Anda di halaman 1dari 23

Mata Ajar : Filsafat Ilmu keperawatan

Dosen Mata Ajar : Dr. Suni Hariati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Peminatan : Manajemen

NATURAL AND SOCIAL SCIENCE, IMPROVEMENT SCIENCE,

NURSING SCIENCE

KELOMPOK 2

Santi Sari ( R012231019)

Ratna Nengsih ( R012231014)

Aisyah Noor Bakri ( R012231031)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul Natural and Social Science,
Improvement Science, Nursing Science sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Filsafat Ilmu Keperawatan pada Program Magister Ilmu Keperawatan peminatan
Manajemen.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya kekurangan dalam
hal penulisan maupun pemaparan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan
masukan, saran, dan kritikan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Fasilitator yang telah
memberikan arahan dan masukan sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Besar harapan kami, bahwa makalah ini dapat menambah wawasan serta menjadi
sumber informasi dan referensi bacaan untuk kita semua. Terima kasih.
.

Makassar, 04 September 2023


Tim Penyusun

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Ilmu Alam dan Sosial 3
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan 6
C. Ilmu Keperawatan ........................................................................................... 8
BAB III : PEMBAHASAN................................................................................... 14
BAB IV : PENUTUP17
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sains yang berasal dari kata Latin scientia, yang berarti “pengetahuan”,

secara tradisional mengacu pada proses dan hasil dari proses, seperti hukum

umum dan observasi. Hukum umum dianggap sebagai hukum alam yang

memandu kehidupan fisik, seperti hukum gravitasi, energi, dan gerak.

Generator sains memanfaatkan hukum-hukum ini secara sistematis untuk

menciptakan kumpulan pengetahuan tentang topik tertentu. (Chinn, 2011).

Disiplin sains didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk memperoleh

pengetahuan melalui observasi, eksperimen dan penalaran, dan kumpulan

pengetahuan.

Ilmu pengetahuan merupakan upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji

dan diandalkan, yang dilakukan secara sistematis menurut tahap-tahap yang

teratur dan berdasarkan prinsip-prinsip serta prosedur tertentu. Ilmu

pengetahuan terdiri dari 3 komponen besar yaitu, ilmu formal, ilmu

pengetahuan alam dan ilmu sosial. Sudut pandangan ini diberikan batas agar

supaya rumusan-rumusan menjadi pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan

membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari

keterbatasannya.

Dalam penelitian dan praktik layanan kesehatan, ilmu implementasi dan

perbaikan telah muncul sebagai bidang penelitian multidisiplin yang penting

setelah munculnya gerakan kedokteran/praktik berbasis bukti. Baik ilmu

kedokteran/praktik berbasis bukti maupun ilmu implementasi menjawab

1
potensi yang belum dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat melalui penggunaan temuan penelitian yang lebih

luas dan sistematis serta penerapan praktik yang didukung secara empiris

(“berbasis bukti”) (yaitu intervensi klinis, program , layanan, dll.). Ambisinya

adalah untuk mengurangi kesenjangan antara penelitian dan praktik; yaitu

kesenjangan antara apa yang diketahui melalui penelitian agar fektif dengan

apa yang sebenarnya dipraktikkan atau digunakan di berbagai bidang.

Dalam praktik Ilmu keperawatan dibentuk berdasarkan kontribusi dari

ilmuwan keperawatan melalui peer-review jurnal ilmiah dan praktik yang

dibuktikan berbasis atau biasa disebut dengan EBNP (Evidence Based Nursing

Practice). Ilmu keperawatan memfokuskan pada mempromosikan kualitas

hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman

hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian. Dalam praktiknya,

perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan

dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada

perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Tujuan umum :

a) Mahasiswa dapat mengetahui tentang Sejarah Ilmu Pengetahuan

b) Mahasiswa dapat mengetahui tentang Filosofi Ilmu keperawatan

2. Tujuan khusus :

2
Mahasiswa sebagai perawat dapat memahami filosofi ilmu keperawatan yang

merupakan langkah penting dalam pengembangan profesi keperawatan dan

mewujudkan perawat yang kompeten.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ilmu Alam dan Ilmu Sosial

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa

pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat

yang berkaitan dengan dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan dari

ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu

didefinisikan sebagai himpunan kegiatan sistematis yang bertujuan untuk

memperoleh dan mengatur pengetahuan pada berbagai jenis fenomena untuk

menjelaskan dan memprediksi aspek realitas. Kita berbicara tentang ilmu alam

ketika objek studi adalah fenomena alam dan ilmu sosial jika aktivitas manusia

dianalisis.

1. Perbedaan Ilmu Alam dan Ilmu Sosial

a. Obyek Penelitian

Sementara ilmu alam berurusan dengan fenomena fisik dan alam, ilmu

sosial memiliki sebagai objek tindakan manusia. Dengan demikian,

ekonomi, politik atau psikologi sosial merujuk pada produk dari aktivitas

kelompok sosial; sebaliknya, kimia, astronomi, dan ilmu saraf

menganalisis aspek realitas yang lebih nyata.

b. Sejarah dan Perkembangan

3
Kelahiran ilmu-ilmu sosial sering diidentikkan dengan Pencerahan, yang

terjadi pada abad ketujuh belas dan delapan belas, tetapi konsolidasi tidak

terjadi sampai abad kesembilan belas dan kedua puluh. Sebaliknya, ilmu-

ilmu alam jauh lebih tua, manusia telah mempelajari kekuatan alam sejak

awal sejarah kolektif kita.

c. Dasar Teoritis

Ilmu alam mendukung lebih dari ilmu sosial dalam ilmu formal, terutama

matematika, untuk menyusun realitas dengan cara yang ketat. Dalam ilmu

sosial positivisme mencerminkan kecenderungan yang sama, meskipun

arus interpretatif juga relevan, yang mencoba memberikan makna konkret

pada fenomena yang diteliti.

d. Metode Penelitian

Banyak metode penelitian sains saat ini yang paling populer berasal dari

ilmu alam. Dalam hal ini, matematika dan metode eksperimen sangat

penting. Meskipun ilmu-ilmu sosial telah mengadopsi alat-alat ini, mereka

juga memprioritaskan pengamatan, survei atau studi kasus karena

kompleksitas fakta sosial.

e. Tingkat Subjektivitas

Ilmu-ilmu sosial telah dikritik karena kurangnya ketelitian yang terkait

dengan penggunaan metode ilmiah untuk analisis fakta-fakta abstrak.

Dalam kasus ilmu-ilmu alam, tingkat objektifitas yang jelas cenderung

lebih besar karena mereka mempelajari fenomena yang dapat diamati dan

4
fisik. Meskipun demikian, semua karya ilmiah mengurangi realitas realitas

dengan cara tertentu.

f. Kapasitas Generalisasi

Karena ilmu-ilmu alam berusaha membatasi peran subjektivitas,

kemampuan untuk menggeneralisasi hasil-hasil penelitian mereka lebih

besar daripada dalam kasus ilmu-ilmu sosial, di mana seringkali tak

terhindarkan untuk menggunakan konstruksi hipotetis yang tidak dapat

dibuktikan secara objektif dan fenomena yang tidak dapat diulang

dianalisis.

g. Persfektif Ilmuwan

Ilmuwan sosial tidak pernah dapat sepenuhnya menyadari fenomena yang

mereka pelajari, karena mereka secara aktif berpartisipasi dalam realitas

sosial. Di sisi lain, dari ilmu alam lebih layak untuk mengadopsi perspektif

eksternal. Jadi, ahli neurofisiologi yang mempelajari sistem saraf

melakukannya dari luar, meskipun keyakinannya memengaruhi penelitian.

Ilmu Fisika yang dianggap sebagai ilmu alam dasar, sangat bergantung pada

matematika. Ilmu pengetahuan alam lainnya yang sangat menonjol adalah kimia,

geologi, oseanografi, astronomi, meteorologi dan biologi, yang pada gilirannya

mencakup kedokteran, zoologi atau botani. Sebaliknya, di antara ilmu-ilmu sosial

adalah disiplin ilmu seperti sejarah, ekonomi, antropologi, arkeologi, sosiologi,

geografi, pendidikan, hukum, demografi, linguistik, ilmu politik atau komunikasi.

Perbatasan antara ilmu sosial dan alam ia berdifusi dengan frekuensi tinggi

dalam banyak disiplin ilmu; Sebuah contoh yang baik dari ini adalah psikologi, di

5
mana tradisi filosofis-humanis hidup berdampingan dengan yang lain lebih dekat

dengan biologi. Lagi pula, metode ilmiahnya sama, terlepas dari apakah itu

berlaku untuk satu atau jenis fenomena lainnya.Para filsuf memperhatikan

perbedaan dan persamaan antara ilmu sosial dan ilmu alam, hubungan sebab

akibat antara fenomena sosial, kemungkinan adanya hukum sosial, dan

signifikansi ontologis dari struktur dan agensi. Saat ini ilmu-ilmu alam dan sosial,

yang dibedakan terutama oleh objek studi mereka, diintegrasikan ke dalam

berbagai disiplin ilmu, seperti halnya ilmu psikologi atau ilmu lingkungan. Ini

terutama karena keutamaan metode studi ilmu alam, yang telah diadopsi oleh ilmu

sosial.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan suatu nilai luhur

dalam kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah. Masih ada ciri-ciri

tambahan dari ilmu yang dikemukakan oleh satu-dua filsuf dari Nicholas Rescher

bahwa ilmu bersifat faktual dan tidak memberikan penilaian baik atau buruk

terhadap apa yang ditelaahnya. Bagi Jhon Macmuray pengetahuan ilmiah bersifat

instrumental, yaitu sebagai sarana untuk melakukan sesuatu hal. Dengan

demikian, pengertian ilmu dapat ditinjau dari tiga sudut sebagai aktivitas,

pengetahuan dan metode. Sebagai rangkuman dari segenap uraian tentang

pengertian dan ciri-ciri ilmu dimuka dapatlah dikemukakan kesimpulan-

kesimpulan sebagai berikut:

6
1. Dilihat dari segi hasil kegiatan, ilmu merupakan sekelompok pengetahuan

mengenai sesuatu pokok soal dengan titik pusat minat pada segi atau

permasalahan tertentu sehingga merupakan berbagai konsep.

2. Pengetahuan ilmiah itu mempunyai lima ciri pokok, yaitu empiris,

sistematis, objektif, analistis, dan verifikatif.

3. Definisi ilmu rumusan kami perlu ditegaskan lagi berbunyi demikian: Ilmu

adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan

berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingg

menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-

gejala kealaman, kemasyarakatan, atau perseorangan untuk tujuan

mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan,

ataupun melakukan penerapan. Ilmu pengetahuan berkembang dalam

rangka memperoleh kebenaran yang bisa diterima serta diterapkan oleh

masyarakat. Ilmu pengetahuan dikembangkan dengan berlandaskan tiga

hal yaitu yaitu apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) serta untuk apa

(aksiologi). Tidak hanya memecahkan persoalan yang dihadapi manusia,

ilmu pengetahuan juga diharapkan dapat meramalkan serta mengontrol

fenomena.

Secara paralel, bidang ilmu perbaikan berkembang pada tahun 2000an

dengan tujuan serupa yaitu menjembatani kesenjangan antara layanan ideal dan

aktual untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan, dengan demikian hasil

pasien dan populasi. Ilmu perbaikan telah berkembang dari gerakan peningkatan

kualitas yang lebih luas, yang memasuki layanan kesehatan secara luas. Pada

7
akhir tahun 1980an yang melibatkan pemetaan proses dan pemikiran sistem serta

penggunaan pengukuran dan alat untuk menilai, merencanakan, melaksanakan

dan mengevaluasi perubahan untuk meningkatkan hasil pasien dan populasi,

kinerja sistem dan pengembangan profesional. Tujuan utama peningkatan ilmu

pengetahuan ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat

digeneralisasikan dalam kerangka ilmiah.

C. Ilmu Keperawatan

Paradigma keperawatan merupakan pola atau skema yang mencoba

menerangkan suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua

perkembangan ilmu pengetahuan, dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar

permasalahan yang rasional dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan

metafisik untuk memahami bagaimana bagian-bagian dari alam semesta

melakukan kegiatan dan bagaimana cara mempelajari hal tersebut. Paradigma

memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah

umum yang secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu

disiplin ilmu.

Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk

dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian

mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai

bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan

semua sumber yang ada dan potensial. Fenomena yang menjadi objek studi

keperawatan adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

8
manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu yang utuh

(mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga

tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ

fungsional sampai subseluler atau molekuler. Dari uraian diatas dapat dijelaskan

bahwa hakikat dari ilmu keperawatan adalah mempelajari tentang respon manusia

terhadap sehat dan sakit yang difokuskan pada kepedulian perawat terhadap tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar pasien atau disebut caring.

1. Karakteristik keperawatan sebagai disiplin ilmu dan profesi

a. Keperawatan sebagai disiplin ilmu, memiliki :

1) Paradigma yang memandang manusia dalam interaksinya dengan

lingkungan untuk mencapai keadaaan sehat.

2) Boundaries for inquiry : yaitu model konseptual dan teori

keperawatan.

3) Metode untuk pengembangan pengetahuan dalam bentuk penelitian

dan uji coba teori keperawatan.

b. Keperawatan sebagai profesi, memiliki :

1) Body of knowledge yang sistematis dan khusus.

2) Mengembangkan body of knowledge secara konstan melalui

penelitian.

3) Melaksanakan pendidikan melalui lembaga pendidikan tinggi

4) Menerapkan body of knowledge dalam pelayanan.

9
5) Berfungsi secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan

mengendalikan praktek keperawatan.

6) Memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat di atas

kepentingan pribadi berpegang pada tradisi luhur dan etika profesi.

7) Memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan

kesejahteraan profesi.

2. Teori dan Konsep Keperawatan

Ide-ide global tentang individu, kelompok, situasi dan kejadian

tertentu disusun menjadi model-model konseptual dalam keperawatan

yang pada akhirnya digunakan untuk menyusun teori-teori keperawatan

untuk : 1) memberi pemahaman peserta didik keperawatan untuk masuk

kedalam perawatan klien;

2) membuka wawasan keperawatan; dan menstimulasi penemuan

intervensi keperawatan baru.

Teori keperawatan secara umum dibedakan menurut jenjangnya

sebagai berikut :

a. Metateori keperawatan : paling abstrak, sangat bersifat filosofis

merupakan dasar filosofi keperawatan, teori kritis dan feminis.

10
b. Grand teori keperawatan : kompleks, cukup abstrak, tidak spesifik, tidak

dapat serta merta diaplikasikan atau diujicoba tanpa pendefinisian lebih

lanjut.

c. Middle-range teori keperawatan : kurang terlalu abstrak, fokus terhadap

fenomena khusus, misalnya : dukungan sosial, kualitas hidup, harapan,

kecemasan, sekarat dan kematian.

d. Teori praktis : terarah pada area praktek tertentu, fokus pada fenomena

tertetu pada populasi tertentu pula, merupakan panduan praktik.

Pakar-pakar yang sudah memberikan kontribusi terhadap pengembangan

teori keperawatan antara lain :

1) Florence Nightingale (1860)

2) Hildegard E. Peplau (1952)

3) Ida Jean Orlando (1961, 1972)

4) Ernestine Weidenbach (1964)

5) Lydia E. Hall (1966)

6) Virginia Handerson (1966)

7) Joyce Travelbee (1966, 1971)

8) Myar E. Levine (1967, 1973)

9) Martha E. Roger (1970, 1980, 1983)

10) Dorothea E. Orem (1971, 1980, 1985)

11) Imogene M. King (1971, 1981)

12) Betty Neuman (1974, 1982)

13) Sister Callista Roy (1976, 1980, 1981, 1984)

11
14) Josephine G. Peterson dan Loretta T. Zderad (1976)

15) Madeleine M. Leininger (1978, 1980, 1981)

16) Jean Watson (1979, 1985)

17) Margareth A. Newman (1979, 1984)

18) Dorothy E. Johnson (1980)

19) Rosemarrie Rizzo Perse (1981, 1985).

Keperawatan modern menerapkan seni dan ilmu yang mencakup

aktivitas, konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmu sosial,

fisik dasar, etika dan isu-isu yang beredar serta bidang lainnya. Hakekat

keperawatan sendiri adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

yang komprehensif, serta ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat, baik sakit maupun sehat yg mencangkup seluruh siklus

kehidupan manusia. Bentuk layanan profesional yang diberikan adalah

asuhan keperawatan.

Bantuan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik,

mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada

kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Asuhan keperawatan sebagai sebuah pendekatan holistik merupakan

rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan secara langsung diberikan

pada klien (individu, keluarga, masyarakat) pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan agar terpenuhinya kebutuhan dasar klien. Inti dari asuhan

12
keperawatan adalah keahlian perawat dalam menginterpretasikan situasi

klinik dan membuat keputusan yang kompleks dengan berpikir kritis.

Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk

mempertahankan dan mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan

memodifikasi lingkungan sedemikian rupa sehingga klien dapat

meningkatkan tanggung jawab bagi dirinya secepat mungkin, berbasis ilmu-

ilmu dasar (ilmu alam, ilmu sosial, ilmu perilaku), ilmu biomedik, ilmu

kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan dan ilmu keperawatan klinik.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional

melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan

lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup

wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan menggunakan

pengetahuan teoritik yangmantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar dan

ilmu keperawatan sebagai landasan untuk membuat rencana asuhan

keperawatan. Kegiatan keperawatan dalam praktik keperawatan, meliputi :

a. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya

b. Mencegah penyakit, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

c. Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien dan adaptasinya terhadap

pengobatan dan keadaan sakit.

d. Mengajarkan klien merawat diri sendiri (mandiri).

e. Memberi nasihat dan merencanakan bersama klien tentang tujuan yang akan

dicapai klien dalam mengaktualisasikan diri.

13
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam konteks keperawatan, ilmu alam dan ilmu sosial memiliki peran

yang berbeda namun saling melengkapi. Keduanya berkontribusi pada pemahaman

yang lebih baik tentang pasien, keluarga, dan masyarakat yang dilayani oleh

perawat. Ilmu alam dalam keperawatan mencakup pengetahuan dan pemahaman

tentang aspek biologis, fisik, dan klinis perawatan kesehatan. Ini melibatkan

pemahaman tentang anatomi, fisiologi, patologi, farmakologi, dan berbagai aspek

ilmu alam yang relevan dengan diagnosis, perawatan, dan pemantauan pasien.

Pengetahuan ilmu alam membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan fisik, mendiagnosis kondisi medis, merencanakan perawatan, dan

14
memberikan asuhan kesehatan yang tepat berdasarkan bukti ilmiah. Ilmu alam juga

penting dalam pengelolaan obat-obatan, perawatan luka, tindakan invasif, serta

pemantauan tanda-tanda vital pasien.

Ilmu sosial dalam keperawatan berfokus pada aspek-aspek sosial,

psikologis, budaya, dan perilaku perawatan kesehatan.

Ini melibatkan pemahaman tentang dinamika keluarga, dukungan sosial, perubahan

psikologis yang mungkin dialami pasien, dan faktor-faktor budaya yang dapat

memengaruhi perawatan. Pengetahuan ilmu sosial membantu perawat dalam

berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya, memahami preferensi pasien,

mengidentifikasi faktor-faktor stres, dan merancang perawatan yang sesuai dengan

kebutuhan individu pasien.

Ilmu sosial juga berperan dalam mempromosikan perawatan yang holistik,

menghormati hak pasien, dan memahami dampak sosial dari penyakit atau cedera.

Keseimbangan antara ilmu alam dan ilmu sosial dalam praktik keperawatan sangat

penting karena pasien adalah individu dengan kebutuhan yang unik dan kompleks.

Dalam merawat pasien, perawat perlu menggabungkan pengetahuan ilmu alam

dengan pemahaman ilmu sosial untuk memberikan perawatan yang komprehensif,

berempati, dan efektif.

Selain itu, dalam praktik keperawatan yang modern, semakin banyak penekanan

diberikan pada perawatan berdasarkan bukti, yang mengharuskan perawat untuk

menggabungkan pengetahuan ilmu alam dan ilmu sosial dengan hasil penelitian

terbaru untuk memberikan perawatan yang terbaik kepada pasien.

15
Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling

sempurna di muka bumi ini. Namun Tuhan juga memberikan berbagai keterbatasan

manusia, agar manusia itu berjuang untuk memenuhi kebutuhannya agar selalu

ingat dan berdoa kepada-Nya. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, karena

keterbatasanya itu maka manusia tidak akan terlepas dengan orang lain. Terjadi

saling ketergantuan antara manusia baik secara individu maupun kelompok.

Manusia tidak akan mampu hidup sendirian dan senantiasa memerlukan orang lain

dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia akan senantiasa memerlukan bantuan dan

bergantung pada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap

manusia tidak dapat terlepas dari sesamanya.

Sejak seseorang itu baru lahir sampai akhir hayatnya selalu memerlukan

bantuan dan tergantung pada orang lain. Saling ketergantungan ini dapat secara

individual, keluarga, kelompok, masyarakat atau bahkan antarnegara. Itulah

sebabnya sudah sewajarnya jika antara individu, keluarga, dan kelompok

masyarakat itu saling menghargai dan saling menghormati dan membentuk kerja

sama di antara mereka.

Keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian dari

pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko

sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan

masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia. Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut

keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam

danisinya untuk bertindak. Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan

16
merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang

memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

Dalam Standar Profesi Perawat Indonesia tahun 2023, yang dimaksud

dengan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik

sehat maupun sakit. Fokus Keperawatan yaitu respons Klien terhadap penyakit,

pengobatan, dan lingkungan. Tanggung jawab Perawat yang sangat mendasar yaitu

meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan dan mengurangi

penderitaan. Tanggung jawab ini bersifat universal.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep dasar yang terkandung dalam ilmu alam dan ilmu sosial saling

memiliki hubungan dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai salah satu

makhluk ciptaan Tuhan senantiasa berhadapan/berhubungan dengan dimensi-

dimensi ruang, waktu, dan berbagai bentuk kebutuhan (needs) serta berbagai

bentuk peristiwa baik dalam skala individual maupun dalam skala kelompok

(satuan sosial). Terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup signifikan

seluruh ilmu-ilmu sosialtersebut untuk memecahkan masalah-masalah

manusia.

17
Dalam konsep dasar antara ilmu alam dan ilmu sosial, batasan ini tidak

selalu tegas, dan terdapat area yang tumpang tindih, seperti ilmu sosial berbasis

penelitian dan analisis data (seperti ilmu sosial komputasi) yang menggunakan

metode ilmiah dari ilmu alam untuk memahami fenomena sosial.

B. SARAN

Perkembangan ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting bagi

kemajua manusia dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan mendukung

perkembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan, diharapkan dapat

memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan alam semesta ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood M.R. (2014). Nursing theorists and their work (Eight). Mosby Inc.

Chinn, P. (2011). Critical theory and emancipatory know. In Philosophies and

theories for advanced nursing practice.

HK.01.07/MENKES/425/2020, N. (2023). Standar Profesi Perawat.

Issundari, S. (2017). Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya Terhadap

Pergeseran Paradigma Diplomasi Dalam Studi Hubungan Internasional.

Jurnal Interpendence, 5(1), 30–36.

Nilsen, P., Thor, J., Bender, M., Leeman, J., Andersson-Gäre, B., & Sevdalis, N.

18
(2022). Bridging the Silos: A Comparative Analysis of Implementation

Science and Improvement Science. Frontiers in Health Services, 1.

https://doi.org/10.3389/frhs.2021.817750

Nugroho, S. A. (2021). Pandangan ilmu filsafat sebagai filosofi ilmu keperawatan

berdasarkan rumpun ilmu sosial. Universiats Nurul Jadid, 1–28.

https://osf.io/kvtc5

Sainte Anastasie. (n.d.). Psikologi, filsafat dan pemikiran tentang kehidupan.

Retrieved September 2, 2023, from .

Supardi. (2009). FILSAFAT ILMU DAN SOSIAL (FILSAFAT I).

19
20

Anda mungkin juga menyukai