STRATEGI PEMBELAJARAN
1
2
Latihan
2
3
dari segi:
Dari segi pengaturan guru dan siswa, klasifikasi dapat didasarkan atas
Dari segi pengaturan guru, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran
dengan/oleh seorang guru, dan (ii) strategi pembelajaran dengan/oleh team
teaching.
3
4
Selanjutnya dari segi pengaturan siswa, dapat dibedakan atas, (i) strategi
pembelajaran individual, yaitu pembelajaran yang diorganisir secara individual
dengan orientasi pemberian kesempatan kepada setiap siswa secara individual
untuk belajar sesuai kemampuan sendiri dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi/kemampuan setiap individu secara optimal, (ii) strategi pembelajaran
kelompok kecil yaitu pembelajaran dimana siswa-siswa diorganisir dalam kelompok-
kelompok kecil, besarnya 4-7 orang untuk mendiskusikan dan/atau mengerjakan
topik/tugas-tugas yang diperhadapkan kepada siswa (besarnya sekitar 35-45 orang)
yang diasumsikan memiliki usia dan kemampuan yang relatif sama dikumpulkan
dalam satu kelas, kemudian diajar oleh seorang guru dengan menggunakan format
pembelajaran yang sama untuk seluruh murid dalam kelas.
Dari segi pengolahan pesan, klasifikasi dapat dibedakan atas (a) peranan
guru dan siswa dalam mengolah pesan, dan (b) proses pengolahan pesan. Dari segi
peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, strategi pembelajaran dibedakan
atas (i) strategi ekspositorik dan (ii) strategi heuristic. Strategi ekspositorik
merupakan strategi pembelajaran yang lebih beriorentasi pada guru dalam arti
semua pesan pembelajaran (yang diharapkan untuk dikuasai oleh murid) telah
diolah dalam bentuk barang jadi oleh guru untuk selanjutnya disampaikan kepada
murid. Guru aktif memberi penjelasan atau informasi secara terperinci tentang
bahan pengajaran dengan tujuan utama memindahkan pengetahuan, ketrampilan,
dan nilai-nilai kepada siswa. Peran guru dalam strategi pembelajaran ekspositorik ini
adalah : penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang benar, penyedia
fasilitas, pembimbing siswa dalam memperoleh informasi/pesan, dan penilai
pemerolehan informasi, sementara siswa lebih berperan sebagai pencari/penerima
4
5
5
6
konsep. Bila sudah ada teori yang benar pada umumnya dirumuskan hipotesis, (d)
terapan generalisasi pada data baru atau hipotesis, dan (e) penarikan kesimpulan
lanjut.
6
7
7
8
Latihan
8
9
BAB II
METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah
9
10
5. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan
prosedur yang harus ditempuh siswa. Misalnya sebelum eksperimen siswa
diberi penjelasan tentang apa-apa yang harus dilakukan oleh siswa.
b. Alasan Penggunaan Metode Ceramah
1. Siswa benar-benar memerlukan penjelasan guru karena bahan baru atau
langkanya sumber pustaka, dan untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Karena tidak ada buku sumber pelajaran yang tersedia.
3. Menghadapi siswa yang banyak jumlahnya, dan bila menggunakan metode
lain sukar diterapkan.
4. Menghemat waktu, biaya dan peralatan.
c. Kekuatan Metode Ceramah
1. Murah dalam arti efisien dilihat dari segi waktu, biaya dan tersedianya guru.
2. Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan terbatasnya waktu.
3. Meningkatkan daya dengar dan menumbuhkan minat belajar dari sumber
lain.
4. Memperoleh pengaturan, dalam arti guru memperoleh penghargaan,
kepuasan dan sikap percaya diri dari siswa yang diajar jika siswa
memperhatikannya dan kelihatan senang karena mengajarnya guru baik.
5. Ceramah dapat memberikan wawasan yang luas karena guru dapat
menambah dan mengkaitkan dengan sumber dan materi lain dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Siswa dapat menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan.
