Anda di halaman 1dari 127

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM

ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:
Tri Rantika
1113024000030

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Rantika


NIM : 1113024000030
Program Studi : Tarjamah (Bahasa Arab)
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri
yang merupakan hasil dari penelitian, pengolahan, dan analisis. Bukan juga hasil
dari replikasi maupun saduran orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi ini
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk meyusun skripsi baru
dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian
hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 8 April 2020

Tri Rantika
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB


SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora


(S.Hum)

Oleh

Tri Rantika

NIM: 1113024000030

Pembimbing:

Dr. Rizqi Handayani, M.A

NIP: 198311082009122005

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM
ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH diajukan kepada
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada tanggal 19 Mei 2020 di hadapan
Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Hum)
pada jurusan Tarjamah.
Jakarta, 19 Mei 2020

PANITIA UJIAN TANGGAL TANDA TANGAN


Ketua Jurusan Tarjamah

17-06-2020
Dr. Darsita Suparno, M. Hum ______________ ______________
NIP. 19610807 199303 2 001

Ketua Sidang (Sekretaris Jurusan)

19-06-2020
Dr. Ulil Abshar, SS., M. Hum ______________ ______________
NIP. 19820404 200901 1 018

Penguji I

15-06-2020
Dr. Akhmad Saehudin, MA ______________ ______________
NIP. 19700505 200003 1 003

Penguji II

17-06-2020
Dr. Darsita Suparno, M. Hum ______________ ______________
NIP. 19610807 199303 2 001
ABSTRAK
Tri Rantika, 1113024000030. PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF
SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-
`USTÛRAH. Skripsi Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode
penerjemahan komunikatif dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam
menerjemahkan film Salâhuddîn Al-Batala Al-`Ustûrah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Penelitian ini berfokus
pada penerjemahan teks yang memiliki unsur komunikatif, di mana peneliti
mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sepadan dengan bahasa target. Setelah menerjemahkan objek
data, dilakukan pertanggungjawaban akademik dengan menerapkan metode
penerjemahan komunikatif dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam
penerjemahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemahan komunikatif
pada film Salâhuddîn Al-Batala Al-`Ustûrah merupakan metode yang efektif
digunakan dalam penerjemahan kisah-kisah pahlawan yang ditonton anak-anak.
Strategi yang peneliti gunakan dalam penerjemahan fillm animasi adalah strategi
Ziyadah (penambahan), Hadzf (membuang), Taqdim dan Ta‟khir (mendahulukan
dan mengakhirkan), dan Tabdil (mengganti), pinjaman.
Kata kunci : Penerjemahan Film Animasi, Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah.
strategi dan metode komunikatif, subtitle.

i
PRAKATA
Bismillâhirrahmannirrahim

Alhamdulillah, puja, puji dan syukur hanya milik Allah SWT karena atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam kepada junjungan alam, Nabi Muhammad Saw. yang telah

memberikan petunjuk dan menjadi suri tauladan bagi umatnya. Dalam pengerjaan

skripsi ini, peneliti mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sangat

membantu dalam segala hal. Maka dari itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Saiful Umam, M.A., Ph.D. selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Darsita S, M.Hum dan Dr. Ulil Abshar, SS., M.Hum. selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Tarjamah yang selalu memotivasi, memberi

arahan, dan nasehat kepada peneliti untuk tidak pernah menyerah.

3. Dr. Rizqi Handayani, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi masukan-masukan agar

menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

4. Seluruh dosen Program Studi Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang banyak memberikan ilmu yang bermanfaat hingga peneliti dapat

mencapai kepada tahap ini.

ii
5. Pustakawan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama dan

Riset, Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memfasilitasi dan menyediakan koleksi buku yang sangat beragam

sebagai acuan dan literature dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan, para alumni, senior, dan adik kelas di

Program Studi Tarjamah yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan

pengalaman selama menimba ilmu di jenjang perkuliahan ini.

7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sapri dan Mama Siti Rukoyah dua sosok

yang paling berjasa selama ini, Mba dan adik-adik tercinta, Anita

Rosalina, Fikri Hidayat, dan Muhammad Sulton. Terimakasih atas segala

doa, motivasi dan kasih sayang selama ini.

Peneliti berharap semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna dapat

memberikan manfaat dan kontribusi untuk khalayak, khususnya bagi peneliti

sendiri serta para akademis di dunia penerjemahan.

Jakarta, 8 April 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..............................................................

ABSTRAK………………………………………………………………………i

PRAKATA……………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN…………………………….vii

SINGKATAN………………………………………………………………….xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….………….1


B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………………..4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………..5
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………….…………6
F. Metodologi Penelitian…………………………………………………..8
1. Metode penelitian…………………………………………………..8
2. Fokus penelitian…………………………………………………….9

iv
3. Sumber Data………………………………………………………9
4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..9
5. Teknik Analisis Data……………………………………………..10
6. Teknik Penulisan…………………………………………………10
G. Sistematika Penulisan………………………………………………..11

BAB II PENERJEMAHAN FILM ANIMASI DAN PENERJEMAHAN


KOMUNIKATIF

A. Penerjemahan Film Animasi………………………………………….13


1. Pengertian Penerjemahan…………………………………………13
2. Pengertian Film……………………………………………………16
3. Penerjemahan Film………………………………………………..18
B. Metode Penerjemahan Komunikatif………………………………….21
C. Strategi Penerjemahan ………………………………………………..25

BAB III SEKILAS TENTANG FILM SALÂHUDDÎN AL-BATALU


AL-`USTÛRAH
A. Sinopsis Film………………………………………………………….29
B. Saluran TV Al Jazeera Children‟s Channel…………………………31

C. MDEC Driving Transformation……………………………………...31

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN TERJEMAHAN SUBTITLE FILM


SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH

A. Pengantar Penerjemahan Komunikatif……………………………….35


B. Pertanggungjawaban Terjemahan Subtitle Film Animasi Arab Salâhuddîn
Al-Batalu Al-`Ustûrah ………………………………………………..36

v
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………..…….57
B. Saran……………………………………………………………….…58

DAFTAR PUSTAKA………………………………...……………………...59

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………..…62

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu aksara ke dalam aksara lain.

Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Transliterasi yang digunakan dalam

penelitian skripsi ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 tentang “Pedoman

Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Berikut daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Tidak dilambangkan

‫ب‬ B Be

‫ت‬ T Te

‫ث‬ Ts Te dan es

‫ج‬ J Je

‫ح‬ H h dengan garis di bawah

‫خ‬ Kh Ka dan ha

‫د‬ D De

‫ذ‬ Dz De dan zet

‫ر‬ R Er

vii
‫ز‬ Z Zet

‫س‬ S Es

‫ش‬ Sy Es dan ye

‫ص‬ S es dengan garis di bawah

‫ض‬ D de dengan garis di bawah

‫ط‬ T te dengan garis di bawah

‫ظ‬ Z zet dengan garis di bawah

‫ع‬ koma terbalik di atas

„ hadap kanan

‫غ‬ Gh ge dan ha

‫ف‬ F Ef

‫ق‬ Q Ki

‫ك‬ K Ka

‫ل‬ L El

‫م‬ M Em

‫ن‬ N En

‫و‬ W We

‫ه‬ H Ha

‫ء‬ ‟ Apostrof

‫ي‬ Y Ye

viii
B. Vokal
Vokal dala bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk
vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal – Tanda Vokal Latin Keterangan


Arab

‫ــَـ ـ‬ A Fathah

‫ـ ـِـ ـ‬ I Kasrah

‫ــُـ ـ‬ U Dammah

1. Vokal Rangkap
Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai
berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ـَ ي‬ ai a dan i

‫ـَ و‬ au a dan u

ix
2. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vocal panjang (mad), yang dalam bahasa
Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ـَـا‬ ȃ a dengan topi di atas

‫ـِـي‬ ȋ i dengan topi di atas

‫ـُـو‬ ȗ u dengan topi di atas

C. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan

dengan huruf, yaitu ‫ال‬, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-

rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.

D. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda (‫)ــّـ‬, dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima

tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-

huruf syamsiyyah. Misalnya kata “‫ ”انضسوزج‬tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

x
E. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat

pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku

jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No. Kata Arab Alih Aksara

1 ‫طريقة‬ Tarîqah

2 ‫اذامعة اإلسالمية‬ al-jâmi‟ah al-islâmiyyah

3 ‫وحدة الوجود‬ Wahdat al-wujûd

F. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat,

huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting

diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

xi
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan

Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat

diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf

cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul

buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih

aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama tokoh yang


berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan
meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis
Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî;
Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

G. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

‫ضوء اسصباح‬ Dau'u al-Misbâh

xii
‫أعلم بالصواب‬ A‟lamu bi al-Sawâb

‫يف اذامعة‬ Fî al-Jâmi‟ah

xiii
SINGKATAN

Berikut di bawah ini merupakan daftar singkatan dalam penulisan skripsi ini:

BSu : Bahasa Sumber

BSa : Bahasa Sasaran

TSu : Teks Sumber

TSa : Teks Sasaran

DARING : Dalam Jaringan

LURING : Luar Jaringan

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak akhir dekade 80 dan dekade 90, dunia pertelevisian Indonesia

menggeliat dengan kehadiran berbagai stasiun televisi swasta. Stasiun televisi

saat ini memiliki berbagai macam program acara dan program acara bahasa

asing. Untuk membantu penonton memahami program acara berbahasa asing,

maka diperlukan adanya penerjemahan yang berfungsi untuk

mengalihbahasakan isi film bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran

(BSa).

Film animasi berbahasa asing akhir-akhir ini sangat populer dan sangat

diminati masyarakat baik dari kalangan dewasa hingga anak-anak. Terbukti

dari banyaknya film animasi berbahasa asing yang masuk ke Indonesia seperti

Doraemon, Spongebob, Chibi Maruko Chan, The Knight and The Princess,

dan Bilal and A New Breed of Hero. Melihat fenomena ini, maka kebutuhan

adanya penerjemahan film animasi asing khususnya pada film animasi Arab-

Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya proses penerjemah film animasi

berbahasa asing, agar para pecinta film animasi dapat memahami makna

dalam film tersebut.

1
Film merupakan sebuah karya seni yang dikenal sebagai gambar hidup

atau foto bergerak yang merupakan sebuah serangkaian gambar diam ketika

ditampilkan pada layar yang menciptakan ilusi gambar bergerak.1 Seni film

lebih menonjol pada visualisasi, yaitu gerakan para aktor atau aktris dalam

berakting dan memerankan apa yang diperankan dalam skenario sebuah cerita

film dengan peran penuh ekspresi yang dapat meyakinkan para penonton.2

Dalam mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran peneliti

harus mempertahankan isi pesan dari sebuah cerita tersebut, sedangkan bentuk

kalimatnya di nomorduakan, kecuali pada teks-teks tertentu seperti pada teks

puisi. Oleh karena itu, agar pengalihan penerjemahannya dapat dimengerti dan

dipahami oleh penonton, maka harus diperhatikan suatu bentuk bahasa

sasarannya.3

Pada dasarnya, penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan pada

umumnya. Perbedaannya yaitu jika penerjemahan film bertumpu kepada

audio dan visual, sedangkan penerjemahan pada umumnya yaitu

penerjemahan yang bersifat tertulis, seperti halnya pada penerjemahan teks

klasik atau pun penerjemahan naskah drama. Penerjemahan film terbagi atas

dua macam, yaitu subtitling dan dubbing (sulih suara). subtitling adalah teks

terjemahan yang muncul dibagian bawah layar, sedangkan dubbing adalah

1
Sumarno. Marseli, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), h. 4.
2
Ibnu Rusd Larantuka, Penyutradaraan Aktor (kc.umn.ac.id/10768/48/BAB_II.pdf)
artikel diakses pda tahun 2019
3
A. Widyamatarya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisisus, 1989), h. 11.

2
sulih suara, maksudnya yaitu mengganti audio bahasa sumber (BSu) dengan

audio bahasa sasaran (BSa).4

Film cenderung memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat

khususnya bagi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, sering kali film

memberikan dampak yang positif dan negatif untuk anak-anak. Salah satu

contoh dampak yang negatif adalah banyaknya pemberitaan tentang kenakalan

remaja dalam media massa yang kemudian ditiru sebagian anak-anak yang

disebabkan karena meniru adegan film yang tidak selayaknya ditonton oleh

anak-anak. Selain dampak yang negatif banyak pula film yang bisa diteladani

oleh anak-anak salah satu contoh film yang memberikan dampak positif ialah

film animasi Arab. Dalam film ini menceritakan tentang kehidupan Salah Al-

Din Yusuf Ibni Ayub, yaitu salah seorang pahlawan Islam yang pemberani

menegakkan kebenaran yang ada di Damaskus Suriah, membantu sesama dan

jujur dengan ke dua orang tua. Film ini menjadi salah satu film yang dapat

membantu pembentukan karakteristik anak.

Jika kita perhatikan maraknya industri penerjemahan yang sedang

berkembang saat ini, adalah industri penerjemahan film. Hal tersebut perlu

diketahui oleh subpropesi penerjemahan Arab-Indonesia, bahwa terjemahan

film Arab-Indonesia belum banyak dilirik. Berbeda dengan terjemahan film

4
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 209.

3
Inggris-Indonesia.5 Dengan demikian, hal ini akan menjadi pembahasan utama

yang akan peniliti angkat dalam skripsi ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerjemahkan

film animasi Arab yang berjudul Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah kemudian

peneliti terapkan terjemahan komunikatif ketika menerjemahkan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Film Shalahuddin ini terdiri atas 13 episode, yang masing-masing episode

berdurasi sekitar dua puluh lima menit sampai kurang lebih tiga puluh menit.

Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada episode pertama Salâhuddîn

Al-Batalu Al-`Ustûrah yang berdurasi 25:45 yaitu episode tentang seorang

pahlawan yang gagah dan pemberani. Untuk itu maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses penerjemahan film animasi Arab Salâhuddîn Al-

Batalu Al-`Ustûrah dengan metode penerjemahan komunikatif?

2. Strategi penerjemahan apa yang diterapkan dalam menerjemahkan

film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah?

5
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer.
(Alkitabah: Tangerang Selatan, 2014), h. 125.

4
C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan proses penerjemahan film animasi Arab Salâhuddîn

Al-Batala Al-`Ustûrah menggunakan metode terjemahan komunikatif;

2. Mengetahui penerapan strategi penerjemahan komunikatif dalam

menerjemahkan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai masukan bagi mahasiswa Jurusan Tarjamah untuk memotivasi

meningkatkan kompetensi dalam penerjemahan film animasi Arab.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti,

penonton, dan para penerjemah, agar hasil terjemahan yang akan

dihasilkan sesuai dengan pesan bahasa sumber dan mudah dipahami

pembaca.

3. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan

untuk mengembangkan penelitian terkait penerjemahan film animasi

Arab.

5
E. Tinjauan Pustaka

Setelah mencari berbagai literatur sebagai bahan rujukan skripsi, peneliti

menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan film dan penerjemahan

komunikatif. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa:

Pertama, Nur Asiah dengan judul skripsi “Kualitas Terjemahan Subtitle

Film Omar” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2014. Dalam judul skripsinya

ia meneliti tentang keakuratan, keberterimaan, dan keterpahaman pada

terjemahan film Omar yang diproduksi oleh MBC Group, yang telah beredar

di Indonesia dan pernah tayang di MNC TV pada bulan Ramadhan tahun

2012. Karena menurut pemahamannya bahwa subtitle yang ditampilkan,

bukannya tambah mengerti akan tetapi, membuat ia tambah bingung.

Kesamaannya yaitu pada objek yang diteliti sama-sama menggunakan objek

film, hanya saja perbedaanya adalah Ia meneliti kualitas terjemahan yang

berfokus pada subtitle film Omar, dan Saya berfokus pada metode

penerjemahan dalam menerjemahkan film animasi Arab Sâlâhuddîn Al-Batalu

Al-`Ustûrah episode pertama.

Kedua, Melly Amalia dengan judul “Penerjemahan Dialog Arab dalam

Film Ayat-ayat Cinta” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2010. Persamaan

yang ditemukan pada skripsi ini adalah sama-sama menggunakan objek pada

6
Film. Perbedanya adalah Melly berfokus pada analisis dialog Arab yang

bebahasa fusha dan amiyyah, sedangkan pada skripsi yang akan saya gunakan

yaitu bagaimana metode yang digunaka dalam menerjemahkan film animasi

Arab Sâlâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah (episode 1).

Ketiga, Adam Maulana dengan judul skripsi “Variasi Bahasa dalam Film

Kartun Al-Fatih melalui Suatu Kajian Sosiolinguistik” Universitas Indonesia,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jurusan Arab tahun 2012. Dalam

skripsinya ia membahas tentang variasi bahasa Arab dalam film kartun Al-

Fatih melalui tinjauan kajian sosiolinguistik. Film ini juga berisikan tentang

Penaklukan Konstatinopel atau yang sekarang disebut Istanbul. Persamaan

antara skripsi ini dengan yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama

menggunakan objek film, namun judulnya yang berdeda. Kemudian,

perbedaannya adalah dalam skripsinya ia memaparkan tentang bentuk-bentuk

variasi Bahasa Arab yang digunakan dalam Film Al-Fatih, sedangkan dalam

skripsi yang akan saya gunakan berfokus pada metode penerjemahan.

Keempat yaitu, Hijri Syafitri judul skripsi “Penerjemahan Komunikatif

film Kartun Nabi Adam AS dan Nabi Nuh AS Yang Dipopulerkan Oleh Iqra

Cartoon” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2014. Dalam skripsinya ia

membahas tentang penerjemahan film kartun dengan menggunakan

pendekatan komunikatif. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan

7
metode yang berfokus pada metode penerjemahan komunikatif. Adapun

perbedaanya adalah, objek film yang ia gunakan, sedangkan objek yang saya

gunakan yaitu berfokus pada film dan strategi penerjemahannya.

Kelima, yaitu Umi Khoirunnisa dengan judul Skripsi “Penerjemahan film

Animasi Arab Musa Kalimullah „Alaihissalam: Menggunakan Metode

Adaptasi” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2013. Dalam skripsinya ia

membahasa tentang analisis metode adaptasi. Yang dalam penelitiannya

menggunakan metode adaptasi. Persamaan dengan skripsi yang akan saya

tulis yaitu sama-sama menerjemahkan film , hanya saja perbedaannya adalah

objek film dan metode yang kami teliti.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif.

Penelitian kualitatif merupakan aktivitas atau proses memahami makna film,

dengan beberapa tahapan terhadap data deskriptif yang disediakan untuk

dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman yang sempurna oleh penerima

hasil terjemahan.6 Sedangkan deskriptif, yaitu menganalisis hasil terjemahan,

lalu mendeskripsikannya ke dalam hasil penelitian.7

6
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 31.
7
M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Jakarta: Pustaka Setia, 2002), h. 17.

8
2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menerjemahkan subtitle film animasi Arab

Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah episode pertama dari bahasa Arab ke

bahasa Indonesia dengan metode penerjemahan komunikatif agar dapat

langsung dipahami dalam TSa.

3. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research).

Untuk itu maka penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber

data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

film dan hasil terjemahan animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah

yang diproduksi oleh Al Jazeera Children‟s Channel dan MDeC Driving

Transformation. Selanjutnya peneliti menggunakan sumber data sekunder

yang merujuk pada buku-buku, kamus, dan artikel baik yang bersifat dalam

jaringan (online) maupun luar jaringan (offline).

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan beberapa tahap dalam memperoleh data yang

akan diteliti. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menonton, mendengarkan dan mencoba untuk memahami makna

dalam film tersebut.

b. Mentranskripsikan dialog yang didengarkan ke dalam tulisan.

c. Mengklasifikasikan dialog ke dalam kelas kata, frasa, dan kalimat.

9
5. Teknik Analis Data

Adapun tahapan analisa data dalam penelitian ini dilakukan, sebagai

berikut:

a. Memberikan harakat atau tanda baca pada teks.

b. Menerjemahkan dialog kata perkata dengan beberapa kamus.

c. Menerjemahkan film dengan metode komunikatif.

d. Proses transfer, yaitu mencari kesesuaian makna antara BSu dan BSa

baik secara konsep, makna, maupun pesan.

e. Mengedit video tersebut dan menambahkan subtitle terjemahan

Indonesia.

f. Menganalisis film animasi yang telah diterjemahkan.

g. Evaluasi atau revisi terhadap hasil terjemahan.

6. Teknik Penulisan

Secara teknis, penulisan ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Sementara dalam penulisan transliterasi, peneliti menggunkan Surat

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi

Arab Latin.

G. Sistematika Penulisan

10
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Agar penulisan tidak keluar dari

pembahasan yang telah dicantumkan , peneliti akan memaparkannya sebagai

berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab

tersendiri yang terdiri dari beberapa sub-bab, antara lain: latar belakang,

batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II adalah penerjemahan film animasi dan penerjemahan komunikatif.

Bagian kerangka teori ini terdiri dari dua sub-bab yang menguraikan tentang

penerjemahan film, metode penerjemahan komunikatif, dan strategi

penerjemahan.

Bab III adalah mengulas tentang gambaran film animasi, mengenal saluran

TV Al Jazeera Children‟s Channel, dan MDEC Driving Transformation.

Bab IV merupakan analisis film dan hasil terjemahan animasi Arab untuk

anak-anak yang diproduksi oleh saluran TV Al Jazeera Children‟s Channel

dan MDEC Driving Trnsformation. Dala pembahasan kali ini, peneliti

menjelaskan tentang bagaimana penerjemahan film itu. Yaitu menjelaskan

tahapan penerjemahan dan pertimbangan atas pilihan kata yang digunakan

dalam penerjemahan film tersebut.

Bab V adalah penutup berupa kesimpulan dan saran. Pada bagian

kesimpulan, peneliti memaparkan kesimpulan secara global tentang hasil

11
penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian saran, peneliti memberikan

saran kepada para peneliti bahasa

Pada bagian akhir, terdapat daftar pustaka dan beberapa lampiran dan

pendukung dalam penulisan karya ilmiah ini.

12
BAB II

PENERJEMAHAN FILM ANIMASI DAN PENERJEMAHAN


KOMUNIKATIF

A. Penerjemahan Film Animasi

1. Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan selama ini didefinisikan secara beragam oleh pakar bahasa

yang berkecimpung dalam penerjemahan. Newmark memberikan pengertian

tentang penerjemahan sebagai: “mengalihkan makna suatu teks ke dalam

bahasa lain sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang.” 8 Dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa terjemah adalah

terjemahan salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.9

Menurut M. Zaka Alfarisi dengan mengutip pendapat Az-Zarqani, secara

etimologis kata tarjamah memiliki empat pengertian sebagai berikut:10

Pertama, menyampaikan tuturan kepada orang yang kurang mampu menerima

tuturan itu. Pengertian ini dapat disimak dalam syair berikut.

.‫إ ّن الثّمانني وبلغتها قد احوجت دعي إىل ترمجان‬

8
Frans Sayogie, Penejemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2008), h. 7.
9
W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indoesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),
h. 1062.
10
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22.

13
Umur 80 tahun dan aku sudah mencapainya telah membuat

pendengaranku membutuhkan penerjemah.

Kedua, menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama. Sebagai contoh

bahasa Arab dijelaskan dengan bahasa Arab atau bahasa Indonesia dengan

bahasa Indonesia pula. Kamus ekabahasa, semisal Al-Munjidu fi al-Lughati

wa al-A‟lam dan KBBI masuk juga dalam kategori ini. Dalam kategori ini

pula, misalnya, Ibnu Abbas mendapat gelar ٌ‫ تسجًاٌ انقسآ‬yang berarti

“penerjemah atau penjelas Al-Quran.”

Ketiga, menafsirkan tuturan dengan menggunakan bahasa yang berbeda,

misalnya bahasa Arab dijelaskan lebih lanjut dengan bahasa Indonesia atau

sebaliknya. Dari sini, penerjemah bisa dikatakan sebagai penafsir tuturan.

Keempat, mengalihkan tuturan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain,

seperti mengalihkan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Berkaitan

dengan ini penerjemah bisa disebut sebagai pengalih bahasa.

Menurut Catford dalam Rochayah Machali mendefinisikan penerjemahan

sebagai “The replacement of textual material in one language (SL) by

equivalent textual material in another language (TL)” (mengganti bahasa teks

dalam bahasa sumber dengan bahasa teks yang sepadan dalam bahasa

sasaran.11 Peter Newmark berpendapat, sebagaimana dikutip Fatawi,

11
Royachayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Panduan Lengkap Bagi Anda Yang
Ingin Menjadi Penerjemah Profesional) (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h. 25.

14
menerjemahkan adalah mengalihkan teks ke dalam bahasa yang lain sesuai

dengan maksud yang dikehendaki oleh pengarang atau penulis teks.12

Menurut Hidayatullah, secara umum penerjemahan adalah proses

memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (bahasa

sumber [Bsu]; source language [SL]; al-lughah al-mutarjam minha) menjadi

ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya dalam bahasa yang

lain (bahasa sasaran [Bsa]; target language [TL]; al-lughah al-mutarjam

ilaiha).13

Masih banyak penjelasan atau pengertian mengenai penerjemahan.

Hampir semua ilmuwan yang ahli dalam ilmu penerjemahan memberikan

pemahaman atas makna dari penerjemahan. Namun dari uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan pesan dari satu bahasa

ke bahasa lain baik secara tekstual maupun kontekstual.

Newmark berkata yang dikutip Rochayah bahwa dalam menerjemahkan,

kita pasti menangani suatu teks baik TSu maupun TSa. Selain teks, terdapat

juga bahasa lisan atau ucapan seseorang yang harus diterjemahkan. Berkaitan

dengan penerjemahan teks, penerjemah bukan merupakan suatu yang statis,

melainkan harus dinamis.14

12
M. Faisol Fatawi, Seni Menerjemah, h. 4.
13
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an: Cara mudah menerjemahkan Arab-
Indonesia (Tangerang Selatan; Dikara, 2011), h. 12.
14
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h. 13.

15
2. Pengertian Film

Menurut Anton Mabruri dalam bukunya Manajemen Produksi Program

Acara Tv Format Acara Drama, film adalah selaput tipis yang dibuat dari

seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk

tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Film juga diartikan

sebagai lakon (cerita) gambar hidup, artinya film tersebut mempresentasikan

sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.15

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur

naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan

berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk film jika hanya berdiri

sendiri. Bisa kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan (maten) yang akan

diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.16

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film

cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki

unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya.

Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama

lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan

tujuan. Seluruh peristiwa tersebut terikat sebuah aturan hukum kausalitas

15
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv Format Acara Drama,
(Jakarta: Grasindo), h.2.
16
Rana Biru, “Film Psychodeloc”, artikel diakses pada tanggal 30 Juli 2018 dari
http://ranabiru.blogspot.com/2010/20/unsur-unsurpembentuk-film.html

16
(logika-sebab-akibat) aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah

elemen-elemen pokok pembentuk naratif.17

Unsur-unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi

sebuah film. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau

latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta acting dan pergerakan pemain.

Berdasarkan cara pembuatan film, Dolfi Joseph mengklasifikasikan film

ke dalam dua jenis yaitu film eksperimental dan film animasi. Film

Eksperimental adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada kaidah-kaidah

pembuatan film yang lazim. Tujuannya adalah untuk mengadakan

eksperimentasi dan mencari cara-cara pengucapan baru lewat film. Umumnya

dibuat oleh sineas yang kritis terhadap perubahan (kalangan seniman film),

tanpa mengutamakan sisi komersialisme namun lebih kepada sisi kebebasan

berkarya. Sementara itu film animasi adalah film yang dibuat dengan

memanfaatkan gambar (lukisan) maupun benda-benda mati lain yang

digambar sehingga menjadi bergerak dan menghidupkan gambar tersebut

seperti boneka, binatang, manusia, meja, dan kursi yang bisa dihidupkan

dengan teknik animasi. Misalnya dengan bantuan komputer dan grafika

komputer.

17
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.2.

17
3. Penerjemahan Film

Menurut Agus Darma Yoga Pratama penerjemahan film adalah

penerjemahan audiovisual yang penyampaian maknanya melalui bahasa

verbal dan bahasa nonverbal. Bahasa verbal dalam film berupa dialog dan teks

alih bahasa (subtitle) sedangkan bahasa nonverbal berupa gambar, musik

maupun efek suara.18

Penerjemahan film televisi berbeda dengan penerjemahan pada umumnya.

Televisi adalah media audio-visual, karena itu penerjemahan film televisi

bertumpu kepada audio dan visual. Pada dasarnya, penerjemahan film televisi

terbagi atas dua, yaitu subtitle dan dubbing (sulih suara).19

1. Subtitle

Subtittle adalah teks terjemahan yang muncul di bagian bawah layar

televisi. Penerjemahan dengan subtitle biasanya terdapat pada film. Moch.

Syarif menjelaskan bahwa penerjemahan dengan subtitle harus

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:20

a. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang

luwes, yang baik, dan benar. Hal ini bukan berarti harus

menggunakan bahasa formal namun menggunakan bahasa yang

18
Agus Darma Yoga, Strategi Penerjemahan Film Barney, di akses pada tanggal 10 Mei
2018 (www.jurnal.undhirabali.ac.id/index.php)
19
Frans Sayogi, penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Tangerang:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 209.
20
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia, h.66.

18
sesuai dengan situasi, kondisi, konteks film dan jenis film dengan

tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

b. Harus memperhatikan time frame pemunculan subtitle yang

didasarkan pada time code.

c. Pemunculan subtitle sangat ditentukan oleh penentuan in-point dan

out-point pada time code.

d. Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik.

e. Maksimal subtitle adalah dua baris setiap kali muncul, satu baris

maksimal 35 karakter.

f. Perlunya memperhatikan pemenggalan antar kata atau kalimat.

g. Nama sutradara, produser, actor, dan tim kru yang muncul di

opening dan ending title tidak perlu diterjemahkan.

h. Jika ada pengulangan kata, cukup satu yang diterjemahkan.

i. Cukup menerjemahkan kata atau kalimat yang jelas didengar.

j. Tulisan di papan nama, surat, email, yang muncul di layar, harus

diterjemahkan.

k. Ungkapan peribahasa jangan diterjemahkan secara harfiah.

Namun dicarikan padanannya dalam Bsa.

l. Kalimat boleh disederhanakan. Detai-detail yang tidak penting

boleh dihilangkan. Namun bukan berarti merangkum atau

mengambil intinya.

19
2. Dubbing/ Sulih Suara

Dubbing/ Sulih Suara adalah mengganti audio bahasa sumber (bahasa

asing yang bersangkutan) dengan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).

Bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang luwes,

bahasa yang baik dan benar. Dalam sulih suara, bahasa yang baik dan

benar bukan berarti bahasa yang formal, akan tetapi menggunakan bahasa

yang sesuai dengan situasi, dan kondisi konteks film dan jenis film

dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

Dubbing/ Sulih Suara diketahui telah menjadi metode yang

memodifikasi sebagian besar teks sumber sehingga menjadi biasa dan

familiar dengan penonton. Metode ini adalah sebuah metode yang dimana

dialog bahasa asing disesuaikan dengan pergerakan mulut aktor yang

terdapat di film tersebut dengan menggunakan bahasa sasaran, yang

bertujuan untuk membuat para penonton merasa jika mereka benar-benar

mendengarkan aktor berbicara bahasa target. Sulih suara film tidak dapat

dilepaskan dari soal penerjemahan, penyelarasan naskah, dan pengarahan

dialog. Oleh karena itu, sulih suara berkaitan erat dengan masalah

kebahasaan.

20
Secara garis besar, yang perlu diperhatikan dalam menerjemahkan

secara dubbing adalah sebagai berikut:21

1. Panjang pendeknya terjemahan sama dengan panjang pendek

kalimat bahasa sumber.

2. Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber.

3. Hubungan antar kalimat tidak terputus.

4. Mengikuti tatabahasa bahasa Indonesia.

5. Kalimat/kata sesuai dengan gambar. Kadang terdapat ketidak

sesuaian kata dengan gambar dalam film. Penerjemah harus jeli

melihatnya.

6. Bahasa terjemahan mampu menunjukan strata sosial pameran.

B. Metode Penerjemahan Komunikatif

Metode penerjemahan komunikatif berupaya mengungkapan makna

kontekstual bahasa sumber secara tepat. Pengungkapan dilakukan dengan

cara-cara tertentu sehingga isi serta bahasanya berterima dan mudah dipahami

pembaca target.22

Dengan berpedoman pada hakekat komunikasi, Newmark mengemukakan

pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai berikut :

21
Frans Sayogi, penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Tangerang:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 212.
22
Umi Hijriyah, Metode dan Penilaian Terjemahan, diakses pada tanggal 23 Agustus
2018 (www.e-journal.radenintan.ac.id)

21
“…translation is basically a means of communication or maner of

addressing one more persons in the speaker presence. [terjemahan pada

dasarnya adalah sebagai sarana komunikasi atau cara berbicara seseorang di

hadapan pembicara yang lain.]

Sebagai alat komunikasi, terjemahan harus dikembalikan pada fungsi

utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan atau mengungkapkan suatu

gagasan atau perasaan kepada orang lain. Jika pendapat ini bisa diterima,

maka suatu terjemahan seyogyanya tidak hanya mempunyai bentuk dan

makna, tetapi juga fungsi. Newmark juga menganggap terjemahan sebagai

fenomena sosial yang mempunyai multidimensi. Oleh karena itu, dalam

aktivitas menerjemahkan, unsur-unsur seperti bahasa sumber dan bahasa

sasaran, budaya penulis teks asli, penerjemah dan pembaca terjemahan perlu

diperhatikan. Cakupan yang menyeluruh itu kiranya merupakan salah satu

kekuatan dari penerjemahan komunikatif.

Menurut M. Rudolf Nababan penerjemah komunikatif sangat

memperhatikan para pembaca atau pendengar bahasa sasaran yang tidak

mengharapkan adanya kesulitan-kesulitan dan ketidak jelasan dalam teks

terjemahan. Mereka mengharapkan adanya pengalihan unsur-unsur bahasa

22
sumber ke dalam kebudayaan dan bahasa mereka. Penerjemah komunikatif

juga sangat memperhatikan keefektifan bahasa terjemahan.23

Saat menerjemahkan dengan metode komunikatif, seorang penerjemah

mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa. Aspek kebahasaan

dan aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini

mengharuskan penerjemah memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi

(pembaca dan tujuan penerjemah)

Metode komunikatif ini berupaya mengungkapkan makna kontekstual

bahasa sumber secara tepat. Pengungkapan dilakukan dengan cara-cara

tertentu sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami pembaca.

Dengan kata lain, metode ini sangat mengindahkan efek terjemahan terhadap

pembaca. Hasil terjemahan diupayakan mempunyai bentuk, makna, dan

fungsi yang selaras dalam bahasa sasaran. Sebab, boleh jadi suatu kalimat

terjemahan sudah benar secara sintaksis, tetapi maknanya tidak logis; bentuk

dan maknanya boleh jadi sudah sesuai, tetapi secara pragmatik

penggunaannya tidak pas dan tidak alamiah.24

Dari paparan mengenai metode penerjemahan komunikatif dapat

digunakan tahapan-tahapan dalam proses penerjemahannya sebagai berikut.25

23
M. Rudolf Nababan, Teori Penerjemahan Bahasa Inggris, ( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), h. 41.
24
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia , h. 57.
25
Sayogie, Teori & Praktik Penerjemahan (Tangerang Selatan: Transpustaka, 2014), h.
75.

23
a. Tahap Membaca

Pada tahap ini, penerjemah diharapkan untuk membaca teks

yang akan diterjemahkan untuk mendapatkan informasi atau pesan

dari teks Bsu. Lalu menandai ketaksaan, penggunaan jargo, idiolek

penulis teks Bsu dan informasi-informasi yang tidak sesuai dengan

fakta.

b. Tahap Analisis

Pada tahap ini, penerjemah mulai menganalisis kalimat-

kalimat teks Bsu. Tujuan proses penerjemahan pada tahap ini

untuk menyederhanakan istilah spesifik dan penggunaan jargon,

menormalkan idiolek, mencatat informasi-informasi yang tidak

sesuai dengan fakta dan membuat koreksi bila ada kesalahan.

Kemudian mulai melakukan pengaturan informasi untuk

mendapatkan pesan yang utuh dalam Bsa.

c. Tahap Pengalihan

Dalam tahap ini, penerjemah melakukan pengalihan dengan

tujuan mempertahankan informasi atau pesan yang sudah

disederhanakan bahasanya tanpa mengurangi maksud teks Bsu.

