KAJIAN PUSTAKA
7
8
1. Schematic
Proses schematic akan menghasilkan skema-skema yaitu suatu
struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan mental anak. Skema
bukanlah benda nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian
proses dalam sistem kesadaran orang, maka tidak memiliki bentuk fisik
dan tidak dapat dilihat. Skema adalah hasil kesimpulan atau bentukan
mental, konstruksi hipotesis, seperti intelek, kreativitas, kemampuan, dan
naluri.
2. Assimilation
Assimilation adalah proses kognitif yang dengannya seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep, nilai-nilai ataupun pengalaman baru ke
dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Assimilation
dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan
mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema yang
telah ada. Setiap orang selalu secara terus menerus mengembangkan
proses asimiliasi. Proses assimilation bersifat individual dalam
mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru
sehingga pengertian orang berkembang.
3. Accommodation
Dalam proses pembentukan pengetahuan dapat terjadi seseorang
tidak dapat melakukan proses assimilation pada pengalaman baru dengan
skema yang telah dipunyai. Dalam keadaan seperti ini mereka akan
mengadakan accommodation, yaitu (1) membentuk skema baru yang
cocok dengan rangsangan yang baru, atau (2) memodifikasi skema yang
ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Misalnya, seorang anak
mempunyai skema bahwa semua binatang harus berkaki dua atau empat.
Skema ini didapat dari abstraksinya terhadap binatang-binatang yang
pernah dijumpainya. Pada suatu hari ia datang ke kebun binatang, di mana
ada puluhan bahkan ratusan binatang yang jumlah kakinya ada yang lebih
11
dari empat atau bahkan tanpa kaki. Anak tadi mengalami bahwa skema
lamanya tidak cocok dengan pengalaman yang baru, maka dia
mengadakan accommodation dengan membentuk skema baru bahwa
binatang dapat berkaki dua, empat atau lebih bahkan ada yang tanpa kaki
namun semua disebut binatang.
4. Equilibrium
Proses assimilation dan accommodation perlu untuk perkembangan
kognitif seseorang. Dalam perkembangan intelek seseorang diperlukan
keseimbangan antara assimilation dengan accommodation. Proses ini
disebut equilibrium, yaitu pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur
keseimbangan proses assimilation dan accommodation. Proses tersebut
berjalan terus dalam diri individu melalui assimilation dan
accommodation. Equilibrium membuat seseorang dapat menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skema). Bila terjadi
ketidakseimbangan, maka seseorang terpacu untuk mencari keseimbangan
dengan jalan assimilation atau accommodation.
program pendidikannya lebih cepat dari periode belajar pada umumnya yang
telah ditetapkan dalam setiap satuan pendidikan.
Satuan Kredit Semester dengan metode UKBM mulai diterapkan secara
bertahap pada kelas VII pada SMP/MTs atau kelas X pada
SMA/MA/MAK/SMK di tahun ajaran 2017/2018. Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 2014 tentang Satuan Kredit
Smester (SKS) terdapat kebijakan baru berupa penggunaan UKBM sebagai
perangkat belajar peserta didik diharapkan dapat membantu peserta didik agar
lebih aktif dan lebih mandiri dalam pembelajaran.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan sistem kredit semester yang pertama
adalah fleksibel; yaitu peserta didik dapat mengatur dan menentukan sendiri
belajar secara mandiri. Peserta didik difasilitasi oleh fleksibilitas dalam
memilih mata pelajaran dan waktu penyelesaian masa belajar. Prinsip kedua
adalah keunggulan, yaitu peserta didik memperoleh kesempatan belajar yang
sesuai dengan minat, kecepatan belajar, bakat serta kemampuan masing-
masing sehingga pembelajaran dan kemandirian dapat optimal. Prinsip ketiga
adalah maju berkelanjutan, yaitu peserta didik tanpa harus peserta didik yang
lain dapat langsung mengikuti mata pelajaran, muatan atau program lebih
lanjut sesuai dengan kecepatan belajar yang dimiliki. Prinsip terakhir yaitu
harus memiliki keadilan, peserta didik harus mendapatkan kesempatan
belajaran dan perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar yang dimiliki.
Adanya UKBM diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik dalam
mengembangkan potensinya berdasarkan memampuan dan minat bakatnya
sesuai dengan fungsi pendidikan yaitu dimana pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia serasa holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif dan psikomotor) berkembang
secara optimal. Hal ini juga sejalan denga fungsi UKBM yang dijelaskan pada
buku Panduan UKBM yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan sekolah
menengah atas Kemendikbud yatu UKBM mengutamakan pemberian stimulus
belajar guna memungkinkan tumbuhnya kemandirian, pengalaman peserta
pendidik agar terlibat secara aktif dan penguasaan kompetensi secara utuh
14
peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar selain bahan
ajar yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak termasuk sebagai bahan
ajar yang berdiri sendiri.
d. Adaptive
Bahan ajar hendaknya memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptive jika bahan ajar tersebut
dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta fleksibel/luwes.
e. User Friendly
Bahan ajar juga hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi
yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakaian dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan. Bahan ajar disusun dengan menggunakan kalimat aktif dengan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang
umum digunakan.
