2, (2020), 25 - 32 25
1. PENDAHULUAN
ABSTRAK
Latar Belakang
Ada beberapa negara dengan perkembangan industri
perfilman dan animasi yang sudah baik seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Britania
Adaindustri
beberapa negara dengan perkembangan
perfilman dan animasi yang sudah
Raya dll. Negara negara ini memiliki kelebihan pada baik seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea
kualitas maupun kuantitas di bidang pendidikan yang Selatan, Britania Raya dll. Negara negara ini
menyediakan program pembelajaran animasi dan memiliki kelebihan pada kualitas maupun
perfilman karena kemudahan akses dan kuantitas di bidang pendidikan yang
merata.Sedangkan di Indonesia, sebagian besar menyediakan program pembelajaran animasi
fasilitas itu terpusat di Jabodetabek dan sebagian di
dan perfilman karena kemudahan akses dan
provinsi Jawa Barat, bahkan provinsi provinsi lain di
pulau Jawa tidak memiliki jumlah yang sepadan, merata.Sedangkan di Indonesia, sebagian besar
terutama untuk daerah di luar pulau Jawa. Oleh fasilitas itu terpusat di Jabodetabek dan sebagian
karena itu, laporan tugas akhir ini mengusulkan di provinsi Jawa Barat, bahkan provinsi provinsi
sebuah rancangan desain Sekolah Tinggi Animasi lain di pulau Jawa tidak memiliki jumlah yang
dan Perfilman yang terletak di Kota Surabaya, Jawa sepadan, terutama untuk daerah di luar pulau
Timur. Desain sekolah tinggi ini diharapkan dapat Jawa. Oleh karena itu, laporan tugas akhir ini
menampung baik kegiatan kuliah teori dan kegiatan mengusulkan sebuah rancangan desain Sekolah
praktek pembuatan film, sehingga desain ini akan Tinggi Animasi dan Perfilman yang terletak di
memiliki luas tanah yang cukup untuk desain ruang Kota Surabaya, Jawa Timur. Desain sekolah
luar yang dapat menunjang kegiatan pengambilan
tinggi ini diharapkan dapat menampung baik
film outdoor dan juga studio pembuatan film animasi.
Fasad dan bentuk bangunan ini juga didesain untuk kegiatan kuliah teori dan kegiatan praktek
mengekspresikan arsitektur setempat dan juga pembuatan film, sehingga desain ini akan
memberi suasana artifisial perkampungan jawa memiliki luas tanah yang cukup untuk desain
sebagai setting atau latar belakang pada film. ruang luar yang dapat menunjang kegiatan
pengambilan film outdoor dan juga studio
JURNAL eDIMENSI ARSITEKTUR Vol. VIII, No. 2, (2020), 25 - 32 26
pembuatan film animasi. Fasad dan bentuk lokasi mikro lalu dapat masuk ke tahap
bangunan ini juga di desain untuk perancangan arsitektural.
mengekspresikan arsitektur setempat dan juga
memberi suasana artifisial perkampungan jawa
Masalah Desain ditemukan dari pertimbangan
sebagai setting atau latar belakang pada film.
akan studi pustaka dan studi preseden. Dari
pertimbangan tersebut maka masalah desain
Rumusan masalah yang diangkat dalam desain
yang ditemukan adalah bagaimana merancang
proyek ini adalah bagaimana memenuhi
sebuah fasilitas yang mampu menampung
kebutuhan sekolah tinggi di Kota Surabaya
seluruh kegiatan belajar mengajar di bidang
untuk program studi animasi dan perfilman
animasi dan perfilman sesuai dengan standar
karena penyebaran tidak merata.
kurikulum dan undang undang yang berkaitan
dengan pendidikan perguruan tinggi yang
Tujuan perancangan proyek ini adalah untuk
berlaku. Selain itu bangunan ini diharapkan
merancang fasilitas yang aman dan nyaman u/
dapat menciptakan ekspresi arsitektur lokal yang
mahasiswa maupun tenaga pengajar di bidang
dapat menunjang citra perfilman nusantara.
perfilman animasi.
Selain itu di harapkan sekolah tinggi ini dapat
menampung simulasi proses pengambilan film
Lingkup Perancangan proyek ini adalah
outdoor (dengan sistem backlot) maupun indoor
ekspresi bentuk, ruang, struktur dan utilitas pada
(dengan penggunaan green screen). Terakhir
bangunan edukasi dan juga perancangan fasilitas
bagaimana bangunan ini dapat secara efektif
pendukung seperti kantin dan area olahraga.
menampung kegiatan tidak rutin seperti wisuda,
pertunjukan film, workshop dll
2. METODOLOGI DAN KERANGKA
BERPIKIR
Pendekatan Perancangan yang dipilih dari
masalah desain adalah pendekatan
Metodologi perancangan yang dipakai adalah
neo-vernakular karena pendekatan ini dapat
konsep test zeiszel,dimana konsep desain
menonjolkan citra arsitektur setempat tetapi juga
merupakan respon terhadap permasalahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman karena
ditemukan dari program aktivitas dan ruang.
teknologi, material, intepretasi disesuaikan
dengan keadaan masa kini. Pada fasilitas ini
terdapat beberapa metode yang di pakai yaitu
extending tradition (tradisi dipilih sesuai dengan
konteks masa kini dan dikembangan dengan
inovasi teknologi dan material yang ada) dan
reineptreting tradition (tradisi di
transformasikan, dikombinasikan,
dipertahankan kedalam setiap karya arsitektur).
(Sumber: Konsep Vernakular Kontemporer oleh William S.
Lim)
untuk fasilitas pendidikan dan juga adanya pertimbangan untuk seleksi tapak. Setidaknya
jadwal dapat memberi kuantitas pasti untuk tiap ada 8 kelompok pada fasilitas ini yaitu
ruangnya, sama halnya dengan struktur 1. Area Edukasi
organisasi agar dapat memberikan jumlah ruang 2. Pengelola
dan staf untuk pengelola pendidikan tinggi. Dari 3. Kantin
hal ini dapat diketahui jumlah pengguna 4. Perpustakaan
keseluruhan sehingga dapat memperkirakan 5. Area Penerima
jumlah parkir yang dibutuhkan untuk fasilitas 6. Utilitas
ini. 7. Servis
8. Fasilitas Outdoor Filming
Zoning Bangunan
Data Tapak
Nama jalan : Jl. Patimura,
Status lahan : Kosong
Luas lahan : 16.000 m2
Tata guna lahan :Area
Komersial
Garis sepadan sungai (GSS) :-
Garis sepadan bangunan (GSB) : 6 meter Gambar 4.2. Transformasi Zoning
Koefisien dasar bangunan (KDB) : 50%
Area zoning pada fasilitas diadaptasi dari
pola sirkulasi yang bersifat linear di mana area
publik (penerima, kantin dan pengelola)
diletakkan di bagian depan lalu area semi privat
(area edukasi) diletakkan di bagian belakang dan
amfiteater merupakan area outdoor yang bersifat
transisi antara zona publik dan semi privat.
Sedangkan modul struktur untuk bangunan ke salur kota tanpa melalui grease trap.
pengelola dan kantin adalah sama hanya saja Sedangkan untuk kotoran menggunakan
memiliki arah yang berlawanan. Jika di bio-septic tank.
bandingkan massa utama bentang antar kolom
lebih bervariasi dari 2 meter hingga 6,5 meter.
5. KESIMPULAN
Gambar 4.14 Potongan Atap pada Massa Utama (atas) dan
Pengelola (bawah) Perancangan Sekolah Tinggi Animasi dan
Perfilman merupakan Sekolah Tinggi dengan 2
Sistem utilitas air bersih menggunakan program studi yang berkaitan dengan produksi
sistem downfeed dengan satu tandon bawah dan acara televisi dan entertaintment. Adanya usulan
saluran PDAM yang digunakan adalah saluran desain ini diharapkan dapat menjawab
PDAM dari sisi Jalan Patimura, lalu dari PDAM minimalnya fasilitas berkaitan yang ada di kota
di alirkan ke meteran, pompa lalu tandon bawah Surabaya dan juga memenuhi standard yang
yang semuanya berada di area outdoor dan berlaku baik dari segi kurikulum maupun
terletak di area timur laut site dan akhirnya struktur organisasi sehingga semua kegiatan
tersebar di kolam, kantin, dan seluruh toilet pendidikan dan administrasi dapat di tampung
didalam fasilitas. dengan baik pada fasilitas ini.
https://www.archify.com/id/archifynow/apa-beda-arsitektu
DAFTAR PUSTAKA r-modern-dan-kontemporer
Cultura. (2020, July 07). Perkembangan Film Animasi dari Thales. (1970, January 01). ARSITEKTUR
Masa ke Masa. Diakses 8 Juli 2020, VERNAKULAR DAN ARSITEKTUR
https://cultura.id/perkembangan-film-animasi-dari-masa-k TRADISIONAL. Retrieved July 08, 2020, from
e-masa http://thalesyulianus.blogspot.com/2012/05/arsitektur-vern
akular-dan-arsitektur.html
2, D. (2020, January 18). Pengertian Animasi. Diakses 8
Juli 2020, from Pengumuman Mahasiswa. (n.d.). Retrieved July 08, 2020,
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-animasi/ from https://www.mmtc.ac.id/
Yuekang, &. (2018, January 31). Big Fish & Begonia Film
Studio / hyperSity Architects. Retrieved
July 08, 2020, from
https://www.archdaily.com/887262/big-fish-and-begonia-f
ilm-studio-hypersity-architects