Anda di halaman 1dari 19

Cash Contribution and Benefit of Health Care,

Implementation in Case Study

Mata Kuliah : Manajemen Strategik Sektor Publik

Dosen : Prof Indra Bastian, MBA, PhD, CMA, Akt

Nama : Enita Binawati

Herlina Primarisanti

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Program Pascasarjana

Yogyakarta

2013
1. Dasar Hukum

Dalam upaya memberikan jaminan kesehatan masyarakat maka Pemerintah Kota

Balikpapan menyelenggarakan jaminan kesehatan masyarakat atau jamkesda. Hal tersebut

tertuang dalam Dasar Hukum:

1) UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberi kewenangan

kepada Provinsi dan Kabupaten / Kota untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan sesuai

kondisi lokalnya. Berdasar kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan inilah

dikembangkan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

2) Perda No.8 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Kemiskinan diKota Balikpapan

Program Penanggulangan Kemiskinan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Balikpapan untuk mengatasi/menanggulangi masyarakat dan keluarga

dari kemiskinan.Komite Penanggulangan Kemiskinan adalah forum lintas pelaku di Kota

Balikpapan yang berfungsi sebagai wadah koordinasi serta penajaman kebijakan dan

program-program penanggulangan kemiskinan yang ditetapkan Pemerintah Kota. Program

Bantuan Pelayanan Kesehatan adalah upaya pemberian bantuan pelayanan kesehatan dan

pengobatan bagi keluarga miskin yang sedang menderita sakit, baik penyakit ringan yang

hanya memerlukan penanganan di Puskesmas maupun penyakit-penyakit khusus yang

memerlukan pengobatan dan perawatan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang

ditunjuk oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Instansi yang berwenang menangani Program

Bantuan Pelayanan Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

3) Peraturan Walikota Nomor 13 / 2006 tentang Jaminan Kesehatan Daerah

4) Perda Sistem Jamkesda Balikpapan Nomor 6 Tahun 2008

Jaminan Kesehatan Daerah selanjutnya disingkatJamkesda adalah Sistem Jaminan

Kesehatan yangdiselenggarakan oleh Pemerintah Kota berdasarkanPasal 22 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 danPeraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007


yangpenyelenggaraannya berdasarkan atas asas usahabersama dan kekeluargaan untuk

menggabungkanresiko sakit seseorang kedalam suatu kelompokmasyarakat Kota

Balikpapan yang pembiayaannyadilakukan secara praupaya serta mutu terjamin.

Penyelenggara Jamkesda adalah satuan kerja atau unit kerja yang diberi kewenangan

untuk menyelenggarakan program Jamkesda.

Pola Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-

BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa

keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini, sebagai

pengecualian dan ketentuan pengelolaan Keuangan Negara pada umumnya.

Maksud diselenggarakannya Jamkesda adalah upaya untuk memberikan jaminan

pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat yang pembiayaannya dikelola secara mandiri,

terkoordinasi dan terpadu. Tujuan diselenggarakannya Jamkesda untuk menjamin agar

peserta dan/atau anggota keluarganya memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Setiap orang yang belum memiliki jaminan kesehatan wajib menjadi peserta

Jamkesda dengan cara mendaftarkan diri pada Penyelenggara Jamkesda. Peserta tersebut

diberikan Kartu Identitas Peserta yang masa berlakunya 2 (dua) tahun dan wajib

melakukan registrasi setiap tahun.

Iuran peserta Jamkesda diatur sebagai beriku: peserta Jamkesda yang berasal dari

keluarga miskin Kota Balikpapan iuran ditanggung penuh oleh Pemerintah Kota dan

peserta selain Gakin yang ber-KTP atau memiliki Kartu Keluarga Kota Balikpapan

pembiayaan iuran ditanggung bersama antara Pemerintah Kota dengan peserta. Besaran
iuran jamkesda ditetapkan oleh Walikota. Iuran, tata cara dan pembayaran premi dikelola

langsung dan dikembangkan oleh Penyelenggara Jamkesda.

