Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang


peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010),
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan,
yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama
atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010),
mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam.

Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang


aktif dan menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran
dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar
pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan
Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses
perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah
secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri.
Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa tidak
memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri. Oleh sebab itu, guru harus
menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang meliputi devinisi,
fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hingga ruang lingkup
pembelajaran IPA itu sendiri.

1
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan
hakikat pembelajaran IPA di Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA yang
dimaksud yaitu terdiri dari beberapa indikator yang telah disebutkan di atas.
Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui hakikat
pembelajaran IPA secara lebih mendalam sebelum menjadi seorang guru dan
mengajarkan mata pelajaran IPA kepada siswa di dalam kelas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian Ilmu Pengetahuan Alam?

2. Bagaimana Pembagian Dalam Hakikat IPA?

3. Bagaiman Sejarah Perkembangan IPA Dari Masa Ke Masa?

4. Apa Saja Manfaat Ipa Bagi Kehidupan Sehari-Hari?

5. Bagaimana Hakikat Pendidikan IPA SD?

C. Tujuan Pembahasan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud Ilmu Pengetahuan Alam,


pembagian dalam IPA dan untuk mengetahui sejarah perkembangan IPA dari
zaman kuno hingga zaman modren.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPA

Ilmu alam (bahasa inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan


alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana
obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan
umum, berlaku kapan pun dimana pun.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia ini yang berarti ”saya
tahu”. secara arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint”
(Agus. S. 2003: 11)

IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu :

1. Dalam kamus Fowler (1951)

Natural science didefinisikan sebagai: “systematic and


formulated knowledge dealing with material phenomena and based
mainly on observation and induction” ( yang diartikan bahwa ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis
dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat
kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi ).

3
2. Webster’s New Lollegiate Dictionary (1981)

Menyatakan natural science knowledge concerned with the


physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan
alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

3. Sedangkan dalam Purnel’s : Concise Dictionary of Science (1983).

Definisi tentang IPA sebagai berikut : “Science the broad field


of human knowledge, acquired by systematic observation and
experiment, and explained by means of rules, laws, principles,
theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah
pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara
observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan
bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan
hipotesa-hipotesa.

4. Roger Bacon (1214-1294)

Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam


adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan
dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan.

5. Leonardo da Vinci (1452-1519)

Pernah menyatakan bahwa percobaan tidak mungkin sesat,


yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.

6. Francis Bacon (1561-1626)

Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-


satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan
penyelidikanyang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam.

4
7. Galileo Galilei (1546-1642)

Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan


planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum
Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan
gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya
sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter.
Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong
bintangnya.

Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a


“piece of theoretical knowledge” atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA
merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA


merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa
fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan
pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara
menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

B. Pembagian Hakikat IPA

Didalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya :

1. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para


ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data,
konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari
kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip

5
dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. Dalam hakikat
IPA dikenal dengan istilah :

a. Fakta dalam IPA

Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang


benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-
betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa
disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal :
Air membeku dalam suhu 0⁰C.

Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah


pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan
sudah dikonfirmasi secara objektif.

Susanto (1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan


tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau
terjadinya suatu benda atau kejadian.

b. Konsep IPA

Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide


antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang
lainnya. Misal : Makhluk hidup dipengaruhi oleh
lingkungannya.

c. Prinsip IPA

Prinsip IPA adalah generalisasi (kesimpulan) tentang


hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik
dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip
bersifat tentative (belum pasti). Misalnya udara yang

6
dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep
udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara
tersebut dipanaskan.

d. Hukum alam

Aadalah prinsip–prinsip yang sudah diterima meskipun


juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian –
pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam
bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.

e. Teori ilmiah

Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih


luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-
prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika
ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut.
Misalnya teori meteorologi membantu para ilmuan untuk
memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.

2. IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan


para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai
implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. Melalui proses
ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya
berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.

Iskandar (1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah


keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan.

7
(Moejiono dan Dimyati, 1992:16) Ditinjau dari tingkat
kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan Proses Dasar (Basic Skills),
dan Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills).

Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh


tahapan, diantaranya :

a. Observasi/pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan


menggunakan panca indra.

b. Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi


berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat
pada data yang telah diperoleh.

c. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah


diperoleh dari hasil pengamatan.

d. Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman.


Tahap- tahap penelitian:

1) Menetapkan masalah penelitian.

2) Menetapkan hipotesis penelitian.

3) Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.

4) Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu


yang dibutuhkan.

e. Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada


perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel
yang diteliti. Variabel terdiri atas tiga yaitu:

8
1) Varibel bebas/peubah yaitu factor yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan.

2) Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.

3) Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap.

f. Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara


tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui
perkiraan.

g. Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.

3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah

Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja,


sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau
persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang
memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini
dinamakan sikap ilmiah.

Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah


yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu:

a. Sikap ingin tahu

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

c. Sikap kerja sama

d. Sikap tidak putus asa

e. Sikap tidak berprasangka

f. Sikap mawas diri

9
g. Sikap bertanggung jawab

h. Sikap berpikir bebas

i. Sikap kedisiplinan diri

Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi adalah
sikap jujur, teliti, cermat

C. Sejarah Pendidikan IPA

1. Zaman Kuno

Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari


kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil
percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada
usaha untuk mencari asal usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis, membaca,
dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib
dan berlangsung terus-menerus.

Dalam zaman ini nenek moyang juga dapat mengenali


makanan dengan cara melakukan percobaan kepada hewan. Begitu
juga dalam pembuatan baju dari kulit kayu, dan obat-obat alami
dengan cara sama dicobakan kepada hewan terlebih dahulu.

2. Zaman Yunani Kuno

a. Thales (624-549)

10
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala
cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan
dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa
pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu,
kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga
menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri,
sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.

b. Anaximenes (588-526 SM)

Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat


terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini
mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.

c. Anaximander (610-546 SM)

Berpendapat langit dengan segala isinya itu


mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu
hanya separohnya.

d. Heraklitos (535-475 SM)

Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu,


sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam
semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang
kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah
mengalir.

e. Pythagoras (580-499 SM)

Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara,


dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang

11
terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi
tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi
sikusikunya.

g. Empedokles (495-435 SM)

Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan


menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran
keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat
unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering.

h. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM

Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu


Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai
berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas
atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat
diubah.

i. Plato (427-345 SM)

Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa


kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik.
Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang
sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa
yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka.

j. Aristoteles (384-322 SM)

Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan


menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau "quint

12
essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah
menjadi unsure yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah..

k. Ptolomeus (127-151)

Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya,


bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet
beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan
bintang. Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta
Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang
zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme
diganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).

3. Zaman Pertengahan

Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan


menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini
pengertian unsur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur
itu sendiri.

Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.

Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.

Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.

4. Zaman Modern

Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad


pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis

13
menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara
berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.

B. Manfaat mempelajari IPA

1. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam berguna agar kita bisa


mengetahui segala hal mengenai lingkungan hidup yang berhubungan
dengan alam.

2. Menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam.

3. Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam


kehidupan sehari-hari.

4. Ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam

5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai


lingkungan alam disekitar.

6. Konsep yang ada dalam Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk


menjelaskan berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara
untuk memecahkan permasalahan tersebut.

7. Membangun rasa cinta terhadap alam yang telah di ciptakan oleh


Tuhan Yang Maha Esa.

8. Menyadari pentingnya peran alam dalam kehidupan sehari-hari.

9. Dapat memberikan pengetahuan tentang teknologi dan dampak serta


hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari.

10. Memberikan Pengetahuan untuk mengetahui perkembangan makhluk


hidup dari zaman ke zaman.

14
11. Memberikan pengetahuan tentang perkembangan proses penciptaan
alam semesta hingga seperti saat ini.

12. Membantu manusia dalam pengembangan IPTEK.

D. Hakikat Pendidikan IPA SD


1. Belajar Mengajar IPA
Pendekatan belajar mengajar IPA yang cocok untuk anak sekolah dasar
di Indonesia yaitu pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi
dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat.
Selanjutnya model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar
melalui pengalaman langsung (Learning By Doing).
Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat
murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada
dilingkungan anak sendiri.
Dikutip dari Usman Samatowa dalam bukunya Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar (2011:5), Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung
yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya
perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak yang terjadi
secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai berumur 12 tahun. Efesiensi
pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsisten antara
hubungan metode dan objek yang dengan tingkat perkembangan konitif
anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia
telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya
yakni perkembangan kogitif yang bersifat hierarkis dan integrative.
2. IPA untuk Sekolah Dasar
IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat
membuat pendidikan IPA menjadi penting. Keterampilan proses sains
didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Carin,1993:5) adalah : (1)
mengamati, (2) mencoba mengalami apa yang diamati, (3)

15
mempergunakan pengetahun baru yang terjadi, (4) menguji ramalan-
ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut
benar.
Selanjunya dia juga menegaskan bahwa dalam IPA tercakup juga
coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal, dan mencoba lagi. Ilmu
pengetahuan alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua
masalah yang kita ajukan.
Dalam IPA anak-anak dan guru harus bersikap skeptis sehingga kita
selalu siap memodifikasi model-model yang kita punyai tentang alam ini
sejalan dengan penemuan-penemuan baru yang kita dapatkan.
3. Tujuan Kurikuler Pendidikan IPA
Berbagai alasan yang menyebabkan dimasukkannya mata pelajaran
IPA dalam kurikulum sekolah yaitu:
a. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, karena kesejahteraan materil suatu
bangsa itu dalam bidang IPA,sebab IPA merupakan dasar
teknologi,dan disebut sebagai tulang punggung pembangunan.
b. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berfikir
kritis.
c. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah sekedar materi hafalan belaka.
d. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam


yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji

16
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar
kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau


dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu
dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah.

B. Saran

Penyusun berharap dengan adanya makalah ini, maka penyusun dapat


menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat


pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan
mata pelajaran IPA di SD.

2. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber


terpercaya baik berupa buku, jurnal maupun website yang jelas dalam
penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUTAKA

Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. 1992/1993. Pendidikan IPA


II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

17
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan
Guru.

Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah


dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.

Srini M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.

Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah


Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.

18

Anda mungkin juga menyukai