PEMBAHASAN
Mulai
Perencanaan
Alat
Gambar Kerja
Pengadaan
Bahan
Perencanaan Proses
Permesinan
Proses
Permesinan
Perakitan
Tidak
Uji Coba
dan
Analisa
Ya
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Clamping pada Model Mesin “Plastic
Injection Moulding” Kemampuan Cekam Maksimal 754 N
35
36
1. Mulai
Merupakan tahap awal munculnya pemikiran untuk membuat Alat Pencekam
dan merupakan persiapan awal. Pada tahap ini penulis mempelajari latar belakang,
tujuan akhir dan melakukan pengamatan pada pembuatan Alat Pencekam.
2. Mengumpulkan data-data masukan dan landasan teori
Merupakan tahap mengumpulkan berbagai literatur sebagai landasan teori dan
pedoman dasar dalam pembuatan Alat Pencekam pada Model Mesin “Plastic
Injection Moulding” Kemampuan Cekam Maksimal 754 N. Literatur digunakan
untuk mendukung proses pembuatan Alat Pencekam yang didapat dari penelitian
orang lain.
3. Perencanaan alat
Merupakan mengaplikasikan gagasan yang didukung tahap sebelumnya dalam
bentuk perencanaan alat, perancangan alat, pemilihan bahan dan anggaran dana
yang dibutuhkan untuk membuat Alat Pencekam pada Model Mesin “Plastic
Injection Moulding” Kemampuan Cekam Maksimal 754 N.
4. Gambar kerja
Merupakan hasil yang sesuai dengan perancangan alat. Dalam gambar kerja
disusun oleh dua jenis gambar kerja, yaitu gambat susunan dan gambar bagian.
Gambar bagian merupakan gambar dari tiap komponen yang akan dilakukan proses
pemesinan. Sehingga gambar kerja inilah yang nantinya diproses menjadi bentuk
yang nyata oleh bagian produksi.
5. Pengadaan bahan
Merupakan tahap menyediakan bahan baku benda kerja yang akan diproses.
Bahan baku yang digunakan disesuaikan dengan informasi yang terdapat dalam
gambar kerja.
6. Perencanaan proses pemesinan
Merupakan tahap membuat operating plan untuk setiap proses pemesinan yang
akan dilakukan. Operating plan berfungsi sebagai titik acuan dan mempermudah
kerja saat melakukan proses pemesinan.
37
7. Proses pemesian
Merupakan tahap memproses bahan baku menjadi komponen Alat Pencekam
pada Model Mesin “Plastic Injection Moulding” Kemampuan Cekam Maksimal
754 N sesuai gambar kerja pada masing-masing komponen.
8. Perakitan
Merupakan tahap perakitan semua komponen Alat Pencekam pada Model
Mesin “Plastic Injection Moulding” Kemampuan Cekam Maksimal 754 N.
Komponen dirakit sesuai gambar susun yang telah dibuat.
9. Uji coba dan analisa
Merupakan tahap menguji Alat Pencekamyang telah dirakit. Dalam pengujian
yang dilakukan akan diketahui kemampuan Alat Pencekam tersebut untuk
menghasilkan produk yang telah direncanakan. Jika Alat Pencekam tidak mampu
menghasilkan produk sesuai rencana maka akan dilakukan perbaikan sampai dapat
menghasilkan produk sesuai rencana.
10. Selesai
dipastikan bahwa cetakan dapat tertutup dengan sempurna dan baik. Dalam
pergerakan kerja Alat Pencekam / Clamping ini telah terkontrol dengan signal-
signal yang sudah diatur dalam MicroController.
Mencari tegangan geser ijin dari bahan St 42, maka diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
39
𝜎𝑡
𝜏 s ijin = 𝑣
Dimana :
𝜏 s ijin = Tegangan geser yang diijinkan pada bahan (N/mm2)
𝜎𝑡 = Tegangan maksimal bahan (N/mm2)
v = Faktor keamanan = 1,25
Maka :
𝜎𝑡
𝜏 s ijin = 𝑣
420 𝑁/𝑚𝑚2
= 1,25
= 336 N/mm2
𝐹
τs = 𝐴
Sehingga :
A =pxl
A = 300 mm x 160 mm
A = 48000 mm2
Maka :
𝐹 754 𝑁
τs = 𝐴 , τs = 48000 𝑚𝑚2 = 0,0157 N/mm2
Dari perhitungan yang telah dilakukan 𝜏𝑠 𝑖𝑗𝑖𝑛 > 𝜎𝑡 atau (336 N/𝑚𝑚2 ) >
(0,0157 N/𝑚𝑚2 ), maka moving plate kuat dan aman untuk digunakan.
Dalam menganalisis beban yang terjadi pada Moving Plate ini penulis juga
menggunakan software CATIA V5R17 sehingga didapatkan analisa sebagai
berikut:
40
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v= 81 N/mm2
v = 4,1 (Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori aman menurut
tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load steel adalah
4.
41
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan beban yang berbeda yaitu 15 kali dari beban asli. Sehingga didapatkan
analisa sebagai berikut :
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v = 1280 N/mm2
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori tidak aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
42
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan beban yang berbeda yaitu 15 kali dibawah dari beban asli. Sehingga
didapatkan analisa sebagai berikut :
Gambar 3.4 Analisa Moving Plate dengan 15 kali dibawah beban normal
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v=
12,8 N/mm2
v = 26 (Sangat Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori sangat aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
43
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan tebal komponen yang berbeda yaitu 2 kali dari tebal asli. Sehingga
didapatkan analisa sebagai berikut :
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v=
55,8 N/mm2
v = 6 (Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori aman menurut
tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load steel adalah
4.
Tetapi untuk bahan St 42 dengan tebal 10 mm akan mempengaruhi kerja
silinder pneumatic karena beban yang didorong menjadi 2 kali lebih besar. Dan dari
faktor ekonomis dari harga komponen menjadu 2 kali lebih mahal.
44
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan bahan komponen yang berbeda yaitu bahan St 37. Sehingga didapatkan
analisa sebagai berikut :
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
296 N/mm2
v = 129 N/mm2
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori tidak aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
Maka dari segi ekonomis dan efisien penulis memilih bahan dari adalah St
42 dengan 300 mm x 160 mm x 5 mm.
45
Mencari tegangan geser ijin dari bahan St 42, maka diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
𝜎𝑡
𝜏 s ijin = 𝑣
Dimana :
𝜏 s ijin = Tegangan geser yang diijinkan pada bahan (N/mm2)
𝜎𝑡 = Tegangan maksimal bahan (N/mm2)
v = Faktor keamanan = 1,25
Maka :
𝜎𝑡
𝜏 s ijin = 𝑣
420 𝑁/𝑚𝑚2
= 1,25
= 336 N/mm2
𝐹
τs = 𝐴
46
Sehingga :
𝜋𝑑2
A = 4
22
. 122
7
A = 4
A = 113 mm2
Maka :
𝐹
𝜏a = 𝐴
628 𝑁
𝜏a = 113 𝑚𝑚2
= 5,55 N/mm2
Dari perhitungan yang telah dilakukan 𝜏𝑠 𝑖𝑗𝑖𝑛 > 𝜎𝑡 atau (336 N/𝑚𝑚2 ) >
(5,55 N/𝑚𝑚2 ), maka moving plate kuat dan aman untuk digunakan.
Dalam menganalisis beban yang terjadi pada Ejector Pin ini penulis juga
menggunakan software CATIA V5R17 sehingga didapatkan analisa sebagai
berikut:
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v = 100 v = 3,36 (Kurang Aman)
N/mm2
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori kurang aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan beban yang berbeda yaitu 2 kali dari beban asli. Sehingga didapatkan
analisa sebagai berikut :
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v = 200 N/mm2 v = 1,6 (Tidak Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori tidak aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
48
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan beban yang berbeda yaitu 2 kali dibawah dari beban asli. Sehingga
didapatkan analisa sebagai berikut :
Gambar 3.9 Analisa Ejector Pin dengan 2 kali dibawah beban normal
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
336 N/mm2
v = 50,4 N/mm2 v = 6,6 (Sangat Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori sangat aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4.
Penulis juga melakukan percobaan analisa pada bagian yang sama, namun
dengan bahan yang berbeda yaitu bahan St 37. Sehingga didapatkan analisa sebagai
berikut :
49
tegangan yield
v = tegangan yang terjadi
296 N/mm2
v = 121 N/mm2 v = 2,7 (Tidak Aman)
Jadi komponen yang telah dihitung masuk dalam kategori tidak aman
menurut tabel 2.3 pada Halaman.19 yang menunjukkan safety factor stady load
steel adalah 4. Jika dilihat dari warna hasil analisis, umur dari komponen tidak akan
bertahan lama. Maka dari segi ekonomis dan efisien penulis memilih bahan dari
adalah St 42 dengan Ø 12 mm × 60 mm.
