Anda di halaman 1dari 17

Modul V

5.Pusat Tekanan Dalam Bab ini akan diuraikan cara menghitung tekanan total dan letak pusat tekanan fluida di lokasi kedalam fluida yg berbeda. 1. Permukaan Bidang Datar. Bila tekanan fluida =p dan luas penampang=A,maka gaya tekan : F=p.A Arah tekanan : Tegak lurus permukaan bidang tekan Titik pusat tekanan : Titik berat permukaan bidang tekan. 2. Permukaan Lengkung. Besarnya gaya tekan : F=p.A Disini A: luas penampang permukaan bidang lengkung Arah tekanan : Tegak lurus permukaan A Titik pusat tekanan :Titik berat permukaan A 3. Tekanan Berdasarkan Variasi Kedalaman untuk Bidang Datar. Besarnya gaya tekan :
F = p A

Disini A=luas permukaan bidang datar

p = tekanan dititik berat permukaan tsb.


Arah tekanan :tegak lurus bidang A

Gambar.5.1. Pusat Tekanan pada Bidang Datar

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

2.8 Gaya Hidroststik pada Sebuah Permukaan Bidfang Ketika sebuah permukaan tenggelam dalam sebuah fluida, gaya-gaya akan bekerja pada permukaan karena fluida tersebut. Penentuan gaya-gaya adalah hal yang sangat penting dalam perancangan tangki-tangki penyimpanan, kapal laut, bendungan dan struktur-struktur hidrolik lainnya. Pada fluida diam telah kita ketahui bahwa gaya-gaya tersebut pasti tegak lurus terhadap permukaan karena tidak adanya tegangan-tegangan geser. Kita juga tahu bahwa tekanan akan berubah secara linier menurut kedalaman jika fluidanya tak mampu-mampat. Pada sebuah permukaan datar, seperti dasar dari sebuah tangki yang terisi suatu cairan (Gambar 2.16), besarnya gaya resultan adalah FR = pA, di manap adalah tekanan seragam pada permukaan dasar dan A adalah luas dasar tangki. Untuk tangki terbuka seperti yang ditunjukkan,/^ yfa. Perlu diperhatikan bahwa bila tekanan atmosfer bekerja pada kedua belah sisi permukaan dasar tangki, seperti yang diilustrasikan, maka gaya resultan pada dasar tersebut hanya disebabkan oleh cairan di dalam tangki. Karena tekanan konstan dan terdistribusi seragam di seluruh permukaan dasar, maka gaya resultan tersebut bekerja melalui pusat massa (centroid) dari bidang permukaan tersebut seperti yang ditunjukkan Gambar 2.16. Untuk kasus yang lebih umum, di mana permukaan datar yang tenggelam dalam keadaan miring, seperti yang diilustrasikan pada Gb 2.17, penentuan gaya resultan yang bekerja pada permukaan lebih sedikit rumit, Untuk sementara ini kita akan mengasumsikan bahwa permukaan fluida terpapar ke atmosfer. Misalkan bahwa bidang datar yang memuat permukaan tersebut berpotongan dengan permukaan bebas pada 0 dan membuat sudut 9 dengan permukaan ini seperti pada Gambar 2.17. Sistem koordinat x-y didefmisikan sedemikian hingga O adalah titik asal dan y diarahkan sepanjang permukaan seperti yang ditunjukkan. Bidang permukaan dapat berbentuk sembarang seperti yang ditunjukkan. Kita ingin menen-tukan arah, tempat dan besarnya gaya resultan yang bekerja pada satu sisi permukaan ini "karena cairan yang bersentuhan dengan luasan permukaan tersebut. Pada suatu kedalaman h gaya yang bekerja pada luas dA (luas differensial dari Gambar 2.17) adalah dF = yhdA dan tegak lurus terhadap permukaan. Jadi, besarnya gaya resultan dapat ditemukan dengan menjumlahkan gaya-gaya diferensial ini, yang meliputi seluruh permukaan bidang. Dalam bentuk persamaan FR= yh dA = sin 9 dA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

dimana h = y sin ft Untuk h dan 0 yang konstan FR = A sin et y. dA (2.17) Integral yang terdapat pada Persamaan 2.17 adalah momen pertama dari luas bidang terhadap sumbu x, jadi kita dapat menuliskan y dA = ycA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

di mana yc adalah koordinat->> dari pusat massa yang diukur dari sumbu-Jt yang melalui 0. Jadi, Persamaan 2.17 dapat dituliskan sebagai = yAyc sin

FR

atau lebih sederhananya sebagai FR = yhcA ..(2.18) di mana hc adalah jarak vertikal dari permukaan fluida ke pusat massa bidang. Perlu diperhatikan bahwa besarnya gaya tidak tergantung pada sudut 0 dan tergantung hanya pada berat jenis fluida, luas total bidang dan kedalaman dari pusat massa bidang di bawah permukaan fluida. Akibatnya, Persamaan 2.18 mengindikasi-kan bahwa besarnya gaya resultan sama dengan tekanan pada pusat massa bidang dikalikan dengan luas total bidang. Karena seluruh gaya diferensial yang dijumlah-kan untuk mendapatkan FR tegak lurus terhadap permukaan bidang, maka gaya resultan FK pasti juga tegak lurus terhadap permukaan tersebut. Walapun intuisi kita mungkin mengatakan bahwa gaya resultan seharusnya melewati pusat massa bidang, hal sesungguhnya tidak demikian. Koordinat y, yR, dari gaya resultan dapat ditentukan dengan penjumlahan momen terhadap sumbu-x. Artinya, momen dari gaya resultan harus sama dengan momen dari gaya tekan yang terdistribusi, atau

FRyR =

y dF =

sin y2 dA

dan oleh karena itu, karena FR = yAyc sin

yR =

y
A

dA

yC A

Integral dalam pembilang disebut momen kedua dari luas bidang (momen inersia), Ix, terhadap sumbu-* yang dibentuk oleh perpotongan bidang yang memuat permukaan dengan permukaan bebas (sumbu-jt). Jadi kita dapat menuliskan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

yR =

Ix yC A

Sekarang kita dapat menggunakan teorema sumbu sejajar untuk menyatakan Ix sebagai

I x = I xc + Ay c2
di mana Ixc dalah momen kedua dari luas bidang terhadap sebuah sumbu yang melewati pusat massanya dan sejajar dengan sumbu-x. Jadi

yR =

I xc + y c (2-19) yC A

Persamaan 2.19 menunjukkan dengan jelas bahwa gaya resultan tidak melewati pusat massa namun selalu di bawahnya, karena Ixc/ycA > 0. Koordinat x,
XR,

dari gaya resultan dapat ditentukan melalui cara yang sama dengan

menjumlahkan momen terhadap sumbu-y. Jadi

FKxR = dan oleh karena itu

sin xy dA
A

xR =

xydA
A

yC A

I xy yc A

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

di mana prv adalah produk inersia terhadap sumbu-sumbu x dan y. Kembali lagi dengan menggunakan teorema sumbu sejajar1 kita dapat menuliskan

xR =

xydA
A

yC A

I xyc yc A

+ xc . (2.20)

di mana Ixyc adalah produk inersia terhadap sebuah sistem koordinat ortogonal yang melewati pusat massa dari bidang dan dibentuk dengan suatu translasi sistem koordinat x-y. Jika bidang yang tenggelam simetris terhadap sebuah sumbu yang melewati pusat massa dan sejajar terhadap salah satu sumbu x atau y, maka gaya resultan pasti terletak sepanjang garis-j: =xc, karena dalam hal ini / sama dengan nol. Titik yang dilewati oleh gaya resultan yang bekerja disebut sebagai pusat tekanan. Perlu diperhatikan dari Persamaan 2.19 dan 2.20, yaitu jika;yc meningkat maka pusat tekanan akan berpindah mendekati pusat massa. Karena yc = h^Js'm 6, jarak yc akan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

meningkat jika kedalaman tenggelam, hc, meningkat, atau untuk suatu kedalaman, bidangnya diputar sedemikian hingga sudut 6 berkurang. Koordinat-koordinat pusat massa dan momen inersia dari beberapa bidang yang umum ditunjukkan pada Gambar 2.18. 'ingat kembali teorema sumbu sejajar untuk produk inersia dari sebuah bidang yang menyatakan bahwa produk inereia terhadap sebuah himpunan sumbu ortogonal (sislem koordinat x-y) sama dengan produk inersia terhadap sebuah himpunan sumbu ortogonal sejajar dengan himpunan sumbu asli yang melewati pusat massa bidang, ditambah dengan perkalian dari luas bidang dengan koordinat-koordinal x dan y dari pusat rnassa bidang. Jadi I = I + Axcyc. Contoh 4.7 Sebuah pintu air bundar dengan diameter 4 m seperti yang ditunjukkan pada Gambar C2.6a terletak pada dinding miring dari sebuah bak penampung besar yang berisi air (y= 9,80 kN/m 3). Pintu air tersebut dipasangkan pada sebuah poros sepanjang diameter horizontalnya. Jika kedalaman air sampai ke poros adalah 10 m, tentukan (a) besar dan letak gaya resultan dari air yang bekerja pada pintu air tersebut (b) momen yang harus diberikan pada poros untuk membuka pintu air tersebut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

PENYELESAIAN

4.1Gamba Untuk sistem koordinat yang ditunjukkan, kita dapatkan

XR

= 0 karena bidangnya simetris, dan pusat

tekanan tekanan pasti berada di sepanjang diameter A-A. Untuk memperoleh yR dari Gambar 2.18

I xc

R 4 = 4

dan yc ditunjukkan pada Gambar C2.6b. Jadi,

yR =

(/4)(2 m}4 10m + (10 m/sin 60)(4m2) sin 60

= 0,0866 m+ 11,55 m= 11,6m dan jarak (sepanjang pintu air) di bawah poros sampai ke pusat tekanan adalah yR - yc = 0,0866 m (jawaban) Kita dapat menyimpulkan dari analisis ini bahwa gaya pada pintu karena air tersebut mempunyai besar 1,23 MN dan bekerja melalui sebuah titik sepanjang diameter A-A pada jarak 0,0866 m (sepanjang pintu air) di bawah poros. Gaya tersebut tegak lurus terhadap permukaan pintu air seperti yang ditunjukkan Momen yang dibutuhkan untuk membuka pintu air dapat diperoleh dengan bantuan diagram benda bebas seperti pada Gambar C2.6c. Pada diagram ini W adalah berat pintu air dan Ox dan Oy adalah gaya-gaya reaksi horizontal dan vertikal pada poros pintu air, Sekarang kita dapat menjumlahkan momen terhadap poros.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

=0

dan oleh karena itu

M = FR ( y R y c ) =
= (1230xl03N)(0,0866m) = 1 ,07 x 105 N m .........(Jawaban) Contoh soal 4.9 Suatu tangki akuarium besar berisi air laut (7= 64,0 Ib/ft 3) sampai kedalaman 10 ft seperti yang ditunjukkan Gambar C2.7b. Untuk memperbaiki suatu kerusakan di salah satu sudut tangki akuarium tersebut, sepotong bagian segitiga diganti dengan potongan yang baru seperti yang diilustrasikan pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya air laut yang bekerja pada bidang potongan segitiga tersebut.
PENYELESAIAN

Berbagai besarnya jarak yang diperlukan untuk memecahkan persoalan ini ditunjukkan pada Gambar C2.1b. Karena permukaan yang ditinjau terletak pada bidang vertikal, yc = hc = 9ft, dan dari Persamaan 2.18, besarnya gaya ini adalah
=

FR

yhcA .(Jawaban)

= (64,0 Ib/ft3)(9 ft)(9/2 ft2) = 2590 Ib.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

Perhatikan bahwa gaya ini tidak tergantung pada panjang tangki akuarium tersebut. Hasilnya akan sama jika panjangnya tangki 0,25 ft, 25 ft, atau 25 mil. Koordinat y dari pusat tekanan (CP) ditentukan dengan Persamaan 2.19

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

10

Jadi, kita dapatkan bahwa pusat tekanan berada 0,0278 ft di sebelah kanan dan 0,0556 ft di bawah pusat massa bidang. Jika titik ini digambarkan, kita dapatkan bahwa titik tersebut terletak pada garis median dari bidang tersebut seperti yang diilustrasikan pada Gambar C2.7c. Karena kita dapat menganggap bahwa total luas bidang terdiri dari sejumlah pita segiempat yang luasnya SA (dan gaya fluida yang bekerja pada masing-masing luas ini melewati pusatnya), maka resultan dari gaya-gaya yang sejajar ini pasti terletak pada garis mediannya. 2.7 Prisma Tekanan Sebuah interpretasi secara grafik yang informatif dan berguna dapat dibuat untuk menggambarkan gaya yang ditimbulkan fluida yang bekerja pada sebuah bidang datar. Misalkan kita mengkaji suatu distribusi tekanan di sepanjang dinding vertikal dari sebuah tangki yang lebarnya b yang berisi fluida dengan berat jenis y. Karena tekanan berubah secara linier terhadap kedalaman, kita dapat menggambarkan perubahaan tersebut seperti yang ditunjukkan pad Gambar 2.l9a, di mana tekanan sama dengan nol di permukaan atas dan sama dengan }& di bagian dasarnya. Dari diagram jelas terlihat bahwa tekanan rata-rata terjadi pada kedalaman h/2 dan karena itu gaya resultan yang bekerja pada bidang segiempat A = bh adalah

FR = p av A =

h A 2

yang merupakan hasil yang sama seperti yang diperoleh dari Persamaan 2.18. Distribusi tekanan yang ditunjukkan pada Gambar 2.l9a terjadi di sepanjang permukaan vertikal sehingga kita dapat menggambarkan secara tiga dimensi distribusi tekanan ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.19&. Bidang alas dari "volume" dalam bangun ruang tekanan-bidang ini adalah permukaan bidang yang ditinjau dan ketinggiannya pada setiap titik adalah tekanannya. Volume ini disebut sebagai prisma tekanan, dan jelas bahwa gaya resultan yang bekerja pada permukaan sama dengan volume prisma tekanan tersebut. Jadi, untuk prisma pada Gambar 2. 19b, gaya fluida adalah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

11

FR= volume = 1/2(yh)(bli) =

h A 2

di mana bh adalah luas dari permukan segiempat, A.

Gaya resultan harus melalui pusat massa dari prisma tekanan. Untuk volume yang ditinjau, pusat massa tersebut terletak di sepanjang sumbu simetri tegak dari permukaan dan pada jarak h/3 di atas bidang dasar (karena pusat massa sebuah segitiga terletak pada ketinggian h/3 di atas alasnya). Hasilnya dapat segera di-tunjukkan konsisten dengan apa yang diperoleh dari Persamaan 2.19 dan 2.20. Pendekatan secara grafis yang sama dapat digunakan untuk permukaan datar yang tidak mencapai permukaan fluida seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.20a. Dalam hal ini, bidang irisan prisma tekanan berbentuk trapesium. Namun, gaya resultan tetap sama dengan besarnya volume dari prisma tekanan tersebut, dan gaya tersebut melewati pusat massa dari volume itu. Nilainya dapat diperoleh dengan membagi prisma tekanan tersebut menjadi dua bagian, ABDE dan BCD seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.206. Jadi,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

12

FR = F1 + F2

permukaantekanan atmosfer tidak mempengaruhi resultan ini. Tentu saja, jika tekanan permukaan cairan berbeda dari tekanan atmosfer (seperti yang mungkin terjadi pada tangki tertutup), gaya resultan yang bekerja pada bidang dengan luas A yang terendam akan berubah besarnya dari sekedar hanya akibat tekanan hidrostatis, sebesarp^A, di manaps adalah tekanan pengukuran permukaan cairan (permukaan sisi luar dinding diasumsikan berhadapan ke tekanan atmosfer).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

13

Contoh soal 2.7 Sebuah tangki bertekanan yang berisi minyak (SG = 0,90) memiliki plat bujur sangkar 0,6%m x 0,6 m yang dibautkan pada sisinya seperti yang diilustrasikan pada Gambar C2.8a. Ketika pengukur tekanan di bagian atas tangki memberi bacaan 50 kPa, berapakah besar dan di mana letak gaya resultan pada plat yang dilekatkan? Di luar tangki adalah tekanan atmosfer. PENYELESAIAN Distribusi tekanan yang bekerja pada permukaan dalam dari pelat ditunjukkan pada Gambar C2.8b. Tekanan pada sebuah titik di pelat tersebut disebabkan oleh tekanan udara,/?( pada permukaan minyak dan tekanan akibat minyak yang berubah secara linier menurut kedalamannya seperti yang ditunjukkan pada gambar. Gaya resultan pada pelat (yang memiliki luas A) disebabkan oleh komponen-komponen F1 dan F2, dengan

F1 = ( p s + h1 ) A
= [50 x 103 N/m2 + (0,90)(9,81 x 103 N/m3)(2 m)](0,36 m2) = 24,4 x 103 N Dan

h h1 F2 = 2 A 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

14

Latihan soal 5.4.Lihat Gambar di bawah, sebuah pintu air yang dapat berputar pada engselnya. Berapakah besarnya gaya K yang diperlukan untuk membuka pintu tersebut.Diketahui tinggi pintu = 1.2 m, lebar = 1.0 m, engsel terletak sedalam 1 m dari permukaan air.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

15

Gambar.5.5. 5.5.Sebuah pintu air terlihat pada Gambar disamping. Pintu air dapat berputar pada engsel W.Tinggi permukaan air keengsel adalah 1m, Tinggi pintu =1.2m, lebar (= arah kertas) = 1.0 m. Jarak pintuk ke dinding konkrit = m.Berapakah besar gaya K untuk membuka pintu air tersebut.

Gambar.5.6. 5.6.Seperti soal (5.5) berapakah jarak pintu ke dinding konkrit supaya tanpa gaya K, pintu dapat dibuka ? 5.7.Pada suatu tempat penyimpanan air, dibuat lubang menjorok kedalam bejana dengan panjang 60 (cm), diameter 10 (cm). Lubang silinder yang masuk ke air tersebut tertutup lubangnya. Bila jarak antara sumbu silinder ke permukaan air = 80 (cm), berapakah total tekanan fluida dan dimanakah letak titik pusat tekanannya terhadap lubang silinder tersebut (Lihat Gambar 5.7.).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

16

Gambar.5.7.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng.

MEKANIKA FLUIDA

17

Anda mungkin juga menyukai