Penerjemah juga diharapkan untuk mengabaikan kesepadanan

24
bentuk dan bila dianggap perlu dianjurkan untuk mengubah

susunan kalimat untuk mendapatkan pesan yang utuh.

d. Tahap penyerasian

Dalam tahap penyerasian, penerjemah membandingkan

teks Bsu dan teks hasil terjemahan untuk melihat penggunaan

ragam yang sesuai dan gaya bahasa yang wajar. Penyerasian ini

dapat dilakukan secara berulang untuk mendapatkan terjemahan

yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pembaca.

C. Strategi Penerjemahan Komunikatif

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan penerjemah. Strategi ini

digunakan saat menghadapi konstruksi dan pemaknaan dalam teks sumber

(TSu) ke dalam teks sasaran (TSa). Strategi yang digunakan dalam

penerjemahan komunikatif meliputi:

1. Penambahan (Ziyadah)

Pada strategi ini penerjemah harus menambah kata dalam bahasa

sasaran (BSa) yang tidak disebut dalam bahasa sumber (BSu). Dalam

penerjemahan, penambahan berarti kehadiran satu atau beberapa kata

yang dimaksud untuk memperjelas pesan penulis teks sumber.26

Dengan begitu, diharapkan teks terjemah lebih berterima, mudah

dipahami, dan tidak ambigu. Contoh:


26
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, Strategi, Metode,
Prosedur, Teknik, h. 82.

25
‫فَ ْه ُى انقُسْ آ ٌِ أَ ْي ُس ُيهُى‬

4 3 2 1

Memahami Alquran merupakan hal (yang) penting

1 2 T 3 T 3 T 4

Pada contoh tersebut, kata TSu berjumlah 4 kata, sementara kata dalam

TSa bertambah menjadi 6 kata.

2. Mengedepankan dan mengakhirkan (Taqdim dan Ta‟khir)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk

mengedepankan kata dalam BSu yang dikedepankan dalam BSa.27

Contoh:

َ ‫َة أَ ْيس إِنَى ان ًَ ْكتَثَ ِح‬


‫صثَاحا ُيثَ ِّكسا‬ َ ‫َذه‬

6 5 4 3 2 1

Pagi-pagi sekali Amr pergi ke perpustakaan

65 2 1 3 4

Pada contoh di atas, kata dalam Tsu yang semula berurutan

123456, saat diterjemahkan urutannya berubah menjadi 652135.

3. Membuang (Hadzf)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk membuang

kata dalam BSa yang disebut dalam BSu. Contoh:

27
Moc. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,
h.54

26
ِ ًَ ‫ص ٍْ ِد ان َّس‬
‫ك‬ َ ‫فِ ًْ ٌَىْ ِو ِيٍَ األٌَ َِّاو َذه‬
َ ِ‫َة ُي َح ًَّد ن‬

8 7 6 5 4 3 2 1

Suatu hari Muhammad (pergi) memancing

1234 6 5 789

Pada contoh di atas, jumlah kata dalam Tsu yang semula berjumlah

9 kata diterjemahkan menyusut menjadi 5 kata.

4. Mengganti (Tabdil)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti

struktur kata dalam BSu memperhatikan makna dalam BSa. Contoh:

‫ٌُ َى َّشع َيج َراَا َوالٌَُثَا ُع‬

543 2 1

Pada contoh di atas, kata dalam TSu berjumlah 5 kata, cukup

diterjemahkan dengan satu kata atau dua kata saja. Ini berkaitan

dengan kelaziman penggunaan konsep dari struktur itu dalam TSa.28

5. Peminjaman (Borrowing)

Operasionalisasi teknik peminjaman (borrowing) dilakukan

dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber.

Melalui cara pemadaan paling sederhana ini penerjemah mengambil

dan membawa item leksikal dari bahasa sumber ke dalam bahasa


28
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk BelukPenerjemahan Arab-IndonesiaKontemporer, h.
56.

27
target tanpa modifikasi formal. Contoh kata ‫ تثهٍغ‬diterjemahkan

menjadi „tablîg‟ dan kata ‫ يصهى‬diterjemahkan menjadi „musalla‟.29

29
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemah Arab Indonesia, h. 77.

28
BAB III

SEKILAS TENTANG FILM SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-

`USTÛRAH

A. Sinopsis Film

Film ini menceritakan tentang seorang pahlawan gagah dan

pemberani yang bernama Shalahuddin. Cerita ini mengambil latar

peperangan pada tahun 1148 di Damaskus, salah satu kota yang berada di

Suriah, saat bangsa Eropa menyerang kota Syam.

Episode ini mengisahkan tentang masa kecil Shalahuddin. Sejak

kecil Shalahuddin ingin sekali berperang melawan bangsa Eropa, namun

tidak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya karena masih terlalu kecil.

10 tahun telah berlalu sejak peperangan itu terjadi, namun shalahuddin

tetap pada pendiriannya yaitu ingin menjadi seorang pahlawan. Namun

sang Ayah tetap tidak mengizinkannya karena sang ayah merasa khawatir

jika Shalahuddin akan gugur seperti saudaranya Shahin.

Suatu hari Shalahuddin dan Tharik mendatangi Musthafa (orang

terpandang di kota Syam) dan meminta agar ia bisa mengawal permata

Persia dan Musthafa ke Mesir, namun itu semua ditolak olehnya karena ia

merasa bahwa mereka masih terlalu muda. Shalahuddin dan Tharik

melihat Darwis (salah seorang pengawal Musthafa) dan Annisa sedang

merencanakan sesuatu untuk mengambil permata Persia milik Musthafa.

29
Namun di balik rencana Annisa dan Darwis. Darwis memiliki rencananya

untuk memiliki permata Persia itu. Pada hari itu pula di malam hari

Ajudan Mushtofa datang kepadanya dengan membawa Permata Persia.

Pada malam itu pula Darwis dan Annisa akan melakukan aksinya, dan

Darwis pun berhasil mencuri permata Persia dari Musthofa. Beberapa

menit kemudian semua itu digagalkan kembali oleh Shalahuddin, dan

terjadi perkelahian kecil antara Darwis dan Shalahuddin. Setelah berhasil

mengalahkan Darwis untuk menggagalkan aksinya mencuri permata itu.

tidak berhenti di sini, permata itu dicuri oleh Annisa, dan ia masih

berusaha untuk menyelamatkan permata tersebut yang ada di tangan

Annisa, dan Tharik pun berhasil menjatuhkan permata itu dari tangan

Annisa dengan cara memanahnya.

Mereka (Tharik dan Shalahuddin) sudah menjadi pahlawan yang

menyelamatkan permata Persia tersebut dari Darwis dan Annisa, pada

akhirnya mereka diterima menjadi salah seorang pekerja di tempat

Musthafa, yaitu, orang yang terpandang di kota Syam.

kemudian sang Ayah dan sang Ibu Shalahuddin mendatanginya untuk

memberi keyakinan dan kepercayaan kepada Shalahuddin dalam

menggunakan pedang leluhur itu.

30
B. Saluran TV Al Jazeera Children’s Channel

Pada tanggal 20 September 2005 jaringan Al Jazeera telah

meluncurkan saluran anak-anak berbahasa Arab. Saluran ini adalah

saluran yang pertama dalam bahasa Arab khusus untuk anak-anak. Saluran

ini diresmikan pada hari Jumat di hadapan Shaikha Mozah Bint Nasser al-

Missned, istri dari amir Qatar dan kekuatan kunci di balik usaha itu, serta

22 anak yang mewakili negara-negara Arab yang berbeda.

Al Jazeera Children's Channel (JCC) adalah saluran berbahasa

Arab yang didedikasikan untuk anak-anak dan akan menghasilkan 40%

dari programnya sendiri, rasio disebut-sebut sebagai salah satu yang

tertinggi dari setiap saluran anak-anak di seluruh dunia.

Al Jazeera Channel anak-anak berharap untuk membangun

keberhasilan merek Al Jazeera yang sudah termasuk stasiun berita Arab

dan dua saluran olahraga Aljazeera.30

30
https://www.aljazeera.com/archive/2005/09/20084915548243588.html

31
C. Tentang MDEC Driving Transformation

Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) adalah lembaga

utama dalam mendorong ekonomi digital di Malaysia. MDEC memiliki

peranan membangun ekonomi digital yang dinamis dan memastikan

bahwa Malaysia memainkan peran utama dalam revolusi digital global.

MDEC sangat tertarik dengan teknologi digital dan potensinya untuk

mengubah masa depan bangsa kita dan dunia.

MDEC didirikan pada 5 Juni 1996 dan dikenal sebagai Multimedia

Development Corporation Sdn Bhd. Perusahaan ini secara resmi

diluncurkan oleh Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad pada 1

Agustus 1996. MDEC didirikan untuk secara strategis menyarankan

Pemerintah Malaysia tentang undang-undang, kebijakan dan standar untuk

operasi TIK dan multimedia. MDEC juga dipercaya untuk mengawasi

pengembangan inisiatif MSC Malaysia, platform untuk memelihara

pertumbuhan perusahaan teknologi lokal sambil menarik investasi asing

langsung (FDI) dan investasi langsung dalam negeri (DDIs) dari

perusahaan multinasional global untuk berinvestasi dan mengembangkan

mutakhir solusi digital dan kreatif di Malaysia.

Tahun 2011, MDEC diperluas untuk memainkan peran katalis

dalam mendorong transisi Malaysia menuju ekonomi digital yang

dikembangkan pada tahun 2020. Pada tahun 2012, Digital Malaysia resmi

32
diluncurkan sebagai program transformasional bangsa untuk mencapai

tujuan. Digital Malaysia adalah agenda nasional yang sepenuhnya

dikembangkan dengan ekonomi digital berkelanjutan yang dibangun di

atas industri ICT domestik yang dinamis, adopsi transformatif solusi

digital oleh pemerintah, bisnis dan warga negara, serta ekosistem yang

memungkinkan kuat.

Pada tahun 2016, bertepatan dengan ulang tahun ke-20 perusahaan,

MDEC berubah nama menjadi Malaysia Digital Economy Corporation

Sdn Bhd. Ini terinspirasi dari fokus kami yang semakin meningkat pada

pertumbuhan kontribusi ekonomi digital nasional terhadap total produk

domestik bruto (PDB) Malaysia.31

Malaysian Multimedia Development Corporation (MDeC)

meluncurkan proyek kartun Shalahuddin, pengembangan terbaru Creative

Inisiatif Konten Kreatif MSC Malaysia (CMCI).

Shalahuddin, sebuah serial televisi animasi, dimaksudkan untuk

melayani wilayah Timur Tengah, yang mencari konten yang sesuai dengan

sejarah.

"Kami tahu bahwa Timur Tengah, wilayah dengan populasi lebih dari 200

31
https://www.mdec.my/about-mdec/corporate-profile

33
juta orang, memiliki kelaparan akan konten digital Islami yang belum

dipenuhi oleh produsen konten dari belahan dunia lain. Apa yang dapat

ditawarkan Malaysia adalah solusi multimedia yang sebagian dengan hal

lain dari seluruh dunia, sementara juga selaras dengan budaya di sini dan

tradisinya, "kata General Manager MDeC untuk Middle East Fairuzzudin

Nasron.

Al Jazeera Children‟s Channel (JCC) dan Multimedia

Development Corporation (MDeC) baru-baru ini meresmikan kemitraan

mereka dalam pengembangan dan distribusi konten.

Kolaborasi tersebut terdiri dari co-production dan pemasaran

global dari 13 episode Shalahuddin 3D Animated Television Series, yang

direncanakan disiarkan di Saluran Anak Al Jazeera pada kuartal terakhir

tahun 2008.32

32
http://www.middle-east-online.com/english/?id=22901

34
BAB IV

PERTANGGUNGJAWABAN TERJEMAHAN SUBTITLE

FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-

`USTÛRAH

A. Pengantar Penerjemahan Komunikatif

Pada bab ini, peneliti hanya memaparkan beberapa kata dan

kalimat yang menjadi tidak berterima pada bahasa sasaran jika di

terjemahkan secara harfiyah. Peneliti menggunakan metode

penerjemahan komunikatif untuk menghasilkan terjemahan yang dapat

diterima oleh kalangan anak-anak. Untuk itu ada beberapa strategi

penerjemahan yang peneliti gunakan yaitu strategi Ziyadah

(penambahan), Hadzf (membuang), Taqdim dan Ta‟khir

(mendahulukan dan mengakhirkan), dan Tabdil (mengganti), yang

sekiranya perlu untuk peneliti jelaskan, baik makna dalam kamus, atau

pun pemilihan diksi, dan makna pemilihan diksi yang akan peneliti

gunakan dalam menerjemahkan film animasi Arab ini. Adapun untuk

penulisan teks kisah-kisah (bahasa sumber), peneliti juga menuliskan

harakat sesuai yang peneliti dengarkan dari film animasi tersebut, serta

singkatan-singkatan dalam analisis ini adalah TSu (Teks Sumber), TSa

35
(Teks Sasaran), BSa (Bahasa Sasaran), BSu (Bahasa Sumber), dan

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

B. Pertanggungjawaban Terjemahan Subtitle Film Animasi Arab

Sâlahuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah

1. Teks I

Waktu TSu TSa

Terjemahan Terjemahan
Harfiyah Komunikatif
00:00:32  ََ‫نَجَمَة‬ Bintang Persia Tokoh Persia

00:00:34 yang hebat.

36
َ‫فَ َارس‬

‫الْ َع ِريْ ِقي‬

Analisis:

Dalam ilmu Nahwu Kalimat ًّ ِ‫س ْان َع ِس ٌْق‬ ِ َ‫ ََجْ ًَحُ ف‬terdapat jumlah
ِ ‫از‬

Idhafat yaitu kata ُ‫ ََجْ ًَح‬yang di mana kata tersebut sebagai isim Mudhof

dan kata ‫س‬ ِ َ‫ ف‬sebagai mudhof ilaihnya, sedangkan kata ًّ ِ‫ْان َع ِس ٌْق‬
ِ ‫از‬

merupakan kata sifat atau keterangan tempat + ‫ ي‬nisbah . Kalimat ُ‫ََجْ ًَح‬

ًّ ِ‫س ْان َع ِس ٌْق‬ ِ َ‫ ف‬dalam kamus kontemporer Arab-Indonesia Al-Ashr kata


ِ ‫از‬
ُ‫ ََجْ ًَح‬bermakna Bintang33, dan ‫س‬ ِ َ‫ ف‬bermakna Persia . jika diartikan
ِ ‫از‬
34

secara harfiyah maka terjemahannya menjadi “Bintang Persia” dan

terjemahan tersebut makna yang terkandung dalam film tersebut akan

sulit untuk dipahami. Oleh sebab itu, penerjemah memilih untuk

menerjemahkan dengan menggunakan metode komunikatif yakni

metode yang mengupayakan reproduksi makna kontekstual teks

Bahasa Sumber dengan sedemikian rupa ke dalam teks Bahasa

Sasaran. Adapun terjemahannya kini menjadi:

33
Atabik Ali, A. Zuhdi Muhdlor. “Kamus Kontemporer Arab-Indonesia” , ( Yogyakarta:
Multi Karya Grafika, cetakan kesembilan), h. 1894.
34
Ahmad Warson Munawwir, 1997 “Kamus Arab-indonesia Al-munawwir”, Surabaya:
Pustaka Progressif, Cetakan keempat belas, h. 1044

37
“Tokoh Persia yang hebat”. Demikian makna yang terkandung dalam

TSu dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.

2. Teks II

Waktu TSu TSa

00:00:58  ‫َكا َن َزَم ُن‬ Terjemahan Terjemahan

00:01:02 Harfiyah Komunikatif


‫ات ِيف‬ ِ
َ ‫اع‬
َ ‫الصَر‬
Pada saat itu
Pada saat itu
sedang terjadi
‫ِظ ِل ازَطَ ِر ََيُ ْوُم‬ sedang terjadi
banyak konflik
peperangan
dalam bayang-
‫ِيف ُكل َم َكان‬
bayang besar di mana-
berbahaya yang
mana.
berkeliaran di
mana-mana.

38
Analisis :

Dalam teks tersebut

ٌ‫ص َسا َعاخَ فًِ ِظ ِم ان َخطَ ِس ٌَحُىْ ُو فًِ ُك ِّم َي َكا‬


ِ ‫َكاٌَ َش َيٍُ ان‬

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Pada saat itu banyak konflik dalam bayang-bayang berbahaya yang

1 2 3 4 5 6

berkeliaran di Setiap tempat.

7 8 9 10

Teks penerjemahan diatas menunjukan terjemahan kata

perkata, Namun dalam teks di atas penerjemah menerjemahkan yang

menurut penerjemah termasuk dalam strategi penerjemahan Tabdil

(mengganti), yang kini menjadi :

ٌ‫ص َسا َعاخَ فًِ ِظ ِم انخَ طَ ِس ٌَحُىْ ُو فًِ ُك ِّم َي َكا‬


ِ ‫َكاٌَ َش َيٍُ ان‬

10 9 8 7 6 54 3 2 1

Pada saat itu sedang terjadi peperangan besar di mana-mana.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dalam teks tersebut, jumlah kata Tsu yang terdapat 10 kata, cukup

diterjemahkan menjadi beberapa kata karena itu merupakan

konsekuensi penggunaan konsep dari struktur dalam Tsa dengan

39
konteks yang melingkupinya, dan lebih memudahkan penonton untuk

menangkap maksud dari cuplikan teks tersebut.

3. Teks III

Waktu TSu TSa

Terjemahan Terjemahan

Harfiyah Komunikatif

00:01:07  ‫أَ َىااا لَ ْن‬ Ahaaaa… Ahaaaaaa….

00:01:08 kamu tidak Kamu tidak akan


َ ‫تُْ ِس‬
‫ك ِب‬
bisa bisa

!‫أَبَ ًدا‬ menangkapku menangkapku

selamanya.

40
Analisis:

Kata ‫ أَهَاا‬dalam teks penerjemahan di atas, peneliti menerjemahkan

dengan menggunakan strategi peminjaman dengan meminjam ungkapan

dari bahasa sumber, yaitu peneliti menerjemahkan bahasa sumber ke

bahasa sasaran tanpa modifikasi formal. ‫ أَهَاا‬diterjemahkan menjadi “

ahaaa”35 yang artinya to express surprise, triumph, or derision interjeksi

bahasa Arab meminjam dari bahasa Inggris abad pertengahan.

4. Teks IV

35
https://www.merriam-webster.com/dictionary/aha

41
Waktu TSu TSa

00:01:15  ًْ ِ‫اُ ْهسُبْ ِي ٍْ َس ٍْف‬ Terjemahan Terjemahan


Harfiyah
00:01:16 Komunikatif

Larilah dari Menjauhlah,

pedangku selamatkan

dirimu dari

pedangku!

Analisis:

Dalam teks film terjemahan di atas kata ْ‫ ا ْهسُب‬yang berasal dari

kata ‫ٌهسب‬-‫ هسب‬bermakna lari, melarikan diri36. Sedangkan dalam

Oxford Arabic Dictionari kata ٍ‫ هسب ي‬bermakna to run away37. Jika

kalimat teks terjemahan di atas diterjemahkan secara harfiyah maka

terjemahannya menjadi:

ًْ ِ‫اُ ْهسُبْ ِي ٍْ َس ٍْف‬

3 2 1

36
Ahmad Warson Munawwir, 1997 “Kamus Arab-indonesia Al-munawwir”, Surabaya:
Pustaka Progressif, Cetakan keempat belas, h. 1499.
37
Oxford Arabic Dictionary, Oxford University Press, h. 857

42
Terjemahan harfiyahnya:

Larilah, dari pedangku

1 2 3

Jika teks tersebut diterjemahkan demikan, maka pesan yang terdapat

dalam teks tersebut kurang untuk dipahami, dengan demikian dalam

menerjemahkan teks tersebut perlu adanya strategi penerjemahan

ziyadah (penambahan). Dalam teks tersebut juga terdapat strategi

tabdil (mengganti) menjadi:

Menjauhlah, selamatkan dirimu dari pedangku!

1 (T) (T) 2 3

Dari terjemahan komunikatif yang penerjemah terjemahkan, pada

awalnya kata Tsu berjumlah 3 kata, sementara dalam Tsa bertambah

menjadi 5 kata. Hal tersebut terjadi karena tambahan (T) merupakan

konsekuensi dari perbedaan struktur dalam Bsu dan Bsa, agar maksud

dari teks film tersebut dapat mudah dimengerti oleh penonton.

43
5. Teks V

6.

Waktu TSu TSa

00:01:22  ‫طَ ِري ًولَ ِذيْ ٌذ‬ Terjemahan Terjemahan

00:01:25 Harfiyah Komunikatif


‫ُخْبـُز َى َذا‬
Roti lembut Pagi ini, Roti

‫اح‬
ِ َ‫صب‬
َ ْ‫ال‬
dan lezat, ini lembut dan

pagi. lezat.”

44
Analisis:

ِ
‫اح‬ َ ْ‫طَ ِري َولَذيْ ٌذ ُخْبـُز َى َذا ال‬
ِ َ‫صب‬

6 5 4 3 2 1

lembut dan lezat Roti, ini pagi.

1 2 3 4 5 6

Jika diterjemahkan secara perkata, maka susunan kata berjumlah 6

kata. Namun ketika diterjemahkan dalam metode komunikatif sususan

kata yang sesuai hanya berjumlah 4 kata, menjadi:

Pagi ini, Roti lembut dan lezat

6 5 1 2 3 4

Strategi penerjemahan yang terjadi di atas, peneliti melakukan

pencermatan terhadap strategi yang sesuai dari pengalihan Bsu ke Bsa,

dalam teks tersebut ternyata strategi yang peneliti lakukan lebih dekat

dengan strategi taqdim takhir yaitu ketika dalam Bsa kata tersebut

45
terdapat di awal kalimat, namun pada teks Bsu terdapat pada akhir

kalimat.

6. Teks VI

3.

46
Waktu TSu TSa

00:01:26  ‫إفْ َس ُحوا الْطَ ِريْق‬ Terjemahan Terjemahan


Harfiyah Komunikatif
00:01:27
Lebarkan Permisi!
jalannya!

Analisis:

Dalam teks film di atas kata ‫ إفسحوا‬yang berasal dari kata ‫ فَ َس َح‬dalam

Oxford Arabic Dictionary bermakna “to widen, to broaden, to make

room”38 jika diterjemahkan secara harfiyah maknanya menjadi

“lebarkan jalannya” dan maknanya akan kurang dipahami oleh

penonton. Karena kata ‫إفسحوا‬ yang berada dalam film tersebut

shalahuddin meminta kepada si penjual roti untuk memberi jalan .

Dengan demikian penerjemah lebih memilih menerjemahkan kalimat


38
Oxford Arabic Dictionari, oxford university press, h., 61.

47
tersebut dengan makna “permisi” maka pesan tersebut lebih mudah

dipahami oleh penonton, dan kata permisi juga lebih sering digunakan

oleh masyarakat pada umumnya.

7. Teks VII

Waktu TSu TSa

00:01:32 ‫يَالَـ َها ِم ْن‬ Terjemahan Terjemahan


Harfiyah Komunikatif
00:01:35
“Heeyy
‫يَ ٍد َرقِْيـ َق ٍة‬
Wahai tangan

yang kurus. pencuri!”

48
Analisis:

Dalam kamus Al-Ma‟ani versi 1.1 kata ‫يَ ٍد َرقِْيـ َق ٍة‬ bermakna “tangan

yang kurus”, jika diterjemahkan secara harfiyah, maka terjemahannya menjadi

kurang tepat dan akan sulit untuk dipahami penonton, dengan demikian dalam

teks tersebut penerjemah menggunakan strategi penerjemah Tabdil

(mengganti) dan penerjemahannya menjadi “heey… pencuri” agar maksud

dari teks film tersebut lebih mudah dipahami.

8. Teks VIII

49
Waktu TSu TSa

Terjemahan Terjemahan

Harfiyah Komunikatif

00:05:52 ‫ِعْن َد َما‬ Ketika kamu Nanti ya

00:05:53 bertambah adikku, kalau


‫صبِ ُحأَ ْكبَـُر‬
ْ ُ‫ت‬ tua, wahai kamu sudah

‫ِسنا يَا أَ ِخ ْي‬ saudaraku. besar.

Analisis:

‫صبِ ُحأَ ْكبَـُر ِسنا يَا أَ ِخ ْي‬ ِ


ْ ُ‫عْن َد َما ت‬

4 3 2 1

Ketika kamu bertambah tua wahai, saudaraku.

1 2 3 4

‫صبِ ُحأَ ْكبَـُر ِسنا يَا أَ ِخ ْي‬ ِ


ْ ُ‫عْن َد َما ت‬

4 3 2 1

Nanti ya adikku, kalau kamu sudah besar.

(T) 3 4 1 2

50
Pada contoh teks di atas, kata dalam Tsu yang ketika diterjemahkan

secara harfiyah susunannya berurutan 1234, namun saat diterjemahkan

urutannya berubah menjadi 3412. Dengan demikian dalam

menerjemahkan teks di atas terdapat kata yang di akhirkan dalam TSu

akan tetapi di dahulukan ketika diterjemahkan ke dalam TSa, strategi

yang digunakan dalam menerjemahkan teks tersebut yaitu strategi

taqdim dan ta‟khir (mengedepankan dan mengakhirkan).

Dalam contoh teks di atas juga terdapat strategi penerjemahan ziyadah

(menambahkan) yang semula berjumlah 4 kata, sementara kata TSa

bertambah menjadi 5 kata, agar lebih mudah dimengerti oleh penoton.

9. Teks IX

Waktu TSu TSa

51
Terjemaha Terjemahan

n Harfiyah Komunikatif

00:05:54 ‫َوأَطْ َو ُل َوأَطْ َو ُل‬ Dan lebih Itu masih sangat

 lama lagi. lama nak.


ْْ ‫بِ َكثِ ٍْي‬
00:05:55

Analisis:

ْ َ‫ أ‬dalam kamus Arab kontemporer Arab – Indonesia,


Kata ‫ط َى ُل‬

Al-ashri39 bermakna lebih panjang. Adapun kata ‫ تِ َكثٍِْس‬dalam kamus

Al‟ashri40 bermakna melebihi jumlahnya/banyaknya. Jika

diterjemahkan secara harfiyah maka terjemahannya menjadi “Dan

lebih lama lagi” jika diterjemahkan seperti itu, maka terjemahannya

akan sulit dipahami oleh penonton. Namun jika diterjemahkan secara

komunikatif maka terjemahannya menjadi “Itu masih sangat lama nak”

dengan demikian, maknanya lebih mudah dipahami oleh penonton.

Dalam menerjemahkan teks tersebut, peneliti juga menemukan

bahwa teks tersebut lebih dekat dengan strategi penerjemahan Ziyadah

ٍْ ِ‫وأَطْو ُل وأَطْو ُل بِ َكث‬


yaitu yang pada awalnya dalam TSu berjumlah 4 kata ‫ي‬ َ َ َ َ

39
Atabik Ali, A. Zuhdi Mudlor, “Kamus Kontemporer Arab-Indonesia”, h. 150
40
Ibid, h. 1495

52
4 3 1 2

Namun ketika diterjemahkan dalam TSa berjumlah 5 kata “ Itu masih

sangat lama nak” dan kata tambahan tersebut merupakan konsekuensi

dari perbedaan struktur dalam BSu dan BSa.

10. Teks X

Waktu TSu TSa

Terjemahan Terjemahan

Harfiyah Komunikatif

00:15:16  ‫َْن َمةُ فَا ِر ٍس‬ Permata Persia Malam ini,

00:15:20 akan permata


‫يف طََْزِن‬
ِ
ْ ‫َستُ َسل ُم‬ dikirimkan ke Persia akan

53
‫صطََفى الْلَْيـلَ ْة‬
ْ ‫ُم‬
gudang datang ke

Musthofa Musthofa.

malam ini.

Analisis:

ِ
ْ ‫َْن َمةُ فَا ِر ٍس َستُ َسل ُم ِ ْيف طََْزن ُم‬
‫صطََفى الْلَْيـلَ ْة‬

7 6 5 4 3 2 1

Permata Persia akan dikirimkan ke gudang Musthofa pada malam hari.

1 2 3 4 5 6 7

Dari contoh teks film tersebut diterjemahkan secara harfiyah

jumlah BSu dan BSa berjumlah 7 kata, namu ketika diterjemahkan

secara komunikatif susunan kata yang sesuai kini hanya berjumlah 6

dan urutannya berubah, dan dalam teks tersebut juga terdapat beberapa

strategi yaitu hadzf, taqdim takhir, dan ziyadah. Dan kini menjadi :

malam ini, permata Persia akan diantar ke (gudang)

7 (T) 1 2 3 4 5

Musthofa

54
Dalam menerjemahkan secara komunikatif, peneliti menemukan

bahwa TSa yang terdapat dalam teks di atas lebih dekat dengan

strategi hadzf (membuang) yaitu kata “gudang” karena menurut

peneliti jika itu digunakan maka akan terjadi sebuah pemborosan kata.

Namun dalam menerjemahkan teks tersebut juga peneliti menemukan

bahwa dalam TSa tersebut juga dekat dengan strategi taqdim dan

takhir (mengedepankan dan mengakhirkan) yaitu kata TSu yang

semula berurutan 1234567, saat diterjemahkan ke TSa urutannya

berubah menjadi 712346, dengan demikian ada kata yang dalam TSu

berada di akhir, namu dalam TSa kata tersebut didahulukan.

Kemudian, dari TSa tersebut juga terdapat ziyadah yang merupakan

kata untuk menunjukan keterangan waktu.

11. Teks XI

55
Waktu TSu TSa

00:15:52  .‫ََل بَ ْل ِىي أَ ْكبَـ ُر‬ Terjemahan Terjemahan


َ
Harfiyah Komunikatif
00:15:53

Tidak bahkan ia Tidak, ia sangat

sangat besar hebat

Analisis:

Kata ‫ أَ ْك َب‬dalam kamus almunawwir41 bermakna besar, namun dalam

teks film di atas jika diterjemahkan secara komunikatif maka

penerjemah memilih kata “hebat” karena apabila dilihat dari

konteksnya maka terjemahan harfiyahnya akan sulit di pahami maksud

dari teks tersebut.

41
Ahmad Warson,1977, Kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka
Progressif, cetakan keempat belas.

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menerjemahkan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-

`Ustûrah metode penerjemahan komunikatif yang berorientasi pada

bahasa sasaran merupakan metode yang sesuai dengan film tersebut.

Karena, metode penerjemahan ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikatif yang berupaya mereproduksi makna yang kontekstual pada

TSu sedemikian rupa ke dalam TSa. Maka, isi pesan dalam TSu harus

dapat berterima dalam TSa yang sesuai dengan konteks dan budaya dari

penonton. Adapun kendala yang peneliti hadapi dalam menerjemahkan

subtitle penerjemahan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-

`Ustûrah dalam memilih kesepadanan kata antara bahasa Arab dan bahasa

Indonesia. Dengan demikian, pengaplikasian metode komunikatif dan

beberapa strategi penerjemahan yang digunakan dalam penelitian film

animasi Arab yang berjudul Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah bertujuan

agar penonton dapat lebih mengerti dan memahami isi teks dan pesan

yang terkandung dalam film tersebut dapat dimengerti.

57
Sedangkan kelebihan dalam menerjemahkan film animasi yang

bercerita tentang sejarah seorang pahlawan ini, peneliti jadi lebih

mengetahui sejarah pahlawan lebih dalam lagi.

Adapun dalam menerjemahkan teks peneliti menggunakan lima

strategi penerjemahan yang dirasa cocok untuk digunakan dalam

menerjemahkan film ini adalah Ziyadah (penambahan), Hadzf

(membuang), Taqdim dan Ta‟khir (mendahulukan dan mengakhirkan),

dan Tabdil (mengganti), dan pinjaman.

B. Saran

Penelitian ini belum begitu sempurna, dikarenakan tidak semua unsur

lingual kebahasaan diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu diperlukan

penelitian selanjutnya yang data menindaklanjuti terjemahan komunikatif,

terutama dalam aspek klausa, kalimat, metafora dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, diharapkan dari rekan-rekan mahasiswa tarjamah khususnya

dan para pembaca umumnya, turut serta melengkapi atau

menyempurnakan terjemahan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu

Al-`Ustûrah dari saluran Al Jazeera Children‟s Channel dan MDEC

Driving Transformation.

58
DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Arief, M. Sarief. 2010. Politik Film di Hindia Belanda. Depok: Komunitas Bambu.

Burdah, Ibnu. 2004. Menjadi Penerjemah: Wawasan dan Metode Menerjemah

Teks Arab. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Biran, Misbach Yusa. 2009. Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa.

Jakarta: Komunitas Bambu.

Departemen Pendidikan Naional. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia.

Bandung: Mizan.

Hidayatullah, Moch, Syarif. 2009. Tarjim Al-An Cara Mudah Menerjemahkan

Arab-Indonesia. Jakarta: Dikara.

Hidayatullah, Moch, Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Tangerang

Selatan: Al-Kitabah.

Hidayatullah, Moch, Syarif. 2014. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia

kontemporer. Tangerang Ciputat: Alkitabah.

Hoed, Benny, Hoedoro. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta:

59
Pustaka Jaya

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: PT Grasindo.

Mahsun. 2005. “Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan

tekniknya”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Hertfordshire:

Prentice Hall International English Language Teaching.

Nababan, Rudolf. 2008. Teori Penerjemahan Bahasa Inggris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Sayogi, Frans. 2008. Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa

Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Subana, M. 2002. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Jakarta: Pustaka Setia.

Suparno, Darsita. 2012. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Adabia Press

Syihabuddin. 2005. Pnerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung:

Humaniora

60
Widyatamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisisus.

Rujukan Kamus:

Ali, Atabik. Muhdlor, A. Zuhdi. Kamus Kontemporer Al-Ashr Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika. 1999.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.


Surabaya: Pustaka Proressif.

Kamus Android Offline, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. KBBI V
0.1.5 Bete (15). 2016

Kamus Android Offline Kamus Mutarjim. Diprogram oleh Ali: Copyright 2014
Ali Web Studio.

Refrensi Internet:

Agus Darma Yoga, www.jurnal.undhirabali.ac.id/index.php, diakses pada Kamis,


10 Mei 2018. Pada pukul 20.00.

Ibnu Rusd Larantuka, Penyutradaraan Aktor (kc.umn.ac.id/10768/48/BAB_II.pdf) artikel


diakses pda tahun 2019

Umi Hijriyah, Metode dan Penilaian Terjemahan, (www.e-


journal.radenintan.ac.id) diakses pada tanggal 23 Agustus 2018

Web Resmi Al Jazeera Children‟s Channel


https://www.aljazeera.com/archive/2005/09/20084915548243588.html

Web Resmi MDEC Driving Transformation.


https://www.mdec.my/about-mdec/corporate-profile

61
Lampiran – Lampiran

No Waktu HASIL TERJEMAHAN TEKS

SUMBER

PROLOG

1 00:00:32  00:00:34 Pahlawan Asia. ‫َْن َمةُ فَا ِر ِس الْ َع ِريْ ِقي‬

2 00:00:39  00:00:43 Setiap kisah memiliki ‫لِ ُك ِل ِح َكايٍَة بِ َدايَِة َو‬


permulaan dan kisah ini
‫صتُـنَا تَـْب َدأُ ُىنَا‬ِ
bermula di sini. َ‫ق‬

3 00:00:44 00:00:54 Pada tahun 1148 terletak ‫ اَلْ َم َكا ُن‬4411 ‫َع َام‬
di Suriah wilayah kota
ِ ‫سوِريا علَى مشا ِر‬
‫ف‬ َ َ َ َ ُْ
Damaskus.

‫اْس ِديْـنَ ِة اْذَ ِمْيـلَ ِة َد َم ْش ُق‬


َ

‫ات‬ ِ
4 00:00:58  00:01:02 Pada saat itu sedang
َ ‫اع‬
َ ‫َكا َن َزَم ُن الصَر‬
terjadi konflik besar,
‫ِيف ِظ ِل ازَطَ ِر ََيُ ْوُم ِيف‬
peperangan di mana-

mana. ٍ ‫ُكل م َك‬


‫ان‬ َ

‫اس َع ْن فَا ِر ٍس‬ ِ


ُ َ‫ََْيكي الن‬
5 00:01:03  00:01:06 Orang-orang bercerita

tentang seorang
‫َع ِظْي ٍم َسيَأِْت يـَ ْوًما‬
pahlawan yang akan

62
datang suatu hari.

DIALOG

6 00:01:07  00:01:08 Tharik : ‫ أَ َىااا لَ ْن‬: ‫طَا ِر ْق‬


“Ahaaaaaa…. Kamu
َ ‫تُْ ِس‬
!‫ك ِب أَبَ ًدا‬
tidak akan bisa

menangkapku”

7 00:01:09  00:01:10 Tharik : “Hai Umar!”


ُ َ‫ َم ْر َحبًا ي‬: ‫طَا ِر ْق‬
!‫اع َمُر‬

8 00:01:11  00:01:11 Umar : “Tharik.” ‫ طَا ِر ْق‬: ‫ُع َمُر‬

ِ
‫ب‬ ُ : ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
ْ ‫اىر‬
9 00:01:11  00:01:15 Shalahuddin :
َ
“Larilah, kau
ِ ‫أَيـها اذب‬
‫ان ! َم ْر َحبًا يَا‬
pengecut! ََ َ

Hai Umar” ‫ُع َمُر‬


Umar :
‫ح الْ ِديْ ِن‬
ُ ‫ص َال‬
َ : ‫ُع َمُر‬
“Shalahuddin”

ِ
ْ ‫ ْاىُر‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
‫ب‬
10 00:01:15  00:01:16 Shalahuddin :
َ
“Menjauhlah,
‫ِم ْن َسْي ِف ْي‬
selamatkan dirimu

dari pedangku!”

63
11 00:01:18  00:01:19 Umar : “Sampai ‫ أَيْ َن ُكنا؟‬: ‫ُع َمُر‬
mana tadi?”

ٌ ‫ آ ْىأَ َج ْل فَا ِر‬: ‫ُع َمُر‬


‫س‬
12 00:01:20  00:01:21 Umar : “Oh

ya…seorang
‫َع ِظْي ٌم َسيَأِْت يـَ ْوًما‬
pahlawan akan

datang suatu hari

nanti”

13 00:01:22  00:01:25 Penjual Roti : “Roti ‫ طَ ِري ًولَ ِذيْ ٌذ‬: ‫ُخب ٌاز‬
lembut dan lezat.”
‫اح‬
ِ َ‫صب‬
َ ْ‫ُخْبـُز َى َذا ال‬

14 00:01:26  00:01:27 Shalahuddin : : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Tolong beri jalan!”
‫افْ َس ُحوا الْطَ ِريْ َق‬

15 00:01:32  00:01:35 Penjual Roti : ‫ يَالَـ َها ِم ْن يَ ٍد‬: ‫ُخب ٌاز‬


“pencuri!”

‫َرقِْيـ َق ٍة‬

16 00:0136  00:01:36 Annisah : ‫ اتْـُرْك ِ ْن‬: ‫أَنِْي َس ْة‬


“Lepaskanku!”

17 00:01:37  00:01:40 Penjual Roti : “Maaf, ‫ لِ ْلَ ِسف‬: ‫ُخب ٌاز‬

64
aku terpaksa akan ‫َسنُ ِطر لَِقطْعِ َها أَيـتُـ َها‬
memenjarakanmu
‫الْلَصة‬
wahai pencuri!”

18 00:01:41  00:01:43 Penjual Roti : “hey… ‫ تَـ َوق ِف ْي‬: ‫ُخب ٌاز‬
Berhenti! Kembali
‫ُع ْوِديْإِ َىل ُىنَا‬
sini!”

19 00:01:57  00:01:58 Shalahuddin : ‫ َى ْل‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Apakah kamu baik-
‫ت ِبٍَْي؟‬
ِ ْ‫أَن‬
baik saja?”

20 00:01:58  00:01:59 Annisah : “Ya, ‫ أَ َج ْل َد ْع ِ ْن‬: ‫أَنِْي َس ْة‬


tinggalkan aku
ِ
sendiri!” ْ ْ‫َو َشأ‬
!‫ن‬

21 00:02:00  00:02:01 Shalahuddin : “Lalu ‫ إِ ًذا‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
kenapa kamu
ِ َ ْ ِ‫لِما َذا َتْتَبِئ‬
‫يف‬
bersembunyi di ْ ‫ني‬ َ

tempat sampah?” ‫الْ ُق َم َام ِة ؟‬

22 00:02:02  00:02:05 Tharik : “Apa yang ‫ َما َذا تَـ ْف َع ُل يَا‬: ‫طَا ِر ْق‬
kamu lakukan

65
Shalahuddin? Kitakan ‫ص َال َح الْ ِديْ ِن ؟ َْن ُن َل‬
َ
tidak kenal siapa
ُ ‫نـَ ْع ِر‬
‫ف َم ْن ى َذا‬
dia.”

23 00:02:07  00:02:08 Shalahuddin : ‫ طَا ِر ْق‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Tharik, yang
‫ُك ْن لَ ِطْيـ ًفا‬
sopanlah!”

24 00:02:08  00:02:09 Tharik : “Maaf,


ْ ‫ أَ ِس‬: ‫طَا ِر ْق‬
‫ َل‬،‫ف‬
jangan marah.”
‫ضِ ْب‬
َ ‫تَـ ْغ‬

25 00:02:10  00:02:11 Penjual Roti : “Hai ِ ْ‫ ىا أَن‬: ‫خب ٌاز‬


‫ت‬ َ ُ
Kamu!”

26 00:02:11  00:02:13 Penjual Roti : “Aku ِ ُ‫ لََق ْد وج ْدت‬: ‫خب ٌاز‬


‫ك‬ ََ ُ
mendapatkanmu!”

27 00:02:16  00:02:17 Tharik : ‫ أََل تَ ْس َمعُ ْوِن‬: ‫طَا ِر ْق‬


“Dengarkanku
‫أَبَ ًدا‬
sekarang!”

‫ن‬ ِِ ِ
ْ ‫ انْـتَظ ْر‬: ‫طَار ْق‬
28 00:02:20  00:02:21 Tharik : “Tunggu

aku!”

66
29 00:03:11  00:03:13 Penjual Roti : “Aku !‫ لََق ْد َرأَيْـتُ ُك َما‬: ‫ُخب ٌاز‬
lihat kalian!”

30 00:03:20  00:03:22 Penjual Roti : .. ‫آه تَـ َوقـ ُف ْوا‬: ‫ُخب ٌاز‬
“Berhenti! Pencuri!”
‫ص‬
ٌ ‫ص ْو‬
ُ ُ‫ل‬

31 00:03:33  00:03:34 Shalahuddin : ‫ َى ْل‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Apakah dia
‫ص؟‬
ٌ ‫ص ْو‬
ُ ُ‫ال ل‬
َ َ‫ق‬
mengatakan

pencuri?”

‫ص؟‬ ِ
ٌ ‫ص ْو‬
ُ ُ‫ ل‬: ‫أَنْي َس ْة‬
32 00:03:35  00:03:36 Annisah : “Pencuri?

Aku tidak

mendengarnya
ُ ‫لَـ ْمأَ ْدَ ْعوُ بُِو‬
‫ض ْو ٍح‬

dengan jelas.”

33 00:03:38  00:03:39 Annisah : “Aku ‫اسبَ ِةأَنَا‬ ِ ِ


َ َ‫ بالْ ُمن‬: ‫أَنْي َس ْة‬
Annisah, mau roti?”
‫ ُخْبـًزا؟‬..‫أَنِْي َس ْة‬

34 00:03:41  00:03:44 Shalahuddin : “Kamu ِ ْ‫ أَن‬: ‫ص َالح الْ ِدي ِن‬


‫ت‬ ْ ُ َ
mencuri roti ini
‫ازُْبـَز ِمنْوُ؟‬ ِ ْ‫سرق‬
ْ ‫ت َى َذا‬ ََ
darinya?”

67
‫ت ِس ِريْـ َقةً بَ ْل‬
ْ ‫ لَْي َس‬: ‫س ْة‬
ِ
َ ‫أَنْي‬
35 00:03:45  00:03:49 Annisah : “Bukan

mencuri, aku hanya


‫اض لِ ْلَبَ ِد‬ ِ
ٌ ‫ى َي اقِْ َت‬
meminjamnya.”

36 00:03:50  00:03:52 Annisah : “Selamat ‫ َس َال ٌم إِذًا يَا‬: ‫أَنِْي َس ْة‬


tinggal,
‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
Shalahuddin.”

37 00:03:53  00:03:55 Annisah : “Setelah ‫ َوبـَ ْع َد ى َذا‬: ‫أَنِْي َس ْة‬


ini, jangan ikuti aku
‫ابْـتَعِ ْد َع ْن طَ ِريِْق ْي‬
lagi ya.”

38 00:04:12  00:04:16 Tharik : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ : ‫طَا ِر ْق‬
“Shalahuddin,
ِ ْ‫ ىل أَن‬،
Apakah kamu baik- ْ‫ت بٍَْي ؟ أَ ََل‬
َ َْ

َ ِ‫يـَْل َح ْق ب‬
‫ك؟‬
baik saja? Apakah dia

menangkapmu?”

39 00:04:17  00:04:18 “Hai penduduk Syam, ‫يَا أَ ْى َل الْ َش ِام انْـتَبِ ُه ْوا‬
berhati-hatilah!”

40 00:04:19  00:04:21 “Bangsa Eropa sudah ‫ال َفَرْنَ ْة يـَ ْق َِتبـُ ْو َن‬
mulai mendekat”

68
‫اب‬ ِ
ُ َ‫فَـ ْليَ ْحم ْل الْ َشب‬
41 00:04:22  00:04:24 bekalilah para

pemuda dan laki-laki


‫ال الْس َال َح‬
ُ ‫َوالْر َج‬
dengan senjata”

42 00:04:25  00:04:26 “Ini perintah raja.” ِ َ‫ى ِذهِ أَو ِامر الْس ْلط‬
‫ان‬ ُ َ

43 00:04:27  00:04:30 “Laksanakan tugas ْ ‫أَد ْوا َو ِاجبَ ُك ْم َو‬


‫احُوا‬
kalian! Lindungilah
‫َم ِديْـنَتَ ُك ْم‬
kota kalian!”

44 00:04:47  00:04:48 Shalahuddin : ‫ طَا ِر ْق‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Tharik!”

45 00:05:01  00:05:02 Shalahuddin : ‫ طَا ِر ْق‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Tharik!”

ِ ِ
46 00:05:11  00:05:12 Shalahuddin :
َ ْ ‫ َشاى‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
‫ني‬ َ
“Shahin!”

‫ت ِبٍَْي‬ ِ
َ ْ‫ َى ْل أَن‬: ‫ني‬
ْ ْ ‫َشاى‬
47 00:05:12  00:05:13 Shahin : “Apakah

kamu baik-baik saja,


ِ ِ
Adikku? Kenapa ْ‫ َلَ ََل‬.. ‫يَا أَخ ْي ؟‬

kamu tidak hati- ‫تَـْنتَبِ ْو‬


hati?”

48 00:05:14  00:05:16 Shalahuddin : “Aku ‫ أَنَا ِبٍَْي‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
baik-baik saja, jangan

69
panggil aku anak !‫صغِْيـًرا‬
َ ‫ََلْ أَ ُع ْد‬
kecil!”

49 00:05:17  00:05:19 Shahin : “Kembalilah ‫ لِتَـ ُع ْوَدإِ َىل‬: ‫ني‬ ِ


ْ ْ ‫َشاى‬
ke rumah segera,
‫ضا‬ ِ
kamu juga Tharik”
ً ْ‫ت أَي‬
َ ْ‫أَن‬،‫الْبَـْيت فَـ ْوًرا‬

‫يَا طَا ِر ْق‬

ِ َ ُ‫ َسنُـ ْو ِصل‬: ‫ني‬


‫يف‬ ِ
ْ ‫ك‬ ْ ْ ‫َشاى‬
50 00:05:22  00:05:23 Shahin : “Aku akan

mengantarkan
‫طَ ِريِْقنَا‬
kalian.”

ِ ِ
51 00:05:23  00:05:25 Shalahuddin :
ْ ْ ‫ َشاى‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
‫ني‬ َ
“Shahin, apakah
ُ‫ص ِحْي ٌح الْ َفَرْنَة‬
َ ‫أَ َى َذا‬
benar bangsa Eropa

akan datang?” ‫قَ ِاد ُم ْو َن‬

‫ َكال بَ ْل َسبَ َق‬: ‫ني‬ ِ


52 00:05:26  00:05:28 Shahin :
ْ ْ ‫َشاى‬
“Ya…bahkan sudah
‫صلُ ْوا‬
َ ‫أَ ْن َو‬
tiba.”

‫ني ىذا‬ ِ ِ
53 00:05:34  00:05:39 Ayah : “Shahin,
ْ ْ ‫ َشاى‬:‫َوال ٌد‬
pedang ini adalah
‫ف‬
َ ‫ف َكا َن َسْي‬
ُ ‫الْسْي‬
pedang leluhur yang

70
lamanya sudah ٍ ‫والِ ِدي لِسنَـو‬
‫ات طَ ِويْـلَ ٍة‬ََ ْ َ
bertahun-tahun.”

ُ‫ب لَو‬
ْ ُ‫ ََلْ َْيل‬: ‫والد‬
54 00:05:43  00:05:48 Ayah : “Tidak pernah

mengalami kegagalan
‫الْ َع ُار ُمطْلَ ًقا َوأَنَا‬
sama sekali, dan

akan kubuktikan.” ِ‫سأُ ْك ِمل بِِو ى ِذه‬


َ ُ َ

َ‫الْ َم ِسْيـَرة‬

‫ ُش ْكًرا يَا‬: ‫ني‬ ِ


55 00:05:48  00:05:49 Shahin : “Terima
ْ ْ ‫َشاى‬
kasih, ayah.”
‫َوالِ ِد ْي‬

56 00:05:50  00:05:51 Shalahuddin : “Saya ‫ أُ ِريْ ُدأَ ْن‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
ingin ikut sama
‫آِتَ َم َع ُك َما‬
kalian.”

‫ ِعْن َد َما‬: ‫ني‬ ِ


57 00:05:52  00:05:53 Shahin : “Nanti ya
ْ ْ ‫َشاى‬
adikku, kalau kamu
‫صبِ ُحأَ ْكبَـُر ِسنا يَا‬
ْ ُ‫ت‬
sudah besar.”

‫أَ ِخ ْي‬

71
58 00:05:54  00:05:55 Ibu: “Itu masih sangat ‫ َوأَطْ َو ُل َوأَطْ َو ُل‬: ٌ‫َوالِ َدة‬
lama.‟‟
‫بِ َكثِ ٍْي‬

59 00:05:56  00:05:58 Shalahuddin : : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“sampai Peperangan
‫َستَ ُك ْو ُن الْ َم ْع ِرَكةُ قَ ْد‬
itu berakhir?.”

‫ت‬ ِ
ْ ‫انْـتَـ َه‬

‫ ِعْن َد َما تَ ْكبَـُر‬: ‫ني‬ ِ


60 00:05:59  00:06:02 Shahin : “Saat kamu
ْ ْ ‫َشاى‬
sudah besar kita akan
‫ب الْ َعا ََلُ َم ًعا‬
ُ ‫َسنَ ُج ْو‬
keliling dunia

bersama dan kita ٌ‫ات َع ِديْ َدة‬


ٍ ‫وَْنظَا ِبُغَامر‬
ََ َ
akan dapat banyak

pengalaman.”

61 00:06:03  00:06:04 Shalahuddin : : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Janji?”
‫ن؟‬ ِِ
ْ ‫أَتَع ُد‬

‫ أَ ِع ُد َك يَا‬: ‫ني‬ ِ
62 00:06:05  00:06:06 Shahin : Janji,
ْ ْ ‫َشاى‬
Shalahuddin.”

72
‫ص َال َح الْ ِديْ ِن‬
َ

!‫ن‬ ِِ ِ
ْ ‫ آه انْـتَظ ْر‬: ‫طَار ْق‬
63 00:06:28  00:06:29 Tharik : “Tunggu

aku!”

64 00:06:30  00:06:31 Tharik : “Beritahuku, ‫ن لِ َماذَا‬ ِِ ِ


ْ ‫ أَ ْخ ْب‬: ‫طَار ْق‬
mengapa kita
‫ك؟‬ ِ
َ ‫نـَ ْف َع ُل ذل‬
melakukan ini?”

65 00:06:32  00:06:33 Shalahuddin : “Aku ‫ أُ ِريْ ُدأَ ْن‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
ingin melihat
َ‫أََرى الْ َم ْع ِرَكة‬
peperangan itu!”

66 00:06:33  00:06:34 Tharik : “Aku tidak ‫ َل أُ ِريْ ُدأَ ْن‬: ‫طَا ِر ْق‬
ingin mati.”
‫ت‬
َ ‫أَُم ْو‬

67 00:06:34  00:06:36 Shalahuddin : “Kita ‫ َْن ُن‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
tidak akan mati.”
‫ت‬
َ ‫لَ ْن َنُْو‬

68 00:06:37  00:06:38 Shalahuddin : “atau ‫ أَْو‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
bisa jadi?...”
..‫ُربَا‬

69 00:06:39  0:06:40 Shalahuddin : “Ayo!” !‫ َىيا‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ

73
70 00:08:00  00:08:02 Umar : “di Gurun itu ٍ‫ الْص ْحراء بِ َال ذَاكِرة‬: ‫ُعمر‬
َ َُ َُ
tidak memiliki

kenangan sama

sekali.”

ٍ
71 00:08:04  00:08:06 Umar : “Semuanya ُ‫ ُكل َش ْيء تَْ ُح ْوه‬: ‫ُع َمُر‬
terhapus oleh angin
‫ال‬ ُ َ‫الْ ِري‬
ُ ‫اح َوالرَم‬
dan pasir.”

72 00:08:10  00:08:13 Umar : “semuanya ‫ َكأَ ْم َو ٍاج تَـتَ َكسُر‬: ‫ُع َمُر‬

Seperti ombak yang


‫ص ُخ ْوِر‬
ُ ْ‫َعلَى ال‬
memecahkan

bebatuan.”

73 00:08:14  00:08:17 Umar : “Bangsa ُ‫ط الْ َفَرْنَة‬


َ ‫ َس َق‬: ‫ُع َمُر‬

Eropa jatuh
‫ِعنْ َدأَ ْس َوا ِر الْ َم ِديْـنَ ِة‬
berguguran di

samping tembok

kota.”

74 00:08:18  00:08:21 Umar : “di hari ِ ‫ وِيف الْيـوِم الْع‬: ‫عمر‬


‫اش ِر‬ َ َْ ْ َ َُ ُ
kesepuluh air itu ِ‫نـَ َف َذ طَْزو ُن الْ ِمياه‬
َ ُْ
sudah habis.”

75 00:08:22  00:08:25 Umar : “orang-orang ‫اس يَ ْشَربـُ ْو َن‬


ُ َ‫ َوبَ َدأَ الْن‬: ‫ُع َمُر‬

74
pun meminum ِ َ‫ِمن بـر ٍك ِيف الْطرق‬
‫ات‬ ُ ُْ ْ
minuman dari

genangan yang ada di

jalanan.”

76 00:08:26  00:08:29 Umar : “Tapi Allah ‫ لَ ِكن اللَ َكا َن َم َعنَا‬: ‫ُع َمُر‬

selalu bersama kita.”

77 00:08:30  00:08:32 Umar : “Dan pedang ‫ت‬


ْ َ‫ َو ُسيُـ ْوفُـنَا َكان‬: ‫ُع َمُر‬
itu selalu tajam.”
‫َحاد ًة‬

78 00:08:32  00:08:39 Umar : “Banyak ‫ط الْ َع ِديْ ُد ِم ْن‬


َ ‫ َس َق‬: ‫ُع َمُر‬

pejuang yang gugur


‫ضحوا‬ ِ
َ ‫ُجنُـ ْودنَا يـَ ْوُم َها‬
saat itu, mereka
‫ِبَيَاتِِ ْم َك ْي تَـْبـ َق ْوا‬
mengorbankan

hidupnya agar dapat ‫أَنْـتُ ْمأَ ْحَر ًارا‬

mewarisi kalian

kemerdekaan.”

79 00:08:40  00:08:42 Umar : “Cukup untuk ‫ يَ ْك ِفي َى َذا لِلْيَـ ْوِم يَا‬: ‫ُع َمُر‬

hari ini, anak-anak!”


!‫ِصغَاٌر‬

80 00:08:43  00:08:44 Anak-anak : ‫ َل‬: ‫َولَ ٌد‬

“Aaahh…tidak!”

75
81 00:08:53  00:08:54 Shalahuddin : ٌ‫ ِحْيـلَة‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
“Kelakuan yang
!‫صغِْيـُر‬ ِ ِ
َ ‫ماكَرةٌ يَا‬
jelek, anak kecil!.”

82 00:08:55  00:08:57 Shalahuddin : ‫ َو ْال َن‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Sekarang kembali ke
ِ ‫ع ْدإِ َىل الْبـي‬
‫ت قَـْب َل أَ ْن‬
rumah, sebelum aku َْ ُ

َ ‫ك ِلَبِْي‬
‫ك‬ َ ‫أَ ْش ُك ْو َعْن‬
laporkan kepada

ayahmu.”

‫س‬ ِ
ٌ ‫ فَـ َت ُم َشاك‬: ‫ُع َمُر‬
83 00:08:58  00:08:59 Umar : “Anak yang

ngeyel!”

84 00:09:00  00:09:01 Umar : “Terima ‫ص َال َح‬


َ ‫ ُش ْكًرا يَا‬: ‫ُع َمُر‬
kasih, Shalahuddin.”
‫الْديْ ِن‬

85 00:09:14  00:09:17 “Aku tidak percaya, ‫صد ْق ُكل َى َذا ِم ْن‬


َ ُ‫َل أ‬
ini hanya untuk
ٍ‫أَ ْج ِل َجوَىرة‬
sebuah permata.” َ ْ

86 00:09:18 00:09:21 “Bukan sembarang ‫ت أَيةَ َج ْوَىَرةٍ بَ ْل‬


ْ ‫لَْي َس‬
permata, tapi ini
‫َْن َمةَ فَا ِر ٍس‬
permata Persia.”

87 00:09:22 00:09:27 “Batu termahal di ‫أَنـ َها أَ ْغلَى يَاقُـ ْوتٍَة ِيف‬

76
seluruh negeri, lebih ‫الْ َعا ََِل َكل ِو أَ ْكبَـُر ِم ْن‬
besar dari telapak
‫َكف الْيَ ِد‬
tangan.”

88 00:09:28 00:09:30 “Baiklah, tapi ‫َح َسنًا َح َسنًا َولَ ِك ْن‬


pelankan suaramu!”
‫ك‬ ِ
َ َ‫ص ْوت‬
َ ‫ض‬
ْ ‫أَ ْخف‬

89 00:09:31 00:09:36 “Jangan khawatir, ‫َل تَـ ْقلَق َسنُـ ْو ِصلُ َها إِ َىل‬
kita sampaikan ini
‫صطََفى َونَ ْس َِتيْ ُح ِم َن‬
ْ ‫ُم‬
pada Mustofa, maka

kita akan aman dari ‫الْ َقلَ ِق‬


ketakutan.”

90 00:09:37 00:09:38 Annisah : “sangat ‫ ُمثِْيـٌر لِ ِْال ْىتِ َم ِام‬: ‫أَنِْي َس ْة‬
menarik perhatian.”

91 00:09:42 00:09:44 Umar : “Shalahuddin, ‫ح الْ ِديْ ِن‬


ُ ‫ص َال‬
َ : ‫ُع َمُر‬
ada apa denganmu?”
َ ِ‫َما َذا ب‬
‫ك؟‬

ِ
ْ‫ ََل‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
92 00:09:45 00:09:56 Shalahuddin : “Aku
َ
tidak memberitahu
ِ
ayahku tentang ُ‫أُ ْخِ ْب أَِ ْب بُط ِ ْت إِنو‬

ِ ِ ‫لَ َق ْد ر َسم‬
‫ات‬
ْ َ‫ل َحي‬
rencanaku, dia telah
ْ َ َ

77
menjadi bayang- ‫ُكل َها يُِريْ ُد أَ ْن أَ ْد ُخ َل‬
bayang hidupku, dia
‫ب بِا ْس ِم‬
َ ‫ش َوأُ َحا ِر‬
َ ‫اذَْي‬
ْ
ingin aku menjadi

prajurit dan berjuang ِ َ‫الْس ْلط‬


‫ان َك َما فَـ َع َل‬
atas nama raja,
‫أَ ِخ ْي‬
seperti yang telah

dilakukan kakakku.”

َ ْ‫ َوَماذَا تُ ِريْ ُدأَن‬: ‫عُ َمُر‬


‫ت؟‬
93 00:09:57 00:09:58 Umar : “Dan apa

yang ingin kamu

lakukan?”

94 00:09:58 00:10:00 Shalahuddin : “Aku ‫ أُ ِريْ ُدأَنْأََرى‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
ingin melihat dunia di
‫الْ َعا ََلَ َخا ِر َج ى َذا‬
luar tembok ini.”

‫ْالَ ْس َوا ِر‬

95 00:10:02  00:10:05 Shaladdin : “Itulah ‫ ى َذا َما‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
yang aku inginkan,
‫ َولَ ِك ْن َعلَي أَ ْن‬.. ‫أُ ِريْ ُد‬
tetapi, bagaimana

harus kujelaskan ini ‫أَ ْشَر َح ى َذا ِلَِ ْب‬


pada ayahku?‟‟

78
96 00:10:06  00:10:08 Umar : “Ini ‫ إِن ى َذا قَـَر ٌار‬: ‫ُع َمُر‬
keputusan yang
‫ُش َجاعٌ ِجدا‬
sangat berani.”

‫اع يَا‬ ِ
97 00:10:09  00:10:12 Shalahuddin :
ُ ‫ الْ َوَد‬: ‫َص َال ُح الْديْ ِن‬
“Selamat tinggal
‫اق إِ َىل‬
ُ َ‫ُع َمُر َسأَ ْشت‬
Umar, aku akan

merindukan tentang ‫أَ َح ِاديْثِنَا‬


pembicaraan kita ini.”

‫ك‬ ِ ‫ وأَين‬: ‫عمر‬


98 00:10:13  00:10:16 Umar : “Dan di mana
َ ‫صديْـ ُق‬
َ َ ْ َ َُ ُ
temanmu yang
‫الْ ُمتَـ َهوُر ؟‬
ceroboh itu?”

99 00:10:17  00:10:20 Shalahuddin : ‫ طَا ِر ْق؟أَن‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Tharik? Kami
‫ُكنا َسنَـ ْر َح ُل فَـ َعلَْيـنَا أَ ْن‬
berdua akan

berangkat untuk ‫َِن َد َع َم ًال‬


mendapatkan

pekerjaan itu.”

100 00:10:41  00:10:42 Tharik : “Apakah ‫ت‬


َ ْ‫ َى ْل أَن‬: ‫طَا ِر ْق‬
kamu Mustofa?”

79
‫صطََفى؟‬
ْ ‫ُم‬

101 00:10:43  00:10:45 Mustofa : ‫ َوَماذَا ِيف‬: ‫صطََفى‬


ْ ‫ُم‬
“Memangnya ada
‫ك؟‬ ِ
َ ‫ذل‬
apa?”

102 00:10:48  00:10:54 Tharik : “Namaku ِْ ‫ أَنَا‬: ‫طَا ِر ْق‬


‫اد ْي طَا ِر ْق‬
Tharik, aku dengar
‫ث‬
ُ ‫ك تَـْب َح‬
َ ‫ت أَن‬ ِ
kamu mencari orang
ُ ‫َد ْع‬

‫ك إِ َىل‬ ِ ِ
َ َ‫َعم ْن يـَُراف ُق قَافلَت‬
untuk mengawal

rombongan ke
‫صَر؟‬ ِ
Mesir?” ْ‫م‬

‫ث َع ْن‬ ٌ ْ‫َد ْرِوي‬


ُ ‫ نـَْب َح‬: ‫ش‬
103 00:10:55  00:10:58 Darwis : “Kami

mencari orang
!‫ِر َج ٍال َل َع ِن أَطْ َف ٍال‬
dewasa, bukan anak

kecil!”

104 00:11:10  00:11:13 Mustofa : “Kami ‫ َْن ِم ُل َم َعنَا‬: ‫ُم ْصطََفى‬


membawa barang
‫ضائُِعأ َغالِيةَ ِجدا‬
َ َ‫ب‬
yang sangat mahal.”

80
105 00:11:14  00:11:25 Tharik : “Aku tidak ‫ضي َع‬
َ ُ‫ أَنَا لَ ْن أ‬: ‫طَا ِر ْق‬
mau buang waktu,
‫ك‬
َ ‫ت أَن‬ ِ َ ‫وقْـت‬
aku degar kau yang
ُ ‫ك َد ْع‬ََ

ِ
ٍ‫صْيـرة‬
َ َ‫َر ُج ٌل ذُ ْو ب‬
memiliki pandangan,

pandangan kamu
‫صْيـَرةُ ِى َي أَ ْن تَـَرى‬
ِ ‫الْب‬
َ
adalah melihat nilai

ِ
ُ ‫قْي َمةَ َما أَ ْع ِر‬
.. ُ‫ضو‬
dari

apa yang kamu


‫ض ُل َم ْن ََْي ِم ُل‬
َ ْ‫أَف‬
tawarkan., orang

terbaik dalam ِ ‫الْس َالح ِيف ثََال‬


‫ث ُم ُد ٍن‬ ْ َ َ
bermain senjata di

tiga kota.”

‫ت‬ ِ
َ ْ‫ك ُى َوأَن‬
َ ‫ ذل‬: ‫ُم ْصطََفى‬
106 00:11:26  00:11:28 Mustofa : “Siapa dia?

Kamu, Tharik?”
‫يَا طَا ِر ُق؟‬

107 00:11:29  00:11:37 Tharik : “Aku? ‫ أَنَا؟ َل َل َل‬: ‫طَا ِر ْق‬


Bukan! aku lebih jago
‫استِ ْق َد َام‬ ِ
ْ ‫ أُ ْحس ُن‬,,,
dalam menggunakan

busur panah, tapi

81
ِ
dalam hal pedang itu
َ ‫الْ َق ْو ِس لَكن الْسْي‬
‫ف‬
bukan aku, orang
‫س ِ ْل أَ ْع ِ ْن الْ َف ِريْ َد‬
َ ‫لَْي‬
hebat yang aku

maksud itu, ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬ ِ


َ ‫َوالْ َوحْي َد‬
Shalahuddin.”

108 00:11:39  00:11:44 Mustofa : ‫ص َال ُح‬


َ ‫ آ ْه‬: ‫مصطفى‬
“Ahaaa…Shalahuddi
‫ َم ْن؟‬..َ‫الْ ِديْ ِن َى َه َهو‬
n? Hahaha siapa?”

109 00:11:50  00:11:52 Shalahuddin : “Ibu, ‫ أُم ْي لَ َق ْد‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
aku kembali.”
‫ت‬
ُ ‫َر َج ْع‬

‫ص َال ُح الْديْ ِن‬ ِ


110 00:12:24  00:12:25 Ayah : َ : ‫َوال ٌد‬
“Shalahuddin.”

111 00:12:25  00:12:26 Shalahuddin : ْ ِ‫ أ‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬


‫َب‬ َ
“Ayah.”

‫ت‬ ِ
112 00:12:27  00:12:30 Ayah : “Apa kamu
َ ‫ َى ْل أَ َع ْد‬: ‫َوال ٌد‬
sudah pertimbangkan
‫الْتـ ْف ِكْيـَر ِيف الْ َع َم ِل َم َع‬
kembali untuk untuk

bekerja dengan

82
pedagang itu?” ِ ‫ذلِك الْت‬
‫اج ِر‬َ َ

113 00:12:31  00:12:32 Shalahuddin : ‫ طَا ِر ُق‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Tharik sedang
‫َُيَدثُوُ ْال َن‬
membicarakan hal

itu.”

‫ص َال َح‬ ِ
َ ‫ آف ْق يَا‬: ‫والد‬
114 00:12:33  00:12:44 Ayah : “Sudahlah,

Shalahuddin, kami
ِ
َ ‫اج إِلَْي‬
‫ك ُىنَا‬ ُ َ‫الْديْ ِن َْنت‬
memerlukan kamu di

sini, dikabarkan ‫ت‬


ْ َ‫ال أَن َر ْجنَـل‬
ُ ‫يـُ َق‬
bangsa Eropa akan
‫َسيَـ ُع ْوُد لِيَ ْحتَل َد َم ْش ُق‬
kembali untuk

menduduki kota ِ ‫ومعو جيش بِ ْالََل‬


‫ف‬ ٌ َْ ُ َ َ َ
Damasskus, bersama

ribuan tentara. Raja َ ‫اجإِلَْي‬


‫ك‬ ُ َ‫الس ْلطَا ُن ََْيت‬

َ ‫اج ْونَإِلَْي‬
membutuhkanmu di ‫ك‬ ُ َ‫اس ََْيت‬
ُ َ‫ُىنَا الْن‬
sini, dan orang-orang
‫ُىنَا‬
pun membutuhkanmu

di sini.”

83
115 00:12:45  00:12:46 Shalahuddin : ‫ أَى َذا َما‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Apakah ini juga
‫ضا؟‬ ِ ِ
yang dikatakan pada
ً ْ‫ني أَي‬
ْ ْ ‫قُـ ْلتَوُ ل َشاى‬

Shahin?”

‫ف‬ ِ
116 00:12:47  00:12:50 Ayah : “Kamu
َ ‫ َكْي‬: ‫َوال ٌد‬
lancang sekali,
‫َْتَرءُ؟أَ ُخ ْو َك َكا َن بَطَ ًال‬
kakakmu telah

menjadi seorang

pahlawan.”

117 00:12:52  00:12:59 Shalahuddin : “oleh ‫ أَ َج ْل َوإِ َذا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
karena itu, jika aku
‫ت ُىنَا لَ ْن أَ ُك ْو َن إِل‬ ِ
tetap di sini aku akan
ُ ‫بَقْي‬

selalu menjadi anak ‫صغِ ِْي لِبَطَ ٍل‬


َ ْ‫ْالَ َخ ال‬
kecil, tidak akan
‫َكبِ ٍْي‬
pernah menjadi

pahlawan besar.”

118 00:13:00  00:13:03 Ayah : “Oleh sebab ْ ‫ َو‬: ‫َوالِ ٌد‬


‫ارَل أَ ْن تَـْتـُرَك‬
itu, kamu
‫ك‬ ِ
َ َ‫ك َوأَ ْىل‬
َ َ‫َمديْـنَت‬
meninggalkan

kotamu dan

84
keluargamu?”

119 00:13:04  00:13:07 Shalahuddin : “Aku ‫ أَِ ْب‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
harap ayah dapat
‫أَْر ُج ْو َك أَ ْن تَـ ْف َه َم ِ ْن‬
memahamiku, aku

harus menemukan ‫َعلَي أَ ْن أَ ِج َد طَ ِريْ ِق ْي‬


jalanku.”

120 00:13:09  00:13:12 Ayah : “Kamu selalu ِ ‫ أَنْت ح‬: ‫والِ ٌد‬
‫اَلٌ َدائِ ًما‬ َ َ َ
berkhayal, kamu
‫ت ُتْ ِزي َعائِلَتَـنَا‬
َ ْ‫أَن‬
memalukan keluarga

kita!”

121 00:13:16  00:13:25 Shalahuddin : “Tidak ‫ َكال يَا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
ayah… ayah tidak
َ ‫س ِخ ْزيًا أَنْأَ ْع ِر‬
‫ف‬ ِ
َ ‫أَ ْب لَْي‬
perlu malu, aku lebih

tahu apa yang aku ‫َماذَا أُ ِريْ ُد بَ ْل َل أَ ْس َعى‬


inginkan, cobalah
ِِ
untuk ُ ‫ الْ َوَد‬،‫إِ َىل َم ْع ِرفَتو‬
‫اع يَا‬

mengetahuinya, ‫أَِ ْب‬


selamat tinggal,

ayah.”

85
122 00:13:38  00:13:42 Tharik : “Kamu tidak ‫اج إِ َىل‬
ُ َ‫ َل ََْت‬: ‫طَا ِر ْق‬
hanya memerlukan
‫اج‬ ِ
kekuatan, tetapi kamu ُ َ‫الْ ُقوة فَـ َق ْط بَ ْل ََْت‬

perlu pemikiran.” ‫إِ َىل الْ َع ْق ِل‬

123 00:13:43  00:13:44 Mustofa : “Dan kamu ‫ت تَُث ُل‬


َ ْ‫ َوأَن‬: ‫ُم ْصطََفى‬
gunakan pikiran itu?”
‫الْ َع ْق َل؟‬

124 00:13:45  00:14:00 Tharik : “Ya tuanku, ‫ أَ َج ْل يَا َسي ِد ْي‬: ‫طَا ِر ْق‬
aku seperti itu, tidak
‫ك قَ ْد َل أَ ُك ْو ُن‬ ِ
َ ‫أَنَا َكذل‬
ada yang lebih besar

dan kuat. Dalam ‫ض َخ َم َوالَقْـ َوى‬


ْ َ‫ْال‬
setiap peperangan
‫َولَ ِك ْن َما ِم ْن َم ْع ِرَك ٍة إِل‬
aku telah

menyelamatkan ‫َوأَنْـ َق َذِن فِْيـ َها َع ْقلِ ْي أَنَا‬


diriku dengan

pemikiranku, aku َ ‫ب ِمْن‬


‫ك َع َم ًال‬ ُ ُ‫َلأَطْل‬

َ َ‫إِنـ َما أُقَد ُم ل‬


tidak meminta
ً‫صة‬
َ ‫ك فُـ ْر‬
padamu pekerjaan,

86
ْ ‫إِ ًذا يَا ُم‬
‫صطََفى َما‬
aku hanya

mengajukkan
َ ُ‫َرأْي‬
‫ك؟‬
kesempatan padamu,

bagaimana

pendapatmu,

Mustofa?”

125 00:14:02  00:14:05 Mustofa : “Darwis, ‫ش أَ ْخِِب‬


ٌ ْ‫ َد ْرِوي‬: ‫ُم ْصطََفى‬
beritahu pada anak
‫الْ َف َت بَِرأْيِنَا‬
muda ini tentang

pendapat kita.”

‫ض‬ ِ
ُ َ‫ أَ ْعتَق ُد أَنوُ َرف‬: ‫طَا ِر ْق‬
126 00:14:13  00:14:15 Tharik : “Aku pikir,

dia telah menolak


ِ ‫الْ َعُر‬
‫ض‬
tawaran itu.”

‫ت‬ ِ
َ ‫ قُـ ْل‬: ‫َص َال ُح الْديْ ِن‬
127 00:14:17  00:14:21 Shalahuddin : “Kamu

mengatakan tidak ada


ِ
ُ ْ‫ت ُم ْش ِكلَةً َحدي‬
‫ث‬ ْ ‫لَْي َس‬
masalah, menyatukan

kekuatan dan pikiran ‫الْ ُقوةِ َوالْ َع ْق ِل َل يـَ ْف َش ُل‬


tidak pernah gagal,
‫ك‬ ِ ‫أَبدا أَنْت قـُ ْل‬
kamu telah
َ ‫ت ذل‬
َ َ ًَ

mengatakan seperti

87
itu.”

128 00:14:22  00:14:26 Tharik : ‫ َى ْل يُْ ِك ُن أَ ْن‬: ‫طَا ِر ْق‬


“Mungkinkah aku tak
‫ك َحت يـَ ُع ْوَد‬
َ ‫تـُ َوفـَر لَ ْوَم‬
mendengar ocehanmu

sampai kepalaku ‫َرأْ ِسي إِ َىل َح ْج ِم ِو‬


membaik?”
‫الْطَبِْيعِي؟‬

129 00:14:27  00:14:35 Shalahuddin : “Tidak ‫ َليُْ ِكنُِ ْن‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
mungkin aku kembali
ِ ‫الْعودةَ لِْلبـي‬
‫ت َماذَا‬
ke rumah, apa yang َْ َ ْ َ

aku katakana ‫ َم ْر َحبًا لَ َق ْد‬،‫أَقُـ ْو ُل لَـ ُه َما‬


padanya? “selamat
‫ت‬ ِ
datang! kamu telah ُ ‫ت أَنَا الذي تَََرْد‬
ُ ‫ُع ْد‬

kembali, aku yang ‫َعلَى تَـ َقالِْي ِد الْ َعائِلَ ِةأَيْ َن‬
menjalankan tradisi
‫الْ َع َش ِاء‬
keluarga, mana

makan malam?”

!‫ني‬ ِ ِ
130 00:14:36  00:14:44 Tharik : “Ooh sedih
ٌْ ‫ آ ْه م ْسك‬: ‫طَا ِر ْق‬
sekali, dengarlah!
‫ب‬ ِ ِ
Kepalaku terluka ُ ‫ادَ ْع أَنَا الذ ْي أُصْي‬
ْ

88
‫اختَبِ ْئ ى َذا‬ ِ
olehnya! Sembunyi!
ْ ‫ِ ْيف َرأْس ِهآ ْه‬
Itu dia? Darwis!”
ُ ْ‫ُى َو َد ْرِوي‬
!‫ش‬

131 00:14:45  00:14:46 Shalahuddin : “Apa ‫ َما َذا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
yang dikerjakan di
‫يـَ ْف َع ُل ُىنَا؟‬
sini?”

132 00:14:46  00:14:50 Tharik : “Itu tidak ‫س ُم ِهما‬


َ ‫ لَْي‬: ‫طَار ْق‬
ِ

penting, yang penting


‫الْ ُم ِهم أَ ْن نـُلَقنَوُ َد ْر ًسا‬
kita memberinya

pelajaran.”

133 00:14:50  00:14:51 Shalahuddin : “Kita ‫ كِ َالنَا؟‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
berdua?”

134 00:14:51  00:14:55 Tharik : “yang pasti ‫ ِ ْيف الْ َواقِ ِع أَ ْع ِ ْن‬: ‫طَا ِر ْق‬
maksudku adalah
َ ‫ت لَ ِكن ِ ْن َسأُ َشج ُع‬
‫ك‬ َ ْ‫أَن‬
kamu, tapi aku akan

membantumu.”

135 00:15:04  00:15:05 Tharik : “Apa ‫ َما َم ْع َن ى َذا؟‬: ‫طَا ِر ْق‬


maksudnya ini ?”

136 00:15:06  00:15:07 Shalahuddin : “Kita ُ ‫ َسنَـ ْع ِر‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
‫ف‬
akan segera tahu.”

89
‫ْال َن‬

137 00:15:08  00:15:09 Tharik : “Apakah ‫ أَتَـ ْع ِ ْن كِ َالنَا‬: ‫طَا ِر ْق‬


maksudnya kita

berdua?”

138 00:15:13  00:15:14 Annisah : ‫ إِذًا‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬

“kemudian”

139 00:15:16  00:15:20 Darwis : “malam ini, ‫ َْن َمةُ فَا ِر ٍس‬: ‫ش‬
ُ ْ‫َد ْرِوي‬
permata dari persia
‫يف طََْزِن‬
ِ
ْ ‫َستُ َسل ُم‬
akan datang ke

musthofa” ‫صطََفى الْلَْيـلَ ْة‬


ْ ‫ُم‬

140 00:15:21  00:15:23 Annisah : “Baik, aku ‫ت إِ ًذا‬ ِ ِ


ْ ‫ َح َسنًا َسآ‬: ‫أَنيْ َس ْة‬
akan datang nanti.”

141 00:15:24  00:15:25 Darwis : “Tunggu! ‫ انْـتَ ِظ ِر ْي‬: ‫درويش‬


Imbalanku.”
‫ُم َك َفائَِ ْت‬

‫ف ْال َن‬ ِ ِ
142 00:15:30  00:15:33 Annisah : “Sekarang
ُ ‫ص‬
ْ ‫ الْن‬: ‫أَنيْ َس ْة‬
setengah,
‫ني‬ ِ
setengahnya lagi
َ ْ ‫ف ْال َخُر ح‬
ُ ‫ص‬
ْ ‫َوالْن‬

setelah selesai
ُ‫تَتِم الْ َع َملِية‬

90
pekerjaan.”

143 00:15:34  00:15:40 Darwis : “Mustofa ‫س‬


َ ‫صطََفى لَْي‬
ْ ‫ ُم‬: ‫ش‬
ُ ْ‫َد ْرِوي‬
bukan orang bodoh,
‫ب أَل يَ ُشك ِيف‬ ِ ِ
seharusnya aku tidak ُ ‫َغبيا َي‬

meragukanmu,
َ ‫أَن ِ ْن ُخْنتُوٌ ِعْن َد ُم َه‬
‫امجَِ ْت‬
karena aku sudah
ِ َ‫َِيب أَ ْن تَ ُكوِن ق‬
ً‫اسيَة‬
mengkhianatinya. ْ ْ ُ

Saat kamu

menyergap, kamu

harus bertindak

kejam.”

ِِ
144 00:15:41  00:15:42 Annisah : “Itu bukan
ْ ‫ ىذه لَْي َس‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬
‫ت‬
masalah.”
ً‫ُم ْش ِكلَة‬

145 00:15:43  00:15:46 Darwis : “Semoga ِ َ‫ لَيت مهارت‬: ‫َدرِويْش‬


‫ك‬ َ ََ َ ْ ُ ْ
ketangkasanmu,
ِ َ‫تُسا ِوي ثَِقت‬
‫ك‬
sesuai dengan ْ َ

keyakinanmu.”

146 00:15:52  00:15:53 Annisah : “Tidak, ia ‫ َل بَ ْل ِى َي أَ ْكبَـُر‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬


sangat hebat.”

91
147 00:16:02  00:16:03 Shalahuddin : ‫ َىيا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Ayoo…aku punya
ٌ‫ِعْن ِد ْي ُخطة‬
rencana.”

148 00:16:04  00:16:06 Tharik : ‫ آ ْه يَا َويْلِ ْي‬: ‫طَا ِر ْق‬


“Ooh…celaka aku.”

149 00:16:24  00:16:27 Tharik : “Aku ‫ أَنَا ُمتَ َشائِ ٌم ِجدا‬: ‫طَا ِر ْق‬
menjadi ragu dengan
‫ِم ْن ى َذا ُكل ِو‬
semua ini.”

150 00:16:28  00:16:33 Shalahuddin : ‫ لِ َما َذا؟‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Kenapa? Aku akan
‫صطََفى ِم ْن‬ ِ
menyelamatkan
ْ ‫َسنُـْنق ُذ ُم‬

Mustofa dari Darwis. ‫ش نُثِْيـُر ْاع َجابَِو‬


ِ ْ‫َد ْرِوي‬
Kita membuatnya
‫فَـيَ ْستَأْ ِجُرنَا‬
tertarik sehingga akan

brdagang dengan

kita.”

‫ت‬ ِ
َ ‫ نَسْي‬: ‫طَا ِر ْق‬
151 00:16:33  00:16:37 Tharik : “Kita

melupakan
‫اذَ َس ِد‬
ْ ِ‫الْ ُم َخاطََرةَ ب‬
kebahayaan tubuh

92
‫ت‬ ِ ْ‫و‬
dan hidup kita untuk
َ ‫ارَيَاة ُث الْ َم ْو‬ َ
kematian yang pasti.”
‫الْ ُم َحت َم‬

152 00:16:38  00:16:39 Shalahuddin : “Itu ِ ‫ تَـ َف‬: ‫ص َالح الْ ِدي ِن‬
‫اصْي ُل‬ ْ ُ َ
perkara yang kecil.”
ٌ‫صغِْيـَرة‬
َ

153 00:16:41  00:16:46 Tharik : ‫ح الْ ِديْ ِن‬ َ : ‫طَا ِر ْق‬


ُ ‫ص َال‬
“Shalahuddin…shala
ِِ ِ
huddin, tunggu aku!” ْ ‫ص َال ُح الْديْ ِن انْـتَظ ْر‬
‫ن‬ َ

154 00:16:57  00:17:01 Mustofa : “Apakah ‫ َىا ِى َي‬: ‫صطََفى‬


ْ ‫ُم‬
ini permata Persia?
‫َْن َمةُ فَا ِر ٍس؟أَ ْكبَـُر‬
Permata yang besar di

tanah Arab.” ِ‫اذَ ِزيْـرة‬ ٍِ


َ ْ ‫يَاقُـ ْوتَة يف‬

155 00:17:02  00:17:03 Darwis : “Sungguh ٌ‫ إِنـ َها َرائَِعة‬: ‫ش‬


ُ ْ‫َد ْرِوي‬
sangat indah.”

‫ب‬ ِ
ُ ‫ تَـ َعالَيَا َي‬: ‫صطََفى‬
ْ ‫ُم‬
156 00:17:06  00:17:10 Mustofa : “Kita harus

menyimpan kembali
‫أَ ْن نُعِد لِ ِر ْحلَتِنَا‬
untuk perjalanan

ِ ِ
ْ ‫لنَأْ ُخ َذ َىا َغ ًدا إِ َىل م‬
besok ke Mesir.” ‫صَر‬

93
157 00:17:11  00:17:14 Annisah : “Sebentar ‫ َرْظَةً يَا‬: ‫أَنِْي َس ْة‬
tuanku, aku pikir
ِ‫سادةُأَعت ِق ُدأَن ى ِذه‬
barang itu milikku.”
َْ َ َ

‫َتُص ِ ْن‬

158 00:17:15  00:17:16 Mustofa : “Pencuri!” ٌ‫ َسا ِرقَة‬: ‫صطََفى‬


ْ ‫ُم‬

159 00:17:16  00:17:17 Darwis : “Bersiaplah ‫استَعِد ْي‬ ُ ْ‫َد ْرِوي‬


ْ :‫ش‬
untuk mati.”
ِ ‫لِْلمو‬
‫ت‬ َْ

ُ ْ‫َد ْرِوي‬
‫ َل تَـْن َس ْي‬: ‫ش‬
160 00:17:21  00:17:22 Darwis : “Jangan lupa

untuk bertindak
ِ َ‫ُكوِن ق‬
ً‫اسْية‬
kejam.” ْ ْ

161 00:17:26  00:17:29 Annisah : “Aku akan ِ‫ سآخ ُذ ى ِذه‬: ‫أَنِيس ْة‬
ُ َ َْ
mengambil barang
َ ِ‫بـَ ْع َدإِ ْذن‬
‫ك‬
itu.”

163 00:17:30  00:17:31 Mustofa : “Itu ‫ ُم ْستَ ِحْي ٌل‬: ‫صطََفى‬


ْ ‫ُم‬
mustahil aku
‫َوأَنَا َحي‬
serahkan.”

94
ِ
ُ‫ َك َما تَ َشاء‬: ‫أَنْي َس ْة‬
164 00:17:31  00:17:32 Annisah : “Kamu

menginginkan

demikian?”

165 00:17:34  00:17:35 Mustofa : “Ini ‫ إِل أَنـ َها‬: ‫صطََفى‬


ْ ‫ُم‬
hanyalah sebuah
‫ُصَرُد يَاقُـ ْوتٍَة‬
batu.”

166 00:17:38  00:17:43 Shalahuddin : ‫ َم ْر َحبًا‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬


َ
“Selamat datang,
‫ب أَ َح ُد ُك ْم‬
َ َ‫َى ْل طَل‬
apakah di antara

kalian membutuhkan ِ ‫بطَ ًال مْن ِق ًذا ي‬


‫ص ُل ِيف‬ َ ُ َ
pahlawan penolong
ِ َ‫ت الْمن‬
ِ ‫اس‬
‫ب‬ ِ
yang datang tepat ُ ْ‫الْ َوق‬

waktu?”

167 00:17:46  00:17:48 Annisah : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬ ِ


َ : ‫أَنيْ َس ْة‬
“Shalahuddin, apa
ِ
َ ِ‫َما الذ ْي َجاءَ ب‬
‫ك‬
yang terjadi

padamu?”

168 00:17:49  00:17:52 Shalahuddin : ‫ أَنِْي َس ْة‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Kamukah orang
ِ ‫ت من ُكْن‬
ً‫ت ُمتَ َخفيَة‬ ِ
yang bertopeng di ْ َ ْ‫أَن‬

95
jalan itu?” ‫ِيف الْ َشا ِر ْع‬

‫ب َعلَى‬ ِ ِ
َ ‫ لَ ْن أُجْي‬: ‫أَنيْ َس ْة‬
169 00:17:53  00:17:56 Annisah : “Tidak

perlu aku menjawab


‫ادَ ْحلِ ْي‬
ْ ‫ى َذا َو ْال َن‬
itu, sekarang biarkan

aku dengan
ٌ‫أََم ِام ْي ُم ِهمة‬
urusanku.”

170 00:17:59  00:18:00 Shalahuddin : “Dan ‫ َوأَنَا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
aku pun begitu.”
ِ ِ‫َكذل‬
‫ك‬

ُ ْ‫ َد ْرِوي‬: ‫ُم ْصطََفى‬


‫ش َما َذا‬
171 00:18:03  00:18:05 Mustofa : “Darwis,

apa yang kamu


‫تَـ ْف َع ُل‬
lakukan?”

172 00:18:05  00:18:08 Shalahuddin : “Dia ‫ تَآ َمَر‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
telah menipumu
ِ‫ش ِري ُكك مع ى ِذه‬
bersama pencuri itu.” ََ َ ْ َ

‫الْلِص ِة‬

96
173 00:18:09  00:18:14 Tharik : “untuk َ‫ لِيُ ْس ِرقَا َْن َمة‬: ‫طَا ِر ْق‬
mencuri permata
ِ َ‫فَا ِر ٍس أَو ى َك َذا َكان‬
‫ت‬
Persia itu atau dia ْ

‫ك يَا‬ ِ
َ ‫س َكذل‬
َ ‫ازُطةُ أَلَْي‬
ْ
telah merencanakan

seperti ini, bukankah

begitu, Darwis? ُ ْ‫َد ْرِوي‬


‫ش؟‬

174 00:18:14  00:18:16 Darwis : “Kalian ِ َ‫ ستَموت‬: ‫درويش‬


‫ان‬ ُْ َ
akan mati…kalian
‫َستَ ُم ْوتـُ ْو َن ُكل ُك ْم‬
semua kan mati!”

175 00:18:17  00:18:19 Mustofa : “Darwis, ‫ َد ْرِويْ ُشأَى َذا‬: ‫ُم ْصطََفى‬
apakah ini benar?”
‫ص ِحْي ٌح؟‬
َ

ِ
‫يف‬ ُ ْ‫َد ْرِوي‬
ْ ُ‫ ُم ْعظُ ُمو‬: ‫ش‬
176 00:18:20  00:18:24 Darwis :

“Seluruhnya, ada
ً‫صغِْيـَرة‬ َ ِ‫َما َع َدا إ‬
َ ً‫ضافَة‬
tambahan rencana

kecil lainnya.”

177 00:18:31  00:18:32 Shalahuddin : “orang- ‫ أَما‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
orang biasanya selalu
‫اب‬
َ َ‫َع َادأَ َح ٌد يَطُْر ُق الْب‬
mengetuk pintu.”

97
‫ت يَا‬ ِ
َ ‫ أَ ْح َسْن‬: ‫أَنيْ َس ْة‬
178 00:18:34  00:18:37 Annisa : “Bagus,

Darwis, aku ingin

kamu memberitahuku
‫ك أَ ْخبَـ ْرتَِ ْن‬ ُ ‫َد ْرِو‬
َ َ‫يش لَْيت‬

tentang mereka.” ‫َعْنـ ُه ْم‬

179 00:18:38  00:18:41 Darwis : “tentang hal ‫اسبَ ِة‬ ِ ْ‫َدرِوي‬


َ َ‫ بالْ ُمن‬: ‫ش‬
ُ ْ
ini ada perubahan
‫ازُط ِة‬
ْ ‫يف‬ِ ِ َ َ‫ُىن‬
ْ ‫اك تَـ ْغيْيـٌر‬
rencana.”

180 00:18:42  00:18:43 Annisah : “Apa?” ‫ َماذَا؟‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬

ُ ْ‫َد ْرِوي‬
‫ َسآ ُخ ُذ أَنَا‬: ‫ش‬
181 00:18:44  00:18:46 Darwis : “Aku akan

mengambil barang
‫ ُش ْكًرا‬...ِ‫ى ِذه‬
ini…terima kasih.”

182 00:18:47  00:18:49 Tharik : “Sudah aku ‫ك‬


َ َ‫ أَ ََلْ أَقُ ْل ل‬: ‫طَا ِر ْق‬
katakana padamu,
‫ت ُضَت ٌم‬
ٌ ‫َم ْو‬
kematian yang sudah

pasti.”

183 00:18:50  00:18:54 Shalahuddin : “Sudah ‫ ُع ُم ْوًما‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
terjadi lebih baik kita
‫أَظُن أَنـنَا أَ ْح َس َن‬
secepatnya

bertindak.”

98
ِ ‫الْتصر‬
‫ف‬ ََ

184 00:18:55  00:18:57 Annisah : “Tidakkah ‫ أَ ََلْ تَ ْس َم ْع‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬


kamu tahu penting
ِ ‫بِشر‬
‫ف الْ ِم ْهنَ ِة‬
tugas ini.” ََ

185 00:18:57  00:19:05 Darwis : “Maaf, aku


ْ ‫ آ ِس‬: ‫ش‬
‫ف أَنَا‬ ُ ْ‫َد ْرِوي‬
pergi dulu. Sungguh
ِ ‫ئ ِمن الْم ْؤ ِس‬
‫ف‬ ِ
kasihan orang-orang ُ َ ٌ ‫ُمْبتَد‬

akan melihat para ‫اى ُد ْوا‬


َ ‫أَن ُكل َم ْن َش‬
pencuri yang mati
‫ارَ ِريْ ِق‬
ْ ‫يف‬ِ َ ‫الْس ِرقَةَ َم‬
ْ ‫ات‬ َ
dalam kebakaran

yang mengerikan.” ‫الْ ُمَروِع‬

‫ت‬ ِ ِ
َ ‫ لَ ْن تُـ ْفل‬: ‫أَنيْ َس ْة‬
186 00:19:05  00:19:07 Annisah : “Kamu

tidak boleh
ِ‫بـ َفعلَتِك ى ِذه‬
َ ََ
melakukan ini.”

‫ت بِأَ ْكثَـَر‬ ِ
ُ ‫ َسأُفْل‬: ‫ش‬
00:19:07  00:19:24 Darwis : “Aku akan
ُ ْ‫َد ْرِوي‬
187

lakukan lebih dari ini,


‫ني َد ْوًما‬ ِ ِ
apa yang kalian
َ ْ ‫مْنـ َها َماذَا تَـ ُق ْول‬

katakana padanya, ‫ت َس ِرقَةً بَ ْل‬


ْ ‫لَْي َس‬
aku tidak mencuri

99
tapi meminjam untuk ...‫اضِإ َىل ْالَبَ ِد‬
ٌ ‫اقِْ َت‬
selamanya…sampai
‫َس َال ٌم‬
jumpa lagi.”

188 00:19:26  00:19:34 Mustofa : “Kita harus ‫ َلبُد ِم ْن أَ ْن‬: ‫ُم ْصطََفى‬
keluar dari sini, drum
ِ‫َنْرج ِمن ىنا ى ِذه‬
َُ ْ َ ُ
ini dipenuhi dengan

minyak, aku tidak ِ ‫الْبـر ِاميل ملِيئَةٌ بِالْزي‬


‫ت‬ َْ ْ َ ُ ْ َ َ
percaya ini, hartaku
،‫صد ُق ى َذا‬
َ ُ‫َل أ‬
telah habis dan aku

akan mati.” ‫ت‬ ْ ِ ‫ت َم‬


ُ ‫ال َو َسأَُم ْو‬ ُ ‫َخس ْر‬

‫ضا‬
ً ْ‫أَي‬

189 00:19:34  00:19:36 Tharik : “Dulu ‫ أَلَ ْن تَْنَ َحنَا‬: ‫طَا ِر ْق‬
kenapa kamu tidak
‫َع َم ٌل إِ ًذا‬
memberi kita

pekerjaan?”

190 00:19:37  00:19:43 Mustofa : ‫ َع َم ٌل؟ َل‬: ‫ُم ْصطََفى‬


“Pekerjaan? Tidak
‫َع َم َل لِ ْلَ ْغبِيَ ِاء َل‬
ada pekerjaan untuk

orang bodoh, kalian ‫ان أَ ْكثَـَر ِم ْن‬


ِ ‫تُسا ِوي‬
َ َ

100
tidak lebih dari ‫ث ِ ْيف ُم ِهب الْ ِريْ ِح‬ ِ ‫بـر‬
َ ‫اغْي‬ََ
seperti kutu di atas

angin.”

191 00:19:46  00:19:49 Shalahuddin : ً‫ َرْظَة‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“sebentar Annisah,
‫ني ِ ْل ِِب ْد َم ٍة‬ ِِ ِ
kamu telah hutang
َ ْ ‫أَنْي َس ْة تَديْن‬

budi padaku.”

192 00:19:54  00:19:56 Annisah : “Setelah ini ‫ بـَ ْع َد ى َذا ابْـتَعِ ْد‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬
biarkan aku.”
‫َع ْن طَ ِريْ ِق ْي‬

193 00:20:01  00:20:04 Mustofa : “Tunggu, ‫ انْـتَ ِظَرا َماذَا‬: ‫ُم ْصطََفى‬
mengenai diriku tidak
‫َعن أَنَا َل يُْكِ ُن أَ ْن‬
mungkin kamu

tinggalkanku.” ِ
‫ان‬
ْ ‫تَـْتـُرَك‬

‫ت‬ ِ
َ ‫ قُـ ْل‬: ‫َص َال ُح الْديْ ِن‬
194 00:20:05  00:20:07 Shalahuddin : “Kamu

telah mengatakan kita


ُ ‫َْن ُن بـََراغِْي‬
‫ث ِيف ُم ِهب‬
kutu di atas awan.”

‫الْ ِريْ ِح‬

101
195 00:20:10  00:20:11 Darwis : “Api!” !‫ الْنَ ُار‬: ‫ُم ْصطََفى‬

196 00:20:11  00:20:13 Tharik : “Kita tidak ‫س َشأْنـُنَا َل‬


َ ‫ لَْي‬: ‫طَار ْق‬
ِ

lagi tertarik pada


‫نـَ ْع َم ُل عِْن َد َك‬
pekerjaanmu.”

197 00:20:14  00:20:16 Mustofa : “Tapi ‫ بَ ْل‬: ‫ُم ْصطََفى‬


kalian akan diberi
‫تَـ ْع َم َال ِن كِ َال ُك َما‬
pekerjaan!”

198 00:20:17  00:20:18 Tharik : “Berapa ‫ َك ِم ْالَ ْجُر؟‬: ‫طَا ِر ْق‬


bayarannya?”

199 00:20:18  00:20:19 Mustofa : “Lima ‫س َد َر ِاى َم‬


ُ َْ‫ خ‬: ‫ُم ْصطََفى‬
dirham perak.”
ً‫فِضيَة‬

200 00:20:20  00:20:20 Tharik : “Sepuluh.” ً‫ َع َشَرة‬: ‫طَا ِر ْق‬

201 00:20:21  00:20:22 Mustofa : “Apa? Ini ِ‫ ما َذا؟ ى ِذه‬: ‫مصطفى‬


َ
pencurian!”
!ً‫َس ِرقَة‬

202 00:20:22  00:20:23 Tharik : “Ini ‫ض‬


ٌ ‫ الْ ُس ْو ُق َعَر‬: ‫طَا ِر ْق‬
penawaran dan harga

102
pasar.” ...‫ب‬
َ َ‫َوطَل‬

203 00:20:25  00:20:25 Mustofa : “Baiklah!” !‫ َح َسنًا‬: ‫ُم ْصطََفى‬

204 00:20:26  00:20:27 Tharik : “Makan serta ‫ َوالْ َمأْ َك ُل‬: ‫طَا ِر ْق‬
tempat tinggal.”
‫َوالْ َم ْس َك ُن‬

205 00:20:27  00:20:29 Mustofa : “Baik, tapi ‫ َح َسنًا‬: ‫مصطفى‬


tolong aku.”
‫َولَ ِكنْأَْر ُج ْو َك‬

206 00:20:32  00:20:33 Tharik : “Permata!” ُ‫ الْنَ ْج َمة‬: ‫طَا ِر ْق‬

207 00:20:33  00:20:34 Shalahuddin : ‫ َل تَـ ْقلَ ُق‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Jangan khawatir.”

‫ت‬ ِ
َ ْ‫ أَن‬: ‫َص َال ُح الْديْ ِن‬
208 00:20:41  00:20:43 Shalahuddin : “Kamu

telah mengambil
‫ت َشْيئًا َل‬
َ ‫أَ َخ ْذ‬
sesuatu yang bukan

milikmu.” ‫ك‬
َ ‫َيُص‬

209 00:20:46  00:20:48 Shalahuddin : “Dan ‫ َوأَنَا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
aku akan

103
ِ
ُ‫َسأُعْي ُده‬
mengambilnya.”

210 00:20:49  00:20:58 Darwis : “Hai anak ‫ت ُصَرَد‬


َ ‫ لَ ْس‬: ‫ش‬
ُ ْ‫َد ْرِوي‬
muda percuma saja,
‫فَـ ًت َع ِد ِْي الْ َفائِ َدةِإِ ًذا‬
apa kamu teteap

menginginkannya? َ ‫أَتُ ِريْ ُد َىا؟ تَـ َع‬


!‫ال ُخ ْذ َىا‬
Silakan ambil!”

211 00:21:02  00:21:06 Darwis : “Hai bodoh, ‫ أَيـ َها الْغَِب‬: ‫ش‬
ُ ْ‫َد ْرِوي‬
kamu telah merusak
‫ت ُكل َش ْي ٍء‬
َ ‫أَفْ َس ْد‬
segalanya.”

‫ت‬ ِ
212 00:21:26  00:21:29 Darwis : “Sekarang
َ ‫ ْال َن ص ْر‬: ‫ش‬
ُ ْ‫َد ْرَوي‬
giliranku!”
!‫ِ ْل‬

213 00:21:41  00:21:44 Darwis : “Percuma ‫ َل فَائِ َد َة ِم َن‬:‫ش‬


ُ ْ‫َد ْرِوي‬
saja melarikan diri,
ِ ‫ا ْشَر‬
‫ب يَا فَـ َت‬
anak muda.” َ

214 00:21:45  00:21:45 Shalahuddin : “Siapa ‫ َم ْن‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
yang melarikan diri?”
‫ب؟‬
ُ ‫يـَ ْهُر‬

104
215 00:21:52  00:21:53 Shalahuddin : “Aku ‫ آ ْه َل‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
tidak percaya.”
‫صد ُق‬
َ ُ‫أ‬

216 00:22:48  00:22:49 Annisah : “Beginikah ‫ أى َك َذا‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬


kau berterima kasih
‫تَ ْش ُكُرِن؟‬
padaku?”

217 00:22:50  00:22:52 Shalahuddin : “Tidak, ‫ بَ ْل‬،‫ َل‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
tapi itu pantas
‫ى َك َذا أُْشِْي ِك ْي‬
untukmu.”

218 00:23:02  00:23:04 Shalahuddin : ‫ ُش ْكًرا يَا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Terima kasih,
‫أَنِْي َس ْة‬
Annisah.”

219 00:23:10  00:23:11 Annisah : ‫ ََلْ يـَْنتَ ِو ِح َسابـُنَا‬: ‫أَنِيْ َس ْة‬


“Perhitungan kita

belum selesai.”

220 00:23:12  00:23:15 Shalahuddin : ‫ آه بـَ ْع َد‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“setelah ini biarkan
‫ى َذا ابْـتَعِ ِد ْي َع ْن‬
aku.”

‫طَ ِريِْق ْي‬

105
221 00:23:26  00:23:33 Tharik : “Ingatlah
َ َ‫ لَْيت‬: ‫طَا ِر ْق‬
‫ك َرأَيْـتَـنَا يَا‬
Shalahuddin aku dan
‫ص َال َح الْ ِديْ ِن أَنَا‬
َ
Mustofa telah

berteman.” ‫صبَ ْحنَا‬


ْ َ‫صطََفى أ‬
ْ ‫َوُم‬

ِ ْ ‫ص ِديْـ َق‬
‫ني‬ َ

222 00:23:33  00:23:34 Shalahuddin : ‫ َحقا ؟‬: ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
َ
“Benarkah?”

223 00:23:35  00:23:41 Mustofa : “Aku tidak ‫ َل يـَ ْعنِْي ِ ْن‬: ‫صطََفى‬
ْ ‫ُم‬
peduli walau kalian
‫أَن ُكما أَ َع ْدتَُا ا ْذَْوَىَرةَإِ ْن‬
telah mengembalikan

permata itu, kalau ada ِ ‫أَخطَْئتُما يا أَبـلَه‬


‫ان َولَ ْو‬ َْ َ َ ْ
kesalahan aku akan
‫َمرةً َستُطَْرَد ِان‬
memecat kalian.”

ِ
224 00:23:43  00:23:44 Shalahuddin :
َ ‫ َم َع‬: ‫ص َال ُح الْديْ ِن‬
‫ك‬ َ
“Perbaikilah dirimu,
‫ك ِجدا‬
َ ‫َحق َُِيب‬
sungguh dia sangat

menyukaimu.”

106
225 00:23:45  00:23:46 Tharik : !‫ت‬
ْ ‫ آ ْه أُ ْس ُك‬: ‫طَا ِر ْق‬
“Ah…diamlah!”

226 00:23:46  00:23:47 Ayah : ‫ص َال ُح الْ ِديْ ِن‬ ِ


َ : ‫َوال ٌد‬
“Shalahuddin.”

227 00:23:51  00:23:52 Shalahuddin : “Aku ‫ ََلْ أُ َغيـ ْر‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
tidak akan mengubah
‫َرأْيِ ْي‬
pikiranku.”

228 00:23:56  00:24:10 Ayah : “Aku datang ‫ت ِش َذا إِنَا‬


ِ ‫ ََل آ‬: ‫والِ ٌد‬
ْ َ
bukan untuk itu, aku
ِ َ‫ت بِسب‬ ِ
datang karena
ُ‫ب َما قُـ ْلتُو‬ َ ُ ‫جْئ‬

‫ي‬ ِ
َ ‫ك لَ ْن ُتْز‬
َ َ‫ل‬
perkataanku padamu,

kamu tidak membuat


ِ ِ
malu keluarga, kamu ُ ‫ت ابِْ ْن َد ْع‬
‫ت‬ َ ْ‫الْ َعائلَةَأَن‬

ٍ ‫ك ََْتَاجإِ َىل سي‬


‫ف‬ ْ َ ُ َ ‫أَن‬
adalah anakku, aku

dengar bwahwa
‫َج ِديْ ٍد‬
kamu sangat

membutuhkan pedang

ini.”

107
229 00:24:11  00:24:11 Shalahuddin : ‫ َآل َى ْل‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Apakah kamu sudah
‫ت َواثِ ٌق؟‬
َ ْ‫أَن‬
yakin?”

230 00:24:12  00:24:13 Ayah : “Yakin !‫ َواثِ ٌق ِجدا‬: ‫َوالِ ٌد‬


banget! Ambillah!”
!‫ُخ ْذ َىا‬

231 00:24:26  00:24:27 Shalahuddin : ‫ ُش ْكًرا يَا‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Terima kasih, ayah.”
‫َوالِ ِد ْي‬

232 00:24:29  00:24:33 Ibu : “Kembali lah ‫ ُع ْدإِلَْيـنَا َسالِ ًما‬: ُ‫َوالِ َدة‬
pada kami dengan

selamat.”

233 00:24:34  00:24:35 Ayah : “Temukanlah ‫ك‬ ْ ‫ ا ْكتَ ِش‬: ‫َوالِ ٌد‬
َ َ‫ف َد ْرب‬
jalanmu.”

234 00:24:41  00:24:48 Tharik : “Kita ‫ لَ َق ْد َنَ ْحنَا‬: ‫طَا ِر ْق‬


berhasil keluar dari
‫َخَر ْجنَا ِم ْن ُىنَا‬
sini dan kita akan

108
berkeliling dunia, ‫ب الْ َعا ََلُ َى ْل‬
ُ ‫َو َسنَ ُج ْو‬
apakah kamu tahu
‫ف َماذَا َسنَ ِج ُد‬
ُ ‫َستَـ ْع ِر‬
apa yang akan kita

dapatkan?”

235 00:24:49  00:24:50 Shalahuddin : ‫ الْ َم ْج َد‬: ‫َص َال ُح الْ ِديْ ِن‬
“Kemuliaan dan
َ‫َوالْثِْرَوة‬
kekayaan.”

236 00:24:50  00:24:52 Tharik : “Kemuliaan َ‫ اَلْ َم ْج َد َوالْثَـ ْرَوة‬: ‫طَا ِر ْق‬
dan kekayaan.”

237 00:25:01  00:25:04 Umar : “Demikianlah ِ َ‫ وى َك َذا ب َدأ‬: ‫عمر‬


‫ت‬ َ َ َُ ُ
permulaan cerita.”
ُ‫الْ ِقصة‬

109

Anda mungkin juga menyukai