Herlina Primarisanti
Program Pascasarjana
Yogyakarta
2013
1. Dasar Hukum
kepada Provinsi dan Kabupaten / Kota untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan sesuai
Balikpapan yang berfungsi sebagai wadah koordinasi serta penajaman kebijakan dan
Bantuan Pelayanan Kesehatan adalah upaya pemberian bantuan pelayanan kesehatan dan
pengobatan bagi keluarga miskin yang sedang menderita sakit, baik penyakit ringan yang
memerlukan pengobatan dan perawatan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang
ditunjuk oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Instansi yang berwenang menangani Program
Penyelenggara Jamkesda adalah satuan kerja atau unit kerja yang diberi kewenangan
Pola Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini, sebagai
Setiap orang yang belum memiliki jaminan kesehatan wajib menjadi peserta
Jamkesda dengan cara mendaftarkan diri pada Penyelenggara Jamkesda. Peserta tersebut
diberikan Kartu Identitas Peserta yang masa berlakunya 2 (dua) tahun dan wajib
Iuran peserta Jamkesda diatur sebagai beriku: peserta Jamkesda yang berasal dari
keluarga miskin Kota Balikpapan iuran ditanggung penuh oleh Pemerintah Kota dan
peserta selain Gakin yang ber-KTP atau memiliki Kartu Keluarga Kota Balikpapan
pembiayaan iuran ditanggung bersama antara Pemerintah Kota dengan peserta. Besaran
iuran jamkesda ditetapkan oleh Walikota. Iuran, tata cara dan pembayaran premi dikelola
hak dan kewajiban kepada peserta dengan berpedoman kepada ketentuan peraturan
kepada peserta melalui PPK berdasarkan ikatan kerjasama. Penyelenggara Jamkesda wajib
membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat
30 ( tiga puluh ) hari kerja sejak permintaan pembayaran diterima dan memenuhi syarat
sistem kendali mutu pelayanan dan sistem pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
Jenis pelayanan kesehatan dasar Jaminan Kesehatan Daerah meliputi : Rawat Inap
Tingkat Pertama (RITP), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), Persalinan, Pelayanan obat
dan bahan medis habis pakai, Tindakan medis sesuai ketentuan; dan Rujukan sesuai
ketentuan.
5) SK.Walikota Nomor 5 Thn 2008 Tentang UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Jamkesda
2. Cash Contribution
berencana, terarah dan terpadu. Hal merupakan bentuk cash contribution pemerintah
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
luas wilayah, keadaan geografidan keadsaan infrastruktur lainnya yang bisa untuk
Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah Puskesmas ditetapkan oleh
Bupati Kepala Daerah.Untuk kota besar wilayah kerja Puskesmas bisa hanya satu
kelurahan, sedangkan Puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai tempat pelayanan
penduduk setiap wilayah Puskesmas rata-rata 30.000 jiwa. Luas wilayah yang masih
dianggap efektif mempunyai rasio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal
Puskesmas dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) kepada seluruh target
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
dukungan dana, anggaran, sarana dan tenaga yang berkompeten, dari para penentu
1. Ruangan Kartu/Loket
2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Poli KIA-KB
5. Pojok Gizi
7. Apotek
8. Gudang Obat
9. Gudang Inventaris/Barang
Untuk Puskesmas Rawat Inap, pada umumnya mempunyai ruangan khusus untuk Unit
Puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit
5. Survey PHBS : penelitian rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
6. Rapat Koordinasi : evaluasi kerjasama lintas sektoral didalam dan diluar wilayah kerja
Puskesmas.
7. Bhakti Sosial : tim medis P3K dalam momen khusus seperti saat HUT Kota, Hari
Perbedaan utama antara alur pelayanan Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas rawat inap
penyakit akut, kecelakaan lalulintas. Kondisi seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur
baku, bisa langsung menuju ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di
Puskesmas. Bila keadaannya normal dan wajar saja, maka pada umumnya, pengunjung
Puskesmas, harus mengikuti prosedur alur pelayanan standar rawat jalan. Jangkauan
pelayanan Puskesmas rawat jalan terbatas kepada pelayanan medis sederhana, atau
Sistem Rujukan
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu
pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu
tatanan sistem rujukan. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan internal dan rujukan
eksternal.
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
Puskesmas induk.
Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
rawat inap) maupun vertikal (dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan Medik dan rujukan
Kesehatan.
Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi Puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi Puskesmas(pos Unit
pusat layanan lanjutan di Rumah Sakit Umum Daerah. Bagi masyarakat daerah yang
a. Koordinasi antara pemegang program di Dinas Kesehatan lebih cepat sebab data dari
b. Akuntabilitas dan transparansi keuangan lebih terjaga sebab dikelola oleh lembaga
c. Lebih efektif dan efisien sebab biaya operasional rendah, tidak ada manajemen fee
sebab dikelola oleh pegawai pemerintah, sisa anggaran pelayanan dapat kembali ke kas
d. Data pelayanan berupa kasus penyakit, utilisasi PPK dan data keuangan dilaporkan
Program
Kepesertaan
2. Sektor informasl (pedagang pasar, nelayan, pedagang kaki lima, buruh, sopir angkot,
Iuran
Anggaran JPK Gakin, Jamkesda Informal,JPK PNS dan JPK Olah Raga bersumber dana
APBD Kota Balikpapan. Pemerintah Provinsi Kaltim juga membantu pembiayaan untuk
penduduk tidak beridentitas dan tidak mampu melalui kerjasama antara Gubernur dan
Manfaat
c. Obat Generik
d. ICU/ICCU/NICU 30 Hari
k. Kemoterapi
Djatiwibowo
Prosedur
Prosedur Pendaftaran Peserta Jamkesda Informal yang tidak memiliki upah tetap
7. Gratis
Seluruh PPK terikat dalam suatu Perjanjian Kerjasama dengan Kepala Dinas Kesehatan
sebagai perwakilan dari Walikota Balikpapan. Masa berlaku kontrak satu (1) tahun.
1. PPK tingkat 1 adalah 26 Puskesmas sebagai pemberi rujukan dan juga menangani
2. PPK tingkat 2 adalah UTDC PMI, klinik bersalin bidan swasta, rumah sakit bersalin
Sayang Ibu, Rumah Sakit Bersalin Kasih Bunda, klinik Ibnu Sina. Tambahan PPK 2 baru
tahun 2010 adalah Klinik Panacea dan rumah bersalin Ida Kartika.
3. PPK tingkat 3 adalah RSU Kanujoso Djatiwibowo, RS Pertamina, RST dr.Harjanto,
4. PPK Tingkat 3 Luar Kota Balikpapan untuk mendukung Portabilitas yaitu RS AWS
Sosialisasi Jamkesda
pembentukan Kader Jamkesda yang telah diberikan bimbingan teknis untuk melakukan
sosialisasi Jamkesda di tiap Kelurahan dan melakukan sistem jemput bola dalam mencari
masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan. Total jumlah kader Jamkesda ada 54
orang.Selain sosialisasi kepada peserta di seluruh kelurahan maka sosialisasi juga diadakan
untuk pemberi pelayanan PPK 1, PPK 2 dan PPK 3. Selain itu pengelola juga membuat
leaflet , bulletin , spanduk dan banner, membuat stand pameran Jamkesda, sosialisasi melalui
Radio , Koran, TV. Sosialisasi ini mendapatkan anggaran khususdari Pemkot Balikpapan.
Monev Jamkesda dilaksanakan pada triwulan 3 setiap tahun. Pada saat monev ini
dipresentasikan hasil analisis utilisasi kasus-kasus Jamkesda. Peserta Monev terdiri dari
stakeholder Pemkot , DPRD, Dewan Kesehatan Kota, Direktur Rumah Sakit, Pimpinan
Puskesmas, Apotik, Laboratorium dan Optik yang merupakan PPK 1,2 dan 3
hambatannya, jumlah kasus & pola penyakit terbanyak, masalah keluhan peserta, masalah
keluhan PPK.
Jamkesda Kota Balikpapan dalam Angka
2. Kajian kemampuan bayar masyarakat (WTP oleh HWS Project) (Des 2006)
2007)
Kesimpulan:
Jamkesda di Kota Balikpapan dibentuk berdasarkan Perda No.8 Tahun 2004 tentang
tentang Jaminan Kesehatan Daerah, Perda Sistem Jamkesda Balikpapan Nomor 6 Tahun
2008, dan SK. Walikota Nomor 5 Thn 2008 Tentang UPTD Jamkesda. Jamkesda di Kota
selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2006 jumlah peserta jamkesda 96.983 orang,
tahun 2007 jumlah peserta jamkesda 96.983 orang, tahun 2008 jumlah peserta jamkesda
140.091 orang, tahun 2009 jumlah peserta jamkesda 163.367 orang, tahun 2010 jumlah
peserta jamkesda 194.271 orang, dan tahun 2011 jumlah peserta jamkesda 219.708 orang.
dengan adanya sosialisasi jamkesda dan Monitoring dan Evaluasi Jamkesda setiap tahun.
Akan tetapi pelaksanaan jamkesda di Kota Balikpapan tidak diimbangi dengan adanya usaha
preventif. Seharusnya pemerintah Kota Balikpapan juga melaksanakan usaha preventif bagi