LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Alvian Iqbal Hanif Nasrullah
13614013
2. Deskripsi Masalah
Pelat berukuran 200mm x 50 mm dengan tebal 2 mm
Ukuran crack 5 mm dengan berpusat di 20 mm dari ujung kiri pelat dan 30
mm dari ujung kanan pelat
Pelat diberi beban statik dengan besar pembebeanan 1 Mpa
a/b = 2/3
a = 20 mm
b = 30 mm
a+b = 50 mm
panjang = 200 mm
tebal = 2 mm
3. Prosedur Pemodelan
Langkah #1
Membuat Part bentuk pemodelan, Solid - Extrusion
Buat part yang berbeda untuk model retakan, Shell – Extrusion, dan
masukkan ukuran dari (-7.5,0) sampai (-2.5,0)
Masukkan ketebalan sebesar 2 mm
Langkah #2
Create property material dengan material aluminium. Young modulus
sebesar 70000 Mpa dan Poisson’s Ratio 0.33
Buat section dengan Solid Homogen, Lalu pada assign section, apply pada
part 1 (pelat tipis)
Langkah #3 Assembly
Membuat instance part dengan tipe dependent
Langkah #4 Mesh
Membuat Seed Part Instance dengan global size sebesar 2. Seed Part
dilakukan pada Part 1 (pelat tipis). Lalu membagi komponen ketebalan
sebanyak 5 buah mesh dengan menggunakan menu seed edges.
Langkah #5 Interaction (crack)
Langkah #6 Step
Membuat step dengan prosedur static,general dan menu edit dengan default
tipe
Membuat history output request manager. Pilih crack dan stress intensity
factor. Banyak kontur yang digunakan adalah sebanyak 5 kontur.
Langkah #7 Load
Buat beban dengan cara membuat load. Load yang digunakan berupa
pressure sebesar -1 MPa pada ujung atas dan ujung bawah.
Langkah #8 Job
Setelah memasukkan semua parameter di dalam perhitungan numerik,
langkah selanjutnya adalah create job. Check menggunakan Data check.
Jika input sudah benar, maka lakukan submit untuk kemudian di-process
Langkah #9 Post processing
Akses result untuk melihat hasil perhitungan numerik
Stress intensity factor didapat dengan membuat rata-rata nilai dari lima kontur.
Konversi satuan dari MPa√𝑚𝑚 menjadi KPa√𝑚 memiliki faktor pengali sebesar
10√10 .
XFEM merupakan salah satu tipe analisis pada program Abaqus selain
contour integral. Perbedaannya terdapat pada analisis retakan. Pemodelan retakan
pada XFEM dapat dilakukan dimanapun sedangkan contour integral hanya bisa
memodelkan retakan di tempat mesh berada. Dengan jumlah elemen yang sama,
hasil perhitungan menggunakan XFEM tidak lebih akurat jika dibandingkan dengan
contour integral. Hal ini disebabkan oleh titik nodal tidak berada tepat pada retakan,
sehingga analisis retakan dilakukan dengan menginterpolasi elemen antar nodal
pada retakan.
Selain itu, didalam analisis pemodelan XFEM digunakan metode
pemecahan elemen sepanjang ketebalan. Semakin jauh dari pusat retakan di dalam
arah kedalaman (XFEM 1 dan XFEM 6), semakin besar nilai error yang terjadi. Hal
ini terjadi karena adanya daerah plastis yang semakin besar pada area yang
mendekati permukaan. Data nilai stress intensity factor yang mendekati
perhitungan analitik terjadi pada daerah yang menjauhi permukaan.