Studi kasus pada lapangan ini akan membahas tentang kajian awal kemungkinan
diterapkannya injeksi air untuk secondary recovery pada blok D2N Zona 560.
I . DATA PERHITUNGAN
Data-data Reservoar X Lapangan Y sebagai berikut :
a) Data-data reservoir dan sifat fisik batuan reservoir :
Luas pola injeksi-produksi (A) = 199.622,22 m2
= 49,33 acre
Ketebalan reservoir (h)
= 6,73 m = 22,08 ft
Porositas ( )
= 27,84 %
= 14 %
= 36,1 %
= 49,9 %
= 94,09 mD
Kro @ Swi
= 0,26
Krw @ Sor
= 0,19
= 917,19 psi
minyak
(Bo)
= 0,33 cp
= 0,45 cp
= 0,927
= 0,8037
= 0,981
c) Data-data operasional
Tekanan injeksi (P)
Jari-jari sumur injeksi (rw)
= 995,4 psi
= 0,29 ft
= 984,3 ft
= 1091,6 ft
Tahap-tahap perhitungannya :
1. Menentukan fraksi aliran air tiap distribusi saturasi air dengan persamaan :
Fw = 1
ko w
1
kw o
1
k ro w
k rw o
Contoh :
Sw = 0.55 , Kro = 0.21, Krw = 0.01 , w = 0.45 cp , o = 0.33 cp dan lapisan batuan di
reservoir dianggap horizontal ( = 0), sehingga Fw :
Fw
1
0.21 0.45 = 0.0337
0.01 0.33
Kro
Krw
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
0.75
0.80
0.85
0.90
0.92
0.2600
0.2100
0.1750
0.1200
0.0900
0.0550
0.0300
0.0100
0.0020
0
0
0.010
0.025
0.040
0.060
0.080
0.120
0.135
0.180
0.190
Fw
0
0.0337
0.1146
0.1964
0.3284
0.4944
0.7458
0.9283
0.9851
1
2. Kemudian plot Sw vs fw
Grafik Sw vs Fw
1
0,9
0,8
Fw , fraksi
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0,45
0,5
0,55
0,6
0,65
0,7
0,75
0,8
0,85
0,9
0,95
Sw , fraksi
Sw vs Fw
Swbt = 0,8847
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
swf=0,85
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
Sw, fraksi
0,6
0,7
0,8
0,9
Fw
dengan mendeferensialkan persamaan
Sw
polinomial derajat enam menjadi derajat lima, yaitu :
Menghitung harga
Fw
-3582,4368+26503,2836(Sw)-77598,5433(Sw)2+112309,6668(Sw)3Sw
80268,5(Sw)4+22651,4634(Sw)5
= 1.2740
Kro
Krw
Fw
fw/Sw
0.55
0.210
0.010
0.0337
1.2740
0.60
0.17
0.025
0.1146
1.5260
0.65
0.120
0.040
0.1964
2.1544
0.70
0.090
0.060
0.3284
3.3558
0.75
0.055
0.080
0.4944
4.3293
0.80
0.030
0.120
0.7458
4.1257
0.85
0.010
0.135
0.9283
2.4968
0.90
0.002
0.180
0.9851
0.7452
5. Menentukan besarnya laju injeksi air (Iw) terhadap kemampuan bulk volume :
I w 0.75 Vb , bbl/hari/acre-ft
I w 0.75 49.33 22.08 820
bbl
day
6. Penentuan jarak pada kondisi Sw = 0.55 selama satu tahun (T = 365 hari), laju
injeksi air (Iw) satu sumur injeksi = 205 bbl/hari, gradien garis singgung (fw/Sw)=
1.2740 dengan porositas () = 0.2784 dan luas penampang satu sumur injeksi-satu
sumur produksi (A) = (545.8 x 22.08 ) ft2 = 12051.26 ft2
X=
= 159.54 ft
Kro
Krw
fw
fw/Sw
X1
1 tahun
0.55 0.210
0.010
0.0337
1.2740
159.54
0.60 0.17
0.025
0.1146
1.5260
191.10
0.65 0.120
0.040
0.1964
2.1544
269.79
0.70 0.090
0.060
0.3284
3.3558
420.23
0.75 0.055
0.080
0.4944
4.3293
542.14
0.80 0.030
0.120
0.7458
4.1257
516.65
0.85 0.010
0.135
0.9283
2.4968
312.66
0.90 0.002
0.180
0.9851
0.7452
93.32
Sw vs Jarak
1
0,9
Sw , fraksi
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0
100
200
300
350
Jarak , ft
400
500
600
Tahap-tahap perhitungannya :
1. Menentukan volume pori pola-injeksi dan cadangan minyak sisa di tempat.
VP 7758 A h
Menentukan jumlah minyak sisa di tempat sebelum dilakukan injeksi air dengan pola
injeksi-produksi :
OIP
si
OIPsi =
V p S oi
Bo
2352426.09 0.361
= 687075.91 STB
1.236
gambar 1,
M=
K rw
w
K ro
Sor
Swi
0.19
0.45
=
0.26
0.33
= 0.54
i
Dimana ; Wif = jumlah air yang diinjeksikan saat fill-up,( bbl) , Sgi = saturasi gas awal
(fraksi), Sgrs = saturasi gas sisa pada daerah yang tersapu (fraksi), Sgru = saturasi gas
sisa pada daerah yang tak tersapu, (fraksi).
Dengan Sgrs dan Sgru dianggap nol, maka persamaan menjadi :
Wif VP S gi
Tf =
Wif
, hari
Iw
329339.65
820
wbt
f wf
S wf
0.00
S wi
0.91
= 0.85
0.00
= 2.5925
0.499
1
0.5 = 0.8857
2.5925
3. Jumlah air injeksi saat Breakthrough (diasumsikan gas pada zona unswept terisi
minyak),
Persamaan yang digunakan :
TBT
Wi BT
=
Iw
269498.62
820
WiBT
269498.62
=
= 218040.95 STB
Bo
1.236
iBT
RFBT = OIP x100%
218040.95
x100%
687075,91
= 31.73 %
8. Penentuan laju produksi minyak ;
Qo = Iw , bbl/hari
Qo = 820 bbl /hari
C. Tahap Peramalan Injeksi Air setelah Terjadinya Breakthrough
Pada periode ini ada beberapa tahap peramalan perhitungan :
1. Menentukan kenaikan distribusi Sw pada sumur produksi dengan cara membagi
kisaran saturasi, dari saturasi flood front pada kondisi breakthrough sampai 100 %
aliran air (sw =100%) ke dalam persamaan kenaikan saturasi.
Sw =
(Sw
max
S wf )
(0.91
0.85 )
20
0,99
= 0.003
Fw , Fraksi
0,97
0,96
0,95
0,94
0,93
0,92
0,91
0,9
0,85
Breakthrough
0,86
0,87
0,88
0,89
Sw , fraksi
0,9
0,91
0,92
Besarnya gradien garis singgung kurva Sw dengan Fw (fw/Sw) untuk tiap-tiap harga
Sw. Besar
Fw
untuk harga Sw = 0.857
Sw
Fw
342,9415 - 743,7368 (0.857) + 403,9473(0.857)2 = 2.2377
Sw
Fw
Hasil perhitungan untuk berbagai harga Sw pada tabel 5.
Win = F '
wn
1
( E Abt ) = Fw
Sw
( E Abt )
n
1
(0.66) 0.295
2.2377
Win =
=
=
(V p Win )
Iw
(2352426.094 0.0225n )
64.55 hari
820
Win (1 Fwn )
E Abt
Swn = 0.857 +
0.295 (1 0.91)
0.897
0.66
'
{V p. E Abt [ S oi (1 S wn
S grs )] V fu }
Bo
{2352426.094 0.66 [0.361 (1 0.897 0 )] 111975 .48 }
1.236
= 224447.33 STB
Hasil perhitungan untuk berbagai harga Sw pada tabel 5.
8. Faktor Perolehan minyak (RF)
pn
RF (%OIP) = OIP 100%
224447.33
687075.91
100% 32.67 %
Qon =
t n
64.94
bbl
day
Q wn
Q on
755.06
64.94
11.627
STBW
STBO
259.117,07 STB. Sehingga dapat diperkirakan perolehan minyak total sebelum injeksi
air dan jika dilakukan injeksi air terhaap Original Oil In Place (OOIP) nya adalah :
RF total =
259117 ,07
IV. ANALISIS
A. Perkiraan Flood Font .
Dalam perkiraan perilaku pendesakan air ini digunakan metode Buckley-Leverett karena
mobilitas fluida pendesak lebih kecil daripada fluida yang didesak serta reservoir yang
dikaji dianggap homogen dan satu lapisan. Persamaan dasar yang digunakan
menggambarkan pendesakan tak tercampur antara air-minyak, dengan asumsi aliran
terdifusi, fluida incomppressible, dan pendesakan menyerupai torak yang bersifat
desaturasi.
Penentuan flood front dimaksudkan untuk menentukan kecepatan suatu bidang dengan
saturasi air konstan yang bergerak melalui suatu sistem liner. Dalam memperkirakan
pergerakan flood front fluida injeksi didasarkan pada analisa data distribusi saturasi
dengan permeabilitas relatif dan fraksi aliran air (tabel 1). Sehingga dapat diperkirakan
distribusi saturasi fluida injeksi terhadap jarak pada (tabel 4) dan (grafik 3).
Diperkirakan jarak flood front dalam 1 tahun sejauh 350 ft. Dibandingkan dengan jarak
sumur injeksi produksi (984,3 ft), pergerakan flood front sangat cepat karena minyak
memiliki mobilitas yang tinggi yaitu 0.79 . Sehingga kemampuan air dalam mendesak
minyak besar.
Analisa terhadap efektifitas pendesakan minyak oleh air dengan metode pendesakan liner
1-dimensi Buckley Leverette didapatkan hasil yang sangat efektif dan stabil, karena
perbandingan mobilitas air dan minyak (M) relatif kecil yaitu 0.54 (memenuhi syarat M
1), sehingga pendesakan menyerupai torak yang bersifat desaturasi.
B.Perkiraan Perolehan Minyak Oleh Pendesakan Injeksi Air
Dalam perkiraan perolehan minyak dapat dibedakan dalam tiga tahapan, yaitu pertama ;
tahap fill-up dimana waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya fill-up adalah 401.63 hari
(1,1 tahun). Dibutuhkan waktu yang cukup lama, karena pori-pori batuan yang semula
diisi minyak telah banyak digantikan oleh gas. Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mendorong gas hingga habis terproduksi. Dan dibutuhkan kumulatif air
injeksi sebanyak 324.472,56 STB untuk menggantikan pori-pori batuan yang diisi gas.
Tahap kedua; dari tahap fill-up hingga breakthrough. Pada tahap ini proses yang terjadi
adalah pendorongan minyak oleh air hingga air injeksi mulai terproduksi (breakthrough).
Waktu terjadinya tembus air (breakthrough time, Tbt) adalah selama 730,29 hari (2 tahun).
Waktu tersebut diperoleh dari pembagian jumlah air injeksi dari fiil-up sampai
breakthrough terhadap laju injeksi air sebesar 820 bbl/hari. Dimana laju air injeksi
ditentukan berdasarkan pendekatan pengalaman lapangan (empiris) yang dikemukakan
oleh Guerrero dan Earlougher yaitu sebesar 0,75 1 bbl/hari/acre-ft dari bulk-volume.
Dan faktor perolehan (RF) saat breakthrough sebesar 37,3 % dari sisa cadangan sebelum
dilakukan injeksi air.
Tahap ketiga; Setelah terjadinya breakthrough.
dihitung berdasarkan kenaikan distribusi saturasi (grafik 4) dan fraksi aliran pada sumur
produksi. Terjadinya penurunan produksi minyak dari waktu ke waktu sehingga
mengakibatkan sumur-sumur produksi ditutup setelah mencapai batas ekonomi
(economic limit) pada laju minyak 14 bbl/hari. Sehingga umur operasional proyek injkesi
air ini diperkirakan selama 2389,04 hari (6,55 tahun) dengan kumulatif produksi minyak
sebesar 259.117,07 STB.
Perkiraan faktor perolehan minyak dapat ditingkatkan dari 32.5 % pada tahap primer
menjadi 49.47 % setelah dilakukan injeksi air.