Panduan Pengembangan UKBM ini secara khusus berlandaskan pada
ketentuan sebagai berikut : 1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan; 2) Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar
Isi; 3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses; 4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; 5) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Dasar; 6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun
2014 tentang Sistem Kredit Semester; 7) Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kredit Semester yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2017.
(Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud, 2017).
17
Pengembangan
Revisi UKBM Uji Coba UKBM
UKBM
Penerapan UKBM
Hasil Revisi UKBM
Secara Adaptif
Peta Konsep
Pada pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) pada
materi pokok fluida statis diuraikan materi-materi yang akan diajarkan
atau dimuat dalam UKBM. Materi fluida statis berdasarkan silabus
kurikulum 2013 revisi 2016 dibagi menjadi beberapa submateri
diantaranya yaitu: (1) Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pokok Tekanan
Hidrostatis serta penerapannya; (2) Hukum Pascal dan Penerapannya;
(3) Hukum Archimedes atau gaya angkat ke atas dan penerapannya; (4)
Tegangan Permukaan, Kapilaritas dan Hukum Stokes (Viskositas) serta
penerapannya dalam kehidupan. Peta konsep materi fluida statis
disajikan pada bagan dibawah ini.
32
Fluida Statis
contoh
Hidrometer
Kapal Laut
Pompa Hidrolik Kapal Selam
Balon Udara
sains 396 diperingkat 71. Hal ini menunjukkan prestasi belajar peserta didik masih
rendah. Prestasi yang sedemikian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
tingkat tinggi (Higher-Order Thinking) peserta didik Indonesia perlu untuk digali.
Nurhijjah Tiru (2019) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa
ditemukan ketidaksesuaian keadaan dengan kenyataan yang diharapkan.
Ditemukan bahwa guru telah menerapkan pembelajaran berbasis HOTS tetapi
belum sepenuhnya maksimal. Soal-soal yang diberikan pada peserta didik yang
termuat dalam LKS sekolah, hanya 14% yang memuat tingkat koognitif C4
sampai C6. Selanjutnya, Meri Yani (2019) dalam penelitiannya mendapatkan
hasil bahwa persentase berpikir tingkat tinggi peserta didik sebesar 35%, sehingga
dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dalam pembelajaran soal-soal
untuk meningkatkan kemampuan berpikir tinggat tinggi peserta didik yang
diberikan guru masih sedikit.
Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS masih kurang
baik. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya soal-soal HOTS yang diajarkan
guru dalam prosespembelajaran. (Elyana, 2017 : Adli Ikhsan, 2019)
fisika adalah kurangnya kontribusi peserta didik secara aktif dalam menemukan
dan memecahkan konsep-konsep yang dipelajari dalam pembelajaran fisika.
Ketika peserta didik kurang berkontribusi dalam pembelajaran maka peserta didik
cenderung hanya akan mengingat tanpa memahami konsep fisika secara
sempurna. Kemudian bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran masih sedikit memuat soal-soal HOTS yang menyebabkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih rendah. Oleh karena itu, perlu
adanya pengembangan bahan ajar yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
Selanjutnya, penerapan kurikulum 2013 menuntut sekolah untuk
menerapkan sistem berbasis Sistem Kredit Semester yang termuat dalam
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 2014 tentang
Satuan Kredit Semester (SKS) terdapat kebijakan baru berupa penggunaan
UKBM sebagai perangkat belajar peserta didik diharapkan dapat membantu
peserta didik agar lebih aktif dan lebih mandiri dalam pembelajaran.
Hasil PISA Indonesia mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan prestasi siswa yang
mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa perlu untuk
dilatih dan ditingkatkan. Kurangnya bahan ajar yang memuat soal-soal HOTS
juga menjadi salah satu permasalahan sehingga kemampuan berpikir tigkat tinggi
siswa masih rendah.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dikembangkan media
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang
secara mandiri siswa mampu untuk melakukannya. Kurikulum 2013 menuntut
siswa untuk mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satu
media pembelajaran yang diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut adalah pengembangan UKBM berbasis HOTS.
Pengembangan media pembelajaran mengacu pada teori yang mendukung
dalam pengembagan UKBM yang dipadukan dengan teori belajar
konstruktivisme. Kemudian, UKBM dikembangkan mulai dari aspek penyajian,
isi, kebahasaan dan kegrafikan yang memuat indikator-indikator HOTS. Sehingga
35
dihasilkan sebuah produk berupa UKBM berbasis HOTS pada materi fluida statis
untuk SMA kelas XI dengan model pengembangan 4D. Jadi, dari pemaparan
diatas maka dihasilkan produk yang valid dan layak digunakan. Bagan ini adalah
bagan dari kerangka berpikir.
Pembelajaran Fisika
Permasalahan :
Implementasi sistem SKS di sekolah.
Tingkat kemandirian dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
masih rendah.
Hasil PISA Indonesia masih rendah sehingga mengalami penurunan.
Soal-soal HOTS yang diajarkan disekolah masih rendah.
Media Pembelajaran
Teori UKBM
Penilaian kebutuhan individu Teori Konstruktivisme
Penyampaian konten Schematic
Sumber untuk identifikasi lebih Assimilation
lanjut Accomodation
Panduan belajar individu dan Equilibrium
kelompok
Evaluasi
Model Pengembangan 4D
Validitas