Anda di halaman 1dari 13

Nama:wahdinni mulya sari

Nim:2114080001
Tugas:Review journal
A.journal pertama
151 151 Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA Volume7 (No.2)
Tahun 2021 (Hal 151 s.d159)
ISSN: 2715-470X (Online) /2477-6181
(cetak) Filosofi Islam pada Pembelajaran Fisika Materi Tekanan Sebuah Urgensi Al-Qur'An
dalam Pemahaman Konsep Sylvina Tebriani*) Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
Padang, Indonesia E-mail: sylvinatebriani@uinib.acid
Huriyatul Akmal Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia E-mail:
Huriyatulakmal@uinib.acid *)
Corresponding Author Article History: Received : 28 Agustus 2021 Revised : 31 Agustus
2021 Accepted : 23 September 2021 Abstract: The dichotomy of science tends to put science
and religion in opposite positions. But in the context of Islam, science is a fundamental thing
that becomes a principle and fundamental. It can very much be found in the Qur'an, which
ensures the importance of the role of reason and science. The tool that can establish
connections between science and religious science is philosophy. Philosophy as the root of
science approaches the relationship of physics with religious science using reason, feelings,
and logic. The philosophy of education can be used as a medium to explore the world of
education with a long process of contemplation. Philosophy is important in order to be able to
explore hidden benefits, in the form of an understanding of the science studied and how the
analogy in life. Pascal's concept of pressure provides an idea that can be used to understand
the meaning of spaciousness of the heart and patience. How should a human being act when
in a matter in accordance with the teachings of the Qur'an. This simple relationship can be
used as an alternative to more easily understand and remember the basic concepts of pressure.
Intisari: Dikotomi keilmuan cenderung menempatkan science dan agama dalam posisi yang
berseberangan. Namun dalam konteks islam, ilmu pengetahuan merupakan hal mendasar
yang menjadi prinsip dan fundamental. Hal tersebut sangat banyak dapat ditemukan dalam Al
qur'an, yang memastikan pentingnya peran akal dan ilmu pengetahuan. Penelitian ini
menggunakan metode studi literatur berdasarkan kajian pustaka tentang interkoneksi dalam
islamisasi pendidikan. Konsep yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah teori Pascal
tentang tekanan dan bagaimana konsep Al qur'an dapat membantu pemahamannya. Alat
bantu yang digunakan untuk melihat koneksi antara ilmu science dan ilmu agama adalah
filosofi. Filosofi pendidikan dapat dijadikan sebagai media untuk mendalami dunia
pendidikan dengan proses perenungan yang panjang agar mampu menggali manfaat
tersembunyi, berupa pemahaman akan ilmu yang dipelajari serta bagaimana analoginya
dalam kehidupan. Konsep tekanan, memberikan gambaran yang dapat digunakan untuk
memahami arti kelapangan hati dan kesabaran. Bagaimana seorang manusia harus bertindak
ketika dalam suatu masalah sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. Hubungan sederhana ini bisa
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk lebih mudah memahami dan mengingat konsep
dasar tekanan. Keywords: filosofi, islam, fisika, tekanan, alqur'an, T e b r i a n i , A k m a l , F
i l o s o f i I s l a m P a d a P e m b e l a j a r a n F i s i k . | 152
PENDAHULUAN: Ilmu pengetahuan merupakan komponen penting dalam kehidupan.
P.Wahana (2007) mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu proses kegiatan
yang dilakukan manusia untuk mengusahakan pengetahuan secara ilmiah yang diusahakan
secara rasional (kritis, logis, dan sistematis), obyektif dan universal. Kekayaan ilmu
pengetahuan sangat berharga dan dapat dijadikan sebagai jawaban dalam mengahadapi
persoalan maupun untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik, kita perlu mempunyai ilmu pengetahuan. Banyaknya masalah
dalam kehidupan dapat dipecahkan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun disisi lainnya, perkembangan ilmu pengetahuan juga mempunyai sisi
negatif yang perlu diwaspadai dampaknya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terkadang tidak mampu menjamin akhlak yang baik bagi manusia. Agama Islam diyakini
memiliki peranan yang penting dalam mewarnai bangunan ilmu pengetahuan. Namun
kenyataannya, masyarakat muslim seolah dipaksa untuk melaksanakan ajaran sekuler dalam
kehidupan lantaran derasnya arus sekularisasi (Adnan, 2017). Menurut Hadi (2020) ilmu di
Barat dengan perkembangannya hanya berusaha mengungkap segala sesuatu yang tampak
dan bersifat fenomena (duniawi) saja dan bukan merupakan dasar pijakan konsep ilmu dalam
worldview Islam. Oleh karena itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam pandangan para
pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan dalam mengatasi krisis
masyarakat modern (Alwi, 2017). Proses islamisasi ilmu pengetahuan khususnya ilmu fisika
dapat dilakukan dengan mengamati gejala-gejala alam. Selain itu proses perenungan ayatayat
yang bersumber dari Al-Qur'an, lalu memikirkan kaitannya dengan teori fisika yang telah
ada. Romlah (2011) menjelaskan bahwa gejala-gejala alam yang teramati oleh manusia
disimpulkan menjadi sebuah teori atau ilmu jika dikaitkan dengan ayat-ayat yang terucap
oleh Allah swt atau ayat-ayat Al Quran banyak sekali keterkaitannya. Al Quran telah
memberikan suatu gambaran baik itu tersirat maupun tersurat, tentang fenomena-fenomena
alam yang menunjukkan pada gejala-gejala fisik. Dalam tulisannya A. Kadir (2008)
mengungkapkan bahwa Allah SWT telah mengisyaratkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang
dapat diamati melalui ilmu pengetahuan. Hal tersebut merupakan landasan pengembangan
keilmuan Islam yang sangat mendasar untuk dijadikan sebagai bahan kajian lebih mendalam
dan memahami kaitannya dengan pendidikan Sains. Refleksi pemikiran keislaman dalam
perspektif sains fisika merupakan muatan strategis dan menarik. Hal ini penting dilakukan
sebab kajian tentang apapun pada gilirannya haruslah membuat ummat manusia dapat
menyebutkan Robbnya (bismirobbika). Termasuk timbulnya kesadaran pada diri manusia
untuk meningkatkan pengabdian dan penghambaan kepada Allah SWT. Seluruh kajian fisika
sesungguhnya dapat memberikan refleksi ke arah kesadaran nilai-nilai kebenaran hakiki.
