Anda di halaman 1dari 49

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Immanuel Pratomojati, dkk dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Konstruksi I (2007:7) adalah suatu ilmu dan seni untuk mengadakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan mengadakan

pengawasan terhadap orang-orang dan barang-barang untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu, karena manajemen membahas,

mengupas dan menyampaikan berbagai sebab akibat dari suatu cabang pengetahuan

secara sistematis dan teratur.

Manajemen juga dikatakan sebagai seni karena penggunaannya serta penerapan

di dalam praktik banyak dipengaruhi oleh faktor bakat dari masing-masing orang.

Dengan demikian, orang yang berbakat akan lebih mampu menerapkan sistem

manajemen dengan benar untuk mencapai tujuan. Sebagai seni, manajemen dinamakan

pula sebagai “leadership” (kepemimpinan).

Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management

yaitu suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Maka dari beberapa pengertian definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya secara efektif dan efisien dengan menggunakan orang-orang yang berbakat

II-1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

2.1.2 Tujuan Manajemen

Tujuan utama manajemen menurut Ir. Abrar Husein, MT dalam bukunya yang

berjudul Manajemen Proyek (2009:2) adalah untuk mendapatkan suatu metode yang

terbaik dengan penggunaan sumber daya yang ada seperti: modal, bahan, peralatan dan

tenaga kerja.

Pelaksanaan proyek konstruksi berorientasi pada penyelesaian proyek

sedemikian rupa sehingga jumlah sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek berada pada posisi minimum. Aspek penting ini dapat dicapai melalui

penggunaan teknik manajemen yang baik, yang mencakup :

1) Pembentukan situasi dimana keputusan yang mantap dapat diambil pada

tingkat manajemen yang paling rendah dan mendelegasikan kepada mereka

yang mampu.

2) Memotivasi orang-orang untuk memberikan yang terbaik dalam batas

kemampuannya dengan menerapkan hubungan manusiawi.

3) Pembentukan semangat kerja sama kelompok dalam organisasi sehingga

fungsi organisasi dapat berjalan secara utuh.

4) Penyediaan fasilitas yang memungkinkan orang-orang yang terlibat dalam

proyek meningkatkan kemampuan dan cakupannya,

2.1.3 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen menurut Ir. Imam Soeharto dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Proyek (1999:21), yaitu :

II-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
1) Merencanakan

Merencanakan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan

yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

2) Mengorganisir

Mengorganisir dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan cara

bagaimana mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta sumber daya kepada

para peserta kelompok (organisasi) agar dapat mencapai sasaran secara

efisien.

3) Memimpin

Kepemimpinan adalah aspek yang penting dalam mengelola suatu usaha,

yaitu mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam

organisasi agar mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan.

4) Mengendalikan

Mengendalikan adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji, dan bila

perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai yang telah ditentukan.

5) Staffing

Staffing meliputi pengadaan tenaga kerja, jumlah ataupun kualifikasi yang

diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan, termasuk perekrutan, pelatihan, dan

penyelesaian untuk menempati posisi-posisi dalam organisasi.

II-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

Gambar 2.1 Fungsi-fungsi Manajemen.

Sumber : Imam Soeharto (1999)

2.1.4 Definisi Proyek

Proyek, menurut Immanuel Pratomojati, dkk (Manajemen Konstruksi

I:2007:22), proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus, untuk

mencapai suatu hasil yang bersifat khusus pula. Jadi, proyek bukanlah merupakan suatu

kegiatan rutin yang dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya menyangkut

sesuatu jangka waktu tertentu saja.

Dalam suatu Proyek atau Pekerjaan Konstruksi terdapat pihak-pihak yang

mengerjakan dan mengelola konstruksi tersebut, karena proyek konstruksi dimulai dari

pengumpulan data, sampai dengan pemakaian, penggunaan bangunan, maka pihak-

pihak yang berperan dalam proyek pun cukup banyak.

II-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen proyek adalah koordinasi

semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga

kerja atau yang di maksud SDM, pengarahan dan pengawasan untuk

mencapai suatu tujuan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik

pekerjaan yang memperkirakan suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang

kerugian.

2.1.5 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan

mengendalikan sumber daya perusahaan baik sumber daya manusia, uang dan peralatan

untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan mendapatkan

hasil yang optimal.

Dari definisi di atas dapat terlihat bahwa konsep manajemen proyek adalah

sebagai berikut :

1) Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya

perusahaan yang berupa manusia, biaya dan material.

2) Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah

digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan

yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.

II-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

Fungsi Output
Input
Manajemen Optimasi Kinerja
Tujuan, Proyek Proyek
Sasaran, Perencanaan - Biaya
Informasi, Pengorganisasian - Mutu
Data serta Pelaksanaan - Waktu
sumber daya
Pengendalian - Safety

Gambar 2.2 Proses Manajemen Proyek Konstruksi.

Sumber : Olahan Penulis

Dalam proses sesungguhnya, pemimpin dalam organisasi proyek mengelola dan

mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan kondisi terbatas,

tetapi berusaha mendapatkan pencapaian paling maksimal yang sesuai dengan standar

kinerja proyek dalam hal biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja yang telah

ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan produk akhir yang maksimal, segala

macam kegiatan pada proses manajemen proyek yang direncanakan dengan sedetail dan

seakurat mungkin untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan. Dan bila ada

tindakan koreksi dalam proses selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu

banyak.

Dalam manajemen proyek terdapat sasaran yang harus dicapai. Sasaran utama

dalam manajemen proyek adalah:

1) Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam anggaran atau budget

yang telah ditentukan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas

mutu pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah dirumuskan.

2) Bagi kontraktor yang bonafit, dapat mengembangkan reputasi kualitas

pekerjaannya.

II-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Menciptakan organisasi di kantor pusat dan di lapangan yang menjamin

beroperasinya pekerjaan secara tim atau kelompok dengan baik.

4) Menciptakan iklim kerja yang mendukung, baik dari segi kondisi kerja dan

komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan.

2.1.6 Indikator Keberhasilan Proyek

Menurut Kaming, P.F., Wuryanti, W., dan Soeharto I., indikator keberhasilan

proyek dapat diukur dari empat aspek berikut ini: waktu pelaksanaan pekerjaan, kualitas

hasil pekerjaan, biaya pelaksanaan, dan keselamatan kerja. Suatu proyek yang sukses

tidak mudah untuk dicapai, karena banyaknya kepentingan yang terlibat di dalamnya.

Kepentingan-kepentingan yang terlibat di dalam sebuah proyek diantaranya adalah

kepentingan pemilik proyek untuk bisa mendapatkan hasil yang sepadan dengan nilai

investasi yang dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek. Dari sisi pelaksana proyek, tentu

saja mendapatkan profit sebagai hasil pengerjaan proyek. Namun tentu saja untuk

mendapatkan profit yang sepadan, pelaksana proyek harus bisa mengkoordinir semua

sumber daya yang terlibat dalam proyek agar bisa berperan secara efektif sehingga

sehingga ekspektasi pemilik proyek bisa dipenuhi, baik itu ekspektasi dari sisi kualitas,

waktu pengerjaan dan jumlah biaya yang dikeluarkan.

1) Segi Biaya :

a) Sesuai dokumen kontrak dan kesepakatan.

b) Tidak terjadi progres billing tidak terbayar.

c) Memperoleh manfaat positif termasuk keuntungan bagi perusahaan.

2) Segi Mutu

a) Sesuai dokumen kontrak spesifikasi teknik, kesepakatan.

b) Tidak ada penalti, komplain atau klaim atas mutu hasil kerja proyek.

c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dilaksanakan dengan baik.


II-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
d) Memperoleh certificate of completion.

3) Segi Waktu

a) Sesuai jadwal kerja dokumen kontrak dan kesepakatan.

b) Pemilik proyek setuju dan menerima selesainya sebagian dan atau

keseluruhan pekerjaan yang bersangkutan.

c) Tidak ada komplain atau klaim dari pemberi kerja atau pihak ketiga yang

terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut.

