Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sakinah Putri

Kelas : 5 AH
NIM : 061930501441
Auditing 2
Pertanyaan Tinjauan (Revisi)

16-1 (Tujuan 16-1) Bedakan antara pengujian atas rincian saldo, pengujian pengendalian, dan
pengujian substantif atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan. Jelaskan bagaimana
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi mempengaruhi pengujian
atas rincian saldo.
Jawab :
Pengujian atas rincian saldo dirancang untuk menentukan kewajaran saldo dalam penjualan,
piutang dan saldo akun lainnya yang dipengaruhi oleh siklus penjualan dan pengumpulan.
Pengujian pengendalian adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor untuk menilai
kepatuhan atau ketaatan terhadap aturan-aturan/undang-undang yang berlaku terkait sistem
pengendalian internal. Pengujian substantif atas transaksi adalah pengujian untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi
kewajaran penyajian laporan keuangan dan untuk menguji substansi transaksi yang dihasilkan
oleh siklus ini. Pengaruh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
terhadap pengujian atas rincian saldo adalah pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi merupakan tahapan dalam melakukan pengujian atas rincian saldo
karena hasil dari uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi mempengaruhi prosedur,
ukuran sampel, waktu dan item yang di pilih untuk uji atas rincian saldo.

16-3 (Tujuan 16-2) Sebutkan 5 prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan untuk
setiap pengujian, uraikanlah salah saji yang dapat diidentifikaai.
Jawab :
Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji

Membandingkan persentase marjin kotor Lebih saji atau kurang saji penjualan dan
dengan tahun sebelumnya (per lini piutang usaha.
produk).

Membandingkan retur dan pengurangan Lebih saji atau kurang saji retur dan
penjualan sebagai persentase penjualan pengurangan penjualan serta piutang usaha.

kotor dengan tahun sebelumnya (per lini


produk).
Membandingkan beban piutang tak Piutang usaha tak tertagih yang belum
tertagih sebagai persentase penjualan disajikan.
kotor dengan tahun sebelumnya.

Membandingkan kategori umur piutang Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutabg tak
sebagai persentase piutang usaha dengan tertagih dan beban piutang tak tertagih.
tahun sebelumnya.

Membandingkan penghapusan piutang tak Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak
tertagih sebagai persentase total piutang tertagih dan beban piutang tak tertagih.
usaha dengan tahun sebelumnya.

16-5 (Tujuan 16-3) Identifikasilah 8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha.
Untuk setiap tujuan, cantumkanlah 1 prosedur audit.
Jawab :

1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (Detail tie-in).
• Prosedur audit : Memperoleh aged trial balance piutang usaha dan menelusuri
saldonya ke buku besar umum.
2. Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan).
• Prosedur audit : Mereview neraca saldo piutang usaha menyangkut jumlah piutang
usaha yang besar dan tidak biasa.
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan).
• Prosedur audit : menelusuri akun-akun dari file induk piutang usaha ke aged trial
balance.
4. Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan).
• Prosedur audit : Melaksanakan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang
tidak dikembalikan pada permintaan pertama atau kedua.
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi).
• Prosedur audit : Menanyai manajemen apakah ada wesel dari pihak terkait atau
piutang jangka panjang yang dimasukkan dalam neraca saldo.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (Pisah batas atau cut-off).
• Prosedur audit : Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum
dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan apakah telah dicatat pada periode
yang benar.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi).
• Prosedur audit : Menggunakan perangkat lunak audit untuk memfoot dan
mengcross-foot aged trial balance.
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak).
• Prosedur audit : Mereview notulen rapat dewan direksi menyangkut adanya
indikasi piutang usaha yang digadaikan atau difactorkan.

16-7 (Tujuan 16-3) Sebutkan tujuan memfooting total kolom pada neraca saldo klien,
menelusuri nama pelanggan dan jumlah masing-masing ke file induk piutang usaha, dan
menelusuri total ke buku besar umum. Apakah perlu menelusuri setiap jumlah ke file induk?
Mengapa?
Jawab :
Tujuannya untuk menguji kecocokan informasi dalam daftar piutang sebelum melakukan
pengujian lain untuk memastikan bahwa populasi yang akan diuji cocok dengan buku Besar
dan file induk piutang usaha. Kolom total dan footing dalam kolom yang menggambarkan
umur piutang harus diuji kebenaran penjumlahan vertikalnya dan total pada daftar ini Harus
dibandingkan dengan saldo di buku besar. Auditor harus menelusur suatu sampel dari saldo
individual ke dokumen pendukung seperti duplikat faktur penjualan untuk memastikan
kebenaran nama pembeli, jumlah saldo, dan kebenaran penentuan umurnya. Dalam
kebanyakan kasus, tidak perlu untuk melacak setiap jumlah ke file induk kecuali jika salah saji
yang signifikan dicatat dan ditentukan bahwa ketergantungan tidak dapat ditempatkan pada
neraca saldo dengan pengujian kurang dari 100%.

16-9 (Tujuan 16-4) Evaluasilah pernyataan berikut “Dalam banyak audit di mana piutang
usaha berjumlah material, persyaratan untuk mengkonfirmasi saldo pelanggan hanya
membuang-buang waktu dan tidak akan dilakukan oleh auditor yang kompeten jika hal
tersebut tidak diharuskan oleh standar auditing. Jika pengendalian internal sudah berjalan
dengan baik dan ada sejumlah besar piutang berjumlah kecil dari pelanggan yang tidak
mengakui fungsi konfirmasi, prosedur tersebut menjadi tidak berarti. Contoh-contohnya
termasuk utilitas dan toko serba ada. Dalam situasi tersebut, pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi jauh lebih efektif ketimbang konfirmasi”.
Jawab :
Nilai konfirmasi piutang sebagai bukti dapat divisualisasikan lebih jelas dengan
menghubungkannya dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Konfirmasi biasanya lebih efektif daripada kedua pengujian tersebut dikarenakan untuk
menemukan jenis salah saji tertentu (seperti akun yang tidak valid, jumlah yang
disengketakan, dan akun yang tidak dapat ditagih sebagai akibat dari ketidakmampuan untuk
menemukan pelanggan). Meskipun konfirmasi tidak dapat menjamin ditemukannya salah saji
tersebut, konfirmasi lebih dapat diandalkan daripada kedua pengujian tersebut, karena kedua
pengujian itu bergantung pada dokumen yang dibuat secara internal, sedangkan konfirmasi
dari sumber independen.
16-11 (Tujuan 16-4) Dalam situasi apakah dapat diterima untuk mengkonfirmasi piutang
usaha sebelum tanggal neraca?
Jawab :
Yaitu dalan situasi jika pengendalian internal memadai dan dapat memberikan jaminan yang
masuk akal bahwa penjualan, penerimaan kas, dan kredit lainnya dicatat dengan benar antara
tanggal konfirmasi atau akhir periode akuntansi.

16-13 (Tujuan 16-4) Bahaslah apakah respons via email dan respons lisan merupakan respons
konfirmasi yang dapat diterima. Bagaiman auditor dapat memverifikasi alamat bagi
pengiriman konfirmasi lewat surat dan pengiriman konfirmasi secara elektronik?

Jawab :
Respon email dianggap sebagai respon konfirmasi yang valid jika auditor dapat yakin dengan
identitas responden konfirmasi. Sedangkan respon lisan tidak dianggap respon konfirmasi,
tetapi merupakan bukti lain yang mendukung saldo piutang. Auditor dapat memverifikasi
alamat surat ke direktori telepon, atau ke informasi dalam file master piutang klien jika klien
memiliki kontrol yang memadai atas file master. Respon email dapat diverifikai oleh perantara
pihak ketiga, atau dengan memverifikasi domain alamat email.

16-15 (Tujuan 16-4) Definisikan apa yang dimaksud dengan prosedur alternatif dalam
konfirmasi piutang usaha dan jelaskan tujuannya. Prosedur alternatif mana yang paling dapat
diandalkan? Mengapa?
Jawab :
Prosedur alternatif adalah prosedur yang dilakukan pada konfirmasi positif yang tidak
dikembalikan oleh debitur. Prosedur ini merupakan tindakan tindak lanjut apabila upaya
auditor yang mengirim ulang konfirmasi kedua bahkan sampai ketiga kalinnya debitor
tetap tidak memberi jawaban. Tujuannya adalah untuk menentukan, dengan cara selain
konfirmasi, apakah akun yang belum dikonfirmasi itu ada dan dinyatakan dengan benar
pada tanggal konfirmasi. Prosedur alternatif yang paling dapat diandalkan adalah
pemeriksaan pencatatan dan dokumen. Karena dengan begitu dapat dilihat
menggunakam bukti dokumentasi apakah piutang telah tercatat ada dan dapat ditagih.
16-17 (Tujuan 16-4) Sebutkan 3 jenis perbedaan yang dapat diamati dalam konfirmasi piutang
usaha yang tidak menimbulkan salah saji. Untuk masing-masing, sebutkan prosedur audit
yang akan memverifikasi perbedaan tersebut.
Jawab :
1. Pembayaran telah dilakukan pelanggan, tetapi tidak diterima oleh klien pada tanggal
konfirmasi. Pembayaran selanjutnya harus diperiksa pada tanggal setoran.
2. Barang dagangan yang dikirim oleh klien belum diterima oleh pelanggan pada tanggal
konfirmasi. Dokumen pengiriman harus diperiksa untuk memverifikasi bahwa barang
dikirim sebelum tanggal konfirmasi.
3. Barang dagangan telah dikembalikan, tetapi belum diterima oleh klien pada tanggal
konfirmasi. Menerima dokumen dan memo kredit harus diperiksa.

16-19 (Tujuan 16-3) Mengapa auditor mereview retur penjualan setelah akhir tahun? Apakah
tujuan audit yang dipenuhi dalam prosedur ini?
Jawab :
Karena standar akuntansi mensyaratkan bahwa retur penjualan dan tunjangan harus
dicocokkan dengan penjualan terkait jika jumlah material. Namun, sebagian besar perusahaan
mencatat retur penjualan dan penyisihan dalam periode di mana mereka terjadi, dengan
asumsi penyeimbangan awal dan akhir periode kira-kira sama. Pendekatan ini dapat diterima,
jika jumlahnya tidak signifikan.

• Tujuan audit yang dipenuhi dalam prosedur ini adalah


1. Keakuratan karena dengan review retur penjualan dilihat apakah retur penjualan
akurat dengan penjualan terkait jika jumlahnya material.
2. Keterjadian karena dengan melakukan review retur penjualan dapat dilihat apakah
retur penjualan benar-benar terjadi/telah tercatat ada atau tidak.
Soal Kasus

16-23 (Tujuan 16-3) Berikut adalah pengujian atas rincian saldo atau prosedur analitis yang
umum untuk audit piutang usaha :
1. Meminta 30 konfirmasi positif dan 50 konfirmasi negatif piutang usaha.
2. Memilih 10 akun pelanggan dari file induk piutang usaha dan menelusurinya ke daftar
umur piutang usaha demi memverifikasi nama dan jumlahnya.
3. Memilih 10 akun pelanggan dari daftar umur piutang usaha dan menelusurinya ke file
induk piutang usaha menyangkut nama, jumlah dan kategori umur.
4. Mendapatkan daftar umur piutang usaha, memfoot, dan mengcross-foot daftar itu
serta menelusuri totalnya ke buku besar umum.
5. Menghitung perputaran piutang usaha tahun berjalan dan membandingkan dengan
tahun sebelumnya.
6. Melaksanakan prosedur analitis atas akun-akun yang tidak direspons pada permintaan
kedua dengan memeriksa dokumentasi penerimaan kas selanjutnya dan laporan
pengiriman atau faktur penjualan.
Diminta :
a. Untuk setiap prosedur audit, identifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo atau tujuan yang dipenuhi sebagian atau seluruhnya.
b. Dalam urutan bagaimana auditor akan melaksanakan prosedur-prosedur
tersebut. Justifikasi jawaban anda secara singkat.

Jawab :
a. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo :
1. Meminta 30 konfirmasi positif dan 50 konfirmasi negatif piutang usaha.
(Eksistensi dan Keakuratan).
2. Memilih 10 akun pelanggan dari file induk piutang usaha dan menelusurinya
ke daftar umur piutang usaha demi memverifikasi nama dan jumlahnya
(Kelengkapan).
3. Memilih 10 akun pelanggan dari daftar umur piutang usaha dan menelusurinya
ke file induk piutang usaha menyangkut nama, jumlah dan kategori umur (Nilai
Realisasi).
4. Mendapatkan daftar umur piutang usaha, memfoot, dan mengcross-foot
daftar itu serta menelusuri totalnya ke buku besar umum (Detail Tie-in dan
Nilai Realisasi).
• Tujuan yang dipenuhi sebagian atau seluruhnya :
1. Menghitung perputaran piutang usaha tahun berjalan dan membandingkan
dengan tahun sebelumnya.
2. Melaksanakan prosedur analitis atas akun-akun yang tidak direspons pada
permintaan kedua dengan memeriksa dokumentasi penerimaan kas
selanjutnya dan laporan pengiriman atau faktur penjualan.

b. Urutan bagaimana auditor akan melaksanakan prosedur-prosedur tersebut :


1. Mendapatkan daftar umur piutang usaha, memfoot, dan mengcross-foot
daftar itu serta menelusuri totalnya ke buku besar umum.
2. Memilih 10 akun pelanggan dari daftar umur piutang usaha dan menelusurinya
ke file induk piutang usaha menyangkut nama, jumlah dan kategori umur.
3. Memilih 10 akun pelanggan dari file induk piutang usaha dan menelusurinya
ke daftar umur piutang usaha demi memverifikasi nama dan jumlahnya.
4. Meminta 30 konfirmasi positif dan 50 konfirmasi negatif piutang usaha.
5. Melaksanakan prosedur analitis atas akun-akun yang tidak direspons pada
permintaan kedua dengan memeriksa dokumentasi penerimaan kas
selanjutnya dan laporan pengiriman atau faktur penjualan.
6. Menghitung perputaran piutang usaha tahun berjalan dan membandingkan
dengan tahun sebelumnya.

Menurut saya, urutan ini saya buat karena hal pertama yang kita lakukan
adalah memfoot dan mengcross-foot agar kita bisa tau apakah daftar piutang
cocok dengan buku besar. Agar bisa melakukan konfirmasi ditelusur terlebihi
10 akun dari daftar pelanggan untuk diperiksa setelah diperiksa baru dapat
diverifikasi apakah sudah benar atau tidak. Jika sudah diverifikasi benar kita
bisa meminta konfirmasi untuk bukti lebih lanjut dan jika ada konfirmasi yang
tidak direspons lakukan prosedur alternatif, setelah Itu baru bisa dibuktikan
lebih lanjut dengan membandingkan perputaran piutang usaha tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya. Dengan begitu urutan telah cocok menurut saya.
16-25 (Tujuan 16-3) Berikut adalah 8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, 6 pengujian
atas rincian saldi piutang usaha, dan 7 pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo


Detail Tie-In Klasifikasi
Eksistensi Pisah Batas
Kelengkapan Nilai Realisasi
Keakuratan Hak

Prosedur Audit Pengujian atas Rincian Saldo, Pengujian Pengendalian, atau Pengujian
Substantif atas Transaksi
1. Mengkonfirmasi saldo akhir piutang usaha dan syarat penjualan, seperti hak retur dan
pengaturan konsinyasi.
2. Mereview retur penjualan setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah ada yang
dapat dimasukkan ke tahun berjalan.
3. Membandingkan tanggal pada dokumen pengiriman dan jurnal penjualan selama
tahun berjalan.
4. Melaksanakan prosedur alternatif untuk konfirmasu yang tidak direspons.
5. Memeriksa transaksi penjualan menyangkut pihak terkait atau penjualan oleh
karyawan yang dicatat sebagai penjualan biasa.
6. Memeriksa salinan faktur penjualan menyangkut penjualan konsinyasi dan pengiriman
lainnya yang belum dimasukkan.
7. Menelusuri sampel piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balance.
8. Menelusuri transaksi penjualan yang dicatat ke dokumen pengiriman untuk
menentukan apakah dokumen tersebut memang ada.
9. Memeriksa salinan faktur penjualan untuk melihat tanda tangan yang menunjukkan
verifikasi internal atas perkalian dan footing.
10. Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke ayat jurnal faktur penjualan terkait dalam
jurnal penjualan.
11. Membandingkan jumlah dan tanggal pada aged trial balance dengan file induk piutang
usaha.
12. Menelusuri dari jurnal penjualan ke file induk piutang usaha untuk memastikan bahwa
informasinya sama.
13. Menanyai manajemen apakah ada catatan dari pihak terkait yang dimasukkan dengan
piutang usaha.

Diminta :
a. Identifikasilah prosedur mana yang merupakan pengujian atas rincian saldo,
pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi.
b. Identifikasilah satu pengujian atas rincian saldo dan satu pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi yang akan dipenuhi oleh
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Jawab :
1. Mengkonfirmasi saldo akhir piutang usaha dan syarat penjualan, seperti hak retur dan
pengaturan konsinyasi.
a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Keakuratan

2. Mereview retur penjualan setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah ada yang
dapat dimasukkan ke tahun berjalan.
a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Pisah Batas

3. Membandingkan tanggal pada dokumen pengiriman dan jurnal penjualan selama


tahun berjalan.
a. Pengujian Substantif atas Transaksi
b. Pisah Batas

4. Melaksanakan prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak direspons.


a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Keakuratan

5. Memeriksa transaksi penjualan menyangkut pihak terkait atau penjualan oleh


karyawan yang dicatat sebagai penjualan biasa.
a. Pengujian Substantif atas Transaksi
b. Klasifikasi

6. Memeriksa salinan faktur penjualan menyangkut penjualan konsinyasi dan pengiriman


lainnya yang belum dimasukkan.
a. Pengujian Substantif atas Transaksi
b. Hak

7. Menelusuri sampel piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balance.
a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Kelengkapan

8. Menelusuri transaksi penjualan yang dicatat ke dokumen pengiriman untuk


menentukan apakah dokumen tersebut memang ada.
a. Pengujian Pengendalian
b. Keberadaan (Eksistensi)

9. Memeriksa salinan faktur penjualan untuk melihat tanda tangan yang menunjukkan
verifikasi internal atas perkalian dan footing.
a. Pengujian Pengendalian
b. Keakuratan

10. Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke ayat jurnal faktur penjualan terkait dalam
jurnal penjualan.
a. Pengujian Substantif atas Transaksi
b. Kelengkapan

11. Membandingkan jumlah dan tanggal pada aged trial balance dengan file induk piutang
usaha.
a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Detail Tie-In

12. Menelusuri dari jurnal penjualan ke file induk piutang usaha untuk memastikan bahwa
informasinya sama.
a. Pengujian Substantif atas Transaksi
b. Detail Tie-In

13. Menanyai manajemen apakah ada catatan dari pihak terkait yang dimasukkan dengan
piutang usaha.
a. Pengujian atas Rincian Saldo
b. Klasifikasi

Anda mungkin juga menyukai