Belajar dan mengajar merupakan istilah yang umum ( generic ) yang isi pengertiannya beraneka
ragam,yang dimaksudnya belum tentu sama bagi setiap orang.
Hakekat Belajar
Dalam pendidikan sekolah tradisional belajar diartikan sebagai upaya seseorang untuk menambah
pengetahuan,sehingga sering disamakan dengan menghafal,yang diutamakan adalah penumpukan
ilmu. Oleh sebab itu maka pendidikan sekolah tradisional dicap sebagai pendidikan yang sifatnya
intelektualistik.
Dalam pendidikan modern belajar mempunyai arti sebagai perubahan tingkah laku pada diri anak
berkat pengalaman dan latihan. Perolehan belajarnya tidak hanya sekedar pengetahuan saja
melainkan berupa fakta, konsep, nilai atau norma, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik,
dan sebagainya.
Jadi pada hakekatnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri anak berkat
pengalaman dan latihan.
Pola umum perbuatan guru murid dalam perwujudan belajar-mengajar itu disebut strategi belajar-
mengajar,atau oleh Joyce dan Well disebut model-model mengajar. Sedangkan rangkaian
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
perbuatan guru-murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur
pembelajaran. Perencanaan pengajaran atau Disain Intruksional merupakan usaha untuk
menentukan prosedur instruksional dan mensistematiskan proses belajar-mengajar dalam situasi
tertentu sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang diharapkan pada diri siswa terjadi.
PPSI merupakan petunjuk pengembangan program pengajaran dengan jalan menempuh lima
langkah secara beurutan yaitu :
Sedangkan Program Satuan Pelajaran merupakan hasil proses PPSI dan berwujud kerangka/bentuk
program pengajaran dan mengandung enam unsur pokok yaitu (1) tujuan instruksional;(2) tujuan
intruksional khusus;(3) materi pengajaran;(4) kegiatan belajar-mengajar;(5) alat dan sumber
belajar dan (6) evaluasi belajar.
1. Pengaturan guru-siswa/mahasiswa
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
Pengaturan guru-siswa dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Dari segi pengaturan guru, dapat dibedakan pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim
(tem teaching). Team teaching adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan dua orang guru atau
lebih dalam satu kelas atau lebih dari satu kelas. Kedua orang guru atau lebih itu bersama-sama
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Pelaksanaan mengajarnya dapat dilaksanakan secara bergiliran dengan metode ceramah atau
secara bersama dengan metode diskusi panel misalkan.
b. Dari segi pengaturan siswa dapat dibedakan menjadi tiga bentuk pengajaran.
1.) Pengajaran klasikal, bila seorang guru menhadapi kelompok besar siswa di dalam kelas dan
diberi pelajaranbersama dengan satu jenis metode mengajar.
2.) Pengajaran kelompok kecil, bila siswa dalam beberapa kelompok(5-7 orang siswa )dan masing-
masing kelompok diberi tugas untuk diselesaikan/dipertanggungjawabkan oleh kelompoknya.
3.) Pengajaran perorangan , bila masing-masing siswa secara pribadi diberi beban belajar secara
mandiri misalnya dalm bentuk pengajaran modul.
2.) Hubungan langsung guru-siswa dalam bentuk tatap muka dengan bantuan media cetak maupun
media elektronik.
3.) Hubungan tak langsung, bila penyampaian pesan disampaikan dengan perantaraan media, baik
melalui media cetak (modul) maupun media elektronik (radio, kasetsuara atau video).
a. Struktur belajar-mengajar yang bersifat tertutup, ialah suatu proses belajar mengajar yang
segala sesuatunya telah ditentukan secara reLatif ketat dimana guru tidak berani menyimpang dari
persiapan mengajar yang telah dibuat.
b. Struktur perstiwa belajar yang bersifat terbuka, ialah proses belajar-mengajar dimana tujuan,
materi dan prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan
belajar mengajarnya berlangsung. Contoh pengajaran yang bersifat terbuka adalah pengajaran unit
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
yaitu suatu sistem mengajar yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secra keseluruhan
yang mempunyai arti (Engkoswara,1984:70)
Berdasarkan peranan guru siswa dalam pengolahan pesan, perisiwa belajar-mengajar dapat
dibedakan menjadi dua:
a. Pengajaran bersifat ekspositorik, apabila pesan disajikan dalam keadaan siap diolah tuntas oleh
guru sebelum disampaikan kepada siswa (sifatnya sama dengan peristiwa belajar-mengajar
tertutup).
b. Pengajaran bersifat heuristik atau hipotetik, apabila pesan yang disajikan tidak diolah tuntas oleh
guru dengan maksud agar diolah sendiri oleh siswa baik dengan ataupun tanpa bantuan dan
bimbingan guru (sifatnya sama dengan struktur peristiwa belajar mengajar terbuka.
Ada dua substrategi dalam strategi heuristik yang akhir-akhir ini sering dikemukakan orang yaitu
penemuan (discovery) dan inkuiri (inquiry) atau menyelidiki.
a. Strategi pengajaran induktif adalah pengajaran dimana proses pengolahan pesan bertolak dari
contoh-contohkonkrit kepada generalisasi atau prinsip yang bersifat umum, dari fakta fakta yang
nyata kepada konsep yang bersifat abstrak.
b. Strategi pengajaran deduktif merupakan kebalikan dari proses pengajaran induktif. Para siswa
pertama tama diperkenalkan kepada generalisasi (konsep-konsep) yang bersifat abstrak kepada
proses pembuktian dalam bentuk data empirik yang mendukung hubungan antara konsep konsep
tadi.
5. Tujuan-tujuan belajar
Menurut robert M Gagne ada lima tipe hasil belajar, diantaranya adalah:
a. Kemampuan intelektual, ialah sejumlah kemampuan mulai dari baca-tulis-hitung sampai dengan
kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat devaluasi.
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
b. Strategi kognitif, ialah kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti
yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. Salah satu nama yang
diberikan kepada kelompok kemampuan ini adalah perilaku pengaturan diri (self management
behavior).
c.Informasi Verbal, ialah kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah sendiri.
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi
akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih harus
dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan
jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau
tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/
strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill
yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain,
maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
Kriteria lain :
Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat
keterlibatan siswa. (Ely. P. 186). Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih
intensif dalam hal keterlibatan siswa. Sedangkan pada strategi ekspository siswa cenderung lebih
pasif. Biasanya guru tidak secara murni menggunakan ekspository maupun discovery, melainkan
campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dimiliki
siswa, kemudian memilih strategi yang lain efektif dan efisien untuk mencapainya.
http://aw3r3mu.wordpress.com/2009/06/17/pengertian-dan-klasifikasi-strategi-belajar-
mengajar/