Anda di halaman 1dari 18

FUNGSI DASAR MANAJEMEN YANG TERLIBAT DALAM

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI


(SUATU KAJIAN TEORITIS)

OLEH
JENI ZAENULLOH
NIM 7011170075
ABSTRACT

What is required by the project is an attempt to achieve a specific goal that is


limited by time and limited resources. So the definition of a constraint project is
an effort to achieve a result in the form of building or infrastructure. So the
construction project management is the process of applying the function of
management functions systematically on a project using existing resources
effectively and efficiently so as to achieve optimally. So in implementing
construction project management, a planner consultant must know in advance
about the basic functions of management before applying them to construction
project management such as the function of planning, organizing, staffing,
directing, and coordination. So in its application to the construction management
becomes easy and in the course of a development project can run as planned.

Keywords: Construction project management, Basic functions of management.


ABSTRAK

Yang dimksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertetu yang di batasi oleh waktu dan sumber daya terbatas.Sehingga pengertian
proyek konstrusi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan atau insfrastruktur.Jadi manajemen proyek konstruksi adalah proses
penerapan fungsi-fungsi manajemen secara sistematis pada suatu proyek dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien agar tercapai
secara optimal.Jadi dalam melaksanakan manajemen proyek konstruksi,seorang
konsultan perencana harus mengetahui terlebih dahulu tentang fungsi dasar
manajemen sebelum menerapkannya terhadap manajemen proyek konstruksi yaitu
seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengisianstaf, pengarahan, dan
kordinasi. Sehingga dalampenerapannya terhdap manajemen konstruksi menjadi
mudah dan dalam pengerjaan sebuah proyek pembangunan dapat berjalan sesuai
rencana.

Kata Kunci: Manajemen proyek konstruksi,Fungsi dasar manajemen.


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya kita harus mengetahui pengertian manajemen yaitu proses


merencankan,mengorganisasi,memimpindan mengendalian organisasi yang telah
ditentukan.Dan kita juga hrus mengetahui tentang proyek konstrksi yaitu suatu
upaya utuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau insfrastruktur.Jdi
manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen
secara sistematis pada suatuproyek dengan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien agar tercapai scara optimal.

Manajemen konsruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan


waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manajemen
mterial lebih ditekankan dan digunakan.Karena pada manajemen konstruksi,dua
puluh persen dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya yaitu manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalia biaya dan waktu proyek mendapat
bagian yang leih besar.

Dalam manajeen proyek konstruksi terdapat fungsi dasar manajemen yag


harus di pelajari dengan baik.Karena fungsi tersebut merupakan modal awal dari
pengerjaan suatu proyek pembangunan.Sehingga dalam melaksankan suatu
proyek pembangunan tidak ada kedala yang serius dalam melaksankan pekerjaan
dan berjalan dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah

1) Bagaimanakah fungsi dasar yang terlibat dalam manajemen proyek


konstruksi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Ada 1 tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
tentang fungsi dasar manajemen yang terlibat dalam manajemen proyek
konstruksi.
1.4 Metode Penelitian
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh
informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan
apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah
penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium.
Pengertian studi kepustakaan menurut beberapa ahli yaitu:
“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan
studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).1[1]
Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan
langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic
penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan
teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal,
majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya
yang sesuai (internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang
relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti:
mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat
memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan
pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

LANDASAN TEORI
2.1 Prinsip Dasar Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses


perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Manajemen sering didefinisikan sebagai pencapaian tujuan melalui kerja


sama dengan orang lain. Kedengarannya memang terlalu sederhana, akan tetapi
memberi kita gambaran tentang beberapa hal mendasar. Yang pertama berkaitan
dengan pencapaian tujuan. Manajemen selalu berkaitan dengan sebuah usaha
untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau jabatan
di dalam perusahaan. Banyak orang memiliki jabatan manajer, akan tetapi dalam
kenyataannya mereka hanya menjalankan kedudukan dan bukan mengarahkan
sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang tertentu.

Pokok yang kedua adalah berkaitan dengan aspek melalui orang lain. Sebagai
sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-
bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari
orang-orang tersebut. Meskipun setiap manajer memang memiliki tugas-tugas
khusus yang hanya bisa dilakukan olehnya, peran seorang manajer lebih
didasarkan pada kenyataan bagaimana dia mengkoordinasi dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas bawahannya. Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih
mementingkan pencapaian hasil dari para bawahannya daripada prestasinya
sendiri. Sebab pencapaian hasil bersama itulah yang menentukan keberhasilan
dari organisasi secara keseluruhan.

2.2 Definisi Manajemen Proyek


Manajemen proyek terdiri dari dua kata yaitu “Manajemen” dan
“Proyek”. Menurut Husen (2009:2), manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya
terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.
Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan,
mengendalikan, dan menjalankan program-program yang kesemuanya diarahkan
pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan
berjalannya waktu (Dipohusodo, 1996:2).
Sedangkan proyek adalah upaya yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana
serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu (Dipohusodo, 1996:9).
Menurut Husen (2009:4), proyek adalah gabungan dari sumber-sumber
daya seperti manusia material, peralatan, dan modal/ biaya yang dihimpun dalam
suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Sebuah proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi
oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan (Larson, 2006:3)
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpukan beberapa pengertian dari
manajemen proyek. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang
terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta
keselamatan kerja (Husen 2009:4).
Menurut Ervianto (2005:21), manajemen proyek adalah semua
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara
tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
2.3 TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan
dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.

Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :


a.Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan
yang akan dilakukan.
b.Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu
tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c.Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian
terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d.Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu
kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu
dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
e .Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan
sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya
dilakukan penjadwalan.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :

a.Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

b.Meramalkan manfaat yang akan diperoleh

c. Menyusun analisis kelayakan proyek

dMenganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi

Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen
konstruksi (MK)

3. Tahap Penjelasan (Briefing)

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang
diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan
pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan :

a.Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli

b.Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,


merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.

c.Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan

d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah


dan batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan
Perencana.

4. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail
sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana,
spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir

b. Memeriksa masalah teknis.


c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

d. Mempersiapkan:

v Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas

v Taksiran biaya akhir.

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan


rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.

5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang
dilaksanakan :

a.Prakulaifikasi

b. Dokumen Kontrak

Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor),


konsultan MK.

6. Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan semua oprasional di lapangan :

a.Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:

v Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan

v Organisasi lapangan

v Tenaga kerja

v Peralatan dan material

b. Kegiatan Koordinasi

v Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan


v Mengkoordinasi para sub kontraktor

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK,
kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start


Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :

a.Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama


pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)

b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan

c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.

d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.

2.4 ORGANISASI PROYEK

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak


rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta
memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.[2] Dengan
adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah
organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki
agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan
kualitas yang diharapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan
dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang
dimaksud antara lain:
1.Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk
dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya
digunakan ketika suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih
dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam
fungsi tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini
antara lain: proyek dapat diselesaikan dengan struktur dasar fungsional organisasi
induk, memiliki fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya
pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan
terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek
fungsional antara lain: proyek biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan
terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu
yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi
menjadi lemah.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang
bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang
akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang
manajer proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk
memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek tim
khusus yakni: tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan
memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang
penuh atas sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat
dimungkinkan ditanggapinya perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan
dengan tepat dan cepat karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak
menunda hierarki, status tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan
komitmen anggotanya untuk menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi
dan arus kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun
integrasi personil serta orientasi tim akan lebih kuat kepada kepentingan
penyelesaian proyek.
Sedangkan beberapa kelemahan: yang ditemukan dalam organisasi proyek
ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien dalam membagi dan
memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan
terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses
transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah
selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya
dalam waktu yang lama.
3.Organisasi Proyek Matriks
Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang
melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi
ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi
fungsional dan organisasi proyek khusus.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu
manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang
terjadi dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber
daya maupun tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para
personil dapat kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi
proyek ini antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai
pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut
merupakan wewenang dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan
yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta terdapat dua
jalur pelaporan bagi personil proyek karena personil proyek berada dibahwah
komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.
2.5 Hakikat Proyek
Sebuah proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk
mencapai hasil akhir terentu yang memiliki arti yang cukup pentig bagi
kepentingan pihak manajemen proyek bisa dalam bentuk proyek konstruksi
pembuatan suatu produk besar yang unik pengaturan ulang pabrik pengembangan
produk baru kegaitan konsultasi audi akuisisi dan divestasi tuntutan hukum
restrusturisasi financial kegiatan riset dan pengembangan pengembangan dan
instalansi system informasi dan banyak yang lain.

Sebuah proyek dimulai ketika manajemen telah menyetujui sifat umum


dari apa yang harus dikerjakan dan yang telah disetujui tentang taksiran jumlah
sumber daya yang akan digunakan alama mengerjakan suatu proyek dan akan
berakhir ketika tujuannya telah tercapai atau proyek tersebut telah dibatalkan
penyelesesain atas suatu proyek mungkin mengakibatkan adanya operasi yang
berlangsung rutin seperti proyek pengembangan suatu produk baru yang berhasil
transisi dari organisasi proyek ke organisasi operasional yang akan melibatkan
masalah pengendalian manajemen yang rumit Ada beberapa jenis proyek antara
lain yang dikerjakan oleh sedikit atau banyak orang didalamnya seperti proyek
pengembangan suatu produk dan lain sebagainya.
1.Perbandingan Dengan Operasi Rutin
Bagian ini menguraikan karakteristik dan dari proyek yang membuat
pengendalian manajeme untuk proyek berbeda dengan pengendalian manajemen
kegiatan rutin.
2.Sasaran Tunggal
Sebauah proyek biasanya mempunyai sasaran tunggal oprasi rutin
mempunyai sebuah tujuan sebagai tambahan selain mengawasi pekerjaan sehari
hari manajer sebuah tanggung jawab pada organisasi yang telah memakukan
kegiatan rutin harus mengawasi pekerjaan hari ini dan membuat keputusan yang
mempengaruhi operasi dimasa depan.
3.Struktur Organisasi
Dalam banyak hal organisasi proyek bertumpang tindih dengan organisasi
operasional system pengendalian manajemen bertumpang tindih dengan sisitem
pengedalian manjemen organisasional tersebut masalah ini terdapat didalam
organisasi yang rutin hubungan yang memuaskan harus dibina antara organisasi
proyek dan organisasi operasional yang rutin.
4.Fokus Pada Proyek
Pengendalian atas proyek dimana tujuannya adalah untuk menhasilkan
produk yang memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan pada
tingkat biaya yang optimum sebaliknya mengendalikan manajamen dari pada
organisasi rutin difokuskan pada kegiatan kegiatan dalam suatu periode waktu
tertentu seperti satu bulan dan berlaku pada semua produk yang dikerjakan dalam
jangka waktu tersebut.
5. Perluasnya Trade Off
Proyek biasanya melibatkan trade off anatar ruang lingkup , jadawal dan
biaya biaya dapat dikurangi dengan mengurangi ruang lingkup suatu proyek
jadwal dapat dipersingkat dengan menimbulkan biaya lembur trade off yang
serupa terjadi didalam organisasi rutin tetapi mereka bukanlah merupakan
kegiatan sehari hari yang umum didalam organisasi semacam itu.
6.Standar Yang Kurang Andal
Standar kerja yang digunakan cenderung kurang dapat diandalkan pada
proyek jika dibandingkan dengan organisasi rutin meskipun spesifikasi dari suatu
proyek danmetode pelaksanaannya dapat sama dengan proyek yang lain
rancangan proyek secara harfiah hanya dapat sigunakan satu kali bagaimana pun
standar untuk aktifitas proyek yang repetitive dapat dikembangkan dari
pengalaman msa lalu dari analisis teknis atas waktu dan biaya yang optimal jika
aktivitas proyek yang digunakan adalah sama dengan proyek yang lain
pengalaman dari proyek ini dapat digunakan menjadi dasar dalam untuk
memperkirakan waktu dan biaya.
PEMBAHASAN
Terdapat 6 fungsi dasar manajemen yang terlibat dalam manajemen
proyek konstruksi yaitu sebagai berikut:

1.Fungsi Perencanaan

Manajemen yang baik dari setiap proyek selalu dimulai dari perencanaan
.Untuk merencanakan secara efektif,pertama-tama perlu ditentukan sasaran dari
proyek (misalnya merencanakan pembangunan dan merancang 50 gedung pada
tahun anggaran 1995/1996)
Perlu ditentukan kendala-kendala yang berlaku pada proyek tersebut dan
kepetingan relatif dari setiap kendala ini.Perencanaan kemudian akan mencakup
penentuan beberapa cara yang mungkin,adopsi satu cara ini akan menghasilkan
pencapaian sasaran proyek dengan memenuhi kendala-kendala yang berlaku.

Pada tahapan fungsi perencanaan inilah pengalaman dan inovasi harus


menjadi sandaran utama dalam menghaluskan rencana dan menentukan bagian-
bagian dari rencana dimana kesulitan mungkin muncul.Berbagai teknik tersdia
untuk para perencana,untuk membantunya dalam memilih rencana yang akan di
adopsi.

2.Fungsi pengorganisasian

Bila suatu rencana untuk melaksankan pekerjaan sudah diadopsi,pekerjssn


tersebut harus dibagi-bagi kepada anggota kelompok..Pembagian pekerjaan ini
akan menghasilkan suatu struktur organisasi yang dapat digambarkan dalam
bentuk bagan.

Dalam pekerjaan rekayasa sipil biasanya digunakan struktur organisasi


yang dikenal sebagai struktur lini(Line Structure).Struktur ini bermanfaat karena
sederhana dansetiap orangyang bekerja pada proyek tersebut dapat mngetahui
untuk siapa dia bekerja dan siapa saja yang bekerja padanya.prinsip ini biasa
disebut dengan prinsip satu orang satu pemimpin.

Struktur organisasi lini menuntut bahwa komunikasi berjalan ke atas, ke


bawah,dan sepanjang garis pengendalian.Cara pelaksanan komunkasi ini sangat
penting dan vital dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan yag
efesien.Manjemen yang menggunakan suatu stuktur organisasi lini menuntut
bahwa wewenang dan tanggung jawab dialokasikan pada tingkat terbawah yang
masih mungkin dalam setiap organisai.

3.Fungsi Pengisian Staf

Setelah membagi pekerjaan dalam suatu proyek rekayasa dengan


menyusun organisasinya,maka kemudian perlu dipilih orang-orang yang akan
melaksakan pekerjaan itu.Untuk memudahkan pemilihan orang-orang yang akan
mangisi berbagai posisi yang ada,sangat penting untuk mempersiapkan pernyataan
yang jelas dan tugas-tugas pada seetiap posisi tersebut.Pernyaataan ini akan
menetapkan tugas-tugas ,tanggung jawab,dan wewenang pada posisi tersebutdan
akan menunjukan keahlian apa yang dibutuhkan oleh peersonil untuk digunakan
pada posisi itu.

Harus diperhatikan juga agar tidak memindahkan seseorang ke suatu posisi


dimna mereka tidak mampu melaksankan tugasnya.Ini akan mengakibatkan
frustasi,tidak senang,dan penggunaan yang tidak efisien darinorang tersebut.Hal
yang sama,berlaku apabila seseorang di pindahkan ke suatu pos dimana mereka
tidak diminta untuk menggunakan setengah keahliannya.Suatu tugas haruslah
menantang tetapi tidak boleh terlauu membebani.

4.Fungsi Pengarahan

Fungsi pengarahan dari manajemen mencakup pemotivasian orang-orang


dalam struktur organisasi prooyek untuk melaksanakan tugas-tugasnya seperti
yang sudah ditentukan dalam rencana yang sudah disusun.Untuk melaksanakan
fungsi pengarahan secara efektif,instruksi-instruksi yang diberikan haruslah
ringkas dan jelas.

Fungsi pengarahan harus juga dipeluas sehingga penghargaan umum


diberikan kepada mereka yang pantas mendapatkannya.Penghargaan semacam ini
harus diberikan sedekat mungkin kepada tindakan yang pantas dihargai
ini.Teguran juga harus diberikan secara pribadi dan sudah mempertimbangkan
semua fakta yang mendukung adanya masalah itu.

5.Fungsi Pengedalian

Fungsi pengendalian pada manjemen dirancang untuk mengetahui apa


rencana yang diadopsi berjalan secara efektif dan efisien.Ini membutuhkan
perbandingan terus menerus antara apa yang sudah dicapai dengan apa yang
direncankan.Bila tetap sama,maka tidak perlu menganbil tindakan yang
drastis.Penyesuain-penyesuaian kecil terhadap rencana bisa dilakukan untuk
memanfaatkan peningkatan-peningkatan yang terjadi selama penerapan rencana
tersebut.

6.Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi mencakup koordinasi pekerjaan yang sedang


dilaksanakan oleh berbagai kelompok yang sedang bekerja pada suatu
proyek.Fungsi koordinasi biasanya diadakan dengan mengadakan pertemuan
teratur kepada orang-orang yang bersangkutan .Pada pertemuaan ini hal-hal yang
berhubungan dipermasalhkan dan dibicarakan.Suatu rangkuman dari informasi
yang berguna yang menjadi jelas pada rapat tersebut harus dibuat dalam bentuk
tertulis untuk dibagikan kepada yang bersangkutan dan sebagai referensi pada
saat-saat yang akan datang.

Fungsi koordinasi meluas hingga melampaui organisasi keproyek–proyek


lainnya,serta orang-orang diluar perusahaan. Jadi para pemasok
bahan,subkontraktor,perusahaan penyewaan peralatan,dan lain-lain harus diberi
tahu mengenai informasi tertentu bila diinginkan,agar proyek berjalan dengan
lancar.

PENUTUP

1. Simpulan

Dari hasil penelitian di atas dapat diambil simpulan bahwa fungsi dasar
manajemen yang terlibat dalam manajemen proyek konstruksi sangat perlu
dikuasai,karena merupakan modal awal dalam proses mengerjakan suatu proyek
pembngunan.Jadi manajemen proyek konstruksi yang berjalan dengan baik harus
mengetahui dulu dasar tentang manajemen itu apa supaya dalam penerapannya
akan mudah.
DAFTAR PUSTAKA

1.Krisologus,Yulianto Petrus dkk.2003.Buku Ajar Manajemen Konstrusi.Pusat


Pendidikan Keahlian Teknik.

2. http://phairha.blogspot.co.id/2012/01/studi-kepustakaan.html 6 Januari 2018


pukul 21.40 WIB

3. http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-manajemen-proyek-
menurut.html# 6 Januari 2018 Pukul 22.00 WIB

3.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39631/Chapter%20II.pdf
.;jsessionid=FCA52E8C0B1E7CE7E347DCE24751D6B8?sequence=3 6 Januari
2018 Pukul 22.23

4. http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-konstruksi.html 6
Januairi 2018 Pukul 22.40 WIB

Riwayat Penulis

Jeni Zaenulloh. Lahir di Tasikmalaya, 29 Agustus 1998.Mahasiswa Universitas


Galuh sejak tahu 2017 yang beralamat di Desa Banjarsari Kampung Banjarsari
RT/RW 02/01 Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai