Anda di halaman 1dari 42

HAKIKAT IPA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menanjaki perkuliahan semester tiga, mahasiswa PGSD diharapkan mampu


membuat buku ajar yang nantinya dapat dipergunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar pada saat KKN ( Kuliah Kerja 
Nyata ) ataupun saat menjadi guru nantinya. Oleh karena itu, untuk memenuhi
tugas tersebut mahasiswa harus menganalisa standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indicator yang tertuang dalam silabus.

Untuk membantu pembuatan bahan ajar mahasiswa, dosen memerintah mahasiswa


untuk mencari materi di internet tentang IPA. Tugas tersebut merupakan tingkatan
pertama sebelum melangkah ke tingkat selanjutnya.

Tugas ini memiliki banyak manfaatnya, yaitu membantu mahasiswa memperoleh


materi untuk pembuatan bahan ajar materi pembelajaran IPA dan memfasilitasi
mahasiswa dalam mengembangkan pembelajaran IPA SD.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan hakikat IPA dengan hakikat pemebelajaran IPA?

2. Apa saja tujuan pembelajaran IPA yang akan didapatkan oleh siswa?

3. Berapa jumlah metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan perbedaan hakikat IPA dengan hakikat pembelajaran IPA.

2. Untuk menjelaskan tujuan pembelajaran IPA yang akan didapatkan oleh


mahasiswa.

3. Untuk menjelaskan jumlah metode yang digunakan dalam pembelajran IPA SD

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat IPA

Ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang


tersusun secara alam. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam tidak hanya dengan
fakta atau realita tetapi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah. 

a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan 

IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep IPA
yang sangat luas. IPA dipertimbangakan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan
yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan yang
sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang
menjelaskan alam.

b. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investigation) 

IPA sebagai suatu proses penelusuran umumnya merupakan suatu pandangan yang
menghubungkan gambaran IPA yang berhu-bungan erat dengan kegiatan
laboratorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini IPA dipandang sebagai
sesuatu yang memiliki disi-plin yang ketat, objektif, dan suatu proses yang bebas
nilai. 

c. IPA sebagai kumpulan nilai

IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan pene-kanan IPA sebagai
proses. Bagaimanapun juga, pandangan ini mene-kankan pada aspek nilai ilmiah
yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu,
dan keterbukaan. 

d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia

Proses IPA dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan dan dunia
di sekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana manusia mengerti
dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka, selain juga merupakan salah
satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya. 

e. IPA sebagai institusi sosial

Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam penegrtian sebagai kumpulan
para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan
akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi,
pemerintah, politik, bahkan militer. 
f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia 

Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya merupakan


penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta alam.
Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi kebenaran. Hal pokok
dalam pandangan ini adalah IPA merupakan konstruksi pemikiran manusia. Oleh
karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan sementara. 

g. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari 

Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA. Bukan saja pemakaian berbagai
jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan pengetahuan, me-lainkan pula
cara bagaimana orang berpikir mengenai situasi sehari-hari sangat kuat
dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah (scientific approach).

Secara rinci hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Bridgman (dalam Putra, 2011:7)
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka

2. Observasi dan eksperimen, merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.

3. Ramalan (prediksi), merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi
tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan
terjadi dapat diprediksikan secara tepat.

4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih
sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari
penemuan sebelumnya. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkaian menemukan suatu
kebenaran.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-
konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan
diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).

B. Pengertian ilmu pengetahuan alam


Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang
arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa
Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process,
inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan


untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua
cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam
(the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam
ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua
kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological
sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang
membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di
dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa
dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-
benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life
sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life
science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia
yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu,
serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan
lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak
tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan ” Sains hari ini adalah
teknologi hari esok” merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh
sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang,
yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang
lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra,
1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPA 


IPA dapat didefinisikan sesuai dengan fungsinya. Dua fungsi IPA yang sangat
penting menurut Bernal, yaitu: meningkatkan produksi dan mengubah sikap juga
pandangan manusia terhadap alam. IPA dapat dipandang sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan produksi karena IPA menggunakan pendekatan
eksperimentasi, dengan uji coba sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor
penghambat untuk mencapai tujuan. Sedangkan IPA berfungsi untuk mengubah
sikap manusia terhadap alam semesta dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Orang percaya bahwa pelangi adalh selendang bidadari, sedangkan orang IPA
mengerti bahwa pelangi suatu pembiasan cahaya oleh bintik-bintik air di udara.

2. Orang percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena ditelan oleh raksasa sakti ,
sedangkan orang IPA mengatakan gerhana bulan terjadi karena tertutup bayangan
bumi.

3. Orang percaya gunung meletus karena meminta sesaji, menurut orang IPA
gunung meletus karena adanya perbedaan tekanan antara materi yang menyumbat
lubang kepundan dengan gas dan cairan batu yang hendak keluar dari dalam
gunung.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)


secara terperinci adalah:

1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya.

2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang


bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.

4. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.

6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar


untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA di


Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai
konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs), serta bertujuan: (1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; (2) Menanamkan rasa ingin tahu
dan sikap positip terhadap sains dan teknologi; (3) Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan; (4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam; (5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan (6)
Menghargai alam dan segala ketera-turannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 

Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler
pendidikan IPA dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar
memahami konsep IPA, memiliki keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan
religius. Keilmiah dan tujuan transendental pendidikan IPA sebagaimana
dipaparkan di atas sudah barang tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi
pelajaran IPA, melainkan oleh cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan di
dalamnya (Galton & Harlen, 1990:2). Dengan demikian pengertian, karakteristik
dan tujuan pendidikan IPA SD dalam kurikulum menuntut proses belajar-mengajar
IPA yang tidak terlalu akademis yakni penekanan pada penyampaian konsep-
konsep dengan sistimatika yang ketak berdasarkan buku teks dan lebih-lebih
sekedar verbalistik semata. 

Pendidikan IPA di Sekolah Dasar


Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami konsep-
konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam
sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk
menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.
Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut
proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.

Selain itu dalam kondisi ketergantungan hidup manusia akan ilmu dan teknologi
yang sangat tinggi, maka pembelajaran IPA di SD harus dijadikan sebagai mata
pelajaran dasar dan diarahkan untuk menghasilkan warga Negara yang melek IPA.
Rutherford dan Ahlgren (1990) dalam kata pengantarnya untuk buku Science for
All Americans mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan
sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan : Pertama, IPA dapat memberi
seseorang pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan perilaku social yang
diperlukan untuk pengembangan pemecahan yang efektif bagi masalah-masalah
local dan global; Kedua, dengan penekanan dan penjelasan akan adanya saling
ketergantungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain
beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap berpikir
seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi; Ketiga,
Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap kegiatan
kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali melibatkan
sejumlah bukti, pertimbangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidak pastian;
Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi sesorang dasar yang kuat untuk
menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan
budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat
memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan
pengetahuan baru yang penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna
meningkatkan kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh
pemahaman masyarakat umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta
kebiasaan berpikir ilmiah.

Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. 

Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan


belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah
dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari
minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu
mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di
lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya:
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik


memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung


Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(directexperiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran


dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami
konsepkonsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan


bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai


dengan minat dan kebutuhannya.

D. MANFAAT ILMU PENGETAHUAN ALAM

1. Dalam Penyediaan Pangan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam bidang penyediaan


pangan melahirkan Panca Usaha Tani yang merupakan program Pemerintah. Panca
Usaha Tani meliputi varitas unggul, pupuk, pestisida, pola tanam dan pengairan.

Varitas unggul adalah pilihan utama dari bibit yang pada penanaman diharapkan
akan diperoleh buah yang bermutu unggul pula.
Pupuk, yang merupakan bahan makanan pokok dari tanaman, yang merupakan
hasil dari perkembangan Ilmu Pengetahuna Alam dan teknologi adalah Urea, Z.A,
Superfosfat, Pupuk kompos, Pupuk kandang, dan lain-lain.

Pestisida merupakan bahan kimia yang dipakai untuk memberantas hama dan
penyakit yang merusak tanaman sehubungan dengan usaha-usaha mempertinggi
hasil produksi. Beberapa pestisida antara lain : Insektisida, Herbisida, Fungisida.

Pola tanam yang teratur akan mempermudah pengawasan dan pemeliharaan


terhadap tanaman. Adanya bendungan atau waduk penampungan air beserta
saluran primer, sekunder, dan drainase. 

2. Penyediaan Sandang 

Setelah adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi, telah


dikembangkan jenis-jenis serat seperti nylon dan rayon, tetoron, dakron, poliester,
tetrek, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan serat-serat sintesis dengan suatu katalisa
yang cocok mempunyai sifat mekanik yang tinggi dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. 

3. Penyediaan Papan 

Dewasa ini, para ilmuwan berusaha untuk memanfaatkan lautan dan ruang angkasa
sebagai pemukiman. Mereka membuat pulau-pulau disertai peternakan dan
perkebunan laut. Sedangkan dalam jangka panjang, pemukiman di antariksa
sedang dalam penelitian, walaupun untuk mewujudkan itu semua merupakan
tantangan yang berat, namun mengingat kemampuan dan usaha manusia yang
tinggi, kemungkinan yang dipaparkan di atas bukan lagi suatu impian kosong.

F. Metode IPA

1. Metode Ceramah 

Metode ini paling umum dijumpai di sekolah-sekolah di Indonesia, karena mudah


dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu
merancang kegiatan siswa. Selain itu metode ceramah dianggap cukup efektif
untuk digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak, serta bila dituntut
untuk menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu yang singkat.

Pada metode ceramah guru memberikan penerangan secara lisan kepada sejumlah
siswa, siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya, dan pada umumnya siswa
bersifat pasif. Karena itu, pada umumnya metode ceramah kurang merangsang
siswa untuk mengembangkan kreatifitas, mengemukakan pendapat, serta mencari
dan mengolah informasi.
Untuk mengatasi kelemahan pada metode ceramah, biasanya guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berpikir. Selain itu penyajian bahan
ajar harus disampaikan secara sistematis menggunakan bantu-an media yang dapat
menarik perhatian siswa.

2. Metode Demonstrasi 

Pada metode demonstrasi diperlihatkan suatu proses kejadian atau cara kerja suatu
alat kepada siswa. Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh gu-ru sendiri,
dibantu beberapa siswa, atau dilakukan oleh sekelompok siswa. Pada
pelaksanaannya metode ini tidak hanya memperlihatkan sesuatu sekedar untuk
dilihat, tetapi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian,
mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip,
menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoretis dan untuk
memperkuat suatu pengertian. Metode ini dapat membuat pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit, sehingga diharapkan dapat difahami secara lebih mendalam dan
bertahan lama dalam pikiran siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum metode ini dilakukan di antaranya:
materi yang didemonstrasikan harus diujicoba terlebih dahulu, tujuan yang ingin
dicapai harus ditetapkan dengan jelas serta demonstrasi yang dilakukan harus dapat
dilihat dengan jelas oleh semua siswa.

3. Metode Eksperimen 

Mempelajari IPA kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan
percobaan di laboratorium. Laboratorium IPA tidak hanya sebatas ruangan khusus
yang dibatasi dinding, tetapi dapat lebih luas mencakup laboratorium terbuka
berupa alam semesta. Dalam proses pembelajaran dengan me-tode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami atau melakukan percoba-an sendiri baik secara
individual maupun kelompok kecil.

Ada dua istilah berbeda yang sering digunakan berkaitan dengan metode
eksperimen ini, yaitu praktikum (practical work) dan eksperimen. Praktikum lebih
cenderung untuk membangun keterampilan menggunakan alat-alat IPA atau
mempraktikkan suatu teknik/prosedur tertentu. Sedangkan eksperi-men bertujuan
untuk mengetahui/menyelidiki sesuatu yang baru menggunakan alat-alat sains
tertentu. Baik praktikum maupun eksperimen memegang peranan yang penting
dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode dan sikap ilmiah
bagi siswa.

Dalam menyusun petunjuk praktikum/eksperimen, guru harus dapat menyajikan


lembar kerja siswa (LKS) yang mengajak siswa berpikir dalam me-laksanakan
tugas prakteknya. Perlu dihindarkan LKS yang berbentuk cookbook, yang
petunjuknya begitu lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin dan tidak
ada peluang untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak yang
ilmiah dan efektif.

4. Metode Diskusi 

Metode ini sangat baik untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam


berkomunikasi. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun
siswa dengan siswa. Menurut Webb (1985), metode diskusi sebagai pilihan
mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta
siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan
keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di
muka umum.

Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya
diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan
didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau
dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk
semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya
didiskusikan dalam diskusi kelas.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi,


sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat di-
kembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada
pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan
diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam
pelaksanaaan diskusi.

5. Metode Proyek 

Metode ini digunakan untuk menyalurkan minat siswa yang berbedabeda. Dalam
pelaksanaannya sekelompok anak mendapat tugas untuk menye-lesaikan proyek
yang dipilihnya sendiri setelah dikonsultasikan ke gurunya. Tugas guru adalah
memberi petunjuk mengenai segala sesuatu yang perlu dipelajari, dibaca, serta
dicari keterangannya.
Suatu proyek harus direncanakan dengan baik meliputi langkah kerja, jadwal
penggunaan waktu, dan pembagian tugas dalam kelompok. Penyelesaian suatu
proyek dilakukan secara kolaboratif.

Untuk mencapai hasil yang optimal, guru dalam hal pelaksanaan metode ini selalu
mengevaluasi ketercapaian dari target yang telah dijadwalkan. Pada akhir suatu
periode guru harus berusaha memfasilitasi kelompok siswa untuk memamerkan
hasil kerjanya kepada kelompok lain, kelas lain atau lingkungan yang lebih luas
lagi.

6. Metode Karyawisata 

Lingkungan dan masyarakatnya dapat digunakan untuk area belajar siswa, jadi
siswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Melaksanakan karyawisata adalah suatu
cara untuk memperluas pengalaman siswa, berupa kunjungan yang direncanakan
ke suatu objek untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memperoleh informasi
yang diperlukan.

Suatu karyawisata akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan apabila guru
mempersiapkan sebaik-baiknya. Untuk itu guru perlu mengetahui apa yang akan
dilihat siswa dan informasi apa yang akan didapat. Jika memungkinkan guru
sebaiknya mengadakan survey awal ke objek karyawisata yang akan dikunjungi,
untuk mendapatkan informasi seperlunya mengenai hal-hal yang dapat
dimanfaatkan siswa untuk dipelajari. Setelah itu guru mengadakan perencanaan
pengaturan waktu, jumlah siswa yang akan diikutsertakan, peralatan yang
diperlukan, serta bentuk tugas yang diberikan ketika siswa melaksanakan
karyawisata. Bentuk tugas tersebut dapat diperuntukkan bagi individual ataupun
kelompok.

Hasil dari pelaksanaan karyawisata selain dilaporkan dalam bentuk karya tulis,
sebaiknya dibahas dalam diskusi kelas sehingga menghasilkan suatu persepsi yang
benar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Persepsi tersebut terutama
merupakan materi penunjang yang dapat memperluas wa-wasan siswa terkait
dengan konten dalam materi pembelajaran.

7. Metode Penugasan 

Pembelajaran menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu


agar siswa melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Belajar mandiri ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Selain ke-mandirian, metode ini
juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak dari berbagai sumber, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, serta membi-na kebiasaan mencari dan
mengolah sendiri informasi.

Pemberian tugas yang dilakukan guru harus terdeskripsikan dengan jelas dan
terevaluasi dengan benar. Setelah tugas dievaluasi, guru dituntut untuk
memberikan timbal balik yang dapat memperbaiki pemahaman ataupun cara
penyelesaian masalah yang dimiliki siswa. Apabila tugas harus diselesaikan secara
berkelompok, sebaiknya guru juga mendeskripsikan tugas untuk anggota kelompok
agar terhindar adanya siswa yang tidak turut ambil bagian dalam pelaksanaan tugas
kelompok.
Dengan metode pemberian tugas, sumber belajar bagi siswa tidak hanya berasal
dari guru. Selain itu sumber belajar, khususnya berupa buku pegangan seharusnya
dioptimalkan penggunaannya oleh siswa untuk belajar mandiri melalui tugas
belajar yang dikontrol oleh guru.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN 

Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada
kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi,
sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar
untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik,
atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan
dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan ini anak dihadapkan
pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian”.
Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” Anak diminta untuk mencari dan
menyelidiki hal ini.

Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://rudy-unesa.blogspot.com/2010/12/hakikat-dan-fungsi-ilmu-
pengetahuan.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120776-tujuan-pembelajaran-
ilmu-pengetahuan-alam/#ixzz264w1s3DC

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-
dan-kelemahannya/
http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sekolah.html#ixzz25mpeE8LA

Diposkan oleh rachma dinna di 21.50 |

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

  276855425

Duniaku Dibalik Pendidikanku


Welcome to my blog _dinong ejepeh_

Pages
 TEKAN INI
Diberdayakan oleh Blogger.
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Blog Archive
 ►  2015 (1)
 ▼  2013 (15)
o ►  Juli (3)
o ▼  April (10)
 Media Pembelajaran
 PEMBELAJARAN KOMPONEN BAHASA
 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
 PUISI: DEFINISI DAN UNSUR-UNSURNYA
 METODE JIGSAW
 KARANGAN ILMIAH
 About Sertifikasi GURU
 5 Langkah Jadi Guru Ideal dan Inovatif
 MAKALAH HAKIKAT IPA (semester 2)
 MENGISI LIBURAN KULIAH DENGAN MENJADI GURU BANTU D...
o ►  Maret (1)
o ►  Januari (1)
 ►  2012 (2)

About Me

RACHMA DINNA

Selamat datang di My Blogger ,,sahabatku

Perkenalkan namaku Dinna

Tapii sahabat dekatku memanggil namaku dengan sebutan dinong ejepeh :)

Alasannya saya tak tahu mengapa,,Tapii saya bangga kok :D

-sEMoGa BeRmAnFaAt-

Lihat profil lengkapku

Fish
Digital clock
MAKALAH HAKIKAT IPA (semester 2)
HAKIKAT IPA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menanjaki perkuliahan semester tiga, mahasiswa PGSD diharapkan mampu


membuat buku ajar yang nantinya dapat dipergunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar pada saat KKN ( Kuliah Kerja 
Nyata ) ataupun saat menjadi guru nantinya. Oleh karena itu, untuk memenuhi
tugas tersebut mahasiswa harus menganalisa standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indicator yang tertuang dalam silabus.

Untuk membantu pembuatan bahan ajar mahasiswa, dosen memerintah mahasiswa


untuk mencari materi di internet tentang IPA. Tugas tersebut merupakan tingkatan
pertama sebelum melangkah ke tingkat selanjutnya.

Tugas ini memiliki banyak manfaatnya, yaitu membantu mahasiswa memperoleh


materi untuk pembuatan bahan ajar materi pembelajaran IPA dan memfasilitasi
mahasiswa dalam mengembangkan pembelajaran IPA SD.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan hakikat IPA dengan hakikat pemebelajaran IPA?

2. Apa saja tujuan pembelajaran IPA yang akan didapatkan oleh siswa?

3. Berapa jumlah metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan perbedaan hakikat IPA dengan hakikat pembelajaran IPA.

2. Untuk menjelaskan tujuan pembelajaran IPA yang akan didapatkan oleh


mahasiswa.

3. Untuk menjelaskan jumlah metode yang digunakan dalam pembelajran IPA SD

BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat IPA
Ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara alam. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam tidak hanya dengan
fakta atau realita tetapi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah. 

a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan 

IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep IPA
yang sangat luas. IPA dipertimbangakan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan
yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan yang
sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang
menjelaskan alam.

b. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investigation) 

IPA sebagai suatu proses penelusuran umumnya merupakan suatu pandangan yang
menghubungkan gambaran IPA yang berhu-bungan erat dengan kegiatan
laboratorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini IPA dipandang sebagai
sesuatu yang memiliki disi-plin yang ketat, objektif, dan suatu proses yang bebas
nilai. 

c. IPA sebagai kumpulan nilai

IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan pene-kanan IPA sebagai
proses. Bagaimanapun juga, pandangan ini mene-kankan pada aspek nilai ilmiah
yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu,
dan keterbukaan. 

d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia

Proses IPA dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan dan dunia
di sekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana manusia mengerti
dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka, selain juga merupakan salah
satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya. 

e. IPA sebagai institusi sosial

Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam penegrtian sebagai kumpulan
para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan
akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi,
pemerintah, politik, bahkan militer. 

f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia 


Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya merupakan
penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta alam.
Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi kebenaran. Hal pokok
dalam pandangan ini adalah IPA merupakan konstruksi pemikiran manusia. Oleh
karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan sementara. 

g. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari 

Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA. Bukan saja pemakaian berbagai
jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan pengetahuan, me-lainkan pula
cara bagaimana orang berpikir mengenai situasi sehari-hari sangat kuat
dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah (scientific approach).

Secara rinci hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Bridgman (dalam Putra, 2011:7)
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka-angka

2. Observasi dan eksperimen, merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.

3. Ramalan (prediksi), merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi
tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan
terjadi dapat diprediksikan secara tepat.

4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih
sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari
penemuan sebelumnya. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkaian menemukan suatu
kebenaran.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-
konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan
diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).

B. Pengertian ilmu pengetahuan alam

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang
arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa
Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process,
inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan


untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua
cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam
(the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam
ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua
kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological
sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang
membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di
dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa
dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-
benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life
sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life
science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia
yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu,
serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan
lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak
tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan ” Sains hari ini adalah
teknologi hari esok” merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh
sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang,
yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang
lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra,
1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPA 


IPA dapat didefinisikan sesuai dengan fungsinya. Dua fungsi IPA yang sangat
penting menurut Bernal, yaitu: meningkatkan produksi dan mengubah sikap juga
pandangan manusia terhadap alam. IPA dapat dipandang sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan produksi karena IPA menggunakan pendekatan
eksperimentasi, dengan uji coba sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor
penghambat untuk mencapai tujuan. Sedangkan IPA berfungsi untuk mengubah
sikap manusia terhadap alam semesta dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Orang percaya bahwa pelangi adalh selendang bidadari, sedangkan orang IPA
mengerti bahwa pelangi suatu pembiasan cahaya oleh bintik-bintik air di udara.

2. Orang percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena ditelan oleh raksasa sakti ,
sedangkan orang IPA mengatakan gerhana bulan terjadi karena tertutup bayangan
bumi.

3. Orang percaya gunung meletus karena meminta sesaji, menurut orang IPA
gunung meletus karena adanya perbedaan tekanan antara materi yang menyumbat
lubang kepundan dengan gas dan cairan batu yang hendak keluar dari dalam
gunung.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)


secara terperinci adalah:

1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya.

2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang


bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.

4. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan


melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.
6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA di


Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai
konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah
(MTs), serta bertujuan: (1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; (2) Menanamkan rasa ingin tahu
dan sikap positip terhadap sains dan teknologi; (3) Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan; (4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam; (5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan (6)
Menghargai alam dan segala ketera-turannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 

Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler
pendidikan IPA dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar
memahami konsep IPA, memiliki keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan
religius. Keilmiah dan tujuan transendental pendidikan IPA sebagaimana
dipaparkan di atas sudah barang tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi
pelajaran IPA, melainkan oleh cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan di
dalamnya (Galton & Harlen, 1990:2). Dengan demikian pengertian, karakteristik
dan tujuan pendidikan IPA SD dalam kurikulum menuntut proses belajar-mengajar
IPA yang tidak terlalu akademis yakni penekanan pada penyampaian konsep-
konsep dengan sistimatika yang ketak berdasarkan buku teks dan lebih-lebih
sekedar verbalistik semata. 

Pendidikan IPA di Sekolah Dasar


Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa : memahami konsep-
konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam
sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk
menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.
Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut
proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.

Selain itu dalam kondisi ketergantungan hidup manusia akan ilmu dan teknologi
yang sangat tinggi, maka pembelajaran IPA di SD harus dijadikan sebagai mata
pelajaran dasar dan diarahkan untuk menghasilkan warga Negara yang melek IPA.
Rutherford dan Ahlgren (1990) dalam kata pengantarnya untuk buku Science for
All Americans mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan
sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan : Pertama, IPA dapat memberi
seseorang pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan perilaku social yang
diperlukan untuk pengembangan pemecahan yang efektif bagi masalah-masalah
local dan global; Kedua, dengan penekanan dan penjelasan akan adanya saling
ketergantungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain
beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap berpikir
seseorang terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi; Ketiga,
Kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam setiap kegiatan
kehidupan sehingga peka terhadap permasalahan yang seringkali melibatkan
sejumlah bukti, pertimbangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidak pastian;
Keempat, prinsip-prinsip teknologi memberi sesorang dasar yang kuat untuk
menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan
budaya; Kelima, pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat
memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan
pengetahuan baru yang penting; Keenam, potensi IPA dan teknologi guna
meningkatkan kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh
pemahaman masyarakat umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta
kebiasaan berpikir ilmiah.

Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. 

Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan


belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah
dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari
minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu
mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di
lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya:
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik


memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa


(directexperiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran


dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami
konsepkonsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan


bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai


dengan minat dan kebutuhannya.

D. MANFAAT ILMU PENGETAHUAN ALAM

1. Dalam Penyediaan Pangan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam bidang penyediaan


pangan melahirkan Panca Usaha Tani yang merupakan program Pemerintah. Panca
Usaha Tani meliputi varitas unggul, pupuk, pestisida, pola tanam dan pengairan.

Varitas unggul adalah pilihan utama dari bibit yang pada penanaman diharapkan
akan diperoleh buah yang bermutu unggul pula.

Pupuk, yang merupakan bahan makanan pokok dari tanaman, yang merupakan
hasil dari perkembangan Ilmu Pengetahuna Alam dan teknologi adalah Urea, Z.A,
Superfosfat, Pupuk kompos, Pupuk kandang, dan lain-lain.
Pestisida merupakan bahan kimia yang dipakai untuk memberantas hama dan
penyakit yang merusak tanaman sehubungan dengan usaha-usaha mempertinggi
hasil produksi. Beberapa pestisida antara lain : Insektisida, Herbisida, Fungisida.

Pola tanam yang teratur akan mempermudah pengawasan dan pemeliharaan


terhadap tanaman. Adanya bendungan atau waduk penampungan air beserta
saluran primer, sekunder, dan drainase. 

2. Penyediaan Sandang 

Setelah adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi, telah


dikembangkan jenis-jenis serat seperti nylon dan rayon, tetoron, dakron, poliester,
tetrek, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan serat-serat sintesis dengan suatu katalisa
yang cocok mempunyai sifat mekanik yang tinggi dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. 

3. Penyediaan Papan 

Dewasa ini, para ilmuwan berusaha untuk memanfaatkan lautan dan ruang angkasa
sebagai pemukiman. Mereka membuat pulau-pulau disertai peternakan dan
perkebunan laut. Sedangkan dalam jangka panjang, pemukiman di antariksa
sedang dalam penelitian, walaupun untuk mewujudkan itu semua merupakan
tantangan yang berat, namun mengingat kemampuan dan usaha manusia yang
tinggi, kemungkinan yang dipaparkan di atas bukan lagi suatu impian kosong.

F. Metode IPA

1. Metode Ceramah 

Metode ini paling umum dijumpai di sekolah-sekolah di Indonesia, karena mudah


dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu
merancang kegiatan siswa. Selain itu metode ceramah dianggap cukup efektif
untuk digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak, serta bila dituntut
untuk menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu yang singkat.

Pada metode ceramah guru memberikan penerangan secara lisan kepada sejumlah
siswa, siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya, dan pada umumnya siswa
bersifat pasif. Karena itu, pada umumnya metode ceramah kurang merangsang
siswa untuk mengembangkan kreatifitas, mengemukakan pendapat, serta mencari
dan mengolah informasi.

Untuk mengatasi kelemahan pada metode ceramah, biasanya guru mengajukan


pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berpikir. Selain itu penyajian bahan
ajar harus disampaikan secara sistematis menggunakan bantu-an media yang dapat
menarik perhatian siswa.

2. Metode Demonstrasi 

Pada metode demonstrasi diperlihatkan suatu proses kejadian atau cara kerja suatu
alat kepada siswa. Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh gu-ru sendiri,
dibantu beberapa siswa, atau dilakukan oleh sekelompok siswa. Pada
pelaksanaannya metode ini tidak hanya memperlihatkan sesuatu sekedar untuk
dilihat, tetapi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian,
mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip,
menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoretis dan untuk
memperkuat suatu pengertian. Metode ini dapat membuat pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit, sehingga diharapkan dapat difahami secara lebih mendalam dan
bertahan lama dalam pikiran siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum metode ini dilakukan di antaranya:
materi yang didemonstrasikan harus diujicoba terlebih dahulu, tujuan yang ingin
dicapai harus ditetapkan dengan jelas serta demonstrasi yang dilakukan harus dapat
dilihat dengan jelas oleh semua siswa.

3. Metode Eksperimen 

Mempelajari IPA kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan
percobaan di laboratorium. Laboratorium IPA tidak hanya sebatas ruangan khusus
yang dibatasi dinding, tetapi dapat lebih luas mencakup laboratorium terbuka
berupa alam semesta. Dalam proses pembelajaran dengan me-tode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami atau melakukan percoba-an sendiri baik secara
individual maupun kelompok kecil.

Ada dua istilah berbeda yang sering digunakan berkaitan dengan metode
eksperimen ini, yaitu praktikum (practical work) dan eksperimen. Praktikum lebih
cenderung untuk membangun keterampilan menggunakan alat-alat IPA atau
mempraktikkan suatu teknik/prosedur tertentu. Sedangkan eksperi-men bertujuan
untuk mengetahui/menyelidiki sesuatu yang baru menggunakan alat-alat sains
tertentu. Baik praktikum maupun eksperimen memegang peranan yang penting
dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode dan sikap ilmiah
bagi siswa.

Dalam menyusun petunjuk praktikum/eksperimen, guru harus dapat menyajikan


lembar kerja siswa (LKS) yang mengajak siswa berpikir dalam me-laksanakan
tugas prakteknya. Perlu dihindarkan LKS yang berbentuk cookbook, yang
petunjuknya begitu lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin dan tidak
ada peluang untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak yang
ilmiah dan efektif.

4. Metode Diskusi 

Metode ini sangat baik untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam


berkomunikasi. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun
siswa dengan siswa. Menurut Webb (1985), metode diskusi sebagai pilihan
mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta
siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan
keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di
muka umum.

Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya
diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan
didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau
dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk
semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya
didiskusikan dalam diskusi kelas.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi,


sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat di-
kembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada
pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan
diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam
pelaksanaaan diskusi.

5. Metode Proyek 

Metode ini digunakan untuk menyalurkan minat siswa yang berbedabeda. Dalam
pelaksanaannya sekelompok anak mendapat tugas untuk menye-lesaikan proyek
yang dipilihnya sendiri setelah dikonsultasikan ke gurunya. Tugas guru adalah
memberi petunjuk mengenai segala sesuatu yang perlu dipelajari, dibaca, serta
dicari keterangannya.
Suatu proyek harus direncanakan dengan baik meliputi langkah kerja, jadwal
penggunaan waktu, dan pembagian tugas dalam kelompok. Penyelesaian suatu
proyek dilakukan secara kolaboratif.

Untuk mencapai hasil yang optimal, guru dalam hal pelaksanaan metode ini selalu
mengevaluasi ketercapaian dari target yang telah dijadwalkan. Pada akhir suatu
periode guru harus berusaha memfasilitasi kelompok siswa untuk memamerkan
hasil kerjanya kepada kelompok lain, kelas lain atau lingkungan yang lebih luas
lagi.
6. Metode Karyawisata 

Lingkungan dan masyarakatnya dapat digunakan untuk area belajar siswa, jadi
siswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Melaksanakan karyawisata adalah suatu
cara untuk memperluas pengalaman siswa, berupa kunjungan yang direncanakan
ke suatu objek untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memperoleh informasi
yang diperlukan.

Suatu karyawisata akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan apabila guru
mempersiapkan sebaik-baiknya. Untuk itu guru perlu mengetahui apa yang akan
dilihat siswa dan informasi apa yang akan didapat. Jika memungkinkan guru
sebaiknya mengadakan survey awal ke objek karyawisata yang akan dikunjungi,
untuk mendapatkan informasi seperlunya mengenai hal-hal yang dapat
dimanfaatkan siswa untuk dipelajari. Setelah itu guru mengadakan perencanaan
pengaturan waktu, jumlah siswa yang akan diikutsertakan, peralatan yang
diperlukan, serta bentuk tugas yang diberikan ketika siswa melaksanakan
karyawisata. Bentuk tugas tersebut dapat diperuntukkan bagi individual ataupun
kelompok.

Hasil dari pelaksanaan karyawisata selain dilaporkan dalam bentuk karya tulis,
sebaiknya dibahas dalam diskusi kelas sehingga menghasilkan suatu persepsi yang
benar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Persepsi tersebut terutama
merupakan materi penunjang yang dapat memperluas wa-wasan siswa terkait
dengan konten dalam materi pembelajaran.

7. Metode Penugasan 

Pembelajaran menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu


agar siswa melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Belajar mandiri ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Selain ke-mandirian, metode ini
juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak dari berbagai sumber, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, serta membi-na kebiasaan mencari dan
mengolah sendiri informasi.

Pemberian tugas yang dilakukan guru harus terdeskripsikan dengan jelas dan
terevaluasi dengan benar. Setelah tugas dievaluasi, guru dituntut untuk
memberikan timbal balik yang dapat memperbaiki pemahaman ataupun cara
penyelesaian masalah yang dimiliki siswa. Apabila tugas harus diselesaikan secara
berkelompok, sebaiknya guru juga mendeskripsikan tugas untuk anggota kelompok
agar terhindar adanya siswa yang tidak turut ambil bagian dalam pelaksanaan tugas
kelompok.
Dengan metode pemberian tugas, sumber belajar bagi siswa tidak hanya berasal
dari guru. Selain itu sumber belajar, khususnya berupa buku pegangan seharusnya
dioptimalkan penggunaannya oleh siswa untuk belajar mandiri melalui tugas
belajar yang dikontrol oleh guru.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN 

Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada
kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi,
sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar
untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik,
atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan
dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan ini anak dihadapkan
pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian”.
Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” Anak diminta untuk mencari dan
menyelidiki hal ini.

Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://rudy-unesa.blogspot.com/2010/12/hakikat-dan-fungsi-ilmu-
pengetahuan.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120776-tujuan-pembelajaran-
ilmu-pengetahuan-alam/#ixzz264w1s3DC

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-
dan-kelemahannya/
http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-
sekolah.html#ixzz25mpeE8LA

Diposkan oleh rachma dinna di 21.50 |

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

  276855425

PENONTON

Blog Archive

JAN

10

Karya tulis ilmiah pertumbuhan dan perkembangan kecambah

BAB I  –  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Penelitian
            Ciri makhluk hidup di antaranya adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai pengertian yang berbeda. Namun, proses pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara beriringan dan saling berkaitan.
                 Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan. Namun, efek lain
dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan
tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh
di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan Etiolasi. Dampak tanaman akibat etiolasi
adalah tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Padahal proses fotosintesis
bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan penting dalam pembentukan
klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil sehingga daun tidak
berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
            Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh
yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena
itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh. Produksi auksin akan terhambat pada tanaman yang
sering terkena sinar matahari.
            Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu lebih cepat, tapi batang tidak
tegar karena mengandung banyak air. Akibat tidak ada sinar matahari maka organ
perbanyakan pada tanaman lama-lama mengkerut lalu mati karena tidak mendapat sumber
makanan.
            Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh cahaya pada pertumbuhan dapat
dilakukan percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang
berbeda pada tanaman kacang hijau.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang akan terjadi jika salah satu tumbuhan yang akan dilakukan penelitian di tempatkan
di tempat yang berbeda intensitas cahayanya?
2.      Perubahan apa yang akan terlihat dari ke dua jenis tumbuhan tersebut?

C.       Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui apa yang akan terjadi terhadap tumbuhan yang ditempatkan pada
intensitas cahaya yang berbeda.
2.      Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terlihat dari tumbuhan tersebut.

D.       Manfaat Penelitian
         Manfaat dari praktikum ini sebagai sumber informasi dan referensi bagi orang dan diri
pribadi tentang pengaruh cahaya matahari terhadap laju pertumbuhan tanaman. Sebagai
media tambahan untuk proses pembelajaran.
BAB II –  TINJAUAN PUSTAKA

A.      Teori Penelitian
  Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat balik), karena
adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Pertumbuhan juga merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Pengukuran pertumbuhan tumbuhan dapat dilakukan menggunakan auksanometer,
yang berfungsi untuk mengukur kecepatan bertambahnya panjang batang
tanaman. Perkembangan adalah proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju
tingkat pematangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perkembangan akan terbentuk
struktur dan fungsi organ yang semakin kompleks dan sempurna. Perkembangan merupakan
proses kualitatif sehingga tidak dapat diukur.
  Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.   Faktor Internal : - Faktor Intraseluler. Contoh: Gen
                            - Faktor Interseluler. Contoh: Hormon
2.  Faktor Eksternal : - Air
                                   - Kelembapan
                                   - Nutrisi
                                   - Suhu
                                   - Oksigen
                                   - Nilai pH (Tingkat Keasaman)
                                   - Cahaya
  Cahaya
Merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan  energi.
Kekuranagn cahaya akan menggangu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat
pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat.
  Ciri- ciri tanaman yang mengalami etiolasi
1.   Tanaman berwarna pucat.
2.   Batang bersifat lemah dan kurus.
3.   Batang memanjang lebih cepat.
4.   Daun tidak berkembang akibat kekurangan klorofil.
  Hormon pada Tumbuhan yang Mempengaruhi pada percobaan ini
1.   Auksin
adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu jenis akusin yang telah
dapat diekstarksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin ditemukan
oleh Frits Went, ahli botani Belanda (1863-1935), pada tahun 1928. Auksin diproduksi di
bagian koleoptil (titik tumbuh), ujung batang, ujung akar, serta jaringan lain yang bersifat
meristematis. Auksin merangsang perpanjangan sel batang dan pertumbuhan sel akar,
merangsang aktivitas kambium, membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi),
merangsang pembentukan buah dan bunga, dll.

B.       Hipotesa Penelitian
Cahaya dapat menghambat pertumbuhan meninggi suatu tanaman karena cahaya
menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan) biji kacang hijau yang ada di tempat gelap
akan lebih cepat tinggi daripada yang berada di tempat terang. Biji kacang hijau yang berada
di tempat gelap batangnya tumbuh meninggi. Tetapi batangnya tidak kokoh, daunnya
berwarna pucat. Sedangkan biji kacang hijau yang berada di tempat terang tumbuh lebih
pendek tapi kokoh, daun berwarna hijau segar.

BAB III –  METODE PENELITIAN

A.      Alat dan Bahan untuk Penelitian


1.      1 Botol Aqua yang sudah dibelah menjadi 2 bagian.
2.      Kardus, Mistar, Alat tulis.
3.      14 Biji Kacang Hijau.
4.      Air secukupnya.
5.      Kapas, sebagai media tanam.

B.        Waktu dan Tempat Penelitian


-  Waktu    : 04 Agustus 2012 s.d 11 Agustus 2012 (1 Minggu).
-  Tempat   : di Rumah.

C.        Cara Kerja Penelitian


1.      Tanamlah 7 biji kacang hijau dalam masing-masing pot yang sudah berisi kapas. Berilah
label pada kedua pot tersebut, yaitu Pot 1 dan Pot 2.
2.      Letakkan Pot 1 di tempat terang dan Pot 2 di tempat gelap. Siramlah setiap hari selama 1
minggu.
3.      Jika biji telah tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari kedua tanaman di pot
tersebut. Pengukuran di mulai dari permukaan tanah hingga ujung batang.
4.      Lakukan pengukuran tersebut setiap hari selama 7 hari.
5.      Tulislah hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
6.      Hitunglah rata-rata tinggi kecambah per hari untuk ke dua pot tersebut. Di hari ke 7,
hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk tiap percobaan.
7.      Buatlah grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang hijau.
8.      Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang kecambah pada tempat yang
berbeda intensitas cahayanya.

D.    Cara Pengambilan Data


Pengambilan data penelitian dilakukan setiap hari pada sore hari. Batang tanaman diukur
menggunakan mistar lalu di catat pada tabel penelitian.

BAB IV  –  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.       Data dan Fakta


 
Hari / Tinggi Kecambah (cm) Rata-
Tanggal rata
1 2 3 4 5 6 7
Ahad 1.8 1.5 3 cm 2.4 2.5 2.5 1.3 15 ÷ 7 =
05/08/12 cm cm cm cm cm cm 2.14 cm
Senin 4 cm 5.1 6.3 5 cm 5 cm 7.1 3.7 36.2 ÷ 7 =
06/08/12 cm cm cm cm 5.17 cm
Selasa 10.5 9.3 12.3 9.2 12 cm 11 cm 7.6 71.9 ÷ 7 =
07/08/12 cm cm cm cm cm 10.2 cm
Rabu 20 19.4 22.6 17.8 20.3 24.5 13.3 137.9 ÷7
08/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 19.7 cm
Kamis 26.8 25.8 24.2 28 cm 32.6 38 cm 19.5 194.9 ÷7
09/08/12
Hari / cm cm cmTinggi Kecambah cm (cm) cm = 27.8 cm
Rata-
Jum’at
Tanggal 33.2 30.1 33.2 30.2 34.5 42.2 28.2 231.6 ÷7
rata
10/08/12 cm 1 cm 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7= 33.8 cm
SabtuAhad 35.6 1.830.5 2 cm 36.8 2 cm
31.5 2.535.2 1.850.1 2 cm 30.6 2.2250.3 ÷7
14.3 ÷ 7 =
11/08/12
05/08/12 cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm= 35.7 cm cm
2.04
Senin 2.6 2.5 2.3 3 cm 2.8 2.5 3.6 19.3 ÷ 7 =
06/08/12 cm cm cm cm cm cm 2.75 cm
Selasa 8 cm 4.5 5.2 6.1 4.7 4.3 5 cm 37.8 ÷ 7 =
07/08/12 cm cm cm cm cm 5.4 cm
Rabu 13 cm 4.6 9.5 11 cm 11.3 11.2 11.1 71.7 ÷ 7 =
08/08/12 cm cm cm cm cm 10.2 cm
Kamis 16.3 5.2 12.2 15.3 14.5 16.5 16.3 96.3 ÷ 7 =
09/08/12 cm cm cm cm cm cm cm 13.7 cm
Jum’at 17.2 5.4 16.8 21.2 15.7 17.3 17.5 111.1 ÷7
10/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 15.8 cm
Sabtu 19 cm 5.6 17.1 23 cm 18.8 18.9 18.3 120.7 ÷7
11/08/12 cm cm cm cm cm = 17.2 cm
Tabel 1.1 Pertumbuhan Tinggi Seluruh Kecambah di tempat Terang
Selisih Pertumbuhan Pertumbuhan Relatif
Tinggi (cm)
Hari ke - Perhari (cm) (%)
Terang Gelap Terang Gelap Terang Gelap

  Tab 1 2.04 2.14 2.04 2.14 100 100


el 2 2.75 5.17 0.71 3.03 31.27 58.6
1.2  3 5.4 10.2 2.65 5.03 49.07 49.31
Peng
4 10.2 19.7 4.8 9.5 47.05 48.22
amat
an 5 13.7 27.8 3.5 8.1 25.54 29.13
6 15.8 33.8 2.1 6 13.29 17.75
7 17.2 35.7 1.4 1.9 8.14 5.32
Pertumbuhan Seluruh Kecambah di tempat Gelap

Tabel 1.3 Pertumbuhan Tinggi (cm), selisih pertumbuhan perhari (cm), dan pertumbuhan
relatif (%)

Grafik 1.1

Grafik 1.2

 
Grafik 1.3
 

Diposkan 10th January 2013 oleh fia fhinzy


  

Tambahkan komentar
fiia's diary

 Klasik
 

 Kartu Lipat
 

 Majalah
 

 Mozaik
 

 Bilah Sisi
 

 Cuplikan
 

 Kronologis
1.
JAN

10

Karya tulis ilmiah pertumbuhan dan perkembangan kecambah

BAB I  –  PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Penelitian


            Ciri makhluk hidup di antaranya adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai pengertian yang berbeda. Namun, proses pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara beriringan dan saling berkaitan.
                 Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan. Namun, efek lain
dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan
tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh
di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan Etiolasi. Dampak tanaman akibat etiolasi
adalah tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Padahal proses fotosintesis
bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan penting dalam pembentukan
klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil sehingga daun tidak
berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
            Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh
yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena
itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh. Produksi auksin akan terhambat pada tanaman yang
sering terkena sinar matahari.
            Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu lebih cepat, tapi batang tidak
tegar karena mengandung banyak air. Akibat tidak ada sinar matahari maka organ
perbanyakan pada tanaman lama-lama mengkerut lalu mati karena tidak mendapat sumber
makanan.
            Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh cahaya pada pertumbuhan dapat
dilakukan percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang
berbeda pada tanaman kacang hijau.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang akan terjadi jika salah satu tumbuhan yang akan dilakukan penelitian di tempatkan
di tempat yang berbeda intensitas cahayanya?
2.      Perubahan apa yang akan terlihat dari ke dua jenis tumbuhan tersebut?

C.       Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui apa yang akan terjadi terhadap tumbuhan yang ditempatkan pada
intensitas cahaya yang berbeda.
2.      Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terlihat dari tumbuhan tersebut.

D.       Manfaat Penelitian
         Manfaat dari praktikum ini sebagai sumber informasi dan referensi bagi orang dan diri
pribadi tentang pengaruh cahaya matahari terhadap laju pertumbuhan tanaman. Sebagai
media tambahan untuk proses pembelajaran.
BAB II –  TINJAUAN PUSTAKA

A.      Teori Penelitian
  Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat balik), karena
adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Pertumbuhan juga merupakan proses kuantitatif, artinya dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Pengukuran pertumbuhan tumbuhan dapat dilakukan menggunakan auksanometer,
yang berfungsi untuk mengukur kecepatan bertambahnya panjang batang
tanaman. Perkembangan adalah proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju
tingkat pematangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perkembangan akan terbentuk
struktur dan fungsi organ yang semakin kompleks dan sempurna. Perkembangan merupakan
proses kualitatif sehingga tidak dapat diukur.
  Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.   Faktor Internal : - Faktor Intraseluler. Contoh: Gen
                            - Faktor Interseluler. Contoh: Hormon
2.  Faktor Eksternal : - Air
                                   - Kelembapan
                                   - Nutrisi
                                   - Suhu
                                   - Oksigen
                                   - Nilai pH (Tingkat Keasaman)
                                   - Cahaya
  Cahaya
Merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan  energi.
Kekuranagn cahaya akan menggangu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat
pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat.
  Ciri- ciri tanaman yang mengalami etiolasi
1.   Tanaman berwarna pucat.
2.   Batang bersifat lemah dan kurus.
3.   Batang memanjang lebih cepat.
4.   Daun tidak berkembang akibat kekurangan klorofil.
  Hormon pada Tumbuhan yang Mempengaruhi pada percobaan ini
1.   Auksin
adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu jenis akusin yang telah
dapat diekstarksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin ditemukan
oleh Frits Went, ahli botani Belanda (1863-1935), pada tahun 1928. Auksin diproduksi di
bagian koleoptil (titik tumbuh), ujung batang, ujung akar, serta jaringan lain yang bersifat
meristematis. Auksin merangsang perpanjangan sel batang dan pertumbuhan sel akar,
merangsang aktivitas kambium, membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi),
merangsang pembentukan buah dan bunga, dll.

B.       Hipotesa Penelitian
Cahaya dapat menghambat pertumbuhan meninggi suatu tanaman karena cahaya
menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan) biji kacang hijau yang ada di tempat gelap
akan lebih cepat tinggi daripada yang berada di tempat terang. Biji kacang hijau yang berada
di tempat gelap batangnya tumbuh meninggi. Tetapi batangnya tidak kokoh, daunnya
berwarna pucat. Sedangkan biji kacang hijau yang berada di tempat terang tumbuh lebih
pendek tapi kokoh, daun berwarna hijau segar.

BAB III –  METODE PENELITIAN

A.      Alat dan Bahan untuk Penelitian


1.      1 Botol Aqua yang sudah dibelah menjadi 2 bagian.
2.      Kardus, Mistar, Alat tulis.
3.      14 Biji Kacang Hijau.
4.      Air secukupnya.
5.      Kapas, sebagai media tanam.

B.        Waktu dan Tempat Penelitian


-  Waktu    : 04 Agustus 2012 s.d 11 Agustus 2012 (1 Minggu).
-  Tempat   : di Rumah.

C.        Cara Kerja Penelitian


1.      Tanamlah 7 biji kacang hijau dalam masing-masing pot yang sudah berisi kapas. Berilah
label pada kedua pot tersebut, yaitu Pot 1 dan Pot 2.
2.      Letakkan Pot 1 di tempat terang dan Pot 2 di tempat gelap. Siramlah setiap hari selama 1
minggu.
3.      Jika biji telah tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari kedua tanaman di pot
tersebut. Pengukuran di mulai dari permukaan tanah hingga ujung batang.
4.      Lakukan pengukuran tersebut setiap hari selama 7 hari.
5.      Tulislah hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
6.      Hitunglah rata-rata tinggi kecambah per hari untuk ke dua pot tersebut. Di hari ke 7,
hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk tiap percobaan.
7.      Buatlah grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang hijau.
8.      Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang kecambah pada tempat yang
berbeda intensitas cahayanya.

D.    Cara Pengambilan Data


Pengambilan data penelitian dilakukan setiap hari pada sore hari. Batang tanaman diukur
menggunakan mistar lalu di catat pada tabel penelitian.

BAB IV  –  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.       Data dan Fakta


 
Hari / Tinggi Kecambah (cm) Rata-
Tanggal rata
1 2 3 4 5 6 7
Ahad 1.8 1.5 3 cm 2.4 2.5 2.5 1.3 15 ÷ 7 =
05/08/12 cm cm cm cm cm cm 2.14 cm
Senin 4 cm 5.1 6.3 5 cm 5 cm 7.1 3.7 36.2 ÷ 7 =
06/08/12 cm cm cm cm 5.17 cm
Selasa 10.5 9.3 12.3 9.2 12 cm 11 cm 7.6 71.9 ÷ 7 =
07/08/12 cm cm cm cm cm 10.2 cm
Rabu 20 19.4 22.6 17.8 20.3 24.5 13.3 137.9 ÷7
08/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 19.7 cm
Kamis 26.8 25.8 24.2 28 cm 32.6 38 cm 19.5 194.9 ÷7
09/08/12 cm cm cm cm cm = 27.8 cm
Jum’at 33.2 30.1 33.2 30.2 34.5 42.2 28.2 231.6 ÷7
10/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 33.8 cm
Sabtu 35.6 30.5 36.8 31.5 35.2 50.1 30.6 250.3 ÷7
11/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 35.7 cm
Tabel 1.1 Pertumbuhan Tinggi Seluruh Kecambah di tempat Terang
Hari / Tinggi Kecambah (cm) Rata-
Tanggal rata
1 2 3 4 5 6 7
Ahad 1.8 2 cm 2 cm 2.5 1.8 2 cm 2.2 14.3 ÷ 7 =
05/08/12 cm cm cm cm 2.04 cm
Senin 2.6 2.5 2.3 3 cm 2.8 2.5 3.6 19.3 ÷ 7 =
06/08/12 cm cm cm cm cm cm 2.75 cm
Selasa 8 cm 4.5 5.2 6.1 4.7 4.3 5 cm 37.8 ÷ 7 =
07/08/12 cm cm cm cm cm 5.4 cm
Rabu 13 cm 4.6 9.5 11 cm 11.3 11.2 11.1 71.7 ÷ 7 =
08/08/12 cm cm cm cm cm 10.2 cm
Kamis 16.3 5.2 12.2 15.3 14.5 16.5 16.3 96.3 ÷ 7 =
09/08/12 cm cm cm cm cm cm cm 13.7 cm
Jum’at 17.2 5.4 16.8 21.2 15.7 17.3 17.5 111.1 ÷7
10/08/12 cm cm cm cm cm cm cm = 15.8 cm
Sabtu 19 cm 5.6 17.1 23 cm 18.8 18.9 18.3 120.7 ÷7
11/08/12 cm cm cm cm cm = 17.2 cm
Selisih Pertumbuhan Pertumbuhan Relatif
Tinggi (cm)
Hari ke - Perhari (cm) (%)
Terang Gelap Terang Gelap Terang Gelap

  Tab 1 2.04 2.14 2.04 2.14 100 100


el 2 2.75 5.17 0.71 3.03 31.27 58.6
1.2  3 5.4 10.2 2.65 5.03 49.07 49.31
Peng
4 10.2 19.7 4.8 9.5 47.05 48.22
amat
an 5 13.7 27.8 3.5 8.1 25.54 29.13
6 15.8 33.8 2.1 6 13.29 17.75
7 17.2 35.7 1.4 1.9 8.14 5.32
Pertumbuhan Seluruh Kecambah di tempat Gelap

Tabel 1.3 Pertumbuhan Tinggi (cm), selisih pertumbuhan perhari (cm), dan pertumbuhan
relatif (%)

Grafik 1.1

Grafik 1.2
 
Grafik 1.3

Diposkan 10th January 2013 oleh fia fhinzy


  


Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai