Anda di halaman 1dari 5

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

DALAM BELAJAR

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Rahmat Fauzur Rapiqi (E1B02310112)
2. Yusfal Hadi (E1B02310134)
3. Alvin Wahyu Saputra (E1B02310140)
4. Shandy Kurnia Pratama (E1B02310123)

PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023/2024
Resume BAB I
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM BELAJAR
A.PENDAHULUAN
Adanya kemampuan untuk belajar dan menurunkan kemampuan belajar
antar generasi merupakan ciri unik yang menjadi pembeda antara manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Kemampuan belajar telah memberikan banyak manfaat
bagi perkembangan peradaban manusia baik secara individual maupun kelompok
atau masyarakat. Secara individual, kemampuan belajar dapat mengembangkan
seorang individu manusia menjadi insan yang memiliki pola pikir, kecakapan
intelektual, kecakapan hidup, serta menguasai keterampilan tertentu yang berbeda
antara manusia yang satu dengan individu lainnya.
Sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial yang bermasyarakat,
manusia memiliki kepentingan agar berhasil dalam mengelola kegiatan belajar
generasi berikutnya. Orang yang sudah terampil belajar secara mandiri akan
mampu menguasai berbagai keterampilan yang diperlukan dan mampu pula
melakukan pekerjaan baru. Selain itu, orang yang mampu belajar akan memiliki
kecakapan intelektual serta kecakapan hidup sehinggadapat beradaptasi dengan
tuntutan lingkungan hidupnya.Proses pengelolaan belajar yang sistematis dan
berlangsung terus menerus dalam suatu institusi formal berupa sekolah, dikenal
sebagai kegiatan belajar-mengajar (teaching and learning activity). Kegiatan ini
bertujuan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar agar memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan sebagai bekal hidupnya dalam
dinamika kehidupan masyarakat manusia yang terus berkembang. Masyarakat
manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan suasana lingkungan alam dan
lingkungan sosial yang juga terus mengalami perubahan.
B.SUMBER PENGETAHUAN MANUSIA
Dalam proses belajar dan pembelajaran, manusia memerlukan berbagai
sumber pengetahuan dan keterampilan. Beberapa sumber pengetahuan yang utama
di antaranya ialah forklor atau kearifan tradisi, filsafat, hasil penelitian empiris,
dan teori-teori belajar.
1.Kearifan tradisi
Kearifan tradisi yang tumbuh dan berkembang dalam suatu komunitas
masyarakat seringkali terlupakan sebagai sumber pengetahuan. Ada pandangan
bahwa manfaat yang dapat diambil dari praktek pembelajaran yang baik dan
dilaksanakan oleh guru yang baik lebih banyak dibandingkan dengan manfaat
yang diperoleh dari penelitian empiris dan psikologi. Dalam hal ini dikatakan
bahwa guru yang baik dan praktek pembelajaran yang baik merupakan suatu
bentuk kearifan tradisi.
2.Filsafat
Filsafat merupakan sistem pengetahuan yang tersusun berdasarkan
pertimbangan nalar. Filsafat memberikan penjelasan yang ajeg tentang hakekat
kenyataan, kebenaran, kebajikan dan keindahan. Dengan kata lain, filsafat ialah
seperangkat koheren dari nilai-nilai yang memberikan suatu kerangka guna
memahami hubungan antara manusia dengan alam semesta. Selain itu, filsafat
mengkaji pengetahuan tentang peranan manusia dalam masyarakat, tentang cara
bekerjanya pikiran, dan hakekat pengetahuan.
Salah satu pandangan filsafat mengenai belajar dikemukakan oleh Plato (427
– 327M). Plato dikenal sebagai tokoh aliran filsafat idealisme yang menyatakan
bahwa pikiran dan jiwa manusia sebagai hal yang mendasar sifatnya bagi sesuatu
yang ada. Menurut pandangan ini, kenyataan atau realitas hanyalah ide atau
gagasan murni yang ada dalam pikiran manusia. Oleh karena itu, pengetahuan
seseorang berasal dari gagasan-gagasan yang sudah dimiliki sejak kelahirannya.
Dalam pandangan Plato, pengetahuan itu merupakan bakat atau pembawaan sejak
manusia lahir.
Pandangan yang berlawanan dengan paham idealisme dikemukakan oleh
Aristoteles (salah seorang murid Plato). Aristoteles berpendapat bahwa suatu
keadaan itu ada dalam dunia nyata dan bukan merupakan konsep pikiran semata.
Pengetahuan tentang alam semesta tidak dibawa sejak lahir. Ide-ide atau gagasan-
gagasan sebenarnya merupakan hubungan-hubungan dari pengamatan terhadap
alam. Oleh karena itu, Aristoteles mengatakan bahwa sumber pengetahuan
manusia ialah lingkungan atau alam sekitarnya.Proses belajar terjadi melalui
kontak langsung dengan lingkungan dan pikiran berperan untuk
mengorganisasikan dan menstrukturisasi pengalaman-pengalaman yang
didapatkan melalui alat indera dari lingkungan.
3.Hasil Penelitian Empiris
Sumber ilmu pengetahuan yang lain adalah hasil penelitian empiris yang
dilakukan oleh manusia. Penelitian empiris umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai proses kerjanya. Dengan kata lain, metode
ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan (Suriasumantri,
2003). Penelitian empiris menyangkut hasil pengamatanatau eksperimen tentang
objek-objek dan gejala-gejala dalam dunia fisik. Tokoh pertama yang melakukan
eksperimen ialah Galileo Galilei yang kemudian dikenal sebagai tokoh metode
ilmiah. Dalam suatu eksperimennya Galileo menghitung waktu turunnya benda
yang jatuh dari puncak menara dan menemukan bahwa satu pon (satuan berat)
bulu hewan memiliki kecepatan jatuh yang sama dengan satu ponTimbal (Pb).
Penelitian empiris memiliki tiga ciri pokok yaitu;
1) bersifat sistematis dan dilakukan dengan terkontrol atas dasar metode induktif
dan deduktif.
2) mengesampingkan pengalaman dalam menguji kesahihan.
3) prosedur dan hasil kerjanya bersifat terbuka untuk diuji kembali.
4.Teori
Sumber pengetahuan yang lain bagi manusia ialah teori. Teori dapat
didefinisikan sebagai seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata. Ciri teori yang penting ialah bahwa teori itu
membebaskan penemuan penelitian secara individual dari kenyataan
kesementaraan waktu dan tempat untuk digantikan dengan suatu kenyataan yang
lebih luas (McKeachi, 1976 dalam Gredler, 1991).
Teori belajar menyediakan prinsip-prinsip yang membantu pendidik untuk
mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena belajar seperti
kemampuan mengingat sesuatu,memahami, melupakan, dan mengkreasi sesuatu
yang baru. Teori belajar memberikan informasi-informasi penting yang berkaitan
dengan cara pendidik membelajarkan peserta didik (Collins, 2002). Dibandingkan
dengan sumber-sumber pengetahuan yang lain, teori memiliki dua kelebihan
yaitu:
1) suatu teori dapat diuji kembali kebenarannya, dan
2) teori mengandung generalisasi-geberalisasi tentang gejala-gejala sehingga
dapat diterapkan dalam berbagai keadaan.
Fungsi Teori
Secara umum, teori belajar memiliki empat fungsi pokok yaitu sebagai:
1) kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran,
2) panduan untuk mengorganisasikan informasi tertentu,
3) sarana untuk mengungkap kompleksitas kejadian/peristiwa, dan
4) sarana untuk mereorganisasi pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya.
Fungsi pertama dari teori ialah sebagai kerangka kerja dalam penelitian.
Dalam hal ini, untuk membangun suatu teori baru, maka peneliti atau
pengembang teori perlu mengkaji teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Pengkajian ini dilakukan dalam rangka menghindari praktek pengumpulan data
yang tidak memberikan banyak sumbangan bagi khasanah pengetahuan. Hasil
analisis dan pengkajian teori-teori yang sudah ada, selanjutnya dimanfaatkan
sebagai kerangka berpikir untuk melaksanakan penelitian.
Kedua, teori dapat memberikan kerangka berpikir untuk mengorganisasikan
informasi-informasi yang bertebaran sangat banyak. Misalnya, beberapa hasil
penelitian menyajikan informasi tentang unsur-unsur belajar dan menunjukkan
bahwa seseorang akan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya setelah
membentuk asosiasi antara rangsangan yang diberikan dengan tanggapan tertentu.
Penelitian lain, memberikan informasi lain yang menyatakan bahwa proses belajar
hanya akan terjadi jika seseorang telah mengenal situasi rangsangan dan
kemudian menerapkan strategi tertentu yang sesuai dengan situasi yang
dihadapinya.
Selain itu, teori juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengidentifikasi
kejadian atau peristiwa yang sederhana maupun kompleks. Teori dapat membantu
mengungkap kompleksitas peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
tampaknya sederhana. Misalnya, menurut teori-teori yang terdahulu, belajar
merupakan proses meniru suatu tingkah laku. Artinya, seorang pelajar yang
berhasil menirukan tingkah laku yang dimodelkan akan mendapat ganjaran karena
tingkah lakunya tersebut. Dalam teori belajar sosial yang dikemukakan oleh
Albert Bandura dinyatakan bahwa kejadian mengimitasi atau meniru merupakan
suatu peristiwa yang kelihatannya sederhana, namun ternyata sangat kompleks
dan memiliki implikasi yang penting bagi proses dan hasil belajar dan
pembelajaran.
Fungsi lain dari teori adalah sebagai sarana untuk mengorganisasikan
pengalaman yang sudah ada sebelumnya dalam rangka membangun suatu cara
berpikir yang baru. Fungsi ini sangat penting dalam kaitan dengan kegiatan
belajar di kelas. Variabel-variabel yang dahulu tidak memberikan pengaruh yang
signifikan, sekarang dapat menjadi faktor yang penting dalam pengelolaan belajar.
Misalnya pada awal abad ke-20 banyak peserta didik yang hanya bersekolah
sampai tamat sekolah dasar saja. Pengaruh persepsi mengenai keberhasilan dan
kegagalan akademik menjadi perhatian besar bagi sistem pendidikan. Banyak
peserta didik yang berbakat tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi. Namun sekarang, peserta didik diharapkan dapat menempuh
pendidikan lebih lama dan mencapai jenjang yang lebih tinggi misalnya tamat
sekolah menengah atau perguruan tinggi.
Pada awal abad ke-20 banyak ahli psikologi yang berharap akan dapat
membangun suatu teori belajar yang dapat menjelaskan segala macam hal yang
berkaitan dengan belajar. Namun sampai sekarang ini usaha tersebut belum
berhasil. Hal ini berkaitan dengan sifat tingkah laku atau hasil belajar manusia
yang selalu berkembang pesat atau tidak statis. Berbeda dengan teori mekanika
Newton yang menjelaskan cara bekerjanya aksi gaya fisik dalam alam semesta.
Mungkin pengharapan yang lebih wajar bagi teori-teori tentang belajar ialah
bahwa teori itu dapat bermanfaat sebagai model kerja untuk suatu fenomena
sampai ditemukannya teori yang baru. Dalam hal ini, teori terdahulu berperan
untuk membuka jalan bagi kemunculan hubungan-hubungan dan generalisasi-
generalisasi baru. Suatu generalisasi mungkin dapat memberikan sistem tertentu
secara memadai, akan tetapi kemudian kebenarannya dapat ditolak jika telah ada
teori baru yang membuktikan bahwa kebenaran teori terdahulu tertolak
(Cronbach, dalam Gredler, 1992). Teori belajar Edward Thorndike cukup dapat
menjelaskan bahwa belajar dengan menghafal dan resitasi menduduki bagian
terbesar kegiatan belajar di sekolah.
C.RANGKUMAN
Manusia adalah makhluk yang unik dan berbeda dengan makhluk hidup
lainnya. Manusia memiliki kemampuan belajar yang dapat diturunkan dari
generasi ke generasi berikutnya. Proses belajar, kemampuan belajar dan hasil
belajar selalu berkembang sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Hal inilah yang
menyebabkan peradaban manusia dapat mengalami perkembangan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Sumber-sumber pengetahuan manusia dalam
proses belajar dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori utama yaitu kearifan
tradisi dan pengalaman empiris, filsafat, hasil penelitian empiris dan teori.
PERTANYAAN PEMICU DISKUSI
1.Mengapa kegiatan belajar perlu dikelola dengan baik dan terencana?
2.Sumber pengetahuan manusia ada beberapa macam? Identifikasilah
perbandingan antara sumber yang satu dengan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai