Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS RETAKAN PADA PELAT PLANE STRESS

DENGAN MENGGUNAKAN TIPE XFEM PADA


METODE ELEMEN HINGGA

AE4043 MASALAH KHUSUS STRUKTUR RINGAN


TENGGANG CACAT STRUKTUR

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh
Alvian Iqbal Hanif Nasrullah
13614013

Tanggal Praktikum: 11 Oktober 2017


Tanggal Pengumpulan Laporan: 18 Oktober 2017

PROGRAM STUDI AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
1. Tujuan
 Menentukan stress intensity factor dari struktur pelat tipis menggunakan
metode XFEM pada software Abaqus
 Membandingkan stress intensity factor dengan hasil analitik dan numerik

2. Deskripsi Masalah
 Pelat berukuran 200mm x 50 mm dengan tebal 2 mm
 Ukuran crack 5 mm dengan berpusat di 20 mm dari ujung kiri pelat dan 30
mm dari ujung kanan pelat
 Pelat diberi beban statik dengan besar pembebeanan 1 Mpa

a/b = 2/3
a = 20 mm
b = 30 mm
a+b = 50 mm
panjang = 200 mm
tebal = 2 mm
3. Prosedur Pemodelan
Langkah #1
 Membuat Part bentuk pemodelan, Solid - Extrusion

 Masukan ukuran , dari (-25,-100) sampai (25,100)


 Masukkan ketebalan sebesar 2 mm

 Buat part yang berbeda untuk model retakan, Shell – Extrusion, dan
masukkan ukuran dari (-7.5,0) sampai (-2.5,0)
 Masukkan ketebalan sebesar 2 mm

Langkah #2
 Create property material dengan material aluminium. Young modulus
sebesar 70000 Mpa dan Poisson’s Ratio 0.33
 Buat section dengan Solid Homogen, Lalu pada assign section, apply pada
part 1 (pelat tipis)

Langkah #3 Assembly
 Membuat instance part dengan tipe dependent
Langkah #4 Mesh
 Membuat Seed Part Instance dengan global size sebesar 2. Seed Part
dilakukan pada Part 1 (pelat tipis). Lalu membagi komponen ketebalan
sebanyak 5 buah mesh dengan menggunakan menu seed edges.
Langkah #5 Interaction (crack)

 Mendefinisikan crack dengan menggunakan menu special-crack-create.


Pilih tipe crack dengan tipe XFEM.
 Pada edit crack, pilih crack location dan pilih bidang crack pada part 2.
Lalu uncheck ‘allow crack growth’.

Langkah #6 Step
 Membuat step dengan prosedur static,general dan menu edit dengan default
tipe
 Membuat history output request manager. Pilih crack dan stress intensity
factor. Banyak kontur yang digunakan adalah sebanyak 5 kontur.

Langkah #7 Load
 Buat beban dengan cara membuat load. Load yang digunakan berupa
pressure sebesar -1 MPa pada ujung atas dan ujung bawah.
Langkah #8 Job
 Setelah memasukkan semua parameter di dalam perhitungan numerik,
langkah selanjutnya adalah create job. Check menggunakan Data check.
Jika input sudah benar, maka lakukan submit untuk kemudian di-process
Langkah #9 Post processing
 Akses result untuk melihat hasil perhitungan numerik

 Output data dengan menggunakan menu monitor


4. Hasil dan Pengolahan Data

Output stress intensity factor pada lima kontur.


Kontur Error analitik (%)
2 3 4 5 Average K (Mpasqrtm) 89.42 89.213
XFEM_1 3.084 2.172 2.462 2.231 2.48725 78.6537511 12.04009 11.836
XFEM_2 2.822 2.459 3.078 2.915 2.8185 89.12879585 0.325659 0.094386
XFEM_3 2.886 2.421 2.864 2.665 2.709 85.66610181 4.198052 3.975764
XFEM_4 2.888 2.422 2.86 2.66 2.7075 85.61866765 4.251099 4.028933
XFEM_5 2.82 2.458 3.085 2.945 2.827 89.39758945 0.025062 0.206909
XFEM_6 3.094 2.163 2.397 2.185 2.45975 77.78412475 13.01261 12.81077

Stress intensity factor didapat dengan membuat rata-rata nilai dari lima kontur.
Konversi satuan dari MPa√𝑚𝑚 menjadi KPa√𝑚 memiliki faktor pengali sebesar
10√10 .

Error analitik didapat dengan membandingkan hasil perhitungan stress intensity


factor . Stress intensity factor pada struktur ini memiliki dua nilai, yaitu nilai pada
ujung kiri crack sebesar 89.42 MPa dan ujung kanan crack sebesar 89.213 MPa.
5. Analisis
Kasus analisis ini adalah pelat tipis dengan beban terdistribusi di sisi atas
dan bawah sebesar 1 Mpa. Crack terjadi pada tengah struktur dengan posisi 20 mm
dari sisi kiri dan 30 mm dari sisi kanan. Pemodelan retakan ini menggunakan
pemodelan tipe XFEM.
Untuk mempermudah perhitungan rata-rata pada kelima kontur ujung
crack, aplikasi pembantu yang digunakan adalah Microsoft Excel. Pada kasus ini
nilai stress intensity factor dipengaruhi oleh bentuk part, beban yang bekerja,
ukuran crack, dan properti material pada pelat. Beban terbesar terjadi pada ujung
crack.
Dari perhitungan numerik dengan aplikasi Abaqus, didapat nilai stress
intensity factor sebesar untuk kedua crack tip tersebut sebesar :
Error analitik (%)
K ujung kiri retakan K ujung kanan retakan
XFEM K (Mpasqrtm) 89.42 MPa√𝑚 89.213 MPa√𝑚
1 78.6537511 12.04009 11.836
2 89.12879585 0.325659 0.094386
3 85.66610181 4.198052 3.975764
4 85.61866765 4.251099 4.028933
5 89.39758945 0.025062 0.206909
6 77.78412475 13.01261 12.81077

XFEM merupakan salah satu tipe analisis pada program Abaqus selain
contour integral. Perbedaannya terdapat pada analisis retakan. Pemodelan retakan
pada XFEM dapat dilakukan dimanapun sedangkan contour integral hanya bisa
memodelkan retakan di tempat mesh berada. Dengan jumlah elemen yang sama,
hasil perhitungan menggunakan XFEM tidak lebih akurat jika dibandingkan dengan
contour integral. Hal ini disebabkan oleh titik nodal tidak berada tepat pada retakan,
sehingga analisis retakan dilakukan dengan menginterpolasi elemen antar nodal
pada retakan.
Selain itu, didalam analisis pemodelan XFEM digunakan metode
pemecahan elemen sepanjang ketebalan. Semakin jauh dari pusat retakan di dalam
arah kedalaman (XFEM 1 dan XFEM 6), semakin besar nilai error yang terjadi. Hal
ini terjadi karena adanya daerah plastis yang semakin besar pada area yang
mendekati permukaan. Data nilai stress intensity factor yang mendekati
perhitungan analitik terjadi pada daerah yang menjauhi permukaan.

Gambar efek ketebalan terhadap stress intensity factor


6. Kesimpulan
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhitungan stress intensity
factor yang dilakukan pada software Abaqus dan analitik sudah benar. Tetapi masih
terdapat error yang tidak signifikan yang mungkin dapat disebabkan oleh
pembulatan angka yang dilakukan pada perhitungan analitik dan jumlah pembagian
meshing yang kurang akurat pada aplikasi Abaqus.
Hasil yang diperoleh pada penggunaan software Abaqus pada kasus pelat
tipis ternyata akurat dalam melakukan perhitungan nilai stress intensity factor. Hal
tersebut dilihat dari nilai yang diperoleh secara analitik hampir sama dengan
perbedaan yang tidak terlalu besar.
Jika dibandingkan dengan metode pemodelan contour integral, metode
XFEM cenderung tidak akurat. Hal ini disebabkan oleh titik nodal tidak berada
tepat pada retakan, sehingga analisis retakan dilakukan dengan menginterpolasi
elemen antar nodal pada retakan. Selain itu, didalam analisis pemodelan XFEM
digunakan metode pemecahan elemen sepanjang ketebalan. Semakin jauh dari
pusat retakan di dalam arah kedalaman, semakin besar nilai error yang terjadi
7. Daftar Pustaka

 Tutorial menggunakan Abaqus


https://www.youtube.com/watch?v=FaS-VvNLM3c
 Tada, Hiroshi. Fatigue and Fracture Mechanics, ASME Press
 Pratomo, Arif Nur. Tenggang Cacat Struktur, Damage Tolerance Analysis

Anda mungkin juga menyukai