A.Khoiri (2018) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu fisika
yang sangat erat dan utuh tanpa ada penghalang untuk saling dipisahkan satu sama lainnya.
Semua bentuk ilmu di dunia sudah tertulis dalam Al-Qur'an baik yang tersurat ataupun
tersirat, pemaknaan dan penafsiran harus dilakukan dengan benar dan hati-hati. Jamaluddin
(1999) dalam tulisannya mengatakan bahwa hukum-hukum alam sesungguhnya memberikan
pelajaran kepada kita untuk senantiasa bersikap dan bertindak benar sesuai dengan paradigma
hidup yang sudah diyakini dan dipercayai kebenarannya. Al-Qur'an merupakan dalil yang
bersumber dari Allah SWT yang 153 | T e b r i a n i , A k m a l , F i l o s o f i I s l a m P a d a
P e m b e l a j a r a n F i s i k a kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Untuk itu kita perlu
mempelajari, mengkaji makna yang tersirat dalam setiap ayatnya, karena itu merupakan
perintah Allah SWT yang memberi manfaat dan pahala bagi yang melakukannya. Islamisasi
dalam pembelajaran fisika untuk materi tekanan, melibatkan pemikiran yang mendalam
tentang ayat-ayat yang berkaitan baik secara langsung maupun tersirat. Ilmu fisika punya
urgensi yang sangat mendasar dalam kehidupan. Dalam proses belajar fisika, banyak hal yang
menjadi hambatan bagi siswa untuk menyenangi ilmu fisika. Fisika dianggap ilmu yang
penuh dengan perumusan, angka dan teori yang bagi sebahagian orang terlihat sukar untuk
dipahami. Banyaknya persamaan dasar dan persamaan turunan yang mempunyai arti fisis
dianggap suatu hal yang membosankan bagi sebagian orang. Tidak tertutup kemungkinan
bagi kita untuk paham ilmu fisika dengan membuat suatu analogi yang logis dengan
menghubungkan apa yang terjadi dalam kehidupan kita dan bagaimana jika kita pandang
dengan kacamata fisika. Hal ini diharapkan membuat anggapan akan fisika adalah ilmu
eksakta yang sulit dan tidak menyenangkan dapat ditepis. Alat bantu yang dapat menjalin
koneksi antara ilmu science dan ilmu agama adalah filosofi. Filosofi dapat disebut sebagai
akarnya ilmu pengetahuan. Filosofi merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan
menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal
adanya sesuatu, dan hukumnya. Pendekatan-pendekatan tentang interkoneksi ilmu fisika
dengan ilmu agama dapat dilakukan dengan menggunakan akal, perasaan, dan logika.
Pertanyaan yang sangat mendasar dalam berfilosofi adalah "mengapa", dari kata tersebut
akan lahir cabang pemikiranpemikiran baru dengan logika dan intuisi yang benar. Filosofi
pendidikan dapat dijadikan sebagai media untuk mendalami dunia pendidikan dengan proses
perenungan yang panjang. Dalam dunia pendidikan berfilosofi penting dilakukan agar
mampu menggali manfaat tersembunyi, berupa pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari
serta bagaimana analoginya dalam kehidupan. Pentingnya hubungan diatas membuat penulis
merasa perlu lebih dalam mengkaji bagaimana Filosofi Islam pada Pembelajaran Fisika
Materi Tekanan Sebuah Urgensi Al-Qur'an dalam Pemahaman Konsep. Hal ini diharapkan
dapat menjadi terobosan cara berfikir baru yang membantu pemahaman terhadap ilmu fisika,
dengan tetap menghadirkan ilmu agama di dalamnya. Terobosan ini diharapkan mampu
membuka harapan kita dalam memahami dua tingkat keilmuan sekaligus dengan cara yang
lebih mudah. METODE PENELITIAN Penelitian tentang filosofi islam pada pembelajaran
fisika materi tekanan ini menggunakan metode studi literatur dengan menggunakan Al qur'an
sebagai sumber pemahaman. Pada penelitian ini, peneliti memandang Al quran sebagai media
pemahaman konsep dikoneksikan dengan teori fisika khususnya materi tekanan. Koneksi
didapatkan dengan bantuan filosofi. Filosofi dipandang sebagai akarnya ilmu pengetahuan
dalam melakukan pendekatan menggunakan akal, perasaan dan logika. Filosofi pendidikan
dilakukan untuk menggali hubungan tersirat tentang tekanan.
B.journal ke 2
Abdul Kadir Artikel 1 KETERKAITAN SAINS FISIKA DENGAN AL-QUR’AN Oleh: Drs.
Abdul Kadir, M.Pd A. Pendahuluan Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa tanda-tanda
keesaan/kebesaran-Nya dapat diamati melalui ilmu pengetahuan. Ini adalah landasan
pengembangan keilmuan Islam yang sangat mendasar untuk dijadikan sebagai bahan kajian
lebih mendalam dan memahami kaitannya dengan pendidikan Sains. Untuk mengetahui
tentang ilmu pengetahuan A. Baiquni (1983: 23) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan atau
sains adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian
dan dapat diterma rasio, artinya dapat dinalar. Dengan kata lain ilmu pengetahuan adalah
himpunan rasionalitas kolektif insani. Secara garis besar ilmu pengetahuan dikelompokkan
dalam dua kelompok besar, yaitu pengetahuan kealaman (natural sciences) dan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan (sosial sciences) Ilmu pengetahuan kealaman (natural sciencesi)
yaitu suatu ilmu yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan, pengumpulan data,
analisis terhadap data, dan pengambilan kesimpulan umum yang sistematis dan rasional
tentang alam sekitar, baik yang hidup seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan
maupun yang tidak hidup atau tidak bernyawa seperti benda-benda samawi, gunung, laut,
sungai, danau, dan lain-lain. Abdul Kadir Artikel 2 Sedangkan ilmu pengetahuan
kemasyarakatan (social sciences) yaitu ilmu yang tidak bersasngkut paut dan fenomena-
fenomena alam, tapi berkaitan dengan gejala-gejala dan masyarakat.manusia, seperti pola
hidup, tata hubungan, tata nilai, hukun dan sebagainya. B. Hukum-Hukum Fisika dan Al-
Qur’an Pendidikan sains pada saat sekarang kurang memperhatikan aspek manusia dengan
lingkungannya sehingga kurang kuat membantu mengembangkan keyakinan ummat Islam
tentang keesaan Allah SWT. Jika direnungkan apa yang selama ini dilakukan pada saat
menuntut dan menyebarkan ilmu pengetahuan, misalnya; secara sadar sering dikatakan
bahwa hukum yang mengatur tentang gaya tarik bumi (gravitasi) adalah hukum Newton.
Memang benar Newton adalah orang pertama yang memikirkan gravitasi bumi ini melalui
suatu pengamatan tentang benda yang selalu jatuh ke bumi. Tetapi pertanyaannya adalah
apakah benar bahwa Newton yang telah menciptakan gaya tarik bumi? Atau pertanyaan lain
yang lebih prinsipil sebelum Newton memikirkan gravitasi bumi tersebut adalah apakah ada
benda yang jatuh ke atas?. Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut adalah tidak. Apa yang
dilakukan Newton adalah temuan yang dalam istilah research. Dalam kata bahasa Inggris ini
terkandung makna bahwa apa yang ditemukan itu adalah sesuatu yang sudah ada. Upaya
manusia adalah menemukan apa yang sudah ada tersebut dengan berbagai cara: observasi
langsung, observai dengan alat, eksperimen, survei, atau cara lainnya. Abdul Kadir Artikel 3
Hal ini mengandung arti bahwa Newton adalah penemu kembali dan bukan pengatur atau
pencipta gaya tarik bumi. Memang untuk menghargai jasa Newton dalam menemukan
kembali gaya tarik bumi tersebut maka nama Newton dikaitkan dengan teori gravitasi. Sama
halnya yang diungkapkan Grolier (2001: 164) bahwa perjalanan Columbus mengeliling bumi
dan menemukan benua Amerika. Gravitasi telah ada sebelum Newton mengungkapkannya
dan benua Amerika (nama yang diberikan setelah Columbus) telah ada sejak adanya ummat
manusia di muka bumi ini. Refleksi pemikiran keislaman dalam perspektif sains fisika
merupakan muatan strategis dan menarik. Hal ini penting dilakukan sebab kajian tentang
apapun pada gilirannya haruslah membuat ummat manusia dapat menyebutkan Robbnya
(bismirobbika). Termasuk timbulnya kesadaran pada diri manusia untuk meningkatkan
pengabdian dan penghambaan kepada Allah SWT. Seluruh kajian fisika sesungguhnya dapat
memberikan refleksi ke arah kesadaran akan nilai-nilai kebenaran hakiki. Hukum-hukum
alam sesungguhnya memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa bersikap dan
bertindak benar sesuai dengan paradigma hidup yang sudah diyakini dan dipercayai
kebenarannya, (Jamaluddin, 1999 : 24). Dalam mempelajari ilmu sains, terdapat 4 (empat)
unsur penting yang menjadi landasan dalam keilmuan sains, yakni; observasi, pengukuran,
analisis, dan pikiran yang kritis dan penalaran yang rasional. Keempat unsur penting tersebut
dijelaskan sebagai berikut : Abdul Kadir Artikel 4 Unsur pertama adalah observasi atau
pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan kelakuannya pada kondisi
tertentu. Merupakan suatu kesalahan apabila dalam kegiatan Fisika, pengamatan atau
observasi diganti dengan pengkhayalan tentang kelakuan alam, kecuali apabila khayalan
tersebut didukung oleh perhitungan matematik yang dijabarkan dari kelakukan-kelakukan
lain yang telah diketahui. Sehubungan dengan keharusan manusia untuk mengenal alam
sekelilingnya dengan baik, maka Allah SWT memerintahkannya dalam surat Yunus ayat 101:
“Katakanlah: Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman. Perintah itu menunjukkan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam
disekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan serta makanan dalam
hidupnya. Sehingga dengan mengetahui sifat dan kelakuan alam manusia dapat mengambil
manfaat dari alam untuk kemaslahatan bagi semua yang ada di alam.Dalam surat Al-
Ghaasyiyah ayat 17-20 juga dijelaskan, bahwa; Abdul Kadir Artikel 5 “Maka apakah mereka
tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit bagaimana dia ditinggikan.
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan” Dari
ayat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk
memperhatikan sifat dan tingkah laku alam semesta. Memperhatikan di sini dapat diartikan
untuk dapat memahami proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya. Dan ini persis sama
dengan apa yang dilakukan oleh para ilmuan Fisika atau pengembang Sains pada umumnya,
melakukan observasi dengan penuh perhatian untuk dapat menjawab pertanyaan bagaimana
proses itu terjadi memperhatikan alam semesata dan merenungi sampai didapatkan sesuatu
pemahaman tentang sifat dan kelakuan serta proses-proses alami yang ada di dalamnya
merupakan suatu aktivitas dalam membaca ayat Allah. Setelah melakukan observasi atau
pengamatan, unsur kedua yang merupakan hal penting dalam pengembangan Fisika adalah
pengukuran . Dunia Fisika tidak pernah lepas dari hal mengukur. Segala peristiwa atau gejala
kealaman selalu dijelaskan dengan cara kuantifikasi. Itu dilakukan agar sesuatu menjadi
seragam dalam suatu pengertian atau dapat dikatakan agar suatu gejala kealaman mempunyai
pengertian yang universal sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Sesuatu akan menjadi
kabur dalam Fisika, apabila hanya mendengar ucapan seperti angin bertiup semilir-semilir
sehingga membuat mata mengantuk, akan berkomentar bahwa Abdul Kadir Artikel 6
ungkapan tersebut bukanlah pernyataan fisis akan tetapi merupaakn sebuah puisi. Tetapi
pernyataan bahwa udara mengalir dengan kecepatan 9 kilometer perjam dengan suhu 23
derajat celcius dan kelembaban 85 persen akan dikatakan sebagai pernyataan Fisika. Jadi
dalam Fisika harus ada pernyataan yang dapat dipahami oleh semua orang (harus terukur).
Dalam Al-Qur’an surah Al-Qomar ayat 49: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran. Seandainya Tuhan menciptakan segala sesuatu tanpa ukuran, maka akan
terjadi ketidakseimbangan dalam alam ini. Ukuran yang diciptakan oleh Tuhan sangat tepat
sehingga alam seperti yang telah kita rasakan ini, benar-benar seimbang. Dalam Fisika,
apabila ilmuan Fisika ingin berkarya membuat suatu terapan Fisika, maka juga akan
melakukan pengukuran-pengukuran sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. Apabila
ingin membuat ruangan bersuhu 22 derajat Celcius, maka akan dibuat rekayasa dalam
lingkungan sekitarnya, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Besaran-besaran
yang dapat diukur dinamakan besaran Fisika atau besaran fisis. Contoh di atas tentang suhu,
kelembaban memiliki ukurang tertentu. Gerak udara yang diciptakan Tuhan mempunyai
ukuran kecepatan. Bumi dan benda-benda angkasa yang lain juga punyak ukuran,
mempunyai massa tertentu sehingga dapat Abdul Kadir Artikel 7 menjadi seimbang.
Kemudian dari pengukuran dibuat menjadi persamaan matematis sehingga lebih mudah
dipahami oleh semua orang. Jadi apa yang ada dalam Fisika ada kesesuaian dengan Al-
Qur’an. Unsur penting yang ketiga, dalam pengembangan Fisika adalah analisis terhadap data
yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran-besaran fisis yang terlibat. Analisis
dilakukan melalui proses pemiiran yang kritis yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat, untuk mencapat kesimpulan yang rasional. Unsur
yang keempat adalah peranan pikiran yang kritis dan penalaran yang rasional. Al-Qur’an
surah An-Nahl ayat 11-12 menyatakan: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanam-tanaman: zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkan.
Dan Dia menunjukkan malan dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang
itu ditundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahaminya. Abdul Kadir Artikel
8 Alam semesta dan proses-proses alami yang ada di dalamnya, sifat dan kelakuan alam yang
telah disimpulkan oleh para ilmuan Fisika disebut sebagai hukum alam. Yang oleh ilmuan
muslim disebut sebagai sunnatullah. Dari penjelasan empat unsur penting dari ilmu Fisika
menunjukkan bahwa semua sejalan dengan apa yang ada dalam Al-Qur’an. C. Fisika dan
Sikap Hidup Sebagian Saintis berusaha menarik kesimpulan dari beberapa teori Sains untuk
dijadikan dan diambil sebagai pelajaran atau sebagai acuan dalam kehidupan. Karena sudah
jelas bahwa Sains adalah sunnatullah, bahwa alam semesta mempunyaiAbdul Kadir Artikel 1
KETERKAITAN SAINS FISIKA DENGAN AL-QUR'AN Oleh: Drs. Abdul Kadir, M.Pd A.
Pendahuluan Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa tanda-tanda keesaan/kebesaran-Nya
dapat diamati melalui ilmu pengetahuan. Ini adalah landasan pengembangan keilmuan Islam
yang sangat mendasar untuk dijadikan sebagai bahan kajian lebih mendalam dan memahami
kaitannya dengan pendidikan Sains. Untuk mengetahui tentang ilmu pengetahuan A. Baiquni
(1983: 23) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan atau sains adalah himpunan pengetahuan
manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterma rasio, artinya dapat
dinalar. Dengan kata lain ilmu pengetahuan adalah himpunan rasionalitas kolektif insani.
Secara garis besar ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu
pengetahuan kealaman (natural sciences) dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan (sosial
sciences) Ilmu pengetahuan kealaman (natural sciencesi) yaitu suatu ilmu yang diperoleh
melalui observasi atau pengamatan, pengumpulan data, analisis terhadap data, dan
pengambilan kesimpulan umum yang sistematis dan rasional tentang alam sekitar, baik yang
hidup seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan maupun yang tidak hidup atau tidak
bernyawa seperti benda-benda samawi, gunung, laut, sungai, danau, dan lain-lain. Abdul
Kadir Artikel 2 Sedangkan ilmu pengetahuan kemasyarakatan (social sciences) yaitu ilmu
yang tidak bersasngkut paut dan fenomena-fenomena alam, tapi berkaitan dengan gejala-
gejala dan masyarakat.manusia, seperti pola hidup, tata hubungan, tata nilai, hukun dan
sebagainya. B. Hukum-Hukum Fisika dan Al-Qur'an Pendidikan sains pada saat sekarang
kurang memperhatikan aspek manusia dengan lingkungannya sehingga kurang kuat
membantu mengembangkan keyakinan ummat Islam tentang keesaan Allah SWT. Jika
direnungkan apa yang selama ini dilakukan pada saat menuntut dan menyebarkan ilmu
pengetahuan, misalnya; secara sadar sering dikatakan bahwa hukum yang mengatur tentang
gaya tarik bumi (gravitasi) adalah hukum Newton. Memang benar Newton adalah orang
pertama yang memikirkan gravitasi bumi ini melalui suatu pengamatan tentang benda yang
selalu jatuh ke bumi. Tetapi pertanyaannya adalah apakah benar bahwa Newton yang telah
menciptakan gaya tarik bumi? atau pertanyaan lain yang lebih prinsipil sebelum Newton
memikirkan gravitasi bumi tersebut adalah apakah ada benda yang jatuh ke atas?. Jawaban
atas kedua pertanyaan tersebut adalah tidak. Apa yang dilakukan Newton adalah temuan yang
dalam istilah research. Dalam kata bahasa Inggris ini terkandung makna bahwa apa yang
ditemukan itu adalah sesuatu yang sudah ada. Upaya manusia adalah menemukan apa yang
sudah ada tersebut dengan berbagai cara: observasi langsung, observai dengan alat,
eksperimen, survei, atau cara lainnya. Abdul Kadir Artikel 3 Hal ini mengandung arti bahwa
Newton adalah penemu kembali dan bukan pengatur atau pencipta gaya tarik bumi. Memang
untuk menghargai jasa Newton dalam menemukan kembali gaya tarik bumi tersebut maka
nama Newton dikaitkan dengan teori gravitasi. Sama halnya yang diungkapkan Grolier
(2001: 164) bahwa perjalanan Columbus mengeliling bumi dan menemukan benua Amerika.
Gravitasi telah ada sebelum Newton mengungkapkannya dan benua Amerika (nama yang
diberikan setelah Columbus) telah ada sejak adanya ummat manusia di muka bumi ini.
Refleksi pemikiran keislaman dalam perspektif sains fisika merupakan muatan strategis dan
menarik. Hal ini penting dilakukan sebab kajian tentang apapun pada gilirannya haruslah
membuat ummat manusia dapat menyebutkan Robbnya (bismirobbika). Termasuk timbulnya
kesadaran pada diri manusia untuk meningkatkan pengabdian dan penghambaan kepada
Allah SWT. Seluruh kajian fisika sesungguhnya dapat memberikan refleksi ke arah kesadaran
akan nilai-nilai kebenaran hakiki. Hukum-hukum alam sesungguhnya memberikan pelajaran
kepada kita untuk senantiasa bersikap dan bertindak benar sesuai dengan paradigma hidup
yang sudah diyakini dan dipercayai kebenarannya, (Jamaluddin, 1999 : 24). Dalam
mempelajari ilmu sains, terdapat 4 (empat) unsur penting yang menjadi landasan dalam
keilmuan sains, yakni; observasi, pengukuran, analisis, dan pikiran yang kritis dan penalaran
yang rasional. Keempat unsur penting tersebut dijelaskan sebagai berikut : Abdul Kadir
Artikel 4 Unsur pertama adalah observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin
kita ketahui sifat dan kelakuannya pada kondisi tertentu. Merupakan suatu kesalahan apabila
dalam kegiatan Fisika, pengamatan atau observasi diganti dengan pengkhayalan tentang
kelakuan alam, kecuali apabila khayalan tersebut didukung oleh perhitungan matematik yang
dijabarkan dari kelakukan-kelakukan lain yang telah diketahui. Sehubungan dengan
keharusan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, maka Allah SWT
memerintahkannya dalam surat Yunus ayat 101: "Katakanlah: Perhatikan apa yang ada di
langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. Perintah itu menunjukkan agar
manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam disekitarnya, yang akan menjadi tempat
tinggal dan sumber bahan serta makanan dalam hidupnya. Sehingga dengan mengetahui sifat
dan kelakuan alam manusia dapat mengambil manfaat dari alam untuk kemaslahatan bagi
semua yang ada di alam.Dalam surat Al-Ghaasyiyah ayat 17-20 juga dijelaskan, bahwa;
Abdul Kadir Artikel 5 "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan. Dan langit bagaimana dia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan" Dari ayat tersebut di atas, dapat dikatakan
bahwa menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk memperhatikan sifat dan tingkah laku
alam semesta. Memperhatikan di sini dapat diartikan untuk dapat memahami proses-proses
alamiah yang terjadi di dalamnya. Dan ini persis sama dengan apa yang dilakukan oleh para
ilmuan Fisika atau pengembang Sains pada umumnya, melakukan observasi dengan penuh
perhatian untuk dapat menjawab pertanyaan bagaimana proses itu terjadi memperhatikan
alam semesata dan merenungi sampai didapatkan sesuatu pemahaman tentang sifat dan
kelakuan serta proses-proses alami yang ada di dalamnya merupakan suatu aktivitas dalam
membaca ayat Allah. Setelah melakukan observasi atau pengamatan, unsur kedua yang
merupakan hal penting dalam pengembangan Fisika adalah pengukuran . Dunia Fisika tidak
pernah lepas dari hal mengukur. Segala peristiwa atau gejala kealaman selalu dijelaskan
dengan cara kuantifikasi. Itu dilakukan agar sesuatu menjadi seragam dalam suatu pengertian
atau dapat dikatakan agar suatu gejala kealaman mempunyai pengertian yang universal
sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Sesuatu akan menjadi kabur dalam Fisika, apabila
hanya mendengar ucapan seperti angin bertiup semilir-semilir sehingga membuat mata
mengantuk, akan berkomentar bahwa Abdul Kadir Artikel 6 ungkapan tersebut bukanlah
pernyataan fisis akan tetapi merupaakn sebuah puisi. Tetapi pernyataan bahwa udara mengalir
dengan kecepatan 9 kilometer perjam dengan suhu 23 derajat celcius dan kelembaban 85
persen akan dikatakan sebagai pernyataan Fisika. Jadi dalam Fisika harus ada pernyataan
yang dapat dipahami oleh semua orang (harus terukur). Dalam Al-Qur'an surah Al-Qomar
ayat 49: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Seandainya Tuhan
menciptakan segala sesuatu tanpa ukuran, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam alam
ini. Ukuran yang diciptakan oleh Tuhan sangat tepat sehingga alam seperti yang telah kita
rasakan ini, benar-benar seimbang. Dalam Fisika, apabila ilmuan Fisika ingin berkarya
membuat suatu terapan Fisika, maka juga akan melakukan pengukuran-pengukuran sehingga
mendapatkan hasil yang diharapkan. Apabila ingin membuat ruangan bersuhu 22 derajat
Celcius, maka akan dibuat rekayasa dalam lingkungan sekitarnya, sehingga hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan. Besaran-besaran yang dapat diukur dinamakan besaran Fisika atau
besaran fisis. Contoh di atas tentang suhu, kelembaban memiliki ukurang tertentu. Gerak
udara yang diciptakan Tuhan mempunyai ukuran kecepatan. Bumi dan benda-benda angkasa
yang lain juga punyak ukuran, mempunyai massa tertentu sehingga dapat Abdul Kadir Artikel
7 menjadi seimbang. Kemudian dari pengukuran dibuat menjadi persamaan matematis
sehingga lebih mudah dipahami oleh semua orang. Jadi apa yang ada dalam Fisika ada
kesesuaian dengan Al-Qur'an. Unsur penting yang ketiga, dalam pengembangan Fisika adalah
analisis terhadap data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran-besaran fisis
yang terlibat. Analisis dilakukan melalui proses pemiiran yang kritis yang kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat, untuk mencapat
kesimpulan yang rasional. Unsur yang keempat adalah peranan pikiran yang kritis dan
penalaran yang rasional. Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 11-12 menyatakan: Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman: zaitun, korma, anggur dan
segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menunjukkan malan dan siang,
matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintah-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi kaum yang memahaminya. Abdul Kadir Artikel 8 Alam semesta dan proses-proses alami
yang ada di dalamnya, sifat dan kelakuan alam yang telah disimpulkan oleh para ilmuan
Fisika disebut sebagai hukum alam. Yang oleh ilmuan muslim disebut sebagai sunnatullah.
Dari penjelasan empat unsur penting dari ilmu Fisika menunjukkan bahwa semua sejalan
dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an. C. Fisika dan Sikap Hidup Sebagian Saintis berusaha
menarik kesimpulan dari beberapa teori Sains untuk dijadikan dan diambil sebagai pelajaran
atau sebagai acuan dalam kehidupan. Karena sudah jelas bahwa Sains adalah sunnatullah.
C.journal ke 3
92 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789 Ahmad Khoiri; Al-Qur’an dan Fisika
(Telaah Konsep Fundamental: Waktu, Cahaya, A . AL-QUR’AN DAN FISIKA (TELAAH
KONSEP FUNDAMENTAL: WAKTU, CAHAYA, ATOM DAN GRAVITASI) Ahmad
Khoiri Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan Universitas Sains Al
Qur’an e-mail: akhoiri@unsiq.ac.id ABSTRAK Al-Qur’an merupakan dalil naqli tanpa harus
dibuktikan kebenarannya, namun Al-Qur’an sebagai pedoman utuh dalam mempelajari
pengetahuan yang dihasilkan dari akal manusia (Dalil Aqli) melalui telaah konsep
fundamental (Waktu, Cahaya, Atom dan Gravitasi) untuk dapat mendeskripsikan fakta ilmiah.
Penelitian menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dengan menelaah
dan menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Metode tafsir
tahlili memaparkan segala aspek-aspek kandungan di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan serta
menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan
kecenderungan para mufasir. Hasil analisis menyatakan: 1) Waktu yang relatif dapat
dijelaskan melalui teori relativitas Einstein dan terkandung dalam Q.S. Al-Mu’minun: 112-
114; 2) Cahaya terdiri dari partikel ringan dan berkecepatan sangat tinggi, cahaya dapat
dipancarkan kesegala arah melalui teori partikel Isaac Newton dan Teori gelombang Christian
Huygens dijelaskan dalam QS.An-Nur: 35; 3) Atom sebuah partikel yang sangat kecil dari
sebuah benda di alam semesta serta memiliki unsur pembentuk yang lebih kecil, yaitu
elektron, neutron, dan proton. Melalui analogi model Dalton, Thomson, Rutherfod dan Bohr
terkandung dalam QS. Al Fathir:11, dan QS. Al Mu’minun: 57; serta 4) Gravitasi merupakan
gaya tarik menarik alam semesta. Sebagai bentuk penyeimbang sering diartikan sebagai
tarikan antara satu benda dengan benda yang lain melalui Gravitasi Newton dan dijelaskan
dalam QS. Al-Mulk: 3-4 dan Q.S Ar-Rahman: 37. Kata kunci: Al Qur’an, Fisika dan Konsep
Fundamental ABSTRACT The Qur’an is the argument of naqli without having to be verified,
but the Qur’an as a whole guide in learning the knowledge resulting from human reason
(Dalil Aqli) through the study of fundamental concepts (Time, Light, Atom and Gravity) to be
able to describe scientific facts. Research using library research method (literature research)
by reviewing and analyzing books related directly or indirectly. The tahlili commentary
method exposes all aspects of the womb in the interpreted verses and explains the meanings
included therein in accordance with the expertise and inclinations of the exegetes. The
analysis results state: 1) Relative time can be explained through Einstein’s theory of relativity
and contained in Q.S. Al-Mu’minun: 112-114; 2) Light consists of light and very highspeed
particles, light can be radiated in all directions through Isaac Newton’s particle theory and
Christian Huygens wave theory described in QS.An-Nur: 35; 3) The atom of a very small
particle of an object in the universe and has smaller forming elements, ie electrons, neutrons,
and protons. Through the Dalton model analogy, Thomson, Rutherfod and Bohr are contained
in the QS. Al Fathir: 11, and QS. Al Mu’minun: 57; and 4) Gravity is the attraction of the
universe. As a balancing form is often interpreted as a pull between one body and another
through Newton’s gravity and described in QS. Al-Mulk: 3-4 and Q.S Ar-Rahman: 37.
Keywords: Qur’an, Physics and Fundamental Concepts 93 ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1,
(Februari 2018) PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ
PENDAHULUAN Al-Qur’an merupakan dalil naqli tanpa harus dibuktikan kebenarannya,
kita sebagai umat islam telah percaya bahwa semua isi yang terkandung didalamnya adalah
benar tanpa keraguan. Mengkaji, mempelajari dan mengetahui makna yang ada adalah suatu
kegiatan ibadah dengan pahala yang besar. Sains atau fisika merupakan dalil aqli harus
dibuktikan dengan akal manusia secara konkret melalui kinerja ilmiah serangkaian proses
temuan fisika harus diuji kebenarannya, kevalidan data dan keabsahan, sehingga manusia
paham tentang fakta, konsep bahkan teori. Selama teori fisika belum dapat dipatahkan oleh
teori baru, maka teori masih dianggap kebenarannya. Relevansi antara al-Qur’an dan fisika
sangat erat dan utuh tanpa ada penghalangan untuk saling dipisahkan satu sama lain. Pada
prinsipnya semua ilmu dunia sudah tertulis dalam Al-Qur’an baik yang tersurat ataupun
tersirat, pemaknaan dan penafsiran harus benar hati-hati. Telaah konsep fundamental dalam
fisika merupakan konsep-konsep penting yang setiap kali dan waktu selalu menghubungkan
dalam kehidupan nyata. Seperti halnya waktu, waktu bukanlah besaran mutlak. Artinya
selang waktu didalam suatu sistem koordinat atau keadaan tidak sama panjangnya didalam
sistem koordinat atau keadaan lain yang bergerak terhadap sistem koordinat lain.1 Hal yang
lain adalah Cahaya selalu bergerak dan tidak akan diam, dalam perambatannya tidak
memerlukan zat perantara sehingga dapat menembus ruang angkasa yang vakum, salah satu
menggunakan Prinsip Huygens menunjukan bahwa setiap titik yang berada pada sebauah
gelombang dapat dianggap menghasilkan gelombang-gelombang kecil yang bergabung
bersama untuk membentuk sebuah garis batas gelombang (wave foul).2 Tujuan telaah konsep
fundamental fisika untuk mempelajari dan mengetahui relevansi konsep fisika dengan al-
Qur’an dalam rangka menambah khasanah keilmuan serta keimanan manusia, bahwa yang
diciptakan dengan 1 Peter Soedojo, Fisika Dasar (Yogyakarta : Andi, 2000), hal. 139. 2
Alfred zajac, Optics, 2nd Edition (New York: Addision Wesley), Hal 80. Segala sesuatunya
adalah hal yang sangat sempurna tidak ada cacat satupun. METODE Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.3 Sumber Data Jenis penelitian riset pustaka (library research)
memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Artinya, sumber
data yang digunakan hanya dibatasi pada bahan-bahan koleksi perpustakaan, tanpa
memerlukan riset lapangan.4 Sumber data data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. 1. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari
data-data sumber primer yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut.5
Meliputi buku fisika modern dan klasik, fisika statistic fisika astronomi dan optic serta
metode tafsir al-Quran yang relevan dengan pembahasan materi. 2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada
(bahan bacaan).6 Mencakup publikasi ilmiah berupa buku-buku, majalah, jurnal, artikel,
situs-situs internet dan hasil penelitian yang berkaitan dengan konsep fundamental fisika.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
yakni mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam
penelitian.7 3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2009), hal.36. 4 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2008), hal. 2. 5 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 133. 6 S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hal. 145. 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hal. 143. 94 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789
Ahmad Khoiri; Al-Qur’an dan Fisika (Telaah Konsep Fundamental: Waktu, Cahaya, A .
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan: 1. Teknik Berfikir Induktif Proses
mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu
rangkaian hubungan atau suatu generalisasi.8 2. Teknik Berfikir Deduktif deduksi berarti
menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak, berdasarkan generalisasi yang sudah
ada.9 3. Teknik Tafsir Analitis (Tahlili) at-Ta hlili berasal dari kata hallala
yuhallilutahlilan yang artinya melepas, mengurai, keluar, atau menganalisis. Sementara itu
menurut istilah, tafsir atTa hlili ialah menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan
segala aspek yang bersinggungan dengan ayat serta menerangkan makna yang tercakup
sesuai dengan keahlian mufasir.10 Kelebihan dari metode ini ialah mempunyai ruang lingkup
yang luas serta memberikan kesempatan yang luas kepada mufasir untuk mencurahkan ide-
ide dan gagasannya dalam menafsirkan Al-Qur’an. Namun tafsir ini juga mempunyai
kekurangan yaitu menjadikan petunjuk Al-Qur’an yang parsial, melahirkan penafsiran
subjektif serta masuk pemikiran israiliat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Waktu Waktu
terdiri atas persepsi, ia bergantung sepenuhnya pada penerimanya dan sebuah konsep yang
relatif.11 Waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.12 Kecepatan sebagai perubahan posisi
dalam selang waktu tertentu dengan memperhatikan arahnya.13 Pandangan 8 Saifudin
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 1998), hal. 40. 9 Saifudin
Azwar, Metode Penelitian,(Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 1998), hal. 40. 10
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: AMZAH, 2014), hal. 120. 11 Harun Yahya,
Ketiadaan Waktu, Jakarta: Robbani Press, hal. 115. 12 Ramadhani, dkk. Al-Qur’an Vs Sains
Modern Menurut Dr. Zakir Naik, Sketsa: Yogyakarta, hal. 79. 13 Muhammad Akrom, Cara
Mudah Menaklukkan Fisika (Yogyakarta: Ihdina, 2009), hal. 142. Newton tentang alam telah
memberi suatu kerangka nalar dasar yang sebenarnya berasal dari Galileo, mengatakan
bahwa “ruang dan waktu adalah mutlak”. Yaitu suatu sistem koordinat kartesius semesta yang
padanya tercantelkan jam-jam mutlak. Teori Relativitas Waktu Einstein tentang konsep
kecepatan waktu atau dilatasi waktu, Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia
merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu
sangat singkat sebagai sesuatu yang lama: 92 Vol. 1, No. 1,
(Februari 2018) ISSN 2615-2789 Ahmad Khoiri; Al-Qur'an dan Fisika (Telaah Konsep
Fundamental: Waktu, Cahaya, A . AL-QUR'AN DAN FISIKA (TELAAH KONSEP
FUNDAMENTAL: WAKTU, CAHAYA, ATOM DAN GRAVITASI) Ahmad Khoiri Prodi
Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan Universitas Sains Al Qur'an e-mail:
akhoiri@unsiq.ac.id ABSTRAK Al-Qur'an merupakan dalil naqli tanpa harus dibuktikan
kebenarannya, namun Al-Qur'an sebagai pedoman utuh dalam mempelajari pengetahuan
yang dihasilkan dari akal manusia (Dalil Aqli) melalui telaah konsep fundamental (Waktu,
Cahaya, Atom dan Gravitasi) untuk dapat mendeskripsikan fakta ilmiah. Penelitian
menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dengan menelaah dan
menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Metode tafsir
tahlili memaparkan segala aspek-aspek kandungan di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan serta
menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan
kecenderungan para mufasir. Hasil analisis menyatakan: 1) Waktu yang relatif dapat
dijelaskan melalui teori relativitas Einstein dan terkandung dalam Q.S. Al-Mu'minun: 112-
114; 2) Cahaya terdiri dari partikel ringan dan berkecepatan sangat tinggi, cahaya dapat
dipancarkan kesegala arah melalui teori partikel Isaac Newton dan Teori gelombang Christian
Huygens dijelaskan dalam QS.An-Nur: 35; 3) Atom sebuah partikel yang sangat kecil dari
sebuah benda di alam semesta serta memiliki unsur pembentuk yang lebih kecil, yaitu
elektron, neutron, dan proton. Melalui analogi model Dalton, Thomson, Rutherfod dan Bohr
terkandung dalam QS. Al Fathir:11, dan QS. Al Mu'minun: 57; serta 4) Gravitasi merupakan
gaya tarik menarik alam semesta. sebagai bentuk penyeimbang sering diartikan sebagai
tarikan antara satu benda dengan benda yang lain melalui Gravitasi Newton dan dijelaskan
dalam QS. Al-Mulk: 3-4 dan Q.S Ar-Rahman: 37. Kata kunci: Al Qur'an, Fisika dan Konsep
Fundamental ABSTRACT The Qur'an is the argument of naqli without having to be verified,
but the Qur'an as a whole guide in learning the knowledge resulting from human reason
(Dalil Aqli) through the study of fundamental concepts (Time, Light, Atom and Gravity) to be
able to describe scientific facts. Research using library research method (literature research)
by reviewing and analyzing books related directly or indirectly. The tahlili commentary
method exposes all aspects of the womb in the interpreted verses and explains the meanings
included therein in accordance with the expertise and inclinations of the exegetes. The
analysis results state: 1) Relative time can be explained through Einstein's theory of relativity
and contained in Q.S. Al-Mu'minun: 112-114; 2) Light consists of light and very highspeed
particles, light can be radiated in all directions through Isaac Newton's particle theory and
Christian Huygens wave theory described in QS.An-Nur: 35; 3) The atom of a very small
particle of an object in the universe and has smaller forming elements, ie electrons, neutrons,
and protons. Through the Dalton model analogy, Thomson, Rutherfod and Bohr are contained
in the QS. Al Fathir: 11, and QS. Al Mu'minun: 57; and 4) Gravity is the attraction of the
universe. as a balancing form is often interpreted as a pull between one body and another
through Newton's gravity and described in QS. Al-Mulk: 3-4 and Q.S Ar-Rahman: 37.
Keywords: Qur'an, Physics and Fundamental Concepts 93 ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1,
(Februari 2018) PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ
PENDAHULUAN Al-Qur'an merupakan dalil naqli tanpa harus dibuktikan kebenarannya,
kita sebagai umat islam telah percaya bahwa semua isi yang terkandung didalamnya adalah
benar tanpa keraguan. Mengkaji, mempelajari dan mengetahui makna yang ada adalah suatu
kegiatan ibadah dengan pahala yang besar. Sains atau fisika merupakan dalil aqli harus
dibuktikan dengan akal manusia secara konkret melalui kinerja ilmiah serangkaian proses
temuan fisika harus diuji kebenarannya, kevalidan data dan keabsahan, sehingga manusia
paham tentang fakta, konsep bahkan teori. Selama teori fisika belum dapat dipatahkan oleh
teori baru, maka teori masih dianggap kebenarannya. Relevansi antara al-Qur'an dan fisika
sangat erat dan utuh tanpa ada penghalangan untuk saling dipisahkan satu sama lain. Pada
prinsipnya semua ilmu dunia sudah tertulis dalam Al-Qur'an baik yang tersurat ataupun
tersirat, pemaknaan dan penafsiran harus benar hati-hati. Telaah konsep fundamental dalam
fisika merupakan konsep-konsep penting yang setiap kali dan waktu selalu menghubungkan
dalam kehidupan nyata. Seperti halnya waktu, waktu bukanlah besaran mutlak. Artinya
selang waktu didalam suatu sistem koordinat atau keadaan tidak sama panjangnya didalam
sistem koordinat atau keadaan lain yang bergerak terhadap sistem koordinat lain.1 Hal yang
lain adalah Cahaya selalu bergerak dan tidak akan diam, dalam perambatannya tidak
memerlukan zat perantara sehingga dapat menembus ruang angkasa yang vakum, salah satu
menggunakan Prinsip Huygens menunjukan bahwa setiap titik yang berada pada sebauah
gelombang dapat dianggap menghasilkan gelombang-gelombang kecil yang bergabung
bersama untuk membentuk sebuah garis batas gelombang (wave foul).2 Tujuan telaah konsep
fundamental fisika untuk mempelajari dan mengetahui relevansi konsep fisika dengan al-
Qur'an dalam rangka menambah khasanah keilmuan serta keimanan manusia, bahwa yang
diciptakan dengan 1 Peter Soedojo, Fisika Dasar (Yogyakarta : Andi, 2000), hal. 139. 2
Alfred zajac, Optics, 2nd Edition (New York: Addision Wesley), Hal 80. segala sesuatunya
adalah hal yang sangat sempurna tidak ada cacat satupun. METODE Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.3 Sumber Data Jenis penelitian riset pustaka (library research)
memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Artinya, sumber
data yang digunakan hanya dibatasi pada bahan-bahan koleksi perpustakaan, tanpa
memerlukan riset lapangan.4 Sumber data data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. 1. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari
data-data sumber primer yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut.5
Meliputi buku fisika modern dan klasik, fisika statistic fisika astronomi dan optic serta
metode tafsir al-Quran yang relevan dengan pembahasan materi. 2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada
(bahan bacaan).6 Mencakup publikasi ilmiah berupa buku-buku, majalah, jurnal, artikel,
situs-situs internet dan hasil penelitian yang berkaitan dengan konsep fundamental fisika.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
yakni mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam
penelitian.7 3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2009), hal.36. 4 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2008), hal. 2. 5 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 133. 6 S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hal. 145. 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hal. 143. 94 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789
Ahmad Khoiri; Al-Qur'an dan Fisika (Telaah Konsep Fundamental: Waktu, Cahaya, A .
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan: 1. Teknik Berfikir Induktif Proses
mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu
rangkaian hubungan atau suatu generalisasi.8 2. Teknik Berfikir Deduktif deduksi berarti
menyimpulkan hubungan yang tadinya tidak tampak, berdasarkan generalisasi yang sudah
ada.9 3. Teknik Tafsir Analitis (Tahlili) at-Ta hlili berasal dari kata hallala
yuhallilutahlilan yang artinya melepas, mengurai, keluar, atau menganalisis. Sementara itu
menurut istilah, tafsir atTa hlili ialah menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan memaparkan
segala aspek yang bersinggungan dengan ayat serta menerangkan makna yang tercakup
sesuai dengan keahlian mufasir.10 Kelebihan dari metode ini ialah mempunyai ruang lingkup
yang luas serta memberikan kesempatan yang luas kepada mufasir untuk mencurahkan ide-
ide dan gagasannya dalam menafsirkan Al-Qur'an. Namun tafsir ini juga mempunyai
kekurangan yaitu menjadikan petunjuk Al-Qur'an yang parsial, melahirkan penafsiran
subjektif serta masuk pemikiran israiliat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Waktu Waktu
terdiri atas persepsi, ia bergantung sepenuhnya pada penerimanya dan sebuah konsep yang
relatif.11 Waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.12 Kecepatan sebagai perubahan posisi
dalam selang waktu tertentu dengan memperhatikan arahnya.13 Pandangan 8 Saifudin
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 1998), hal. 40. 9 Saifudin
Azwar, Metode Penelitian,(Yogyakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 1998), hal. 40. 10
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: AMZAH, 2014), hal. 120. 11 Harun Yahya,
Ketiadaan Waktu, Jakarta: Robbani Press, hal. 115. 12 Ramadhani, dkk. Al-Qur'an Vs Sains
Modern Menurut Dr. Zakir Naik, Sketsa: Yogyakarta, hal. 79. 13 Muhammad Akrom, Cara
Mudah Menaklukkan Fisika (Yogyakarta: Ihdina, 2009), hal. 142. Newton tentang alam telah
memberi suatu kerangka nalar dasar yang sebenarnya berasal dari Galileo, mengatakan
bahwa "ruang dan waktu adalah mutlak". yaitu suatu sistem koordinat kartesius semesta yang
padanya tercantelkan jam-jam mutlak. Teori Relativitas Waktu Einstein tentang konsep
kecepatan waktu atau dilatasi waktu, Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia
merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu
sangat singkat sebagai sesuatu yang lamalama.

Anda mungkin juga menyukai