Proses bisnis adalah aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi
output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan
yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu perusahaan, tidak
seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh
karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang,
dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.
(Davenport, 1993).
Proses bisnis yang dilakukan oleh PT. Pertamina Patra Niaga Fungsi
Reliability & Project Development Regional Jawa Bagian Barat ialah membantu
dalam perkembangan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) dengan beberapa
proyek yang telah dikerjakan seperti konstruksi SPBE dan pompa bensin, konstruksi
tangki, pipa, sistem pengukuran dan stasiun pengumpulan yang tersebar di Regional
Jawa Bagian Barat.
Gambar
Lokasi Kerja Regional Jawa Bagian Barat
Dalam hal ini, Fungsi Reliability & Project Development Regional Jawa
Bagian Barat juga memiliki tugas yaitu mempersiapkan dokumen rancangan
pembangunan dari proyek-proyek dari PT. Pertamina Patra Niaga sebelum
dilaksanakannya tender. Tender merupakan suatu rangkaian kegiatan penawaran yang
bertujuan untuk menyeleksi, mendapatkan, menetapkan serta menunjuk perusahaan
mana yang paling pantas dan layak untuk mengerjakan suatu paket pekerjaan (Alfian
Malik, 2010).
4.2 Tangki
Tangki merupakan suatu peralatan di berbagai industri baik yang berisi cairan
organik dan non organik, air maupun berisi gas. Tangki di sini identik dengan tangki
yang digunakan untuk penyimpanan pada tekanan rendah (Sandi, 2010)
Gambar
General Arrangement (Elevation) Pertamax Storage Tank Cap. 10.000 KL
Gambar
Shell Plate Detail
Sebelum membangun tangki, kita harus mengetahui karakteristik dari bahan bakar pertamax,
supaya dalam pemilihan materialnya dapat menyesuaikan dengan karakteristik dari pertamax
itu sendiri.
Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina yang memiliki angka oktan
minimal 92. Angka oktan yang tinggi ini membuat pembakaran menjadi lebih sempurna dan
tidak meninggalkan residu, sangat direkomendasikan buat kendaraan sehari-hari saat ini.
Selain menghasilkan pembakaran yang sempurna, Pertamax juga memiliki kelebihan lainnya
berkat formula PERTATEC (Pertamina Technology), formula zat aditif yang memiliki
kemampuan untuk membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga mesin jadi lebih
awet, menjaga mesin dari karat serta pemakaian bahan bakar yang lebih efisien.
Gambar
Spesifikasi Pertamax
4.3 Tahap Modeling 3D
Sebelum memulai pengujian simulasi, ada beberapa tahap yang harus diperhatikan
dan dijelaskan pada diagram alir di bawah ini.
Gambar 1
Diagram Alir
Pada Analisis ini, peserta PKL menggunakan metode finite element analysis
dan membuat 3 jenis desain yang berbeda, yaitu :
Gambar Gambar Gambar
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Ketiga desain memiliki detail yang berbeda dan terdiri dari 3 bagian utama,
roof plate, shell plate dan bottom plate
Desain 1
Desain 3
Untuk simulasi stress analysis di Software Inventor ini, format meshing yang
digunakan ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar
Mesh Setting
Principal stress adalah stress yang bekerja tegak lurus bidang sehingga harga
komponen shear stress pada bidang tersebut adalah nol. Bidang tersebut dikenal
sebagai bidang utama atau principal surface. Terdapat tiga principal stress yaitu s1,
s2, dan s3, dimana σ1 (S1) > (S2) > σ3 (S3). Dari 3 sumbu tersebut dapat pisahkan
menjadi 2 sumbu berdasarkan orientrasi sumbu, yaitu sumbu horizontal (S h) dan
sumbu vertikal (Sv), dimana Sh terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu horizontal dengan
nilai maksimum (SHmax) dan sumbu horizontal dengan nilai minimum (S hmin),
sedangkan Sv hanya mempunyai satu sumbu saja. Sumbu ini lah yang mengontrol
terbentuknya klasifikasi sesar, yaitu sesar normal, sesar naik dan sesar mendatar
(Anderson, 1951).
Gambar
Klasifikasi Sesar dan Principle Stress Pembentukannya (Anderson, 1951)
Gambar Gambar
Roof Plate 6 3 Principal Stress
rd
Roof Plate 6 Displacement
Gambar
Roof Plate 6 Safety Factor
Shell Plate 6
Gambar Gambar
Shell Plate 6 Von Mises Stress Shell Plate 6 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 6 3 Principal Stress
rd
Shell Plate 6 Displacement
Gambar
Shell Plate 6 Safety Factor
Shell Plate 8
Gambar Gambar
Shell Plate 8 Von Mises Stress Shell Plate 8 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 8 3 Principal Stress
rd
Shell Plate 8 Displacement
Gambar
Shell Plate 8 Safety Factor
Shell Plate 10
Gambar Gambar
Shell Plate 10 Von Mises Stress Shell Plate 10 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 10 3 Principal Stress
rd
Shell Plate 10 Displacement
Gambar
Shell Plate 10 Safety Factor
Shell Plate 12
Gambar Gambar
Shell Plate 12 Von Mises Stress Shell Plate 12 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 12 3 Principal Stress
rd
Shell Plate 12 Displacement
Gambar
Shell Plate 12 Safety Factor
Shell Plate 14
Gambar Gambar
Shell Plate 14 Von Mises Stress Shell Plate 14 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 14 1 Principal Stress
st
Shell Plate 14 Displacement
Gambar
Shell Plate 14 Safety Factor
Shell Plate 16
Gambar Gambar
Shell Plate 16 Von Mises Stress Shell Plate 16 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 16 1 Principal Stress
st
Shell Plate 16 Displacement
Gambar
Shell Plate 16 Safety Factor
Shell Plate 18
Gambar Gambar
Shell Plate 18 Von Mises Stress Shell Plate 18 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 18 1 Principal Stress
st
Shell Plate 18 Displacement
Gambar
Shell Plate 18 Safety Factor
Shell Plate 20
Gambar Gambar
Shell Plate 20 Von Mises Stress Shell Plate 20 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 20 1 Principal Stress
st
Shell Plate 20 Displacement
Gambar
Shell Plate 20 Safety Factor
Shell Plate 22
Gambar Gambar
Shell Plate 22 Von Mises Stress Shell Plate 22 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Shell Plate 22 1 Principal Stress
st
Shell Plate 22 Displacement
Gambar
Shell Plate 22 Safety Factor
Bottom Plate
Gambar Gambar
Bottom Plate Von Mises Stress Bottom Plate 20 1st Principal Stress
Gambar Gambar
Bottom Plate 20 1 Principal Stress
st
Bottom Plate 20 Displacement
Gambar
Bottom Plate 20 Safety Factor
4.6 Tahap Assembly Tangki
Setelah dilakukan tahap meshing, setiap part yang ada akan di-assembly mulai
dari Roof Plate, Shell Plate 6, Shell Plate 8, Shell Plate 10, Shell Plate 12, Shell Plate
14, Shell Plate 16, Shell Plate 18, Shell Plate 20, Shell Plate 22 dan Bottom Plate
untuk menjadi 1 tangki yang utuh.
Gambar Gambar
Tahapan Assembly Tahapan Place
Gambar Gambar
Meshing Setting Tangki Meshing Results Tangki
Dari Assembly dengan total 13 part terpisah yang kemudian dijadikan satu
tangki, diperoleh 220285 nodes dan 99296 elements dari hasil meshing tangki dengan
konfigurasi meshing seperti gambar diatas.
Gambar
Mesh Setting Tangki
Gambar Gambar
Create New Study Simulasi Meshing Tangki
Stress Analysis Tangki
Dari hasil simulasi tangki dalam keadaan kosong dan meggunakan parameter
loads : gravitasi (9810,000 mm/s^2) diperoleh hasil sebagai berikut
Gambar Gambar
Tangki Von Mises Stress Tangki 1 Principal Stress
st
Gambar Gambar
Tangki 3 Principal Stress
rd
Tangki Displacement
Gambar
Tangki Safety Factor
Walaupun dimensi terbilang tipis, tetapi nilai dari setiap hasil Von Mises
Stress, 1st Principal Stress, 3rd Principal Stress, Displacement dan Safety Factor masih
dalam batas toleransi yang diizinkan. Hal ini menjadikan tangki masih layak untuk
dibangun dan digunakan dalam keadaan kosong setelah melalui beberapa rangkaian
simulasi dengan Software Inventor.
Namun, keadaan lapangan dengan hasil simulasi pasti akan berbeda, faktor –
faktor lapangan yang menjadi alasan perbedaan antara lapangan dengan hasil
simulasi, maka dari itu pada proses analisis menggunakan software harus diperhatikan
secara detail agar pada saat pembangunan tangki tidak melebihi dari batas
toleransinya.
4.6 Jacking Up Method
Setelah kita mengetahui hasil analisis konstruksi tangki, maka kita mencoba
memilih metode yang paling efektif untuk membangunnya, ada beberapa jenis atau
metode, salah satunya ialah Hydraulic Jack Up Method. Metode Hydraulic Jack Up
adalah cara membangun tangki dengan melakukan fabrikasi bagian roof dan dinding
tangki dibawah dan untuk pemasangan shell course bagaian bawah dengan cara
mengangkat dengan alat jacking. Metode Hydraulic Jack Up pada pekerjaan fabrikasi
dan pemasangan tangki dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
instalasi tangki dengan meminimalkan sambungan las shell plate dinding tangki
dibagian atas.
Gambar
Jacking Up Shell Plate PT Weltes Energi Nusantara
4.5 Inspeksi DPPU Halim Group
Reliability Maintenance
Melakukan kegiatan inpeksi by request Melakukan kegiatan perawatan sesuai
karena terjadi akibat fenomena yang tak dengan jadwal yang sudah ditetapkan
terduga dan diluar dari jadwal perawatan
yang sudah ditetapkan
Tabel
Tugas Reliability & Maintenance
Kegiatan Inspeksi dan Perawatan ini yang dilakukan oleh Fungsi Reliability &
Project Development ini meliputi beberapa lokasi yaitu :
1. FT Tanjung Gerem
2. Bandara Soekarno Hatta (SHAFTI dan SHIPS)
3. Integrated Terminal Jakarta Group (Fuel Terminal Plumpang, Fuel Terminal Priok
dan TLPG Priok)
4. DPPU Halim Group
5. FT Cikampek
6. FT Tasikmalaya
7. DPPU Kertajati
8. Integrated Terminal Balongan (Fuel Terminal Balongan dan TLPG Balongan)
9. DPPU Husein Sastranegara
Kegiatan yang dilakukan oleh peserta Praktik Kerja Lapangan pada Bulan
Oktober 2022 berlokasi di DPPU Halim Group. Peserta Praktik Kerja Lapangan turun
langsung lapangan untuk melakukan inpeksi untuk mengecek tebal coating dan plate
mulai dari bottom, shell dan roof di tangki Avtur yang sudah dikosongkan sesuai
dengan jadwal yang ada.
Gambar Gambar
Tangki Avtur Inspeksi Bottom Plate
Gambar Gambar
Inspeksi Shell Plate Inspeksi Roof Plate
Cara Menggunakan Alat Inspeksi
1. Cara inspeksi tangki Avtur, mengukur ketebalan dari roof, shell dan
bottom plate.
Dalam mengukur ketebalan plate dari roof, shell dan bottom plate
dengan menggunakan thickness gauge. Thickness gauge adalah suatu alat
pengukur yang canggih yang bisa mengukur ketebalan suatu material.
Thickness gauge alat yang mampu mengukur ketebalan baik itu material
yang memiliki ketebalan lebih besar maupun itu kecil. Cara kerja dari
thickness gauge tidaklah sulit hanya dengan menempelkan alat ini ke roof,
shell dan bottom plate, lalu kita bisa melihat hasilnya secara langsung
dengan melihat angka yang terdapat pada thickness gauge tersebut.
2. Cara inspeksi tangki Avtur, mengukur ketebalan coating roof, shell dan
bottom plate.
Dalam mengukur ketebalan coating pada tanki Avtur DPPU Halim
Group, kita menggunakan Coating Thickness Gauge. Coating Thickness
Gauge adalah alat ukur ketebalan cat profesional yang praktis dan didesain
untuk pengukuran lapisan non-destruktif, mampu melakukan pengukuran
dengan cepat dan tepat dengan pengukuran ketebalan yang presisi. Fungsi
dari Coating Thickness Gauge untuk mengetahui ketebalan (thickness) cat
di permukaan suatu material atau benda yang dicat, untuk cat stoving
standar sebagai dasar dalam melakukan pengujian ketebalan sebesar 35-
55m. Coating Thickness dirancang untuk pengukuran lapisan non-
destruktif, cepat dan tingkat akurasi tinggi / pengukuran ketebalan yang
presisi. Penggunaan utama alat ini biasanya pada bidang perlindungan
korosi, sangat cocok untuk pabrik / produsen, petugas lapangan dan
penasihat khusus, toko cat dan plat elektronik, kimia, otomotif, galangan
kapal, dan industri pesawat meliputi teknik cahaya dan berat.
Cara mengukurnya dengan menempelkan Coating Thickness gauge
pada roof, shell dan bottom plate akan muncul ketebalan/angka pada
display thickness gauge. Setelah Coating thickness gauge ditempelkan
pada benda kerja, kemudian pada layar akan menampilkan data-data hasil
pengukurannya.
Tahapan Inspeksi