Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK

oleh :
Rahmadani Nuzul Iqbal Falaqi (1431120024)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGRI MALANG

Nama : Rahmadani N.I.F

IDENTIFIKASI

NIM

NAME PLATE

: 1431120024

Kelas : D3-1D

MOTOR 3PHASA

Dosen Pembimbing :
Soekamdi, ST. MMT
Job ke : 1

MESIN BOR
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan membaca name plat yang tertera
pada mesin bor 3 phasa
Penjelasan
Nameplate merupakan acuan mendasar tentang spesifikasi cara kerja sebuah
mesin yang berguna untuk :

mengatur berapa besar proteksi yang harus dipasang.

melihat sumber tegangan dan maksimum ampere yang dapat dilewati.

berapa power / kekuatan yang bisa dilakukan oleh motor tersebut.

Daya motor akan berubah (tidak sesuai yang ada di nameplate, walaupun tidak
terlalu signifikan), hal ini disebabkan:

motor di couple atau dipasang vanbelt?

ketinggian motor dari tanah?

pemasangan motor secara horizontal atau vertikal?

alignment pada motor.

Agar semua informasi dapat diketahui, dibutuhkan datasheet motor tersebut.


Pabrikan yang baik akan menyediakan datasheet tersebut.
***

Contoh Nameplate Motor


> Volts: 380
Tegangan yang dibutuhkan oleh motor adalah 380 Volts, anda bisa lihat bahwa
connection yang harus di set adalah koneksi delta.
Berikut gambaran apa yang terjadi jika voltase lebih atau turun berdasarkan
NEMA.

> Hz: 50
Indonesia menggunakan 50 Hertz. Hal ini perlu dicantumkan karena ada negara
yang menggunakan frekuensi 60 Hz.
> Amps: 70 Ampere
Nilai arus nominal atau arus maksimum atau full load ampere yang dapat dilalui
oleh motor tersebut. Sehingga, jika ada arus yang melebihi nilai tersebut, motor
akan terbakar. Walaupun, pabrikan memberikan toleransi 3%-5% untuk nilai
tersebut, sebaiknya sebisa mungkin tidak melebihi nilai tersebut, dan jika harus
melebihi, gantilah motor dengan yang arus nominal lebih besar.

* Arus nominal adalah arus maksimum. Jadi, kalo ada kalimat arus nominal, itu
berarti arus maksimum ya.
> Output: 50 HP / 37 KW
Output daya yang dihasilkan oleh motor tersebut. Jika, effisiensi motor tersebut
adalah 80%. Maka input daya yang harus masuk ke motor tersebut adalah
(100/80) * (37000) = 46250 (46,250 KW)
karena eff 80%, maka tidak semua energi listrik berubah menjadi energi mekanik,
ada yang berubah menjadi energi panas, ada yang disebakan karena gesekan
motor.

> RPM: 2940 dan Poles: 2

Frequenc Number of Poles


y
2
4
6
8 10 12 14
60-cycles 3600 1800 1200 900 720 600 514
50-cycles 3000 1500 1000 750 600 500 428

16
450
375

18
400
334

Rumus untuk mencari RPM:


RPM = 120F / P
Tapi kok kalo yang 2 poles 3000, kalo di nameplate 2940? Hal ini dikarenakan
adanya slip. Saya lupa kenapa bisa 60.
> S.F: 1
Jika dibagian nameplate amps saya memberikan penjelasan bahwa ada pabrikan
yang memberikan toleransi untuk daya. Maka saya ralat karena ada penjelasan
bahwa S.F (Service Factor) = 1. Artinya adalah bahwa motor hanya dapat
beroperasi di sama dengan nilai arus nominal. Secara hitungan: 1 * FLA.
> Ambient Temperature
Di nameplate tidak ada. Namun, ambient temperatur adalah suhu normal
lingkungan dari motor tersebut. Biasanya motor mempunyai maksimum ambient
temperature sebesar 40^C. Logisnya, jika makin panas maka umur motor akan
cepat habis, dikarenakan tidak ada ventilasi untuk menukar hawa panas dari
motor.

Nama : Rahmadani N.I.F


NIM

: 1431120024

Kelas : D3-1D

PENGUKURAN
MISTAR SORONG
DAN

Dosen Pembimbing :
Soekamdi, ST. MMT
Job ke : 2

MICROMETER
SCRUP
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menggunakan dan membaca hasil pengukuran mistar
sorong dan micrometer scrup dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teknik pengukuran dengan baik dan
benar pada benda kerja.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan jangka sorong dalam pengukuran
dimensi benda ukur.

Gambar 3.14 Pengukuran dengan jangka sorong bagian luar dan dalam

Gambar 3.15
Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman
Gambar-gambar berikut adalah gambar-gambar yang menunjukkan bagaimana
cara mengukur benda ukur dengan menggunakan jangka sorong.

Gambar 3.16
Cara menggunakan jangka sorong dalam mengukur bagian luar benda ukur

Gambar 3.17
Posisi rahang jangka sorong terhadap benda ukur

Gambar 3.18
Cara pengukuran bagian dalam dengan menggunakan jangka sorong

Gambar 3.19
Cara pengukuran kedalaman dengan menggunakan jangka sorong
1. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan metris
a. cara pembacaan jangka sorong dengan nonius puluhan

Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 31,4 mm, yakni diperoleh
dari:
31 + 4(0,1) = 31,4
(A) (B)
b. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius dua puluhan

c. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius lima puluhan

2. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan inchi


Dalam paparan ini hanya akan disajikan cara pembacaan jangka sorong untuk
sauan inchi dengan tingkat ketelitian 1/128 inchi.

Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 4 1/32 yakni diperoleh
dari:
4 + 6/8 + 2(1/128) = 4 + 22/128 + 2/128
4 + 24/128 = 4 1/32

Nama : Rahmadani N.I. Falaqi


NIM

: 1431120024

Kelas : D3-1D

Dosen Pembimbing :
MEMBUAT
PROFIL - U

Soekamdi, ST. MMT


Job ke : 3

Tujuan :
1. Mahasiswa mampu membentuk Profil U seperti contoh
2. Mahasiswa mampu melaksanankan langkah kerja secara baik dan benar,
serta mampu menggunakan peralatan kerja sesuai funginya, seperti :
-

Mengikir Profil U
Menggores dan menitik
Menggergaji
Mengebor
Mengcountersing
Mengukur dengan mistar dan jangka sorong
Menggunakan penggaris siku dengan benar

Keselamatan kerja :
1.
2.
3.
4.
5.

Menggunakan peralatan safety sesuai standart


Mengikuti instruksi yang telah diajarkan oleh dosen pembimbing
Mengerjakan dengan teliti dan hati-hati
Menata alat serta bahan kerja setelah bekerja
Mengecek kelengkapan peralatan kerja

Alat dan bahan :


N

Nama Alat

Jumlah

O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Catuk/Ragum
Kikir
Penitik
Gergaji Besi
Penggaris Panjang
Penggaris Siku
Penggores
Sikat Besi
Lap kain
Jangka Penggores
Jangka Sorong
Palu

1 Buah
7 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah

13

Stamping

1 Paket

Bahan :
Besi ST-37, 110 x 65 x 40 mm
Langkah kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati gambar panduan kerja
3. Mengerjakan profil-U sesuai dengan gambar yang sudah ditentukan,
Dimulai dari :
-

Memotong terlebih dahulu ukuran benda kerja sesuai ukuran pada


gambar menggunakan gergaji besi
Menghaluskan dan meratakan bagian-bagian yang masih terlihat kasar
pada bidang profil-U
Membuat radius luar dan radius dalam pada profil-U dengan bantuan
jangka penggores dan kikir
Melubangi bagian-bagian yang sudah ditentukan pada gambar
menggunakan Mesin Bor
Membuat lubang countersing pada bagian lubang yang akan digunakan
sebagai tempat baut/sekrup countersing menggunakan Mesin Bor

4. Melakukan pengecekan pada bahan kerja yang sudah diselesaikan


5. Membersihkan dan merapikan tempat kerja

Kesimpulan :
Dalam menyelesaikan gambar kerja yang akan dikerjakan, sangat
diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam penggunaan alat dan bahan. Agar
benda kerja yang kita kerjakan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam
melakukan praktek juga diperlukan penunjang berupa teori yang telah diajarkan
sebelumnya.

Nama : Rahmadani N.I.F


NIM

: 1431120024

Dosen Pembimbing :
MEMBUAT MATA

Kelas : D3-1D

ITIK

Soekamdi, ST. MMT


Job ke : 4

Tujuan praktek :
1. Mampu menggunakan alat sesuai dengan kegunaannya
2. Mampu membuat mata itik dengan hasil yang bagus
3. Mampu menggunakan bahan seefisien mungkin dan mendapat hasil
maksimal
Keselamatan kerja :
1.
2.
3.
4.
5.

Menggunakan peralatan safety sesuai standart


Mengikuti instruksi yang telah diajarkan oleh dosen pembimbing
Mengerjakan tugas dengan teliti dan selalu berhati-hati
Pastikan peralatan dan bahan tertata dengan rapi
Mengecek kembali peralatan setelah selesai praktek

Alat dan Bahan :


N
o
1
2
3
4
5
6
N
o
1
2
3

Nama Alat
Tang cucut
Tang potong
Tang pengupas
Tang cucut bengkok
Tang kombinasi
Penggaris
Nama Bahan
Kabel NYA 1,5 mm
Kabel NYA 2,5 mm
Kabel NYA 4 mm

Jumlah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Jumlah
1,5 m
1,5 m
1,5 m

Langkah Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati gambar yang akan dikerjakan dengan teliti
3. Mengerjakan pembuat mata itik dengan langkah sebagai berikut :
-

Menentukan panjang kabel yang akan dipasang pada benda kerja


dengan memperhatikan bentuk dan ukuran pada gambar

Membuat mata itik berbentuk lingkaran dengan arah menunjukan


searah jarum jam
- Menyisakan sedikit ruang pada lingkaran mata itik minimal dengan
lebar radius 2 mm
4. Setelah pekerjaan selesai, merapikan alat dan bahan yang dipergunakan
Gambar kerja :

Kesimpulan :

Dalam pekerjaan praktek ini, kita dituntut untuk bisa membuat mata itik
dengan bagus guna menunjang praktek selajutnya. Dan praktek ini akan
membutuhkan ketelitian dan ketrampilan dalam penggunaan alat dan bahan.
Nama : Rahmadani N.I.F
NIM

: 1431120024

Kelas : D3-1D

Dosen Pembimbing :
PEMASANGAN
INSTALASI

Soekamdi, ST. MMT


Job ke : 5

PENERANGAN
Tujuan praktek :
No
Nama Alat
Jumlah
1.
Ma
1
Obeng +
1 Buah
mpu
2
Obeng (-) Besar
1 Buah
3
Obeng (-) Kecil
1 Buah
4
Tang Kombinasi
1 Buah
5
Tang Potong
1 Buah
6
Tang Pengupas
1 Buah
7
Tespen
1 Buah
8
Avo Meter
1 Buah
9
Obeng Penitik
1 Buah
10 Papan Kerja 2 x 2 m
1 Buah
11 Per Elastic (penarik kabel)
1 Buah
12 Kabel Power NYY 3 x 1,5 mm
1 Buah
menggunakan alat sesuai dengan kegunaannya
2. Mampu mengerjakan serta menganalisis kesalahan pada instalasi
penerangan
3. Mampu menggunakan bahan seefisien mungkin dan mendapat hasil
maksimal
Keselamatan kerja :
1.
2.
3.
4.
5.

Menggunakan peralatan safety sesuai standart


Mengikuti instruksi yang telah diajarkan oleh dosen pembimbing
Mengerjakan tugas dengan teliti dan selalu berhati-hati
Pastikan peralatan dan bahan tertata dengan rapi
Mengecek kembali peralatan setelah selesai praktek

Alat dan Bahan :

No
1

Nama Bahan
Kabel NYA 1,5 mm
Kabel NYA 2,5 mm

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16

Kabel NYA 4 mm
Saklar seri
Kotak kontak
Lampu pijar
Fitting
Roset
Cross dos
T dos
Pipa PVC 5/8
Box sekring
Sekring
Elbow
Lasdop
Klem
Sekrup

Langkah kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan

Spesifikasi
Merah
Biru
Kuning-hijau
2 A/250

2A

Klem+Cross dos+T dos


Roset
saklar
Kotak kontak

Jumlah
5 Meter
3 Meter
2 Meter
1 Buah
1 Buah
2 Buah
2 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
3 Buah
12 Buah
28 Buah
4 Buah
2 Buah
2 Buah

2. Mengamati gambar kerja yang akan dikerjakan


3. Mengerjakan instalasi penerangan sesuai pada gambar dengan tahap
sebagai berikut :
-

Menggambarkan tata letak / lokasi instalasi penerangan menggunakan


kapur pada papan triplek / papan kerja
- Memasang pipa, cros doos, dan T doss pada papan kerja
- Setelah itu, pasang komponen-komponen listrik pada papan kerja
seperti roset, fitting, box sekring, saklar, dan kotak kontak
- Memasang kabel/menghubungkan komponen-komponen listrik yang
sudah terpasang pada papan kerja menggunakan kabel NYA 1,5 mm
- Memasang fuse pada box sekring
- Mengecek instalasi penerangan yang sudah dipasang / yang sudah jadi
menggunakan Avo Meter....
- Memasang kabel power pada box sekring
- Menghubungkan instalasi penerangan kesumber tegangan
4. Apabila ketepatan fungsi sudah sesuai dengan perencanaan, instalasi
penerangan yang sudah terpasang dibongkar kembali
5. Merapikan alat serta bahan yang telah dipakai
Gambar kerja :

Kesimpulan :
Dalam pemasangan instalasi listrik, sangatlah diperlukan keselamatan dan
ketelitian dalam pemasangan sehingga akan menunjang ketepatan fungsi, efisiensi
waktu dan bahan, dan keindahan dalam pemasangan.

Anda mungkin juga menyukai