2.2 Mutu

2.2.1 Pengertian Mutu

Mutu dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter

menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk

tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu.

Menurut Philip B. Crosby, mutu adalah kesesuaian dengan apa yang disaratkan.

Sebuah produk dapat memiliki mutu atau kualitas apabila sesuai dengan standarisasi

yang telah ditentukan, standarisasi mutu tersebut mencakup bahan baku sebuah produk

dan mutu setelah menjadi barang jadi.

Langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu objek menurut Ir. Imam

Soeharto dalam bukunya yang berjudul Manajemen Proyek Jilid 2 (2001:277) adalah

adalah dengan cara mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat objek tersebut agar

memenuhi keinginan pelanggan. Jadi, setelah diidentifikasi materi produknya,

selanjutnya dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk, ukuran, warna, berat, ketahanan,

kinerja, dan beberapa hal lain yang diinginkan dari produk. Setelah jawaban dari

pertanyaan tersebut memenuhi keinginan pelanggan, maka produk yang dimaksud

dianggap memenuhi mutu.

II-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Sebagai salah satu tolak ukur dari sasaran dan tujuan proyek, persyaratan mutu

biasanya ditetapkan dalam suatu spesifikasi dan kriteria dari suatu perencanaan.

Perencanaan mutu (quality plan) dibuat agar produk akhir yang nantinya diperoleh

sesuai dengan tuntutan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, kita harus

mengidentifikasi persyaratan produk dan menentukan arah tindakan yang menjamin

terpenuhinya persyaratan dengan menyusun program penjaminan mutu (quality

assurance) dan pengendalian mutu (quality control).

2.2.2 Struktur dan Elemen Mutu

Dalam bukunya “A To Z” Miranda, ST dan Drs. Amin Widjaja Tunggal,

Ak.MBA (2003, 159) mengemukakan struktur dan elemen ISO sebagai berikut :

1) Sistem Mutu (Quality System)

Merupakan bagian dan praktik, tanggung jawab, kebijakan, dan prosedur

yang digunakan sebuah organisasi untuk melaksanakan dan mempertahankan

tingkatan mutu dalam produk, proses dan jasa.

2) Manajemen Mutu (Quality Management)

Merupakan keseluruhan metode untuk mengatur mutu dalam suatu organisasi

meliputi produk, jasa, kinerja proses, dan sumber daya manusia.

3) Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)

Merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar

untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatau

proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan

tertentu.

4) Kebijakan Mutu (Quality Policy)

II-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Merupakan sekumpulan pernyataan yang menguraikan keseluruhan tujuan

dan sasaran organisasi untuk memberikan produk dan jasa kepada

pelanggannya, yang meliputi :

a) Pedoman memilih supplier yang dapat memenuhi kebutuhan secara

konsisten walaupun harga lebih tinggi daripada supplier lain.

b) Alat-alat dan metode kendali proses statistik, pelatihan, kerja tim dan

lainnya.

5) Jaminan Mutu (Quality Assurance)

Merupakan pendekatan yang terencana dan sistematik bahwa produk atau jasa

sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan. Konsep jaminan mutu memiliki

faktor-faktor sebagai berikut :

a) Adanya perencanaan dalam memberikan keyakinan untuk pemenuhan

persyaratan mutu.

b) Aktivitas yang sistematik dalam menjamin mutu dari produk / jasa untuk

pemenuhan persyaratan yang diinginkan.

6) Pengendalian Mutu (Quality Control)

Merupakan sistem pengoperasian sebagai tanggapan korektor untuk

memproduksi barang dan jasa secara ekonomis dan memenuhi kebutuhan

pelanggan. Pada era pengendalian mutu, mutu produk hanya dijamin melalui

pemeriksaan dari produk akhir saja, sehingga masa ini dikenal dengan istilah

quality by inspection (mutu diperoleh melalui pemeriksaan). Dengan cara ini,

mutu dari produk bergantung pada hasil pemeriksaan yang dilakukan

inspektor, sehingga ketelitian, kecermatan dan kualifikasi dari inspektor

memegang peranan penting.

II-10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2.2.3 Pengertian Manajemen Mutu

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang

menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Manajemen

Mutu juga merupakan suatu cara untuk mengarahkan kegiatan organisasi

dilapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja seperti yang telah

ditetapkan.

Setiap pengembang/kontraktor umumnya mempuyai sistem mutu sendiri yang

dirangkum dalam suatu sistem manajemen mutu perusahaan. Salah satu system

manajemen mutu yang diakui banyak Negara didunia adalah ISO 9000.

ISO 8402 ( Perbendaharaan Istilah ) mendefinisikan Manajemen Kualitas

sebagai semua aktifitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan

kebijakan kualitas, tujuan-tujuan, dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya

melalui alat-alat, seperti :

1) Perencanaan Kualitas (quality planning)

Adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas

serta penerapan system kualitas.

2) Pengendalian Kualitas (quality control)

Adalah teknik-teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk

memenuhi persyaratan kualitas.

3) Jaminan kualitas (quality assurance)

Adalah semua tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan dan

didemonstrasikan guna memberi kepercayaan yang cukup bahwa produk akan

memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.

4) Peningkatan kualitas (quality improvement)

II-11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Adalah tindakan-tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk

untuk pelanggan melalui peningkatan efektif dan efisiensi melalui struktur

organisasi.

2.2.4 Quality Assurance

Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan terencana,

sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang

ditetapkan "akan dijamin" tercapai. Salah satu elemen dari QA adalah QC. Elemen

yang lain yaitu: Planning, organization for quality, Established Procedure,

Supplier Selection, Corrective Action, Document control, training, Audit dan

Management review. QA lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu

produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari

internal perusahaan ataupun adanya Quality complain dari luar perusahaan yaitu

costumer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut.

(Sumber: Mailing List Migas Indonesia, Juni 2007).

Berdasarkan ISO 9000:2000 (QMS-Fundamentals and Vocabulary)

(section 3.2.11) Quality Assurance “Part of quality management focused on providing

confidence that quality requirements will be fulfilled”. Jika diterjemahkan Quality

Assurance terfokus pada pemberian jaminan/keyakinan bahwa persyaratan mutu akan

dipenuhi.

Quality Assurance tugasnya memahami spec. customer dan standard atau spec.

yang berhubungan dengan produk, kemudian membuat / menentukan cara inspeksinya

(berupa prosedur) dan mendokumentasi hasil inspeksinya (manufacturing data report).

Dalam pelaksanaan Quality Assurance pada proyek, perlu disusun suatu rencana

mutu yang dapat diartikan sebagai totalitas ekspektasi yang diharapkan oleh pemrakarsa
II-12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
atau sponsor proyek; dalam arti kata mereka yang termasuk di dalam stakeholder

proyek mendefinisikan harapan_harapannya terhadap hasil dari proyek yang dikerjakan.

2.2.5 Sistem Manajemen Mutu

Menurut Gaspersz (2001), sistem manajemen mutu (QMS) merupakan

sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen

sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan

atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu

ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan

praktik-praktik manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan dan pasar.

Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen mutu, antara lain

sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11) :

1) Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitas-

aktivitas dalam organisasi modern. Mutu dapat didefinisikan melalui lima

pendekatan utama, antara lain sebagai berikut:

a) Transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan.

b) Product based quality yaitu suatu atribut produk yang memenuhi kualitas.

c) User based quality yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan

produk.

d) Manufacturing based quality yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-

persyaratan standar.

e) Value based quality yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang

komperatif.

II-13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2) Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini

sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar

kerja.

3) Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga

bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut

diakui pula bahwa banyak sistem manajemen mutu tidak akan efektif

sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen mutu juga

harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang

ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen mutu merupakan

suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi.

Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap

awal.

4) Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen tujuan (objectives),

pelanggan (customer), hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes),

masukan-masukan (inputs), pemasok (suppliers), dan pengukuran untuk

umpan balik dan umpan maju (measurement for feedback and feedforward).

2.2.6 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen mutu,

antara lain sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp. 11-17):

1) Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang

akan diterapkan.

2) Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi.

3) Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang terdiri dari

manajer-manajer senior.

II-14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
4) Menugaskan wakil manajemen (management representative). Menetapkan

tujuan-tujuan kulitas dan implementasi sistem.

5) Meninjau ulang sistem manajemen mutu yang sekarang.

6) Mendefinisikan struktur organisasi dan tangung jawab.

7) Menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada semua tingkat

dalam organisasi.

8) Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam

manual kualitas (buku panduan).

9) Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-

prosedur.

10) Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau

prosedur terperinci.

11) Memperkenalkan dokumentasi.

12) Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem.

13) Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu.

2.2.7 Manfaat Sistem Manajemen Mutu

Badan Usaha Jasa Konstruksi yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu

secara baik dan benar, akan mendapatkan manfaat yang sangat besar seperti

berikut:

1) Mempunyai perencanaan proyek yang bermutu baik.

2) Mempunyai pengendalian proyek yang bermutu baik.

3) Mempunyai jaminan mutu atas proyek yang dikerjakannya.

4) Dapat meningkatkan mutu kinerja proyek yang dikerjakannya.

5) Mempunyai standar kerja yang jelas bagi personil maupun manajemen.

6) Dapat meningkatkan kepercayaan penggunaan jasa atas mutu pelayanannya.


II-15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
7) Dapat memperluas lingkup pasar yang dikerjakannya.

2.3 ISO 9000

2.3.1 Pengertian ISO 9000

ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan diambil

dari singkatan sebuah nama organisasi walau banyak orang yang mengira ISO berasal

dari International Standard of Organization. Organisasi pengelola standard

internasional ini adalah International Organization for Standardization yang bermarkas

di Geneva – Swiss, didirikan pada 23 February 1947.

ISO adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Mutu yang

mencakup hampir seluruh kegiatan didalam sebuah perusahaan, mulai dari

pengembangan produk, pembelian bahan, produksi, pemasangan sampai pada pelayanan

pasca jual.

Para profesional mutu menggunakan istilah standar untuk menyatakan berbagai

macam makna, seperti metric (ukuran), spesifikasi, ukuran , statement, kategori,

segmen, perilaku, atau pengelompokan. Seri ISO 9000 , sebagai contoh, adalah satu set

standar internasional untuk manajemen mutu dan jaminan mutu.

ISO 9000 series adalah standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan

dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979, dapat membantu

usaha perusahaan dalam memuaskan pelanggannya, memenuhi persyaratan regulasi dan

mencapai peningkatan mutu yang berkesinambungan.

2.3.2 Seri ISO 9000

Yang dikutip dari buku ISO 9000 untuk kontraktor, ISO 9000 sebenarnya

merupakan seri yang terdiri dari :

II-16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
ISO 9000 : Standar pemastian mutu dan manajemen mutu, yang dipakai

sebagai penggunaan dan terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Bagian 1 : Panduan untuk seleksi dan penggunaannya.

Bagian 2 : Panduan umum untuk aplikasi ISO-9001, ISO 9002,

dan ISO 9003.

Bagian 3 : Panduan umum untuk aplikasi ISO-9001 dalam

pengembangan, dan pemeliharaan software.

Bagian 4 : Petunjuk keandalan manajemen program.

ISO 9001 : Sistem manajemen mutu; model untuk memastikan mutu.

Ini digunakan apabila kontraktor hendak memastikan

kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah ditentukan.

ISO 9002 : Sistem manajemen mutu; model untuk memastikan mutu.

Ini digunakan apabila kontraktor hendak memastikan kesesuaian

produk dengan persyaratan yang telahditentukan selama tahap-

tahap production installation, and servicing.

ISO 9003 : Sistem manajemen mutu; model untuk memastikan mutu.

Ini digunakan apabila kontraktor hendak memastikan kesesuaian

produk dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap

inspeksi dan tes akhir.

ISO 9004 : Pedoman Penggunaan seri ISO yang terpilih dan penjelasan

tambahan dalam hal-hal aspek sistem manajemen mutu.

2.3.3 Pengertian ISO 9001:2008

Adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Secara garis

besar ISO 9001:2008 tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya yaitu ISO
II-17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
9001:2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dan 2008 secara signifikan lebih

menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut (Agus

Syukur, 2010). ISO 901:2008 bukan merupakan standar produk, karena ISO 9001:2008

hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas.

Gambar 2.3 Skema sistem manajemen mutu.

Sumber : ISO 9001:2008

Uraian dari skema di atas:

1) Pelanggan

Pelanggan yang dimaksud pada skema di atas adalah orang yang memberi

masukan tentang apa yang harus dikerjakan oleh kontraktor.

2) Tanggung jawab manajemen

Tanggung jawab manajemen menunjukkan bahwa adanya komitmen

manajemen terhadap mutu dari produk yang dihasilkan.

3) Manajemen sumber daya

II-18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Bagian penting dalam pelaksanaan adalah menetukan siapa yang akan

mengerjakan apa. Orang yang diberi tugas untuk melakukan aktivitas yang

berkaitan dengan mutu harus mempunyai kecakapan untuk melakukannya.

4) Realisasi produk

Realisasi produk meliputi pembuatan produk atau jasa

5) Pengukuran,analisa dan perbaikan

a) Pengukuran

Data hasil pengukuran sangat penting untuk membuat keputusan

berdasarkan kenyataan.

b) Analisa

Keputusan sebaiknya didasarkan pada hasil pengukuran atau informasi

yang dikumpulakn secara akurat.

c) Perbaikan

Kebutuhan tindakan perbaikan akan muncul apabila ada ketidaksesuaian

yang dapat berasal dari dalam maupun luar.

2.3.4 Prinsip Dasar ISO : 9008

Sistem ISO 9001 fokus pada efektivitas proses continual improvement dengan

pilar utama pola berpikir PDCA (Plan, Do, Check, Action), dimana dalam setiap proses

senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan

jelas, dilakukan evaluasi dan analisa data yang akurat serta tindakan perbaikan yang

sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menentukan masalah yang

terjadi di organisasi. Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses

implementasi ISO 9001 ini adalah diterapkannya delapan prinsip manejemen mutu yang

bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai

II-19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
dengan fokus utama yaitu efektivitas continual improvement, delapan prinsip

manajemen yang dimaksud adalah:

1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem

semata-mata untuk memuaskan customer. Beberapa hal yang harus

dilakukan terkait prinsip ini adalah:

a) Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan.

b) Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan

harapan pelanggan.

c) Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.

d) Mengukur kepuasan pelanggan (survei kepuasan pelanggan) dan

menindaklanjuti hasilnya.

e) Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan

kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan,

pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan).

2) Leadership : Top Management yaitu Direktur badan usaha harus menetapkan

suatu kebijakan mutu dan sasaran mutu badan usaha untuk memberi arahan

dan target badan usaha. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait dengan

prinsip ini adalah:

a) Memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk

pelanggan, pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan

masyarakat secara keseluruhan.

b) Membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi.

c) Menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable,

Achievable, Realistic, Time Target).


II-20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
d) Menyediakan Sumberdaya yang diperlukan baik Sumber daya manusia

atau asset.

e) Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

karyawan.

3) Keterlibatan Karyawan : Badan usaha harus mampu melibatkan semua

karyawan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pencapaian mutu dan

kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk prinsip ini

adalah:

a) Setiap karyawan harus memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka

dalam organisasi.

b) Setiap karyawan harus mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja

mereka.

c) Setiap karyawan harus memahami tugas dan tanggung jawab mereka.

d) Setiap karyawan harus secara aktif mencari kesempatan untuk

meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman.

e) Setiap karyawan bebas berbagi pengetahuan dan pengalaman.

4) Pendekatan Proses : Pendekatan proses harus dipusatkan pada pengendalian

masukan ke dalam proses dan pencegahan ketidaksesuaian atau kesalahan

dalam pekerjaan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini

adalah:

a) Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk

memperoleh hasil yang diinginkan.

b) Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola

kegiatan kunci organisasi.

c) Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.


II-21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
d) Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang

lain di dalam organisasi.

e) Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-

bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.

f) Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada

pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.

5) Pendekatan Sistem ke Manajemen : Merencanakan cara untuk memenuhi

peryaratan pelanggan. Rencana meliputi semua aktivitas yang berkaitan

dengan mutu dari hubungan awal pelanggan hingga serah terima pekerjaan

dan monitoring kepuasan pelanggan. Mengidentifikasi, memahami dan

mengelola proses yang saling berhubungan ini sebagai sebuah sistem yang

berperan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Beberapa hal yang

harus dilakukan terkait prinsip ini:

a) Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling

efektif dan efisien.

b) Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.

c) Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.

d) Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung

jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan

demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.

e) Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya

sebelum mengambil tindakan.

f) Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.

6) Perbaikan Berkesinambungan : Mengarahkan karyawan yang terlibat. Para

pimpinan dan karyawan harus belajar dari kesalahan dan permasalahan dan
II-22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
secara terus-menerus meningkatkan sistem yang telah dibangun. Beberapa hal

yang harus dilakukan tekait prinsip ini adalah:

a) Secara periodik melakukan pemeriksaan sistem seperti menjalankan

kegiatan internal audit.

b) Secara periodik mengadakan rapat khusus yang membahas masalah yang

berkaitan dengan sistem manajemen mutu (biasa disebut rapat tinjauan

manajemen).

7) Pendekatan Fakta untuk Membuat Keputusan : Membangun paradigma dalam

diri karyawannya. Setiap keputusan yang efektif harus berdasarkan analisis

data dan informasi. Informasi dikumpulkan dalam suatu data yang tidak biasa

dan bermakna satu, sehingga jalur komunikasi yang jelas adalah penting. Hal

yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:

a) Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat

diandalkan.

b) Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.

c) Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.

d) Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis

faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi.

8) Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan : Hubungan pelanggan dan

pemasok bergantung pada hubungan satu sama lain yang saling

menguntungkan, dan akan menghasilkan keuntungan bagi semua pihak,

seperti peningkatan mutu, stabilitas dan konsistensi yang ditingkatkan. Hal

yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:

a) Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek

dengan pertimbangan jangka panjang.


II-23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b) Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang /

jasa) yang mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisasi.

2.3.5 Fungsi ISO

Kutipan dari “kk.mercubuana.ac.id/.../92038-13-888886864989”menjelaskan

fungsi ISO adalah untuk menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk

desain dan penilaian dari Sistem Manajemen Mutu.

2.3.6 Tujuan ISO

1. Mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

2. Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa kualitas yang dimaksudkan

telah dicapai dan dapat dipertahankan.

3. Memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa kualitas yang dimaksud telah

atau akan dicapai sesuai persyaratan kepuasan pelanggan.

2.3.7 ISO 9000 kaitannya dengan Quality Assurance

ISO 9001 yang berupa Quality System-Model for Quality Assurance in Design /

Development, Production, Installation and Servicing merupakan model paling lengkap

untuk sistem jaminan mutu (Nugroho, S., 1997).

Dalam ISO 9001 : 2008 merupakan standard internasional yang memberikan

persyaratan Standar Manajemen Mutu ( SMM ) untuk organisasi yang ingin:

1) Menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan produk secara

konsisten yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

2) Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem secara

efektif, termasuk proses perbaikan sistem secara berkelanjutan dan

jaminan pemenuhan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

II-24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Menurut “Manual of Professional Practices for Quality in the Constructed

Project”, Jaminan kualitas (quality assurance) adalah sebuah program yang mencakup

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk menyediakan mutu dalam pekerjaan sesuai

dengan persyaratan / tuntutan proyek. Quality Assurance ( QA ) melibatkan penetapan

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan proyek, dan pembuatan suatu sistem

yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas. ISO 9001:2008 berisikan persyaratan

standar yang digunakan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi

persyaratan pelanggan dan peraturan.

2.3.8 Klausul - klausul ISO 9001:2008

Klausul 1. Ruang lingkup

Dalam hal ini secara persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk

proses-proses peningkatan terus-menerus dan jaminan kesesuaian. Semua persyaratan

standar ini generik dan dimaksudkan agar dapat diterapkan pada semua perusahaan,

apapun jenisnya, ukuran dan produk yang disediakannya (Gasperz, 2001).

Klausul 2. Rujukan Normatif

Klausul ini memuat referensi-referensi yang harus disiapkan kontraktor untuk

menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, referensi tersebut yaitu :

 Peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

 Buku-buku panduan mutu. Dasar-dasar sistem manajemen mutu ISO

9001:2008 dan kosakata ISO 9000:2005.

Klausul 3. Istilah dan definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi dalam ISO 9001:2008

diterapkan pada ISO 9001:2008. Dalam ISO 9001:2008 istilah produk dapat berarti

barang atau jasa. ISO 9001:2008 menganggap bahwa produk juga termasuk perangkat
II-25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
keras, perangkat lunak, jasa dan material yang digunakan dalam proses (Gaspersz,

2001).

Klausul 4. Sistem manajemen mutu

1) Persyaratan umum

Kontraktor yang telah menetapkan sistem manajemen mutu dan

menyelesaikan pembuatan dokumen sistem manajemen mutu, maka tahapan

selanjutnya adalah menerapkan sistem manajemen mutu tersebut. Sistem

manajemen mutu harus ditetapkan, didokumentasikan, diterapkan, dipelihara

dan ditingkatkan keefektifannya untuk memberikan manfaat secara luas bagi

perusahaan.

Perusahaan harus menyediakan sumber daya yang cukup dan informasi

yang jelas untuk mendukung pemantauan operasi proses yang terkait dengan

sistem manajemen mutu.

2) Persyaratan dokumentasi

a) Umum

Kontraktor harus menetapkan dan memelihara dokumen sistem

manajemen mutu yang harus diterapkan secara konsisten oleh semua

jajaran kontraktor yang terkait. Semua dokumen yaitu dokumen internal

dan dokumen eksternal harus ditetapkan levelnya sesuai dengan ketentuan

level dokumentasi sistem manajemen mutu.

b) Manual mutu

Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu harus menetapkan,

menerapkan dan memelihara dokumen manual mutu yang dijadikan

sebagai pedoman penerapan sistem manajemen mutu.

c) Pengendalian dokumen
II-26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Dokumen yang digunakan dalam penerapan sistem manajemen mutu harus

dikendalikan. Pengendalian dokumen yang terkait diatur pada prosedur

pengendalian dokumen.

d) Pengendalian catatan

Untuk keperluan identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan,

masa simpan dan pemusnahan catatan harus ditetapkan prosedur

pengendalian catatan.

Klausul 5. Tanggung jawab manajemen

1) Komitmen manajemen

Kontraktor harus memberikan bukti atas komitmennya untuk penerapan

sistem manajemen mutu dan secara berkelanjutan meningkatkan efektifitasnya

melalui :

a) Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang pentingnya memenuhi

persyaratan pelanggan.

b) Menetapkan kebijakan mutu.

c) Menetapkan sasaran mutu.

d) Melaksanakan tinjauan manajemen.

e) Menjamin tersedianya sumber daya.

2) Fokus pelanggan

Kontraktor harus menjamin bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan

dipenuhi dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yaitu dengan:

a) Memperhatikan dan memantau kegiatan pelaksanaan proyek terhadap

pemenuhan kesesuaian kontrak dan spesifikasi teknis dari pelanggan serta

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

II-27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b) Memantau informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan dengan

menggunakan metode yang telah ditetapkan.

3) Kebijakan mutu

Kebijakan mutu adalah pernyataan terdokumentasi yang ditetapkan dalam

rangka penerapan sistem manajemen mutu dan dibuat sebagai suatu slogan agar

konsisten dalam menerapkan sistem manajemen mutu dan selalu berupaya

melakukan perbaikan kinerja. Kebijakan mutu harus konsisten dengan visi dan

misi perusahaan yang berintikan :

a) Sebagai komitmen untuk memenuhi persyaratan dan upaya memperbaiki

sistem manajemen mutu.

b) Sebagai kerangka dalam menetapkan dan mencapai sasaran mutu.

c) Dipahami dan selalu ditinjau.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan mutu adalah

sebagai berikut :

a) Komitmen terhadap pencapaian mutu produk atau jasa.

b) Komitmen untuk menerapkan ISO 9001:2008.

c) Komitmen untuk mencapai kepuasan pelanggan.

d) Komitmen untuk meningkatkan kemampuan perusahaan secara

berkelanjutan.

4) Perencanaan

a) Sasaran mutu

Sasaran mutu merupakan persyaratan untuk menilai kinerja sistem

manajemen mutu secara keseluruhan. Sasaran mutu harus ditetapkan dan

dikomunikasikan kepada semua karyawan terutama kepada para pemimpin

unit agar mereka bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran mutu


II-28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tersebut. Adapun kriteria sasaran mutu adalah kegiatan apa saja yang

terukur atau dapat dijadikan terukur yang terkait dalam sistem manajemen

mutu.

b) Perencanaan sistem manajemen mutu

Dalam perencanaan sistem manajemen mutu, kontraktor harus memastikan

bahwa :

 Perencanaan sistem manajemen mutu dilaksanakan agar memenuhi

persyaratan yang diberikan.

 Integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan

terhadap sistem manajemen mutu direncanakan dan diterapkan.

5) Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

a) Tanggung jawab dan wewenang

Kontraktor harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang yang

telah ditetapkan dalam struktur organisasi perusahaan dan tanggung jawab

serta wewenang telah disampaikan dalam surat penugasan kepada

karyawan.

b) Wakil manajemen

Kontraktor memberi wewenang kepada wakil manajemen untuk

mengelola, memantau, mengevaluasi dan mengkoordinasi sistem

manajemen mutu di lapangan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan

operasi dan perbaikan yang efektif dan efisien dalam penerapan sistem

manajemen mutu. Kontraktor harus menunjuk wakil manajemen untuk

memastikan bahwa :

 Proses kegiatan yang terkait dengan sistem manajemen mutu telah

ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.


II-29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
 Secara periodik melaporkan kinerja penerapan sistem manajemen

mutu kepada kontraktor dan penyedia fasilitas untuk perbaikan sistem

manajemen mutu.

 Memastikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan kepada seluruh

karyawan telah dilaksanakan secara baik dan efektif.

 Menjadi penghubung dengan lembaga sertifikasi yang terkait dengan

sistem manajemen mutu.

c) Komunikasi internal

Kontraktor membuat edaran yang memuat informasi penerapan sistem

manajemen mutu dan pengembangannya di perusahaan yang dilakukan

secara periodik. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses

komunikasi kepada seluruh karyawan telah dilakukan dengan baik.

6) Tinjauan manajemen

a) Umum

Perusahaan melakukan tinjauan manajemen untuk memastikan

pelaksanaan sistem manajemen mutu berjalan dengan efektif. Hal yang

menjadikan masukan dalam pelaksanaan tinjauan manajemen ini adalah:

 Hasil audit.

 Feed back dari pelanggan.

 Kinerja dari proses produk.

 Status tindakan koreksi dan pencegahan.

 Tindak lanjut dari manajemen sebelumnya.

 Perubahan-perubahan terencana yang dapat berakibat terhadap sistem

manajemen mutu.

 Rekomendasi untuk perbaikan.


II-30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b) Masukan tinjauan

Masukan tinjauan pada proyek dilakukan dengan mengadakan rapat

tinjauan manajemen yang membahas tentang :

 Hasil audit, baik audit internal maupun audit ekstenal dari lembaga

sertifikasi.

 Umpan balik pelanggan, yaitu permintaan, saran-saran, maupun

keluhan mengenai segala sesuatu yang terkait dengan pengguna jasa.

 Kinerja proses dan kesesuaian produk, yaitu permasalahan proges dan

kendala-kendala yang dihadapai termasuk pencapaian mutu produk.

 Penetapan status tindakan koreksi dan pencegahan dalam penerapan

sistem manajemen mutu.

 Evaluasi tindak lanjut dari rapat tinjauan manajemen yang lalu.

 Usulan perubahan dan perbaikan dokumen sistem manajemen mutu.

c) Keluaran tinjauan

Keluaran tinjauan manajemen dalam proyek dibuktikan dengan adanya

risalah rapat tinjauan manajemen. Risalah ini mencakup keputusan untuk

melakukan tindakan yang diperlukan untuk :

 Perbaikan keefektifan proses yang berkaitan dengan sistem

manajemen mutu.

 Perbaikan pada produk yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.

 Pemenuhan sumber daya yang diperlukan bagi perbaikan.

Klausul 6. Manajemen sumber daya

1) Penyediaan sumber daya

Direksi perusahaan harus memastikan bahwa sumber daya sangat penting

bagi penerapan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran mutu.


II-31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Penyediaan sumber daya mencakup keperluan untuk operasional, perbaikan

sistem manajemen mutu, pemenuhan persyaratan pelanggan dan upaya

peningkatan kepuasan pelanggan.

Penyediaan sumber daya yang efektif, efisien dan tepat waktu dalam upaya

penerapan sistem manajemen mutu meliputi penyediaan tenaga kerja, prasarana,

lingkungan kerja, informasi, pemasok, mitra dan terutama keuangan.

2) Sumber daya manusia

a) Umum

Manajer SDM harus menjamin bahwa setiap personil yang bertugas

disetiap unit kerja sudah dinilai kompetensinya berdasarkan pendidikan,

pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang sesuai. Personil yang bekerja

sebagai tenaga lepas proyek maupun personil dari subkontraktor yang

bekerja diproyek harus dinilai terlebih dahulu kompetensinya dan

rekamanya disimpan diproyek.

b) Kompetensi, pelatihan dan kepedulian

Kontraktor harus menunjuk manajer sumber daya manusia untuk :

 Menetapkan kriteria kompetensi sesuai tugasnya bagi setiap personil

yang diperlukan.

 Membuat analisa kebutuhan pelatihan, merencanakan pelatihan dan

penugasan pelatihan bagi personil untuk memenuhi kriteria

kemampuan yang ditetapkan.

 Menyediakan fasilitas untuk evaluasi keefektifan pelatihan.

 Melakukan penilaian kinerja untuk memastikan personil sadar akan

relevansi dan pentingnya kegiatan mereka bagi pencapaian sasaran

mutu.
II-32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Prasarana

Perusahaan harus menetapakan, menyediakan dan memelihara prasarana

yang diperlukan untuk realisasi jasa konstruksi dengan mempertimbangkan

kebutuhan dan harapan pelanggan guna mencapai persyaratan mutu. Prasarana

mencakup :

a) Sumber daya seperti kantor, ruang kerja di unit kerja lapangan dan sarana

penting terkait.

b) Peralatan proses baik perangkat keras maupun perangkat lunak dikantor

dan di lapangan, antara lain teknologi informasi dan komunikasi yang

menghubungkan kantor dengan unit kerja di lapangan.

c) Jasa pendukung serta fasilitas angkutan di lapangan.

4) Lingkungan kerja

Perusahaan harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang

diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk/jasa yang

diminta. Kemampuan manajemen di lapangan menata seluruh material, peralatan

kerja, keselamatan dan kesehatan para pekerja dengan memasang rambu-rambu

peringatan dan peringatan pentingnya pemakaian peralatan K3 (kesehatan dan

keselamatan kerja), keamanan material dan peralatan, menjaga lingkungan kerja

selama pembangunan proyek dengan sangat menghargai dan mematuhi

peraturan lingkungan yang berlaku.

Klausul 7. Realisasi produk

1) Perencanaan realisasi produk

Sebelum pelaksanaan proyek, manajer pemasaran atau manajer proyek

harus membuat dokumen rencana mutu proyek ( quality plan ) yang sesuai

dengan sistem manajemen mutu. Rencana mutu proyek harus konsisten dengan
II-33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
persyaratan proses pelaksanaan yang terkait dengan sistem manajemen mutu

perusahaaan. Rencana mutu proyek harus memuat :

a) Sasaran mutu dan persyaratan bagi mutu produk sesuai spesifikasi teknis

yang telah ditetapkan dalam kontrak.

b) Metode kerja proyek yang menjelaskan urutan proses kegiatan

pelaksanaan proyek sejak persiapan hingga penyerahan produk.

c) Jadwal rencana progres pelaksanaan proyek, berikut dengan perencanaan

sumber daya finansial.

d) Daftar prosedur atau instruksi kerja yang diperlukan bagi pelaksanaan

proyek.

e) Jadwal pengadaan sumber daya lainnya, berupa ketersediaan peralatan,

tenaga kerja dan material.

f) Jadwal rencana kegiatan verifikasi, validasi, inspeksi dan tes terhadap

produk dan persyaratan penerimaan produk untuk menjamin kesesuaian

persyaratan spesifikasi teknis.

2) Proses yang berhubungan dengan pelanggan

a) Penetapan persyaratan yang berhubungan dengan produk

Untuk suatu pelaksanaan project manager proyek harus menetapkan

bahwa:

 Persyaratan yang dispesifikasikan baik teknis maupun non-teknis oleh

pengguna jasa telah diketahui, bahwa kontraktor tersebut mampu

melaksanakan proyek untuk menghasilkan produk yang

dipersyaratkan.

II-34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
 Persyaratan-persyaratan terkait lainnya yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan proyek, yang tidak ditetapkan dalam spesifikasi teknis

maupun kontrak harus di spesifikasikan pula.

 Peraturan dan perundangan maupun peraturan daerah yang berlaku di

lokasi proyek, dan yang mempengaruhi kondisi pelaksanaan proyek

termasuk produknya.

 Persyaratan tambahan yang merupakan ketetapan lainnya dari

perusahaan.

b) Tinjauan persyaratan yang terkait dengan produk

Project manager harus mengkaji ulang semua persyaratan yang terkait

dengan pelaksanaan proyek sebelum komitmen direksi perusahaan

kontraktor menandatangani dokumen penawaran harga pelaksanaan

proyek. Kaji ulang harus memastikan bahwa :

 Persyaratan yang diminta dalam spesifikasi teknis telah di tetapkan.

 Apabila terjadi perbedaan persyaratan atau interpretasi terhadap

persyaratan spesifikasi teknis harus dijelaskan terlebih dahulu.

 Perusahaan benar-benar mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan

kontrak.

c) Komunikasi pelanggan

Project manager harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang

efektif untuk melakukan komunikasi dengan pengguna jasa atau yang

mewakilinya dalam bentuk rapat-rapat proyek, pertemuan asistensi dan

permohonan izin kerja.

3) Rancangan dan pengembangan

II-35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Bagi kontraktor yang tidak melaksanakan pekerjaan desain dan

pengembangan terhadap produk konstruksi yang dikerjakan, maka keseluruhan

klausul 7.3 ini dapat diusulkan untuk dikecualikan yaitu diijinkan untuk tidak

menerapkannya dalam ruang lingkup sistem manajemen mutu.

4) Pembelian

a) Proses pembelian

Manajer proyek harus memastikan bahwa proses pengadaan sesuai dengan

spesifikasi teknis dan kontrak. Proses pengadaan pemasok meliputi

pemasok jasa subkontraktor, pemasok material dan penyedia tenaga kerja.

Manajer logistik atau manajer proyek harus melakukan seleksi pemasok

terlebih dahulu berdasarkan kriteria kemampuan yang telah ditetapkan.

Daftar pemasok terseleksi harus dievaluasi ulang pada periode tertentu.

b) Informasi pembelian

Manajer logistik atau manajer proyek harus mencantumkan informasi

spesifikasi teknis produk atau jasa yang dibeli, disampaikan secara jelas

pada surat pemesanan, yaitu :

 Persyaratan kesesuaian produk atau jasa.

 Persyaratan kualifikasi personil apabila diperlukan dalam pengadaan

jasa keahlian.

 Persyaratan sistem manajemen mutu bagi pemasok dengan

menggunakan sistem manajemen mutu sendiri.

c) Verifikasi produk yang dibeli

Manajer logistik atau manajer proyek harus menetapkan dan menerapkan

kegiatan inspeksi atau verifikasi pada saat menerima produk untuk

memastikan bahwa produk atau jasa yan diadakan memenuhi persyaratan


II-36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
yang dispesifikasikan. Pengaturan verifikasi harus dinyatakan dalam

kontrak dengan pemasok, termasuk metode penyerahan produknya.

5) Produksi dan penyediaan jasa

a) Pengendalian produksi dan penyediaan jasa

Manajer proyek harus mengendalikan proses kegiatan pelaksanaan proyek

sesuai perencanaan yang mencakup :

 Menyediakan informasi yang menguraikan karakteristik produk.

 Menyediakan instruksi kerja yang diperlukan bagi pelaksanaan

proyek.

 Menyediakan peralatan sesuai keperluan di proyek.

 Menyediakan peralatan pemantauan dan pengukuran yang diperlukan

proyek.

 Melaksanakan pemantauan dan pengukuran sesuai ketentuan yang

dipersyaratkan.

 Menerapkan kegiatan penyerahan proyek dan masa pemeliharaan.

b) Validasi proses-proses produksi dan penyediaan jasa

Manajer proyek harus memvalidasi setiap proses kegiatan pelaksanaan

proyek atas dasar kesesuaian hasil inspeksi,uji dan tes yang telah

dilakukan. Manajer proyek harus menetapkan setiap proses kegiatan

pelaksanaan proyek yang meliputi :

 Kriteria bagi tinjauan dan persetujuan setiap proses.

 Persetujuan penggunaan peralatan dan kualifikasi personil yang

ditugasi.

 Penggunaan metode dan instruksi kerja.

 Kebutuhan daftar periksa sebagai rekaman.


II-37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
 Kebutuhan validasi ulang.

c) Identifikasi dan mampu telusur

Semua tahapan proses pelaksanaan proyek harus diidentifikasi dengan

memberi penomoran yang spesifik berdasarkan jenis dan lokasi produk

yang dibangun. Penomoran produk di lapangan harus sesuai dengan tata

cara penomoran pada gambar kerja (shop drawing) maupun gambar hasil

kerja (as built drawing ).

d) Barang milik pelanggan

Barang milik pelanggan harus dipelihara dengan baik oleh kontraktor.

Semua barang milik pelanggan harus diidentifikasi, dilindungi dan dijaga.

Kontraktor harus membuat daftar kepemilikan pelanggan beserta berita

acara serah terima kepemilikan pelanggan. Barang milik pelanggan harus

diidentifikasi dengan memberi tanda tertentu, dilindungi agar tidak rusak

dan menjaga ketertiban lingkungannya.

e) Pemeliharaan produk

Manajer proyek harus memastikan bahwa produk hasil proyek yang

diserahkan akan dipelihara dan diamankan dari kerusasakan. Pemeliharaan

proyek mencangkup identifikasi dan penanganan pada lokasi yang rawan

terhadap perusahaan, dan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan.

6) Pengendalian alat pemantauan dan pengukuran

Project manager harus menetapkan pemantauan dan pengukuran yang

menjadi persyaratan dalam pelaksanaan proyek yaitu pengukuran panjang, sudut,

beda tinggi, berat, tekanan dan temperatur. Semua pengukuran di proyek

ditetapkan dengan proses menggunakan peralatan ukur yang sesuai dengan

II-38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tingkat ketelitian yang konsisten dengan spesifikasi teknis. Untuk memastikan

keabsahan hasil ukur, alat ukur harus :

a) Dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum

dipakai terhadap kalibrator yang telah di standardisasi ke standar

pengukuran nasional maupun internasional.

b) Disetel ulang secukupnya.

c) Diidentifikasikan untuk memungkinkan status kalibrasinya ditetapkan.

d) Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukurannya tidak sah.

e) Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan,

perawatan, dan penyimpanan.