2. Dapat menimbulkan verbalisme pada siswa.
3. Materi ceramah terbatas pada yang diingat guru.
4. Bagi siswa yang ketetrampilan mendengarkannya kurang akan dirugikan.
5. Siswa dijejali dengan konsep yang belum tentu dapat diingat terus.
10
11
Kegiatan Persiapan
Kegiatan Pelaksanaan
1. Kegiatan Pembukaan.
a. Apersepsi yaitu menanyakan kembali pelajaran yang lalu.
b. Motivasi yaitu suatu anekdot yang berusaha mengaitkan peristiwa dalam
kehidupan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
c. Menyampaikan tujuan atau pokok-pokok materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan Inti Pelajaran, Yaitu kegiatan penyampaian materi pembelajaran
melalui informasi lisan. Agar ceramah guru berkualitas maka guru harus
11
12
dapat menarik perhatian siswa agar tetap terarah pada materi yang sedang
disampaikan. Untuk menjaga perhatian siswa, guru perlu melakukan hal-hal
berikut:
a. Menjaga kontak pandang dengan siswa secara terus menerus.
b. Gunakan bahasa yang komunikatif agar mudah dimengerti siswa.
c. Sajikan materi secara sistematis.
d. Tanggapi respon siswa dengan segera dan secara antusias.
e. Jagalah suasana kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk
belajar.
f. Selang-selinglah ceramah anda dengan pertanyaan-pertanyaan/tanya
jawab.
Latihan 1
Jelaskan cara mengatasi kelemahan metode ceramah sehingga metode itu tidak
membosankan dan tidak menimbulkan verbalisme pada peserta!
12
13
ditumbuh-suburkan agar ia menjadi manusia yang kreatif. Untuk itu guru harus
menguasai ketrampilan bertanya dan juga harus mempunyai semangat yang tinggi
didalam menciptakan situasi yang kondusif bagi terlaksananya tanya jawab yang
mendidik. Adapun tujuan metode tanya jawab adalah:
13
14
Kegiatan Persiapan
14
15
Kegiatan Pelaksanaan
1. Kegiatan pembukaan
15
16
Jika tidak ada satupun siswa yang menjawab dengan benar, maka
guru harus menjawab dan memberi penjelasan.
e. Jika ada siswa yang bertanya lemparkan pertanyaan itu pada siswa
lain untuk menjawabnya, jangan terburu-buru guru sendiri yang
menjawab pertanyaan itu.
f. Pertanyaan guru yang shahih (analisis, sintesis dan evaluasi) beri
kesempatan siswa mendiskusikan dengan teman sebangkunya
untuk memperoleh jawaban yang benar.
g. Setiap pokok bahasan yang selesai dipertanyankan guru meminta
siswa untuk membuat kesimpulannya.
Kegiatan Mengakhiri Tanya Jawab
a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman melalui tuntunan
atau pertanyaan-pertanyaan pelacak.
b. Guru melakukan evaluasi.
c. Guru memberi tugas untuk mempelajari materi pelajaran di rumah
untuk makin menguasai materi tersebut.
Latihan 2
3. Metode Demonstrasi
16
17
1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
2. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
3. Mengembangkan kemampuan pengamatan para siswa secara bersama-
sama.
b. Alasan Penggunaan metode Demonstrasi
Guru menggunakan metode demonstrasi apabila:
1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkrit.
2. Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan
peragaan berupa demonstrasi.
3. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah
dalam auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.
4. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
5. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase
operasional konkrit.
c. Kekuatan Metode Demonstrasi
1. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak terjadi
verbalisme.
2. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang
didemonstrasikan itu.
4. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri.
17
18
Kegiatan Persiapan
18
19
Latihan 3.
19
20
4. Metode Diskusi
20
21
21
22
Kegiatan Pembukaan
22
23
Kegiatan Penutup
23
24
Latihan 4
5. Metode Simulasi
Tujuan langsung
24
25
25
26
26
27
Kegiatan Persiapan
27
28
7. Guru memberi penjelasan kepada siswa dan para pemegang peran tentang
hal-hal yang harus dilakukan.