= 65,98 kg × 9.81 m⁄ 2
s
= 647,26 N ≈ 648 N
50
= 10% x 648 N
= 64,8 N
p = Tekanan kerja untuk pneumatik pada umumnya rata-rata 6 bar = 0,6 Nmm2
Sehingga,
π
(F + Rr) = ( x D2 ) x p
4
π
(648 + 64,8) = ( x D2 ) x 0,6
4
D2 = √1514
D = 38,91 ≈ 40 mm
Menghitung gaya efektif cylinder pneumatic yang mempunyai dua arah dan
bisa dihitung dengan cara sebagai berikut :
51
A = 1047 mm2
Fclamping = A x P
Dimana,
A = (π/4 (Ds)2)
A = (π/4 (40)2)
A = 1256 mm2
P = Tekanan Kerja untuk pneumatik rata-rata 6 bar = 0,6 Nmm2
Maka:
Fclamping = 1256 mm2 x 0,6 Nmm2
Fclamping = 754 N
Maka dari perhitungan yang telah dilakukan Fm > Fc atau (754 N) > (309
N) maka syarat gaya cekam clamping telah terpenuhi. Dan Telah diketahui
kemampuan cekam maksimum (tonase) dari clamping adalah 754 N.
13 𝑥 1000
= 𝜋𝑥5
L1 = t + (0,3 x d)
= 5 + (0,3 x 5)
= 6,5 mm
𝐿𝑥𝜋𝑥𝑑
tm =𝑆
𝑟 𝑥 𝑉𝑐 𝑥 1000
6,5 𝑥 𝜋 𝑥 5
=0,1 𝑥 13 𝑥 1000
b) Drilling ∅ 10 mm
𝑉𝐶 𝑥 1000
n = 𝜋𝑥𝐷
16 𝑥 1000
= 𝜋 𝑥 10
L1 = t + (0,3 x d)
= 5 + (0,3 x 10)
= 8 mm
𝐿𝑥𝜋𝑥𝑑
tm =𝑆
𝑟 𝑥 𝑉𝑐 𝑥 1000
8 𝑥 𝜋 𝑥 10
= 0,18 𝑥 16 𝑥 1000
c) Drilling ∅ 13 mm
𝑉𝐶 𝑥 1000
n = 𝜋𝑥𝐷
20 𝑥 1000
= 𝜋 𝑥 13
L1 = t + (0,3 x d)
= 5 + (0,3 x 13)
= 8,9 mm
𝐿𝑥𝜋𝑥𝑑
tm =𝑆
𝑟 𝑥 𝑉𝑐 𝑥 1000
8,9 𝑥 𝜋 𝑥 13
=0,25 𝑥 20 𝑥 1000
d) Drilling ∅ 14 mm
𝑉𝐶 𝑥 1000
n = 𝜋𝑥𝐷
20 𝑥 1000
= 𝜋 𝑥 14
L1 = t + (0,3 x d)
= 5 + (0,3 x 14)
= 9,2 mm
𝐿𝑥𝜋𝑥𝑑
tm =𝑆
𝑟 𝑥 𝑉𝑐 𝑥 1000
9,2 𝑥 𝜋 𝑥 14
=0,25 𝑥 20 𝑥 1000
e) Drilling ∅ 28 mm
𝑉𝐶 𝑥 1000
n = 𝜋𝑥𝐷
28 𝑥 1000
= 𝜋 𝑥 28
L1 = t + (0,3 x d)
= 5 + (0,3 x 28)
= 13,4 mm
𝐿𝑥𝜋𝑥𝑑
tm =𝑆
𝑟 𝑥 𝑉𝑐 𝑥 1000
13,4 𝑥 𝜋 𝑥 28
=0,34 𝑥 28 𝑥 1000
Waktu setting mesin dan pengukuran benda kerja diperkirakan 7 menit tiap
proses sebanyak 5 kali yaitu 7 menit x 5 proses = 35 menit. Sehingga total waktu
pemesinan untuk proses drilling pada moving plate yaitu :
No 1 2 3 4
Cutting speed
15 22 29 35 15 20 15 18 29 35 15 20 13 16 20 20 28 15 18 29 29 15 20
(mm/menit)
Feeding (mm/put) 0,1 0,25 0,31 0,36 0,1 0,22 0,1 0,18 0,31 0,36 0,1 0,22 0,1 0,18 0,25 0,25 0,34 0,1 0,18 0,31 0,31 0,1 0,22
Jumlah lubang 3 3 3 1 2 2 5 5 3 1 2 2 7 7 1 4 2 5 5 3 1 2 2
Tebal (mm) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10
L1 11,5 13,9 17,62 20,2 11,5 13,9 11,5 13,6 17,62 20,2 11,5 13,9 6,5 8 8,9 9,2 13,4 11,5 13 17,62 18,1 11,5 13,9
n 955,4 539 363,6 327,8 955,414 489,956 955,4 477,7 363,6 327,8 955,414 489,956 828 509,6 490 455 318,5 955,4 573,2 363,6 342,1 955,414 489,956
n mesin 950 475 375 340 950 475 950 475 340 340 900 475 950 475 475 475 340 950 600 340 340 950 475
Tm1 (menit) 0,121 0,117 0,152 0,165 0,12105 0,13301 0,121 0,159 0,167 0,165 0,12778 0,13301 0,068 0,094 0,075 0,077 0,116 0,121 0,12 0,167 0,172 0,12105 0,13301
Waktu setting
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
(menit)
Waktu
pengukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
(menit)
Waktu total
7,363 7,351 7,455 7,165 7,242 7,266 7,605 7,795 7,502 7,165 7,256 7,266 7,479 7,655 7,075 7,310 7,232 7,605 7,602 7,502 7,172 7,242 7,266
(menit)
Waktu
43,842 44,589 36,751 44,388
total/komponen
Total waktu
169,570
pengeboran
1000×21
=
𝜋×16
= 0,25 x 420
= 105 mm/menit
- Jumlah Pemakanan :
Panjang awal−Panjang akhir
i = tebal pemakanan
62−60
=
0,5
= 4 Kali
- Waktu Pemotongan (Cutting Time) :
𝑟x𝑖
tm =
𝑆𝑟×𝑛
16 x 4
= = 0,61 menit = 36 detik
0.25×420
64
1000 x 𝑣𝑐
n =
𝜋×𝑑
1000×21
= 𝜋×16
Vf = f x n
= 0,25 x 420
= 105 mm/menit
- Jumlah Pemakanan :
16−12
=
1
= 4 Kali
𝑙x𝑖
tm =
𝑆𝑟×𝑛
60 x 4
=
0,25 × 420
= 2,29 menit
65
c) Pembubutan Chamfer
Pemakanan 2 mm x 45° dengan Ø 12 mm dan panjang 60 mm :
Diketahui : D = 12 mm
d = 10 mm
lt = 2 mm
α = 45° ( dengan memutar compound rest atau
menggunakan pahat chamfer 45° )
- Putaran Spindle :
1000 x 𝑣𝑐
n =
𝜋×𝑑
1000×21
= 𝜋×12
Vf = f x n
= 0,25 x 600
= 150 mm/menit
- Jumlah pemakanan :
𝐷−𝑑
i = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛
12−10
= 1
= 2 Kali
2
= 150 𝑥 2 = 0,03 menit = 1,8 detik
66
Waktu setting mesin dan pengukuran benda kerja diperkirakan 7 menit tiap
proses yaitu 7 menit x 3 proses = 21 menit.. Sehingga total waktu pemesinan untuk
proses pembubutan pada ejektor pin yaitu :
Jumlah pemakanan 4 4 2
Dengan rumus yang sama seperti diatas, maka ditentukan waktu pemesinan
tiap komponen alat bantu ini adalah sebagai berikut :
Jadi total waktu pemesinan adalah 568,50 menit = 9 jam, 47 menit, 5 detik
68
Jumlah
Nama Mesin Mesin Mesin Kerja
No Waktu
Komponen Bubut Bor Las Bangku
(Menit)
Massa Harga/kg
No Nama Bagian Bahan Ukuran Jumlah
(kg) (Rupiah)
Harga Satuan
No Nama Komponen Tipe Jumlah Harga (Rp)
(Rp)
Jumlah Rp 867.000
No Material Harga
1 Non-order Rp 274.000
2 Order Rp 867.000
Jumlah Rp 1.141.000
Stasionary
5 Rp 15.000 Rp 20.000 Rp 12.500 Rp 47.500
Plate
Biaya Operator
No Komponen Harga
Mesin Kerja
Mesin Bor Mesin Las
Bubut Bangku
Stasionary
5 Rp 10.000 Rp 15.000 Rp 7.000 Rp 32.000
Plate
No Pengeluaran Biaya
Jadi total biaya pembuatan alat pencekam (Clamping) adalah Rp. 1.547.000,-
76