Penyelenggara Jamkesda memberikan nomor identitastunggal kepada setiap peserta

dan anggota keluarganya. Penyelenggara Jamkesda wajib memberikan informasi tentang

hak dan kewajiban kepada peserta dengan berpedoman kepada ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku. Penyeleggara Jamkesda wajib memberikan layanan

kepada peserta melalui PPK berdasarkan ikatan kerjasama. Penyelenggara Jamkesda wajib

membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat

30 ( tiga puluh ) hari kerja sejak permintaan pembayaran diterima dan memenuhi syarat

klaim. Penyelenggara Jamkesda wajib mengembangkan sistem pelayanan kesehatan,

sistem kendali mutu pelayanan dan sistem pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas Jaminan Kesehatan Daerah.

Jenis pelayanan kesehatan dasar Jaminan Kesehatan Daerah meliputi : Rawat Inap

Tingkat Pertama (RITP), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), Persalinan, Pelayanan obat

dan bahan medis habis pakai, Tindakan medis sesuai ketentuan; dan Rujukan sesuai

ketentuan.

5) SK.Walikota Nomor 5 Thn 2008 Tentang UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Jamkesda

2. Cash Contribution

Dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

maka diselenggarakanlah program pembangunan nasional secara berkelanjutan,

berencana, terarah dan terpadu. Hal merupakan bentuk cash contribution pemerintah

terhadap lembaga kesehatan masyarakat yaitu PUSKESMAS. Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh

pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad

kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Wilayah kerja Puskesmas didasarkan, area kecamatan, faktor kepadatan penduduk,

luas wilayah, keadaan geografidan keadsaan infrastruktur lainnya yang bisa untuk

pertimbanganpembagian wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat

Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah Puskesmas ditetapkan oleh

Bupati Kepala Daerah.Untuk kota besar wilayah kerja Puskesmas bisa hanya satu

kelurahan, sedangkan Puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai tempat pelayanan

rujukan dari Puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi.Sasaran

penduduk setiap wilayah Puskesmas rata-rata 30.000 jiwa. Luas wilayah yang masih

dianggap efektif mempunyai rasio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal

mempunyai rasio wilayah 3 km.

3. Unit service untuk membiayai Individu

Puskesmas dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) kepada seluruh target

sasaran masyarakat di wilayah kerjanya, yakni sebagai berikut :

1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

 Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.

 Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya.


2) Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat :

 Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat.

 Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.

 Ikut menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.

 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan (continue) mencakup :

 Pelayanan kesehatan perorangan.

 Pelayanan kesehatan masyarakat.

Melihat fungsi Puskesmas yang sangat strategis sebagai penggerak pembangunan

kesehatan terdepan di tengah masyarakat, maka diperlukan kebijakan umum seperti

dukungan dana, anggaran, sarana dan tenaga yang berkompeten, dari para penentu

kebijakan berwenang yang dapat memberdayakan  pelayanan Puskesmas secara maksimal.

Jenis Pelayanan Puskesmas di dalam gedung (rawat jalan):

1. Ruangan Kartu/Loket
2. Poli Umum

3. Poli Gigi

4. Poli KIA-KB

5. Pojok Gizi

6. Ruangan Tindakan / UGD

7. Apotek

8. Gudang Obat

9. Gudang Inventaris/Barang

10. Ruangan Tata Usaha

11. Ruangan Imunisasi

12. Ruangan Laboratorium Sederhana

13. Ruangan Kepala Puskesmas

Untuk Puskesmas Rawat Inap, pada umumnya mempunyai ruangan khusus untuk Unit

Gawat Darurat, perawatan umum dan ruang bersalin.

Puskesmas Keliling (Puskel) adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung

Puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit

mendapatkan akses pelayanan kesehatan terdekat.

Jenis Pelayanan Puskesmas di luar gedung :

1. Posyandu Balita : pendaftaran, penimbangan, imunisasi, pengobatan.

2. Posyandu Lansia : penyuluhan, pemeriksaan kesehatan sederhana.

3. Penyuluhan Kesehatan : penyuluhan individu dan kelompok.

4. Pelacakan Kasus : sweeping kasus berpotensi menular/wabah.

5. Survey PHBS : penelitian rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
6. Rapat Koordinasi : evaluasi kerjasama lintas sektoral didalam dan diluar wilayah kerja

Puskesmas.

7. Bhakti Sosial : tim medis P3K dalam momen khusus seperti saat HUT Kota, Hari

Kesehatan Nasional, Manunggal TNI KB Kesehatan dll.

8. Kunjungan Rumah : melakukan kunjungan langsung ke lokasi tempat tinggal pasien

yang mengalami masalah kesehatan

Alur Pelayanan Standar Puskesmas Rawat Jalan

Perbedaan utama antara alur pelayanan Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas rawat inap

(perawatan) tergantung pada kasus yang bersifat darurat (emergency) seperti: serangan

penyakit akut, kecelakaan lalulintas. Kondisi seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur

baku, bisa langsung menuju ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di

Puskesmas. Bila keadaannya normal dan wajar  saja, maka pada umumnya, pengunjung

Puskesmas, harus mengikuti prosedur alur pelayanan standar rawat jalan. Jangkauan

pelayanan Puskesmas rawat jalan terbatas kepada pelayanan medis sederhana, atau

pelayanan kesehatan dasar (yankesdas).

Sistem Rujukan

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu

pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu

adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu

tatanan sistem rujukan. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan

yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan internal dan rujukan

eksternal.

 Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam

institusi tersebut. Misalnya dari jejaring Puskesmas (Puskesmas pembantu) ke

Puskesmas induk.

 Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang

pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari Puskesmas rawat jalan ke Puskesmas

rawat inap) maupun vertikal (dari Puskesmas ke Rumah Sakit Umum Daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan Medik dan rujukan

Kesehatan.

 Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien

Puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke

Rumah Sakit Umum Daerah; konsultasi penderita untuk keperluan diagnospti,

pengobatan,tindakan operatif; pengiriman bahan spesimen untuk

pemeriksaanlaboratorium; mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten

atau yang lebih ahli untuk pelayanankesehatan.

 Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya

peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,

merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi Puskesmas),

atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi Puskesmas(pos Unit

Kesehatan Kerja); survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit; penyidikan


sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan penangan keracunan; pemeriksaan

spesimen air di laboratorium kesehatan.

Tahap penanganan kasus selanjutnya melalui mekanisme pelayanan rujukan menuju

pusat layanan lanjutan di Rumah Sakit Umum Daerah. Bagi masyarakat daerah yang

tergolong kurang mampu maka Pemerintah memberikan memberikan fasilitas cash

berupa Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA).

1. Benefit untuk PUSKEMAS dan Rumah Sakit

a. Koordinasi antara pemegang program di Dinas Kesehatan lebih cepat sebab data dari

pengelola Jamkesda dengan cepat dapat diteruskan sehingga peningkatan kejadian

kasus dapat cepat ditindaklanjuti dengan upaya promosi preventif.

b. Akuntabilitas dan transparansi keuangan lebih terjaga sebab dikelola oleh lembaga

Pemerintah sesuai mekanisme pengelolaan keuangan yang berlaku di daerah.

c. Lebih efektif dan efisien sebab biaya operasional rendah, tidak ada manajemen fee

sebab dikelola oleh pegawai pemerintah, sisa anggaran pelayanan dapat kembali ke kas

daerah untuk dipergunakan lagi dalam pelayanan tahun berikutnya.

d. Data pelayanan berupa kasus penyakit, utilisasi PPK dan data keuangan dilaporkan

setiap bulan kepada Pemerintah Kota.

e. Lebih mudah diintegrasikan dengan program Jamkesda Provinsi maupun Jamkesmas

Pusat sebab sudah ada alur pelaporan dan birokrasinya.

2. Benefit untuk individu:

a. Individu mendapatkan pelayanan kesehatan berupa fasilitas kesehatan milik Pemerintah

atau Swasta yang menjalin kerjasama dengan Penyelenggara Jamkesda.

b. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lebih cepat.


Case study: Pemerintah Kota Balikpapan Selenggarakan Jamkesda

 Program

Kepesertaan

1. Penduduk miskin yang belum tercakup oleh jamkesmas.

2. Sektor informasl (pedagang pasar, nelayan, pedagang kaki lima, buruh, sopir angkot,

tukang ojek, dll).

Iuran

Anggaran JPK Gakin, Jamkesda Informal,JPK PNS dan JPK Olah Raga bersumber dana

APBD Kota Balikpapan. Pemerintah Provinsi Kaltim juga membantu pembiayaan untuk
penduduk tidak beridentitas dan tidak mampu melalui kerjasama antara Gubernur dan

Bupati / Walikota Se Kalimantan Timur.

Manfaat

Jenis Pelayanan ( manfaat / Benefit ) Jamkesda

1. JPK Gakin dilayani paripurna

2. Jamkesda untuk masyarakat informal:

a. Rawat inap kelas 3

b. Pemeriksaan -Penunjang S/D Kriteria Sedang (Lab, Ro, Elektromedis, Dll)

c. Obat Generik

d. ICU/ICCU/NICU 30 Hari

e. Tindakan Operasi sampai dengan kriteria sedang

f. Persalinan 1-2 Paket Bantuan Rp.500.000,- , Secar Rp.3.000.000,-

g. Tindakan Gawat Darurat

h. Hemodialisa Bantuan Rp.500.000 /kali dapat digunakan 96x /tahun

i. DBD, Gizi buruk , TBC Gratis

j. Korban bencana, korban KDRT, KTP, KTA gratis

k. Kemoterapi

l. Pelayanan rujukan (portabilitas)

Pelayanan Jamkesda Center di RSU Kanujoso Djatiwibowo

1. Melayani Gakin, Jamkesda, dan Jamkesmas

2. Melayani administrasi pasien

3. Melayani surat jaminan perpanjangan hari rawat inap,

4. Memberikan persetujuan pemberian obat tertentu. 


5. Menangani keluhan pelayanan peserta,

6. Menjelaskan alur pelayanan Jamkesda,

7. Memberikan penyuluhan kesehatan & pemahaman terhadap jaminan kesehatan kepada

pasien & keluarga pasien.

8. Mengkoordinasikan kegiatan Jamkesda dengan pihak manajemen  RSU Kanujoso

Djatiwibowo

 Prosedur

Prosedur Pendaftaran Peserta Jamkesda Informal yang tidak memiliki upah tetap

1. Calon peserta mendaftar secara aktif (mengisi formulir di RT)

2. Melampirkan fotokopi KTP Tetap Balikpapan,

3. Fotokopi kartu keluarga

4. Pas foto 2x3 sebanyak 2 lembar.

5. Formulir dan lampiran administrasi pendukung tersebut dibawa ke Kelurahan

6. Mendatangi Puskesmas untuk pembuatan kartu Jamkesda (1-3 hari)

7. Gratis

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)

Seluruh PPK terikat dalam suatu Perjanjian Kerjasama dengan Kepala Dinas Kesehatan

sebagai perwakilan dari Walikota Balikpapan. Masa berlaku kontrak  satu (1) tahun.

1. PPK tingkat 1 adalah 26 Puskesmas sebagai pemberi rujukan dan juga menangani

kasus kegawat daruratan, persalinan dan rawat inap.

2. PPK tingkat 2 adalah UTDC PMI, klinik bersalin bidan swasta, rumah sakit bersalin

Sayang Ibu, Rumah Sakit Bersalin Kasih Bunda, klinik Ibnu Sina. Tambahan PPK 2 baru

tahun 2010 adalah Klinik Panacea dan rumah bersalin Ida Kartika.
3. PPK tingkat 3 adalah RSU Kanujoso Djatiwibowo, RS Pertamina, RST dr.Harjanto,

RS Bhayangkara, RS Harapan Mulia, RSIA Permata Hati, RS Restu Ibu, RS Balikpapan

Baru, RS Balikpapan Husada,

4. PPK Tingkat 3 Luar Kota Balikpapan untuk mendukung Portabilitas yaitu RS AWS

Samarinda, RS Jiwa Atma Husada Samarinda, RS Dr Soetomo Surabaya, RSCM Jakarta

Sosialisasi Jamkesda

Sebagai upaya meningkatkan cakupan kepesertaan maka dilakukan inovasi

pembentukan Kader Jamkesda yang telah diberikan bimbingan teknis untuk melakukan

sosialisasi Jamkesda di tiap Kelurahan dan melakukan sistem jemput bola dalam mencari

masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan. Total jumlah kader Jamkesda ada 54

orang.Selain sosialisasi kepada peserta di seluruh kelurahan maka sosialisasi juga diadakan

untuk pemberi pelayanan PPK 1, PPK 2 dan PPK 3. Selain itu pengelola juga membuat

leaflet , bulletin , spanduk dan banner, membuat stand pameran Jamkesda, sosialisasi melalui

Radio , Koran, TV. Sosialisasi ini mendapatkan anggaran khususdari Pemkot Balikpapan.

Monitoring dan Evaluasi Jamkesda

Monev Jamkesda dilaksanakan pada triwulan 3 setiap tahun. Pada saat monev ini

dipresentasikan hasil analisis utilisasi kasus-kasus Jamkesda. Peserta Monev terdiri dari

stakeholder Pemkot , DPRD, Dewan Kesehatan Kota, Direktur Rumah Sakit, Pimpinan

Puskesmas, Apotik, Laboratorium dan Optik yang merupakan PPK 1,2 dan 3

Jamkesda.Materi yang dipresentasikan adalah realisasi pembayaran dan hambatan-

hambatannya, jumlah kasus & pola penyakit terbanyak, masalah keluhan peserta, masalah

keluhan PPK.
Jamkesda Kota Balikpapan dalam Angka

Profil Penduduk Kota Balikpapan berdasarkan Jaminan Kesehatan, 2011

Penduduk Kota Balikpapan dengan Program Jaminan Kesehatan, 2011


Kepesertaan jaminan kesehatan yang dikelola UPTD Jamkesda, 2006-2011

Utilisasi Jamkesda 2006-2011

Kajian-kajian pengembangan Jamkesda

1. Studi Pembelajaran Jamkesda ke Bapel lain ( APBD Kota + HWS Project )

2. Kajian kemampuan bayar masyarakat (WTP oleh HWS Project) (Des 2006)

3. Kajian badan pelaksana Jamkesda oleh Bappeda (Mei 2007)

4. Kajian penyusunan naskah akademis oleh (HWS Agustus 2007)

5. Kajian penyusunan Draft Raperda Jamkesda oleh (HWS September 2007)


6. Pembuatan Sistim Informasi Manajemen Jamkesda Tahap Awal (APBD November

2007)

7. Kajian besar iuran berdasarkan klaim PPK (APBD Kota 2008)

8. Kajian mekanisme penarikan iuran (APBD 2011)


Masalah

Beberapa masalah penyelenggaraan Jaminan Kesehatan tahun 2009 yaitu :

Kesimpulan:
Jamkesda di Kota Balikpapan dibentuk berdasarkan Perda No.8 Tahun 2004 tentang

Penanggulangan Kemiskinan di Kota Balikpapan, Peraturan Walikota Nomor 13 / 2006

tentang Jaminan Kesehatan Daerah, Perda Sistem Jamkesda Balikpapan Nomor 6 Tahun

2008, dan SK. Walikota Nomor 5 Thn 2008 Tentang UPTD Jamkesda. Jamkesda di Kota

Balikpapan telah diimplementasikan mulai tahun 2006 hingga sekarang.

Kepesertaan jaminan kesehatan yang dikelola UPTD Jamkesda, tahun 2006-2011

selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2006 jumlah peserta jamkesda 96.983 orang,

tahun 2007 jumlah peserta jamkesda 96.983 orang, tahun 2008 jumlah peserta jamkesda

140.091 orang, tahun 2009 jumlah peserta jamkesda 163.367 orang, tahun 2010 jumlah

peserta jamkesda 194.271 orang, dan tahun 2011 jumlah peserta jamkesda 219.708 orang.

Sehingga pelaksanaan jamkesda di Kota Balikpapan telah berjalan lancar, didukung

dengan adanya sosialisasi jamkesda dan Monitoring dan Evaluasi Jamkesda setiap tahun.

Akan tetapi pelaksanaan jamkesda di Kota Balikpapan tidak diimbangi dengan adanya usaha

preventif. Seharusnya pemerintah Kota Balikpapan juga melaksanakan usaha preventif bagi

kesehatan masyarakat sehingga kesehatan masyarakat dapat terwujud di Kota Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai