TRANSFER PANAS
7.1 Konduktansi panas terdiri
dari:
Konduktansi pada difusi
molekular
Difusivitas molekular
Konduktansi difusi pada
lapisan
Untuk menentukan suatu konduktansi pada difusi
molekular, digunakan Hukum Fick untuk difusi pada beberapa
komponen j (Pers. (6.5)):
(7.1)
dimana D
j
merupakan difusivitas dan adalah gradien
konsentrasi. Dengan asumsi bahwa semua material yang berdifusi
sebanding dengan batas imajiner pada z pada suatu permukaan
dengan luas dimana kerapatan garis gaya adalah F:
(7.2)
Sulihkan persamaan (7.2), kemudian kombinasikan hasilnya
dengan persamaan (6.7) maka akan menghasilkan persamaan
konduktansi sebagai berikut:
( )
dz
dC
D z F
j
j j
=
dz dC
j
( )
dz
dC
D
z A
z A
z F
z A
z A
z F
j
j
s
j
s
s j
) (
) (
) (
) (
) (
= =
}
=
a
s
z
z
z
s
j
j
z A
d
z A
D
g
) (
) (
=
1
z z A t 2 ) ( =
s
a
s
j
j
z
z
z
D
g
ln
=
7.2 Difusivitas molekuler
Difusivitas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan atmosfer. Fuller
et al. ( 1966) menjelaskan:
(7.7)
Contoh 7.1. Sarung tangan dari wol mempunyai diameter 3 cm.
Diameter dalam dari sarung tangan yaitu 2 cm. Jika wol dianggap
seperti lapisan udara disekitar jari, tentukan konduktansi dari sarung
tangan pada suhu 20
0
C dan 100 kPa?
Penyelesaian. Bentuk jari mendekati silinder dengan =0.01 m dan
=0.015 m. Gunakan persamaan (7.6), konduktansinya yaitu:
j a j
D p T D = ) , (
75 . 1
16 . 293
3 . 101
|
.
|
\
| T
P
a
(293.16 K, 101.3 kPa)
s
z
a
z
s m
mol
m
m
m
s
m
m
mol
g
H
2
2
5
3
219 . 0
01 . 0
015 . 0
ln 01 . 0
10 14 . 2 0 . 41
=
=
7.3 Konduktansi difusi pada lapisan
Tiga situasi yang menyertai difusi gas
sampai kulit, yaitu
1. Difusi melalui lapisan udara, seperti lapisan
kulit binatang.
2. Difusi melalui suatu kulit jangat yang tersusun
dari lipid.
3. Difusi melalui pori-pori dalam kulit jangat.
Salah satu contoh dari kasus ketiga adalah pada transpor gas
melalui stomata pada daun. Konduktansi pada pori-pori stomata
didapat berdasarkan persamaan (7.4), dimana adalah kedalaman
pori-pori. Untuk menghitung difusi nonpolar, bagian luar pori-pori
stomata yang digunakan. Keseluruhan konduktansi pada bagian
permukan yang dilubangi adalah sebagai berikut:
z A
|
|
.
|
\
|
+
A
=
0
2
L A
z
D n
g
j
js
t
Contoh 7.2. Beberapa jenis daun memiliki lapisan tebal pada seluruh
permukaan daun. Jika lapisan ini dibuat kedalamannya sebesar 1 mm
dari permukaan di udara pada daun, berapa konduktansi dari lapisan
tersebut digabung dengan konduktansi stomata dari satu jenis daun?
Contoh 7.3. Bandingkan karapatan stomata di bagian atas dan bawah
daun jagung, gandum, dan kacang dan hitung konduktansi stomata
daun dengan menggunakan kerapatan (n), kedalaman pori-pori(l) dan
lebar pori-pori (w)
Panas, momentum, dan massa berpindah oleh
lompatan-lompatan antara lapisan paket
udara, fluks dapat teratur oleh produk
fluktuasi dari temperatur, angin horizontal
atau massa dan angin vertikal. Metode ini
mengukur fluks tersebut yang disebut sebagai
hubungan eddy atau kovarian eddy.
Persamaan untuk menentukan fluks:
(7.9)
(7.10)
(7.11)
Dimana adalah fluks momentum pada permukaan (atau tarikan
angin pada permukaan) sering kali dihubungkan dengan tekanan, H
adalah densitas fluks panas, E adalah densitas fluks uap air, dan Cv
adalah fraksi mol yang diberikan oleh e/Pa.
' '
w u t =
' '
^
T = H w c
p
v
c w '
'
^
= E
Pada tiap persamaan fluks, perpindahan adalah
penyelesaian dari flukstuasi pada komponen angin
vertikal. Kemampuan atmosfer untuk memindahkan
panas atau massa dengan arah tetap pada ukuran
flukstuasi vertikal. Karena dekat dengan permukaan
bumi maka besar dari w menjadi terbatas pada
permukaan bumi. Lebih jauh dari permukaan,
perpindahan lebih efisien karena eddy sangat besar.
Oleh karena itu perpindahan diharapkan untuk
meningkatkan tinggi. Intensitas yang meningkat akan
meningkatkan perpindahan vertikal. Karena turbulensi
adalah pengumuman dari aksi mekanika pergerakkan
angin di atas permukaan maka perpindahan harus
meningkatkan kecepatan angin dan permukaan harus
terangkat. Pendinginan yang kuat pada permukaan
akan mengurangi perpindahan.
Kita mendefinisikan koefisien perpindahan untuk
difusi turbulensi ketika menggantikan viskositas
molekul dan difusitas pada persamaan (6.1) termasuk
(6.3). Hasilnya adalah persamaan basis untuk
mengetahui K-teori. Persamaannya:
(7.12)
(7.13)
(7.14)
dz
du
K
M
t =
dz
dT
c K
p H
^
= H
dz
dc
K
va
V
^
= E
Dimana K
M
adalah viskositas eddy, K
H
adalah
difusitas termal eddy, dan K
V
adalah difusitas
uap air eddy. Ini adalah persamaan fluks tetap
untuk permukaan pada batas lapisan atmosfer.
Fluks panas atau massa adalah intuitif,
sedangkan momentum fluks adalah sesuatu
yang lebih kecil dari intuitif untuk banyak
orang.
Fluks pada banyak kuantitas dapat dituliskan
produk konsentrasi kuantitas waktu dikali
kecepatan. Pada lapisan permukaan, perkalian
kecepatan adalah dihubungkan dengan fraksi
kecepatan yang representasinya dengan simbol
u* (m/s), dan didefinisikan sebgai
u*=(/)1/2. Efek dari kecepatan angin,
permukaan, dan permukaan yang dipanaskan
termasuk semuanya.
Pada lapisan permukaan, pada tempat yang
kokoh, densitas fluks, , H, dan E diasumsikan
variabel bebas. Meningkatnya koefisien k
dengan z seimbang oleh karena itu
berhubungan dengan menurunnya gradien.\
Dapat diasumsikan bahwa k mempunyai
banyak nilai, yang dikarakteristikan oleh
permukaan (dimana z = d + z
M
atau z = d + z
H
,
dan lain-lain) dan peningkatan secara linier
dengan u* dan z. Asumsi umum, nilai k harus:
(7.15)
Pada Bab 5, 0.4 adalah konstanta von Karman
sedangkan adalah faktor pengaruh dimensi yang
sama dengan turbulensi mekanik murni (tidak ada
pemanasan permukaan ataupun pendinginan).
Persamaan tersebut menjelaskan panjang yang lebih
jelas. Oleh karena itu panjang tersebut harus
direpresentasikan berdasarkan karakteristiknya
dengan membuat viskositas eddy sama dengan
nilainya pada pertukaran permukaan.
M M
u = K / ) ( * 4 , 0 d z u
H H
u = K / ) ( * 4 , 0 d z u
v v
u = K / ) ( * 4 , 0 d z u
Jika persamaan (7.15) disulihkan ke persamaan (7.12)
serta (7.14) akan menghasilkan persamaan yang
diintegrasikan dari tinggi pertukaran persamaan d +
zM utnuk beberapa z menghasilkan beberapa
persamaan yang deskripsinya berdasarkan sifat angin,
temperatur, konsentrasi uap air dengan pemanasan
permukaan dapat ditiadakan. Maka akan
menghasilkan persamaan:
(7.16)
(7.17)
(7.18)
M
z
d z u
z u
= ln
4 , 0
*
) (
H
p
h
z
d z
u c
H
z d T z T
+ = ln
* 4 , 0
) ( ) (
^
v
v va va
z
d z
u
E
z d c c
+ = ln
* 4 , 0
) (
^
=
T
+
p
c
gH
z
u
^
4 , 0
*
Istilah pertama menjelaskan produksi mekanik
pada energi kinetik turbulensi.
Istilah kedua menjelaskan produksi konvektif
dan keduanya sama erat dengan penghilangan
energi, . Rasio konvektif untuk produksi
mekanik pada turbulensi dapat digunakan
ukuran stabilitas atmosfer:
(7.21)
3
^
*
4 , 0
u c
gzH
p
T
=
,
Untuk kasus diabatik, (faktor pengaruh diabatik)
pada persamaan (7.15) meningkat bersamaan dengan
positif (atmosfer stabil) dan menurun dengan negatif.
Yasuda (1988) memberikan persamaan:
Untuk kondisi tak stabil:
(7.22)
Untuk kondisi stabil:
(7.23)
M
H M
2
4 / 1
;
) 16 1 (
1
u = u
= u
,
,
,
+
+ = u = u
1
6
1
H M
Persamaan fluks diintegrasikan dengan
pengkoreksian untuk mendapatkan sifat
persamaan yang benar:
(7.24)
(7.25)
Dimana
M
dan
H
adalah faktor pengkoreksi
sifat diabatik.
(
+ +
|
|
.
|
\
|
=
M
M
z
d z u
z u ln
4 , 0
*
) (
(
+ +
|
|
.
|
\
|
+ =
H
H
p
H
z
d z
u c
H
z d T z T ln
* 4 , 0
) ( ) (
^
+
= + 6 , 0 ;
2
) 16 1 ( 1
ln 2
2 / 1
,
) 1 ln( 6 , + = + = +
H M
Hasil yang penting pada seksi sebelumnya
adalah asal mula persamaan sifatnya dengan
memberikan penyisipan dan perhitungan
variabel atmosfer.
Hasil penting lainnya adalah pengaturan
persmaan untuk menghitung konduktansi
lapisan permukaan atmosfer. Sekali lagi, hanya
panas yang diberikan persamaan karena
persamaan tersebut untuk semua skalar,
lainnya adalah sama.
Gambar 7.1. Pengaruh diabatik dan faktor pengkoreksi sifat untuk
panas dan momentum sebagai fungsi yang stabil ().
Dengan mengatur kembali persamaan (7.25) dan
menyulihkannya ke persamaan (7.24) untuk
mendapatkan u*:
Konduktansi antara permukaan kanopi (pada tinggi
d+z
H
) dan tinggi z diatas kanopi.
(7.28)
| |
(
+ +
|
|
.
|
\
|
(
+ +
|
|
.
|
\
|
+
=
H
H
M
M
H p
z
d z
z
d z
z T z d T z u c
H
ln ln
) ( ) ( ) ( 4 , 0
^
2
+ +
|
|
.
|
\
|
(
+ +
|
|
.
|
\
|
=
H
H
M
M
Ha
z
d z
z
d z
z u
g
ln
) ( 4 , 0
^
=
NAMA PERSAMAAN PENJELASAN SIMBOL
Bilangan Reynold Rasio dari gaya viskositas
inersia
kecepatan aliran bebas
fluida
v viskositas kinematika
d karakteristik dimensi
Bilangan Grashof Rasio dari gaya-gaya ringan
pada sebuah gaya inersiake
kuadarat dari gaya viskositas
g konstanta gravitasi
T perubahan suhu
T suhu kelvin
Bilangan Prandtl Rasio dari kinematika
viskositas untuk diffusi
termal
D
H
Diffusitas termal
Bilangan Schmidt Rasio kinematika untuk
diffusi massa
D
j
diffusivitas molekuler
pada komponen j
Bilangan Nusselt Dimensi konduktansi massa jenis molar
g
H
Boundary layer
conductance
Gaya konveksi mengarahkan kesebuah kondisi sehingga fluida
tersebut berpindah dari pemukaan sebelumnya dengan beberapa
gaya eksternal.
Konveksi bebas berhubungan dengan gerakan fluida yang dibawa
di dekatnya oleh perubahan massa jenis fluida seperti di panaskan
atau di dinginkan akibat perubahan permukaan.
Pembatas konduktansi panas untuk satu permukaan persegi
panjang, lempengan datar dengan panjang d yaitu
d
D
g
H
H
3 / 1 2 / 1
^
Pr Re 664 , 0
=
Jika bilangan Reynolds dan Prandti berdiri sendiri dari tekananan
dan temperatur yang seperti diffusi molekuler maka
persamaannya menjadi
Resistansi dari pembatas untuk perpindahan panas yaitu timbal
balik dari persamaan diatas
)
`
=
s m
mol
d
u
g
Ha
2
135 , 0
)
`
=
mol
s m
u
d
r
Ha
2
4 , 7
Resistansi untuk perpindahan massa adalah sama. Untuk berbagai
fluida hubungannya adalah
Konduktansi di udara untuk uap, karbon dioksida, dan oksigen
adalah
Resistansi yang bersesuaian adalah
d
Sc D
g
J
J
3 / 1 2 / 1
^
Re 664 , 0
=
d
u
g
Va
147 , 0 =
d
u
g
CO
110 , 0
2
=
d
u
g
O
130 , 0
2
=
u
d
r
Va
8 , 6 =
u
d
r
Ca
1 , 9 =
u
d
r
Oa
7 , 7 =
Monteith dan Unsworth (1990) serta Simons (1975) memberi
contoh hubungan untuk konduktansi dan resistansi. Dari
hubungan ini, kita mempunyai rasio dari pembatas konduktansi
untuk silinder atau bola pada papan persegi.
Pendekatan lainnya digunakan oleh Mitchell(1976).
Perbandingkan ukuran konduktansi untuk bentuk
hewan dengan konduktansi dari bola, ini dapat di
representasikan oleh hubungan
4 , 0 6 , 0
6 , 0 6 , 0
^
240
Re Re 34 , 0
= = d u
d
D
g
H
Ha
|
.
|
\
|
=
s m
mol
d
Ta Ts
g
Ha
2
4 / 1
5 , 0
Hampir semua proses perpindahan panas
secara konveksi di alam meliputi dua gaya dan
konveksi bebas. Biasanya proses 1 berpengaruh
pada proses lainnya yang lainnya dan
konduktansi digunakan untuk menghitung
untuk proses yang dominan. Standar normal
yang digunakan pada proses adalah yang
dominan yaitu menentukan rasio Gr/Re
2
Situasi sering muncul ketika
konduktansi untuk satu jenis
diketahui dan kita ingin tahu
konduktansi yang lainnya.
Sebagai contoh, kita dapat
dengan mudah menentukan
konduktansi stomata untuk uap
air, tetapi tidak dapat
menentukan konduktansi
stomata untuk CO
2
.
Dengan menganggap semua
persamaan diffusi molekular,
rasio dari konduktansi sama
dengan diffusivitas pada jenis
diffusi sehingga dapat diketahui
konduktansi lainnya.
Proses Rasio g
c
/g
v
Diffusi
molekular
(D
c
/D
v
)
1
0.66
Konveksi
bebas
(D
c
/D
v
)
3/4
0.73
Gaya
konveksi
(D
c
/D
v
)
2/3
0.75
Pengangkutan
turbulen
(D
c
/D
v
)
0
1.0
Untuk lempangan persegi, karakteristik dimensi adalah panjang
dari lempengan pada fluida yaitu aliaran.
Untuk silinder dengan sumbu paralel karakteristik dimensi angin
yaitu panja lempengan persegi.
Untuk gaya konveksi, karakteristik dimensi didapat dari
2
0
0
) (
) (
=
}
}
dy y d
dy y d
d
l
l
Sebagian besar dari hubungan-hubungan yang di sajikan sejauh
ini menggambarkan konduktansi satu akan mengukur dalam
terowongan angin yang dibangun secara hati-hati, yang mana
meminimalisasikan tubulensi pada udara. Saat turbulensi terjadi
dalam udara yang mengalir melalui objek, konduktivitasnya
meningkat, sering kali secara dramastis. Konduktasi dalam
terowongan angin dala turbulensi yang dihasilkan dengan
meletakan penghalang terhadap angin dari objek kadang-kadang
menggandakan hal-hal tersebut untuk aliran laminar.