Anda di halaman 1dari 6

KUIS 2

SI4211 – BETON PRATEGANG


Dosen: Prof. Ir. R. Bambang Boediono ME, Ph.D.

disusun oleh:
Alif Muhammad Reza
15015151

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Kuis 2 - SI4211 Beton Prategang

Soal
Diketahui beton prategang dengan konfigurasi tendon dan beban sebagai berikut:

37.7 kN/m

Pe 318 mm

380 mm

L = 19820 mm

Diketahui:
• Pe = 1371 kN
• Ac = 243200 mm2
• Ic = 2.94 x 1010 mm4
• fc’ = 40 MPa
• wD = 6.3 kN/m
• wSIDL = 1.6 kN/m
• wLL = 17.6 kN/m
• h = 1020 mm
• yb = 479 mm
• selimut = 100 mm
• bw = 150 mm

Ditanya:
Hitung Vc dan Vs!

Alif Muhammad Reza – 15015151 1


Kuis 2 - SI4211 Beton Prategang

Jawaban
a. Persamaan Parabola
Tendon yang terpasang akan mengikuti persamaan parabola berikut:
𝑒 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Dengan x dimulai dari 0 pada titik A dan bernilai positif ke arah titik B sedangkan e adalah
jarak tendon dari cgc. Nilai e bernilai positif jika tendon berada di bawah cgc.
𝑒(𝑥 = 0) = 318 𝑚𝑚
𝑒(𝑥 = 9910) = 380 𝑚𝑚
𝑒(𝑥 = 19820) = 318 𝑚𝑚
Sehingga untuk e(0) didapatkan nilai c sebagai berikut:
𝑒(0) = 𝑎(0)2 + 𝑏(0) + 318
𝑐 = 318
Kemudian nilai a dan b didapat dari eliminasi e(12) dengan e(24) sebagai berikut:
𝑒(9910) = 𝑎(9910)2 + 𝑏(9910) + 318 = 380
𝑒(19820) = 𝑎(19820)2 + 𝑏(19820) + 318 = 318

99102 𝑎 + 9910𝑏 = 62 |× 2| → 2 × 99102 × 𝑎 + 19820𝑏 = 124


198202 𝑎 + 19820𝑏 = 0 |× 1| → 198202 𝑎 + 19820 𝑏 = 0
(2 × 99102 − 198202 )𝑎 = 124
𝑎 = −6.313 × 10−7
𝑏 = 0.0125
Dari perhitungan di atas didapatkan persamaan parabola tendon CDE menjadi:
𝑒 = −6.313 × 10−7 𝑥 2 + 0.0125𝑥 + 318
b. Gaya Geser
Gaya geser yang diperhitungkan adalah gaya geser yang terletak pada titik sejauh dp/2 dari
perletakan yang didapatkan dari kesebangunan segitiga karena distribusi gaya geser sepanjang
setengah bentang adalah segitiga. Nilai gaya geser tepat pada perletakan (Vu) adalah sama
dengan gaya vertikal perletakan yang dapat dihitung sebagai berikut:
𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐿 37.7 × 19.82
𝑉𝑢 = = = 373.607 𝑘𝑁
2 2
Kemudian nilai dp didapatkan dari nilai maksimum dari dua persamaan berikut:

Alif Muhammad Reza – 15015151 2


Kuis 2 - SI4211 Beton Prategang

𝑑𝑝,1 = ℎ − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 = 1020 − 100 = 920 𝑚𝑚


𝑑𝑝,2 − 0.8ℎ = 0.8 × 1020 = 816 𝑚𝑚
𝑑𝑝 = 𝑀𝐴𝑋(𝑑𝑝,1 ; 𝑑𝑝,2 ) = 920 𝑚𝑚
Sehingga didapatkan gaya geser yang diperhitungkan pada dp/2 adalah:
𝐿 𝑑𝑝 19820 920
𝑉𝑢 2 − 2 373.607 − 2
𝑉𝑛 = ( )= ( 2 ) = 475.02 𝑘𝑁
∅ 𝐿 0.75 19820
2 2
c. Kuat Geser Lentur
Kuat geser lentur terbagi menjadi kuat geser kondisi awal, pembebanan sampai retak, dam
pembebanan sampai runtuh.
• Kondisi Awal
Pada kondisi awal, kuat geser lentur dapat dihitung sebagai berikut:
1 1
𝑉𝐷 = 𝑤𝐷 𝐿 − 𝑤𝐷 𝑥 = × 6.3 × 19.82 − 6.3 × 0.46 = 59.535 𝑘𝑁
2 2
• Kondisi Pembebanan Sampai Retak
Untuk mengetahui kuat geser lentur pada kondisi ini, diperlukan posisi tendon terhadap cgc
(e) pada dp/2. Nilai tersebut bisa didapatkan dari persamaan parabola yang telah dihitung
sebelumnya sebagai berikut:
𝑒 = −6.313 × 10−7 × 4602 + 0.0125 × 460 + 318 = 323.622 𝑚𝑚
Kemudian tegangan akibat gaya prestress saja dapat dihitung sebagai berikut:
𝑃𝑒 𝑃𝑒 𝑒𝑌𝑏 1371 × 1000 1371 × 1000 × 323.622 × 479
|𝑓𝑐𝑒 | = |− − | = |− − |
𝐴𝑐 𝐼𝑐 243200 2.94 × 1010
= 12.866 𝑀𝑃𝑎
Lalu tegangan akibat berat sendiri saja dapat dihitung sebagai berikut:
1 1 1 1
𝑀𝐷 = 𝑤𝐷 𝐿𝑥 − 𝑤𝐷 𝑥 2 = × 6.3 × 19.82 × 0.46 − × 6.3 × 0.462 = 28.053 𝑘𝑁 − 𝑚
2 2 2 2
𝑀𝐷 𝑌𝑏 28.053 × 106 × 479
𝑓𝐷 = = = 0.457 𝑀𝑃𝑎
𝐼𝑐 2.94 × 1010
Sehingga kapasitas retak momen (Mcr) dapat dihitung sebagai berikut:
𝐼𝑐 √𝑓𝑐 ′ 2.94 × 1010 √40
𝑀𝑐𝑟 = ( + 𝑓𝑐𝑒 − 𝑓𝐷 ) = ( + 12.866 − 0.457)
𝑌𝑏 2 479 2

= 951 × 106 𝑁 − 𝑚𝑚 = 951 𝑘𝑁 − 𝑚

Alif Muhammad Reza – 15015151 3


Kuis 2 - SI4211 Beton Prategang

Kemudian gaya geser maksimum (Vi) dan momen maksimum (Mmax) yang akibat SIDL dan
LL dapat dihitung sebagai berikut:
𝑤𝑢 = 1.2𝑤𝑆𝐼𝐷𝐿 + 1.6𝑤𝐿𝐿 = 1.2 × 1.6 + 1.6 × 17.6 = 30.08 𝑘𝑁/𝑚
1 1
𝑉𝑖 = 𝑤𝑢 𝐿 − 𝑤𝑢 𝑥 = × 30.08 × 19.82 − 30.08 × 0.46 = 284.256 𝑘𝑁
2 2
1 1 1 1
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝑤𝑢 𝐿𝑥 − 𝑤𝑢 𝑥 2 = × 30.08 × 19.82 × 0.46 − × 30.08 × 0.462
2 2 2 2
= 133.94 𝑘𝑁 − 𝑚
Sehingga kuat geser pada kondisi ini dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑐𝑟 951
𝑉𝑐𝑟 = 𝑉𝑖 × = 284.256 × = 2028.318 𝑘𝑁
𝑀𝑚𝑎𝑥 133.94
• Kondisi Pembebanan Sampai Runtuh
Pada kondisi ini kuat geser dapat langsung dihitung dengan persamaan berikut:

𝑉𝑐𝑢 = 0.05√𝑓𝑐 ′𝑏𝑤 𝑑𝑝 = 0.05 × √40 × 150 × 920 = 43639 𝑁 = 43.639 𝑘𝑁


• Kuat Geser Lentur Total
Dari tiga kondisi di atas, didapatkan kuat geser lentur total:
𝑉𝑐𝑖 = 𝑉𝐷 + 𝑉𝑐𝑟 + 𝑉𝑢 = 59.535 + 2028.318 + 43.649 = 2131.493 𝑘𝑁
d. Kuat Geser Murni
Kuat geser murni dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

𝑉𝑐𝑤 = (0.29𝜆√𝑓𝑐 ′ + 0.3𝑓̅𝑐 ) 𝑏𝑤 𝑑𝑝 + 𝑉𝑝

Dengan:
𝑃𝑒 1371 × 1000
𝑓̅𝑐 = = = 5.637 𝑀𝑃𝑎
𝐴𝑐 243200
𝑑𝑒 𝑑
𝜃=( ) = (𝑎𝑥 + 𝑏)𝑥=0 = 𝑏 = 0.0125
𝑑𝑥 𝑥=0 𝑑𝑥
𝑉𝑝 = 𝑃𝑒 tan 𝜃 = 1371 × tan(0.0125) = 17.156 𝑘𝑁
Sehingga didapatkan:
𝑉𝑐𝑤 = (0.29 × 1 × √40 + 0.3 × 5.637) × 150 × 920 + 17.156 × 1000 = 503650 𝑁
= 503.650 𝑘𝑁

Alif Muhammad Reza – 15015151 4


Kuis 2 - SI4211 Beton Prategang

e. Kuat Geser
Kuat geser yang menentukan untuk beton prategang ini adalah nilai terkecil antara kuat geser
lentur dan kuat geser murni. Pada kasus ini kuat geser murni (503.650 kN) lebih kecil daripada
kuat geser lentur (2131.493 kN), sehingga:
𝑉𝑐 = 𝑉𝑐𝑤 = 503.650 𝑘𝑁
f. Kebutuhan Tulangan
Tulangan dibutuhkan untuk menutupi kuat geser yang lebih kecil dari beban geser maksimum
yang dipikul oleh beton prategang.
𝑉𝑢 373.607
𝑉𝑠 = − 𝑉𝑐 = − 503.650 = −5.507 𝑘𝑁
∅ 0.75
Karena nilai Vs < 0, maka pada beton prategang ini tidak dibutuhkan tulangan geser. Akan tetapi
tetap perlu dipasang tulangan sengkang minimum sebagai confinement beton.

Alif Muhammad Reza – 15015151 5

Anda mungkin juga menyukai