8. Guru memberi kesempatan bertanya.
9. Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok dan para pemegang peran
untuk menyiapkan diri.
10. Guru menetapkan alokasi waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
simulasi.
Kegiatan Pelaksanaan
1. Kegiatan Pembukaan
a. Menanyakan materi pelajaran yang lalu.
b. Membuat cerita anecdote yang ada kaitannya dengan pelajaran yang
akan diajarkan.
c. Menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dilakukan dengan simulasi.
2. Kegiatan Inti
Setelah segala sesuatunya siap, maka simulasi dimulai:
a. Siswa yang tidak memainkan peran akan bertindak selaku
pengamat/observer. Mereka dibekali panduan observasi untuk
merekam peranan yang dimainkan oleh para pelaku simulasi.
b. Para pemegang peran melakukan simulasi sesuai dengan scenario atau
pedoman umum yang telah dibuat oleh guru atau yang telah disiapkan
oleh para pemegang peran.
c. Guru membantu mensupervisi, dan memberi sugesti demi kelancaran
pelaksanaan simulasi.
d. Memberi kesempatan pada para pengamat untuk menyampaikan kritik,
dan laporan hasil pengamatannya.
e. Memberi kesempatan kepada para pemegang peran untuk memberikan
klarifikasi.
28
29
Latihan 5
29
30
2. Siswa akan lebih mudah menguasai materi pelajaran dan siswa diperluas
pengetahuannya tentang materi pelajaran tersebut.
3. Siswa dibiasakan tidak cepat puas dengan apa yang dipelajari dari materi
ajar yang telah ada sehingga dapat dikembangkan sikap ingin tahu dan haus
ilmu pengetahuan.
4. Siswa akan termotivasi belajar dan dilatih problem solving.
30
31
Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Pembukaan
Latihan 6
Jika anda mengajar dengan menggunakan metode pemberian tugas kegiatan inti
pelajaran, apa saja yang harus anda lakukan?
31
32
32
33
33
34
Kegiatan Persiapan.
34
35
b. Membentuk kelompok.
c. Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
langsung kepada semua siswa.
d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
e. Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
melakukan kerja kelompok.
f. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian
balikan dari kelompok lain atau dari guru.
a. Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja
kelompok.
b. Melakukan evaluasi hasil dan proses.
c. Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang
belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang
telah menguasai materi tersebut.
Latihan 1
Karena alasan apa anda memilih metode kerja kelompok dalam pembelajaran?
Sagala (2006) menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai
metode pembelajaran adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-
tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari obyek belajar yang ada di
tempat itu.
35
36
36
37
37
38
Kegiatan Pembukaan
38
39
Kegiatan mengakhiri karya wisata ini dapat dilakukan ketika masih berada di
lokasi wisata atau setelah kembali ke sekolah, kegiatannya meliputi:
Latihan 2
39
40
40
41
4. Siswa dapat menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat berguna
dalam kehidupannya.
5. Siswa dibiasakan berfikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang
akan distransfer dalam kehidupan masyarakat.
c. Kebaikan Metode Penemuan
1. Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh.
3. Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.
4. Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri.
5. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya
sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.
6. Metode ini berpusat pada anak, dan guru sebagai teman belajar atau
fasilitator.
d. Kelemahan
1. Metode ini mempersyaratkan kesiapan mental, dalam arti siswa yang
pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan frustasi.
41
42
2. Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu guru
untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya.
3. Dalam pelajaran tertentu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencoba ide-ide mungkin terbatas.
4. Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian,
sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan.
5. Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berfikir kreatif kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi oleh guru,
begitu pula proses-prosesnya dibawah pembinaannya.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Penemuan
1. Bentuklah kelompok-kelompok kecil, yang anggotanya terdiri dari siswa
pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa yang pandai bisa membimbing
siswa yang kurang pandai. Dengan cara ini pula kelemahan kelas besar dalam
penggunaan metode ini dapat diatasi.
2. Metode penemuan untuk IPA dapat pula dilakukan di luar kelas sehingga
tidak memerlukan fasilitas atau bahan yang umumnya mahal.
3. Mulailah dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa sudah terbiasa
dengan metode ini maka gunakanlah metode penemuan bebas, agar siswa
benar-benar dapat berkembang berfikir relatifnya.
f. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan
Kegiatan Persiapan
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa (need assessment).
b. Merumuskan tujuan pembelajaran.
c. Menyiapkan problem (materi pelajaran yang akan dipecahkan).
d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Pembukaan
a. Melakukan Apersepsi.
42
43
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Latihan
43
44
Taredja, dkk. (1980), dan Sumantri dan Permana (2006) menyatakan bahwa
metode pengajaran unit adalah suatu cara pembelajaran dimana siswa dan guru
mengarahkan segala kegiatannya pada pemecahan suatu masalah yang dipelajari
melalui berbagai segi yang berhubungan, sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna. Pengajaran unit ini sekarang dinamakan pembelajaran
terpadu.
44
45
45
46
46
47
47
48
Kegiatan Penutup
a. Guru meminta siswa merangkum hasil belajar melalui kegiatan dalam
metode pembelajaran unit.
b. Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pelaksanaan
pembelajaran melalui metode pembelajaran unit.
c. Tindak lanjut, yaitu menjelaskan kembali materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa dan menugasi untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran melalui penugasan rumah (PR).
48
49
memberi kemampuan siswa menguasai satu unit isi sebelum pindah ke unit yang
lain. Metode pembelajaran dengan modul merupakan salah satu bentuk dari bentu-
bentuk belajar mandiri. Russel (dalam Mainuddin dan Gunawan, 1980)
mengemukakan 8 karakteristik umum modul, yaitu:
49
50
50
51
51
52
52
53
BAB III
1. Pengertian
CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan
menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks
kehidupan pribadi, sosial dan kultural. Untuk mencapai tujuan ini, sistem ini
mencakup 8 komponen: membuat hubungan yang bermakna, melahirkan kegiatan
yang signifikan, belajar sendiri dengan teratur, kolaborasi, berfikir kritis dan kreatif,
mencapai standar tinggi, dan menggunakan penilaian otentik (Johnson, 2003).
Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar
yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya
dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota
keluarga bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup (US Department of
Education, 2001).
53
54
54
55
Penilaian otentik
Kontruktivis
Refleksi Bertanya
CTL
Pemodelan Inkuiri
Komunitas Belajar
55
56
Bermakna
Hubungan kelas dengan dunia nyata
Berfikir tingkat tinggi, pengembangan
Kritis, kreatif
Inkuiri, bertanya
Komunikasi, kolaborasi
Penilaian otentik
Refleksi
Model
Masyarakat belajar
56
57
pengetahuan dan sikap bagi kehidupan kelak. PAKEM dapat ditinjau dari segi guru
maupun siswa.
Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan
membuat alat bantu belajar. Guru dapat menciptakan teknik-teknik mengajar
tertentu sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran.
Siswa akan kreatif bila diberi kesempatan merancang/membuat sesuatu, menuliskan
ide atau gagasan.
57
58
Kurikulum Dan
Perangkatnya
C. Model pembelajaran.
58
59
1. Menyampaikan tujuan
2. Menyampaikan informasi/ Demonstrasi
3. Menyediakan latihan
4. Mengevaluasi/ Refleksi
5. Latihan mandiri
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Positive Interdependence
Face to face interaction
Individual accountability
Collaborative skill/ Social skill
Group processing
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
59
60
pencapaian tujuan berupa penguasaan materi baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk teman dalam kelompoknya.
60
61
Ada berbagai tipe model pembelajaran kooperatif, antara lain: Student Teams
Achievement Division (STAD), Jigsaw, Teams Games Tournaments (TGT), Think-Pair
Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT).
61
62
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru memberi evaluasi.
8. Penutup.
d. Teams-Games-Tournaments (TGT)
62
63
63
64
BAB IV
MEDIA PEMBELAJARAN
komunikasi tidak akan terjadi, dan demikian pula tanpa media pembelajaran proses
pembelajaran, juga tidak akan berlangsung. Media pembelajaran adalah komponen
integral dari sistem pembelajaran.
64
65
MEDIA
GURU PESAN SISWA
METODE
65
66
66
67
67
68
68
69
Ada 3 jenis media pembelajaran yang perlu dipahami oleh para guru, yaitu:
media visual, media audio dan media audiovisual. Dari masing-masing jenis media
tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar.
1. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indra penglihatan terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected
visual) dan media yang tidak dapat diproyekskan (non projected visual).
2. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para
siswa untuk mempelajari bahan ajar dan sejenisnya, seperti program kaset
suara (audio cassette), CD audio dan program radio.
3. Media audiovisual adalah kombinasi audio dan visual atau biasa disebut
media pandang dengar.
69
70
70
71
BAB V
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. silabus pembelajaran,
2. rencana pelaksanaan pembelajaran,
3. Materi pembelajaran,
4. lembar kerja siswa (LKS), kunci/model jawaban LKS,
5. dan instrumen penilaian.
A. Silabus Pembelajaran
Komponen silabus
A. Indikator
Dianjurkan memisahkan
Kognitif;
Kognitif Proses
Kognitif Produk
Afektif
71
72
Karakter
Cont
Sosial
Psikomotorik
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran menunjukkan aktivitas siswa (bisa juga ditambah
aktivitas guru) dalam rangka mencapai kompetensi yang sudah dirumuskan.
C. Alokasi Waktu
D. Penilaian
E. Sumber Belajar.
72
73
…………
73
74
Satuan pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
alokasiWaktu :
A. Standar Kompetensi:
B. Kompetensi Dasar:
(disalin dari silabus)
C. Indikator
(disalin dari silabus)
D. Tujuan Pembelajaran
Diturunkan dari rumusan indikator. Rumusan dianjurkan menggunakan pola
“ABCD”.
Contoh: “Siswa (A) dapat mengidentifikasi barang-barang produksi Indonesia
yang diekspor ke luar negeri (B) dengan membaca artikel-artikel yang telah
disiapkan oleh guru (C) denganbenar (D)”.
E. Materi Pembelajaran
Rumusan cukup ringkas, rumusan lengkap dapat diberikan dalam bahan ajar
siswa yang terpisah.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Contoh:
Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif.
Metode Pembelajaran:
1. Kerja kelompok
74
75
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Diskusi.
G. KegiatanPembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Orientasi
c. Motivasi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3. Kegiatan Akhir
a. Merangkum
b. Menilai
c. Merefleksi
H. Penilaian
Perlu dijelaskan secara singkat, instrumen selengkapnya dilampirkan.
I. Sumber Belajar dan Media
Tuliskan sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan.
75
76
Catatan: Lembar Kerja Siswa tidak digunakan untuk menilai siswa, tetapi
untuk membantu siswa belajar. Bdakan LKS dengan instrument penilaian.
D. Instrumen Penilaian
1. Penilaian berangkat dari rumusan indikator.
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
Sekolah :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Alokasi Waktu :
A. Standar Kompetensi :
B. Kompetensi Dasar :
C. Indikator :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
F. Metode Pembelajaran :
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Pertemuan I : - Kegiatan Awal :
- Kegiatan Inti :
- Kegiatan Akhir :
2. Pertemuan II : dst.
H. Media/Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran :
I. Penilaian :
DAFTAR PUSTAKA
81
82
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV, Alfabeta.
P2LPTK Depdikbud.
DAFTAR ISI
82
83
DAFTAR PUSTAKA
83