Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR

Belajar dan mengajar merupakan istilah yang umum ( generic ) yang isi pengertiannya beraneka
ragam,yang dimaksudnya belum tentu sama bagi setiap orang.

Hakekat Belajar
Dalam pendidikan sekolah tradisional belajar diartikan sebagai upaya seseorang untuk menambah
pengetahuan,sehingga sering disamakan dengan menghafal,yang diutamakan adalah penumpukan
ilmu. Oleh sebab itu maka pendidikan sekolah tradisional dicap sebagai pendidikan yang sifatnya
intelektualistik.

Pendidikan modern lebih memperhatikan perkembangan seluruh pribadi anak.Pengetahuan tetap


penting tetapi pengetahuan harus berfungsi dalam kehidupan anak.Selain segi intelektual
dipentingkan juga segi sosial,emosional,etika dan sebagainya(Nasution,1997:32-33).

Dalam pendidikan modern belajar mempunyai arti sebagai perubahan tingkah laku pada diri anak
berkat pengalaman dan latihan. Perolehan belajarnya tidak hanya sekedar pengetahuan saja
melainkan berupa fakta, konsep, nilai atau norma, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik,
dan sebagainya.

Jadi pada hakekatnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri anak berkat
pengalaman dan latihan.

Pengertian strategi dalam kaitannya dengan belajar mengajar


Istilah strategi mulanya dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang
(operasi) peperangan tetapi dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam dari bidang-bidang ilmu
yang lain, termasuk pula bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar-mengajar
pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Maksudnya adalah agar tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru
dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen komponen pengajaran
sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen-komponen pengajaran
dimaksud. Dengan rumusan yang lain dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola
kegiatan belajar-mengajar yang diambil agar tujuan dapat tercapai dengan efektif.

Perbedaan Strategi Belajar_Mengajar dengan Perencanaan Pengajaran


Strategi belajar-mengajar oleh T Raka Joni diartikan sebagai pola umum perbuatan guru murid di
dalam perwujudan kegiatan belajar -mengajar.

Pola umum perbuatan guru murid dalam perwujudan belajar-mengajar itu disebut strategi belajar-
mengajar,atau oleh Joyce dan Well disebut model-model mengajar. Sedangkan rangkaian

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
perbuatan guru-murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur
pembelajaran. Perencanaan pengajaran atau Disain Intruksional merupakan usaha untuk
menentukan prosedur instruksional dan mensistematiskan proses belajar-mengajar dalam situasi
tertentu sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang diharapkan pada diri siswa terjadi.

Model-model mengajar sifatnya umum, sedangkan prosedur pembelajaran sifatnya khusus.


Dikatakan bersifat umum karena model-model mengajar dapat diperagakan guru-murid di dalam
bermacam macam peristiwa belajar ,dan perencanaan pengajaran dikatakan bersifat khusus karena
dalam merancang sistem lingkungan belajarnya dilakukan setelah ditetapkan terlebih dahulu untuk
menggunakan satu atau lebih strategi belajar-mengajar tertentu.Dan dikatakan bersifat konkrit
karena pada perencanaan pengajaran rangkaian kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan
pengajar dalam peristiwa belajar-mengajar aktual tertentu telah telah tertulis secara eksplisit di
dalam model satuan pelajaran dan siap untuk dilaksanakan/dipraktekkan di dalam kelas.
Strategi belajar-mengajar merupakan langkah awal seorang guru dalam merancang persiapan
mengajar. Salah satu bentuk perncanaan pengajarn yang telah disepakati sebagai pedoman bagi
guru-guru di Indonesia ialah yang disebut Prosedur Pengembangan Sistem. Instruksional
(PSSI).Produk akhir PPSI berupa apa yang disebut ”Program satuan Pelajaran”.

PPSI merupakan petunjuk pengembangan program pengajaran dengan jalan menempuh lima
langkah secara beurutan yaitu :

- merumuskan tujuan instruksional

- menyusun alat evaluasi

- menetapkan kegiatan belajar-mengajar

- merencanakan program pengajaran

- melaksanakan program pengajaran

Sedangkan Program Satuan Pelajaran merupakan hasil proses PPSI dan berwujud kerangka/bentuk
program pengajaran dan mengandung enam unsur pokok yaitu (1) tujuan instruksional;(2) tujuan
intruksional khusus;(3) materi pengajaran;(4) kegiatan belajar-mengajar;(5) alat dan sumber
belajar dan (6) evaluasi belajar.

KLASIFIKASI STRATEGI BALAJAR MENGAJAR


Dasar-dasar yang dapat dipergunakan untuk klasifikasi strategi belajar-mengajar antara lain:

1. Pengaturan guru-siswa/mahasiswa

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
Pengaturan guru-siswa dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Dari segi pengaturan guru, dapat dibedakan pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim
(tem teaching). Team teaching adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan dua orang guru atau
lebih dalam satu kelas atau lebih dari satu kelas. Kedua orang guru atau lebih itu bersama-sama
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

Pelaksanaan mengajarnya dapat dilaksanakan secara bergiliran dengan metode ceramah atau
secara bersama dengan metode diskusi panel misalkan.

b. Dari segi pengaturan siswa dapat dibedakan menjadi tiga bentuk pengajaran.

1.) Pengajaran klasikal, bila seorang guru menhadapi kelompok besar siswa di dalam kelas dan
diberi pelajaranbersama dengan satu jenis metode mengajar.

2.) Pengajaran kelompok kecil, bila siswa dalam beberapa kelompok(5-7 orang siswa )dan masing-
masing kelompok diberi tugas untuk diselesaikan/dipertanggungjawabkan oleh kelompoknya.

3.) Pengajaran perorangan , bila masing-masing siswa secara pribadi diberi beban belajar secara
mandiri misalnya dalm bentuk pengajaran modul.

c. Dari segi hubungan guru-siswa dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

1.) Hubungan langsung guru-siswa melalui bentuk tatap muka.

2.) Hubungan langsung guru-siswa dalam bentuk tatap muka dengan bantuan media cetak maupun
media elektronik.

3.) Hubungan tak langsung, bila penyampaian pesan disampaikan dengan perantaraan media, baik
melalui media cetak (modul) maupun media elektronik (radio, kasetsuara atau video).

2. Struktur peristiwa belajar-mengajar


Dari segi struktur belajar-mengajar dapat dibedakan menjadi dua :

a. Struktur belajar-mengajar yang bersifat tertutup, ialah suatu proses belajar mengajar yang
segala sesuatunya telah ditentukan secara reLatif ketat dimana guru tidak berani menyimpang dari
persiapan mengajar yang telah dibuat.

b. Struktur perstiwa belajar yang bersifat terbuka, ialah proses belajar-mengajar dimana tujuan,
materi dan prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan
belajar mengajarnya berlangsung. Contoh pengajaran yang bersifat terbuka adalah pengajaran unit

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
yaitu suatu sistem mengajar yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secra keseluruhan
yang mempunyai arti (Engkoswara,1984:70)

3. Peranan guru-siswa dalam pengolahan ”pesan”


Pesan adalah materi pengajaran yang dipakai sebagai masukan untuk pencapaian suatu tujuan
belajar, dapat berupa pengetahuan, wawasan, ketrampilan, atau isi pengajaran lainnya. Maka
pesan juga diartikan semua informasi yang perlu diketahui oleh siswa.

Berdasarkan peranan guru siswa dalam pengolahan pesan, perisiwa belajar-mengajar dapat
dibedakan menjadi dua:

a. Pengajaran bersifat ekspositorik, apabila pesan disajikan dalam keadaan siap diolah tuntas oleh
guru sebelum disampaikan kepada siswa (sifatnya sama dengan peristiwa belajar-mengajar
tertutup).

b. Pengajaran bersifat heuristik atau hipotetik, apabila pesan yang disajikan tidak diolah tuntas oleh
guru dengan maksud agar diolah sendiri oleh siswa baik dengan ataupun tanpa bantuan dan
bimbingan guru (sifatnya sama dengan struktur peristiwa belajar mengajar terbuka.

Ada dua substrategi dalam strategi heuristik yang akhir-akhir ini sering dikemukakan orang yaitu
penemuan (discovery) dan inkuiri (inquiry) atau menyelidiki.

4. Proses pengolahan pesan


Berdasarkan proses pengolahn pesan strategi belajar mengajar dapat dibedakan menjadi berikut:

a. Strategi pengajaran induktif adalah pengajaran dimana proses pengolahan pesan bertolak dari
contoh-contohkonkrit kepada generalisasi atau prinsip yang bersifat umum, dari fakta fakta yang
nyata kepada konsep yang bersifat abstrak.

b. Strategi pengajaran deduktif merupakan kebalikan dari proses pengajaran induktif. Para siswa
pertama tama diperkenalkan kepada generalisasi (konsep-konsep) yang bersifat abstrak kepada
proses pembuktian dalam bentuk data empirik yang mendukung hubungan antara konsep konsep
tadi.

5. Tujuan-tujuan belajar
Menurut robert M Gagne ada lima tipe hasil belajar, diantaranya adalah:

a. Kemampuan intelektual, ialah sejumlah kemampuan mulai dari baca-tulis-hitung sampai dengan
kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat devaluasi.

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
b. Strategi kognitif, ialah kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti
yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Salah satu nama yang
diberikan kepada kelompok kemampuan ini adalah perilaku pengaturan diri (self management
behavior).

c.Informasi Verbal, ialah kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah sendiri.

Kriteria Pemilihan Strategi Belajar-mengajar, menurut Gerlach dan Ely adalah:


1. Efesiensi :
Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya berbunyi :
Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat menunjukkan
delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama, kemudian
siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya. Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah
untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul. Dengan
kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan Strategi
ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk pencapaian tujuan yang
bersifat hafalan. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi inquiry mungkin oleh suatu
konsep, bukan hanya sekedar menghafal. Strategi ini lebih tepat. Guru dapat menunjukkan
berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau slide kemudian siswa diminta membedakan manakah
yang termasuk serangga; ciri-cirinya, bentuk dan susunan tubuhnya, dan sebagainya. Guru
menjawab pertanyaan siswa dengan jawaban pelajari lebih jauh. Mereka dapat mencari data
tersebut dari buku-buku di perpustakaan atau melihat kembali gambar (sketsa) yang ditunjukkan
guru kemudian mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa gambar, guru memberi pertanyaan
tentang beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa dapat membedakan mana yang termasuk
serangga dan mana yang bukan serangga.
Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang
dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa siswa
untuk mempelajari konsep atau pnnsip yang berguna untuk mengembangkan kemampuan
menyelidiki.
2. efektifitas :

Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi

akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih harus
dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan
jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau
tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill
yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain,
maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.

Kriteria lain :

Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat
keterlibatan siswa. (Ely. P. 186). Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih
intensif dalam hal keterlibatan siswa. Sedangkan pada strategi ekspository siswa cenderung lebih
pasif. Biasanya guru tidak secara murni menggunakan ekspository maupun discovery, melainkan
campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dimiliki
siswa, kemudian memilih strategi yang lain efektif dan efisien untuk mencapainya.

http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/

Anda mungkin juga menyukai