Klausul 8. Pengukuran, analisis dan peningkatan

1) Umum

Direksi dan seluruh manajemen unit kontraktor harus merencanakan dan

menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang

diperlukan untuk :

a) Memperagakan kesesuaian kinerja di masing-masing unitnya.

b) Memastikan kesesuaian penerapan sistem manajemen mutu.

c) Secara terus menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu.

Metode yang digunakan untuk pengukuran, analisis dan perbaikan

bergantung pada tingkat kebutuhan di masing-masing unit dengan menggunakan

teknik statistik dalam bentuk tabel atau diagram.

2) Pemantauan dan pengukuran

a) Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu tujuan penerapan sistem

manajemen mutu yang harus selalu di pantau oleh kontraktor. Pimpinan


II-39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
kontraktor harus menetapkan metode pemantauan dan pengukuran

kepuasan pelanggan serta pemanfaatan informasi pelanggan tersebut bagi

peningkatan yang berkelanjutan.

b) Audit internal

Tujuan dilakukannya audit internal adalah untuk memastikan bahwa

sistem manajemen mutu dan hasil-hasilnya telah diverifikasi sesuai dengan

rencana mutu yang telah ditetapkan, dan telah diketahui tingkat efektifitas

penerapannya. Apabila kegiatan-kegiatan penerapan sistem mutu dan

hasilnya di lapangan tidak pernah diaudit, penerapan sistem manajemen

mutu tidak diketahui tingkat konsistensi dan efektifitasnya. Untuk

memenuhi hal tesebut, klausul audit internal mengatur :

 Kontraktor harus menetapkan prosedur tertulis untuk perencanaan dan

penerapan audit mutu internal.

 Kontraktor harus menetapkan jadwal audit mutu internal atas dasar

kondisi dan tingkat kepentingan kegiatan yang akan diaudit.

 Audit harus dilakukan oleh personil yang tidak terlibat langsung pada

kegiatan yang sedang diaudit.

 Personil yang bertanggung jawab di bidang itu, harus segera

melakukan koreksi atas penyimpangan yang ditemukan auditor selama

audit, dan tepat waktu.

 Tindak lanjut dari temuan auditor harus diverifikasi dan dicatat untuk

mengetahui efektivitas koreksi yang diambil.

 Kontraktor harus membuat catatan tertulis untuk kegiatan ini, dan

mengendalikannya sesuai elemen qontrol of quality record.

c) Pemantauan dan pengukuran proses


II-40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Kontraktor harus menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan

pengukuran proses sistem manajemen mutu. Pemantauan dan pengukuran

kemampuan proses dengan memperagakan metode diagram balok atau bar

chart untuk memperagakan proses-proses yaitu pengendalian kemajuan

progres proyek, pengendalian penggunaan peralatan, pengendalian

pengadaan material, pengendalian tenaga kerja, pengendalian kinerja

subkontraktor, dan pengendalian cashflow proyek.

d) Pemantauan dan pengukuran produk

Manajer proyek harus memantau dan mengukur karakteristik produk

dalam pelaksanaan proyek untuk verifikasi bahwa persyaratan produk

sesuai spesifikasi teknis telah dipenuhi dengan mengacu pada rencana

mutu proyek. Pengendalian produk ini berkaitan dengan tugas quality

control di proyek, setiap hasil tes dan uji setiap tahapan pekerjaan harus di

pantau dan dikendalikan. Apabila terjadi ketidaksesuaian hasil tes dan uji

harus diperbaiki.

3) Pengendalian ketidaksesuaian produk

Kontraktor harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan

persyaratan kontrak perlu diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah

penyerahan produk yang tidak dikehendaki. Kontraktor harus

mendokumentasikan prosedur pengendalian produk tidak sesuai. Kontraktor

harus menangani hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan cara sebagai berikut:

a) Melakukan tindakan perbaikan untuk menghilangkan produk cacat yang

ditemukan.

b) Mengijinkan pemakaian dan penerimaan melalui kewenangan yang

relevan (owner).
II-41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
c) Melakukan tindakan untuk mencegah pemakaian yang tidak sengaja.

4) Analisis data

Direksi dan para manajer perusahaan kontraktor harus menetapkan,

menghimpun dan menganalisis data yang sesuai untuk memperagakan

kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen mutu serta kebutuhan untuk

mengevaluasi tindakan perbaikan yang berkelanjutan. Analisis data harus

memberikan informasi yang berkaitan dengan :

a) Data kepuasaan pelanggan.

b) Kesesuaian persyaratan dan spesifikasi teknis.

c) Karakteristik dari kecenderungan proses dan produk termasuk peluang

untuk tindakan pencegahan.

d) Kinerja supplier dan subkontraktor.

5) Peningkatan

a) Peningkatan berkelanjutan

Kontraktor harus terus menerus memperbaiki keefektifan sistem

manajemen mutu melalui penerapan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil

audit, analisis data, tindakan koreksi, tindakan pencegahan dan tinjauan

manajemen. Proses perbaikan berkesinambungan hendaknya digunakan

sebagai alat untuk perbaikan keefektifan dan efisiensi internal, termasuk

kepuasan pelanggan.

b) Tindakan korektif

Direksi perusahaan kontraktor hendaknya memastikan bahwa tindakan

koreksi dipakai sebagai alat perbaikan. Tindakan perbaikan harus

menyangkut pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi.

c) Tindakan pencegahan
II-42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Direksi hendaknya merencanakan untuk mengurangi kerugian pada badan

usaha agar dapat mempertahankan pelaksanaan proyek dan hasil

pekerjaan. Agar efektif dan efisien, perencanaan untuk pencegahan

hendaknya sistematis yang didasarkan pada data dari metode yang sesuai

termasuk evaluasi proyek. Tindakan pencegahan harus sesuai dengan

pengaruh dari potensial ketidaksesuaian tersebut.

2.3.9 Karakteristik Penilaian Analisis Penerapan Elemen-elemen ISO

Dasar kriteria penilaian penerapan dari masing-masing elemen ISO adalah

dengan melihat dokumen dan data-data yang ada dan dipandu dengan dasar teori

masing-masing elemennya. Setelah itu dicek apakah data dan prosedur/dokumen tertulis

yang ada sudah memenuhi tuntutan dari setiap elemen. Dasar penentuan skor penilaian

penerapan ISO 9001:2008 mengambil kriteria penilaian dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Pemenuhan Tuntutan Elemen ISO 9001:2008

Pemenuhan Tuntutan Elemen Penerapan Skor

Tuntutan telah dilaksanakan dan Terpenuhi 3

dapat dibuktikan dengan data yang

terlampir

Tuntutan telah dilaksanakan tetapi Terpenuhi 2

tidak dapat dibuktikan dengan data dengan catatan

yang terlampir

Tuntutan tidak dilaksanakan dan Tidak terpenuhi 1

tidak dapat dibuktikan

II-43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

TJM
SkorTS Penilaian
3 SMPenerapan ISO
TJM
Pelayanan 2.5 TK SM
TK
2
Pelatihan PD PD
1.5 PDD
Pengadaan
TAMI 1 PDD PPMP
0.5 IPKP
PP
PCM 0 Pengadaan
IP
PIPPT
PPPPP PPMP IST
PPTS
TPP
TPP IPKP PPPPP
PCM
PPTS PP TAMI
Pelatihan
IST IP
Pelayanan
PIPPT
TS
Gambar 2.4 Contoh Radar Chart Penilaian ISO.

Sumber : Minawato (1999). Sumber : ISO 19011:2011

Keterangan:

 TJM : Elemen Tanggung Jawab Manajemen (Management Responsibility).

 SM : Elemen Sistem Mutu (Quality System).

 TK : Elemen Tinjauan Kontrak (Contract Preview).

 PD : Elemen Pengendalian Desain (Design Control).

 PDD : Elemen Pengedalian Dokumen dan Data (Document and Data Control).

 Pengadaan : Elemen Pengadaan (Purchasing).

 PPMP : Elemen Pengendalian Produk Milik Pelanggan (Customer Supplied

Product Control).

 IPKP : Elemen Identifikasi Produk dan Keterlacakan Produk (Product

Identification and Traceability).

 PP : Elemen Pengendalian Proses (Procces Control).

 IPP : Elemen Inspeksi dan Pengetesan (Inspection and Testing).

II-44

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
 PIPPT : Elemen Pengendalian Inspeksi, Pengukuran dan Peralatan Tes (Control

of Inspection, Measuring and Test Equipment).

 IST : Elemen Inspeksi dan Status Tes (Inspection and Testing Status).

 PPTS : Elemen Pengendalian Produk Tidak Sesuai (Control of Non-Conformity

Product).

 TPP : Elemen Tindakan Pencegahan dan Perbaikan (Preventif and Corrective

Action).

 PPPPP : Elemen Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan, Pengawetan dan

Pengiriman (Handling, Storage, Packaging, Preservation and Delivery).

 PCM : Elemen Pengendalian Catatan Mutu (Control of Quality Records).

 TAMI : Elemen Tindakan Audit Mutu Internal (Internal Quality Audit).

 Pelatihan : Elemen Pelatihan (Training).

 Pelayanan : Elemen Pelayanan (Service).

 TS : Elemen Teknik Statistik (Statistical Technic).

Skor tertinggi adalah 3 dan terendah adalah 1. Setelah semua elemen sudah

diberikan skor/penilaian, hasil analisis diterapkan ke dalam radar chart. Radar Chart

adalah metode grafis yang menampilkan data multi-varian dalam bentuk grafik dua

dimensi dari tiga atau lebih variabel kuantitatif diwakili pada sumbu mulai dari titik

yang sama. Posisi relatif dan sudut sumbu biasanyatidak informatif.

Grafik radar juga dikenal sebagai web chart, grafik laba-laba, star chart bintang petak,

cobweb grafik, poligon beraturan, grafik polar, atau kiviat.

II-45

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2.3.10 Kerangka Berfikir

Studi Literatur/ Penelitian

Analisis Sistem
Manajemen Mutu
- Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO
9001:2008
- Faktor – faktor yang
mempengaruhi Sistem
Manajemen Mutu ISO
9001:2008
-

Penentuan Variabel
Penelitian

Variabel X Proses Variabel Y

Penerapan Sistem - Brain Storming Faktor – faktor yang


Manajemen Mutu ISO - Kuesioner mempengaruhi Sistem
9001:2008 - Analitycal Hierarchy Manajemen Mutu ISO
Process 9001:2008

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

2.3.11 Penelitian Terkait

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Di bawah ini tertera Tabel 2.1 review jurnal

penelitian terkait 10 tahun terakhir

II-46

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Review penelitian terkait (10 tahun terakhir)

Variabel
No Judul Penelitian Tahun Penulis Studi Kasus Hasil Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian diperoleh beberapa hal
sebagai berikut: dari total responden yang
Studi Penerapan Sistem Manajemen didata hanya 37% yang telah mendapatkan
Proyek PT.
Mutu ISO 9001:2000 serta pelatihan tentang Sistem Manajemen Mutu
Joni Eka Balfour
1 Pengaruhnya Terhadap Produktifitas 2009 Produktivitas ISO 9001:2000. 46% responden
Putra Beatty Sakti
Karyawan pada PT. Balfour Beatty mendapatkan pelatihan di perusahaan
Indonesia
Indonesia sebelumnya dan 54 % responden
mendapatkan pelatihan SMM yang
dilaksanakan perusahaan
Dari penelitian ditemukan variabel penentu
Proyek yang berpengaruh terhadap terjadinya
Pengaruh Penerapan ISO 9001 Gedung rework yaitu frekuensi rework yang
terhadap Kualitas Proyek di PT bertingkat digunakan sebagai umpan balik untuk
2 2010 Lukman Biaya, Mutu
Pembangunan Perumahan Cabang V PT. Indosat pengambilan tindakan pengendalian pada
Wilayah Jateng dan DIY dan Undip pekerjaan struktur dan keterbatasan atau
Semarang kekurangan tenaga pengawas dalam
memonitor proses pelaksanaan konstruksi

Kantor Penerapan SMM ISO 9001:2008 pada


Analisis Penerapan Sistem
Manajemen KMM IPB telah berjalan sejak tahun 2009
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Arief
3 2011 Mutu Mutu Institut dimana seluruh klausul yang
pada Kantor Manajemen Mutu Maulana
Pertanian dipersyaratkan dalam standar tersebut telah
Institut Pertanian Bogor
Bogor dipenuhi dan dilaksanakan oleh organisasi

II-47

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

Variabel-variabel dari Sistem Manajemen


Mutu yang berpengaruh baik secara parsial
Pengaruh Penerapan Sistem Proyek maupun secara simultan terhadap biaya
Manajemen Mutu Terhadap Biaya Retno Konstruksi mutu adalah ketersediaan dokumen SMM
5 2013 Biaya, Mutu
Mutu pada Proyek Konstruksi Indryani Gedung di yang memadai, adanya pengendalian
Gedung di Surabaya Surabaya dokumen dan record yang memadai, serta
ketersediaan fasilitas dan peralatan yang
memadai.

Proyek
Made Arya Tingkat penerapan ISO 9001:2008 PT
Penerapan Standar Sistem Pembangunan
Wira Tunas Jaya Sanur pada Proyek
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Apartment &
6 2013 Santosa, I.A Mutu Pembangunan Apartment & Shopping
Pada Kontraktor PT Tunas Jaya Shopping
Rai Arcade Sea Sentosa Hotel sebesar 85,6%
Sanur Arcade Sea
Widhiawati termasuk dalam kategori Baik Sekali
Sentosa Hotel

Dari hasil analisa variabel menunjukkan


korelasi antar variabel dominan angka 0,5
Evaluasi Penerapan Sistem
s/d 1. ini berarti variabel - variabel tersebut
Manajemen Mutu ISO 9001 Dalam
Biaya, Mutu, PT Ciputra menunjukkan hubungan yang kuat bahkan
7 Manajemen Proyek Konstruksi di 2013 Siswoyo
Produktivitas Surya, Tbk menuju ke sempurna artinya apabila
Indonesia pada Studi Kasus PT
ditingkatkan kualitas dari salah satu
Ciputra Surya, Tbk
variabel tersebut akan berpengaruh pada
variabel yang lain

II-48

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka

Alasan utama perusahaan dalam


menerapkan ISO adalah untuk
meningkatkan konsistensi dalam
Analisis Penerapan Sistem
Edouard pelaksanaan, memperbaiki mutu
Manajemen Mutu di Perusahaan Mutu,
8 2013 Emakana pelayanan, dan memperbaiki mutu produk.
Kontraktor (Studi Kasus Beberapa Hambatan
Ginting Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
Perusahaan di Medan)
kontraktor mempunyai kesadaran dalam
meningkatkan sistem manajemen mutu
perusahaannya

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data


serta pembahasan penelitian, dapat
Penilaian Terhadap Penerapan Nurul
disimpulkan Pelaksanaan Proyek PT
9 Quality Assurance pada Proyek PT 2014 Rahayu Baso Mutu
Semen Bosowa Clinker Plant Line 2 telah
Semen Bosowa Clinker Plant Line 2 Amir
menerapkan Quality Assurance sesuai
dengan ISO 9001:2008

Kajian Penerapan ISO 9001:2008 di dalam


Penerapan Sistem Manajemen Mutu I Gusti
Penerapan Pustaka dari perusahaan konstruksi dapat dilakukan
10 ISO 9001:2008 di Perusahaan 2015 Agung Ayu
Mutu buku serta berpedoman pada klausul yang ada pada
Konstruksi Istri Lestari
jurnal ISO 9001:2008

II-49

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai