikan keenam belas adab istri terhadap suami sebagai berikut:
1. Senantiasa merasa malu terhadap suami.
2. Tidak banyak mendebat.
3. Senantiasa taat atas perintahnya.
4. Diam ketika suami sedang berbicara.
5. Menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi.
6. Tidak berkiahanat dalam menjaga harta suami.
7. Menjaga badan tetap berbau harum.
8. Mulut berbau segar dan berpakaian bersih.
9. Menampakkan qana’ah.
10. Menampilkan sikap belas kasih.

D. ETIKA ANTARA SAUDARA DAN TEMAN


1. Etika Bergaul Dengan Saudara Dan Teman Menurut Pandangan Islam
Adab bergaul dengan saudara dan teman merupakan hal yang penting bagi setiap individu.
Islam adalah agama yang paling Haq. Allah dalam menciptakan semua yang ada di dunia ini
bukanlah tanpa alasan dan tujuan.

Adab juga menjadi hal yang paling penting di atas apapun. Bahkan seorang ulama
mengatakan adab itu lebih penting daripada ilmu. Meskipun menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi umat Muslim.
Perlu Anda ketahui, bahwa sesungguhnya adab adalah merupakan kebaikan budi pekerti
atau kesopanan yang berkaitan erat dengan akhlak. Kebaikan budi pekerti ini sangat penting
yang harus dimiliki seseorang dalam membina hubungan antara sesama.

a. Bagaimana Etika Bergaul dengan Saudara dan Teman yang Baik


Dalam Al-Quran yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia juga sudah terdapat
catatan atau dalil supaya dalam sesama kita selalu mengutamakan adab. Dalam Al-Quran surat
An-Nisa’ ayat 36:

Bukan hanya itu saja, akan tetapi Baginda Nabi juga mengajarkan bagaimana adab bergaul
dengan saudara dan teman. Hal tersebut bukanlah sudah jelas, sebagai Uswatun Hasanah

5
pastinya Rasulullah dalam kehidupannya selalu memuliakan tetangga, teman, dan tamunya (HR.
Tirmidzi). Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari adab kepada saudara dan teman pastinya
memiliki perbedaan.

b. Etika Bergaul dengan Teman


Sebagaimana penjelasan pada bagian awal bahwa adab bergaul dengan saudara dan teman
itu mempunyai perbedaan. Pada bagian ini kita akan membahas mengenai bagaimana adab yang
baik dan benar kepada teman karib atau dekat maupun sejawat.

Kata ‘teman’ biasanya mempunyai derajat yang sama dengan kita. Sebagai contohnya
adalah, teman sekelas, teman bermain ataupun teman lainnya. Apabila teman yang kita miliki
tersebut adalah sesama muslim sudah seharusnya mengingatkan kepada kebaikan itu menjadi
kewajiban. Saling menghormati, dan peduli.

Pasalnya kebaikan yang kita perbuat semua akan kembali kepada kita sendiri. Jadi apabila
kita dalam bergaul kepada sesama itu baik, maka akan banyak pula yang akan menjadi teman
kita dimanapun. Kepada sesama hendaknya kita jika bertemu itu mengucapkan salam
“Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh”.

Ketika sedang bercanda hendaknya mengucapkan perkataan yang sopan, tidak menyakiti
ataupun menyinggung. Hormati apa yang menjadi pendapatan dan selalu berbuat baik
kepadanya. Memiliki sikap pemaaf apabila seorang teman melakukan kesalahan ataupun tidak
sengaja melakukan kesalahan.

Dalam sebuah pertemanan jangan saling menghina atau meremehkan teman. Jangan pelit
pula juga sombong, karena hal tersebut juga bisa merusakkan hubungan baik pertemanan anda.
Apabila anda sudah bisa mengamalkan amalan baik tersebut, maka In Syaa Allah, akan ada sikap
saling mencintai antar teman dan anda juga memiliki banyak teman dalam kehidupan sehari-hari.
c. Etika Kepada Saudara Sesama Muslim
Meskipun dikatakan bahwa adab bergaul dengan saudara dan teman itu berbeda, akan tetapi
perbedaan tersebut tidak begitu mencolok. Bukan hanya kepada teman dekat saja, kita harus
mengucapkan salam ketika bertemu. Melainkan sesama saudara muslim kita juga harus
melakukan hal tersebut.

Siapapun yang saudara anda, maka adab sangatlah perlu untuk menjaga hubungan anda
supaya tetap akan baik-baik dalam keluarga. Maka, dengan begitu akan tercipta sebuah
keharmonisan bahkan juga bisa menerapkan perilaku yang baik.

Sesama saudara hendaknya kita saling menjalin silaturahmi. Meskipun bagi anda hal
tersebut sepele, akan tetapi keutamaannya sangat menguntungkan umat manusia baik dunia
maupun akhirat. Salah satunya adalah silaturahmi itu bisa melancarkan rezeki dan
memanjangkan usia. Maa Syaa Allah bukan, Allah maha baik. Silaturahmi juga merupakan amal
kebaikan yang akan memberikan banyak manfaat lainnya.

6
Memberikan perhatian dan kasih sayang juga patut untuk dilakukan. Bukankah siapapun
yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi. Maka hendaknya saudara itu saling sayang
menyayangi dan mengasihi dengan baik. Selain itu menjaga nama baik keluarga juga menjadi hal
yang sangat penting.

Sebisa mungkin dan berusahalah untuk menjauhi sifat permusuhan dan saling menjaga
perasaan. Apabila ada suatu kesalahan maka tegur dan sapalah dengan santun, juga jangan saling
meremehkan antara satu dengan yang lainnya.

Semoga adanya penjelasan mengenai adab bergaul dengan saudara dan teman tersebut, bisa
membantu anda untuk lebih dekat dengan Allah dan menjadi seorang muslim yang
mengutamakan adab dalam hal apapun. (Muhafid/R6/HR-Online)

E. PENERAPAN NILAI - NILAI ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI

1. Etika ketika dengan orang yang lebih tua : hormat, sopan dan santun, tidak bersikap
melawanatau menentang ketika ada perselisihan.
2. Etika kepada orang yang berbeda agama : saling menghormati dan toleransi.
3. Etika dalam berpakaian : sopan, sesuaikan dengan tempat.
4. Etika ketika makan dan minum : tidak makan berlebihan, benar-benar memperhatikan adab
serta tata karama.
5. Etika ketika menjadi mahasiswa : mematuhi peraturan kampus, menghargai dan
menghormati dosen, karyawan atau mahasiswa, memberi contoh yang baik kepada
mahasiswa yang lain, berperilaku sopan.

BAB III

7
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika Islam adalah usaha yang mengatur dan mengarahkan manusia kejenjang akhlak yang
luhur dan meluruskan perbuatan manusia dibawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT. Untuk
menuju keridhoan-Nya.
adab, akhlak serta kedudukannya dalam Islam kerap kali banyak yang
menyalahartikannya. Padahal adab dan akhlak di dalam Islam adalah dua hal yang berbeda.
Sebagai umat Islam yang beriman sudah seharusnya memiliki adab dan akhlak yang baik. Sebab,
adab dan akhlak yang baik bisa mencerminkan bagaimana kepribadian diri sebenarnya.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau refrensi yang kami peroleh hubunganya dengan makalah ini..

DAFTAR PUSTAKA

8
- https://www.syahida.com/2015/04/20/2949/apa-saja-etika-terhadap-orang-tua-yang-
harus-diperhatikan/
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/lima-adab-orang-tua-kepada-anak-menurut-imam-
al-ghazali-9wHWR
- https://www.harapanrakyat.com/2021/06/adab-bergaul-dengan-saudara-dan-teman/
- https://brainly.co.id/tugas/27271389
- https://www.academia.edu/30546330/MAKALAH_ETIKA_DALAM_ISLAM
- file:///C:/Users/ACER/Downloads/39-Article%20Text-70-1-10-20200328.pdf

Anda mungkin juga menyukai