Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen proyek adalah suatu aktivitas yang didalamnya terdiri atas
kegiatan merencanakan, memimpin, mengorganisir, serta mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditentukan dalam jangka waktu tertentu dengan sumber daya tertentu (Soeharto,
1999). Manajemen proyek mempergunakan anggota perusahaan untuk
diposisikan pada tugas tertentu dan mempunyai tanggung jawab obyektif yang
spesifik dalam proyek. Semua perencanaan, pengendalian, pelaksanaan, serta
koordinasi suatu proyek dari awal sampai berakhirnya proyek dilakukan untuk
menjamin proyek terlaksana tepat biaya, tepat mutu, serta tepat waktu (Ervianto,
2005).
Proyek adalah suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak teratur,
mempunyai penjadwalan yang terbatas dalam hal waktu pelaksanaan, sumber
daya, dan anggaran serta memiliki kekhususan tersendiri atas produk yang akan
dihasilkan (Sukrisman, 2015).
Setiap proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal
pelaksanaan tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan
proyek tersebut harus diselesaikan, bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan,
serta bagaimana penyediaan sumber dayanya. Dalam perencanaan kerja
seringkali timbul masalah-masalah operasional yang menghambat aktivitas
penyelesaian suatu proyek seperti kurangnya sumber daya, alokasi sumber daya
yang tidak tepat, keterlambatan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah
lainnya diluar jadwal dalam rencana kerja.
Salah satu hasil dari perencanaan adalah penjadwalan proyek, yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan

1
evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling proyek adalah pengalokasian
waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2009 : 133).
Metode menyusun jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja
(network analysis), yang menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan
pekerjaan proyek. Pekerjaan yangharus mendahului atau didahului oleh
pekerjaan lain di identifikasi dalam kaitannya dengan waktu. Perencanaan dan
pengendalian jadwal adalah suatu tugas utama bagi kesuksesan manajemen
proyek konstruksi. Melalui peningkatan kinerja penjadwalan proyek maka dapat
mengurangi perubahan proyek dan peningkatan biaya proyek (cost overruns
project). Di dalam proyek-proyek konstruksi, salah satu dari permasalahan
utama dalam perencanaan dan pengendalian jadwal adalah penentuan jadwal
proyek, terutama ketika sumberdaya yang diperlukan dibatasi (Jan, Shu-Hui,
Construction Project Buffer Management In Scheduling Planning and Control,
ISARC, Taiwan, 2006).
Pengendalian proyek merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek
yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan
utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses
berlangsungnya proyek. Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi,membandingkan pelaksanaan dengan standar,
menganalisis kemungkinan penyimpangan,kemudian melakukan tindakan
koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengendalian membutuhkan standar atau tolok ukur sebagai pembanding,
alat ukur kerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi
penyimpangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen proyek ?
2. Apa fungsi dari manajemen proyek ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian),
untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang
bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi
oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan
unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu
tertentu, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, untuk melaksanakan suatu
tugas yang telah digariskan. Sehingga manajemen proyek secara luas diterapkan
pada seluruh tahapan proyek, mulai dari tahapan perencanaan, perancangan,
pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya akan lebih rumit
dan komplek, karena sumber daya yang ada berlainan dan bervariasi dan
mempunyai tujuan-tujuan antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.  Sasaran
dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari
suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan
jadwalnya dalam batas anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari
manajemen proyek adalah:
1. Adanya tanggungjawab tunggal yang terintegrasi ditangan Manager
Proyek.
2. Adanya perencanaan dan pengendalian yang terintegrasi dari semua
kegiatan unit-unit fungsional selama proses siklus kehidupan proyek.
Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam Manajemen proyek dilakukan
beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study
kelayakan, perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga akan
melibatkan berbagai ahli dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi,
konstruktor, kontraktor dan sebagainya), yang merupakan suatu tim yang saling

3
berkaitan dan berhubungan, sehingga memerlukan pengelolaan (manajemen)
yang professional (terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep ini dibutuhkan
seorang manajer manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai dari
perencaanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya.
Dengan konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan
beberapa perencanaan, begitu juga pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan
pelaksanaan dengan lebih dari satu kontraktor atau pelaksanaan secara bertahap
(fast track) tanpa harus menunggu dahulu perencanaan selesai secara
keseluruhan (keuntungan waktu proyek lebih singkat).
Dengan konsep ini peran manajer manajemen sangat besar dalam
menentukan keberhasilan proyek baik dari segi waktu, biaya, mutu, maupun
keamanan dan kenyamanan yang optimal, sehingga dapat berkembang
perusahaan yang bergerak dibidang manajemen ini, yang akan mengelola
proyek-proyek yang diingini oleh owner/pemilik secara professional dan
optimal.

Tingkatan Manajemen Proyek

Tiap bagian dalam suatu organisasi membutuhkan manajemen, penerapan


manajemen untuk tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatnya.
Didasarkan pada orientasi dan tingkatnya maka manajemen dapat dibagi
menjadi:
a. Higher Management ( Manajemen Puncak/Tingggi )
Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen
organisasi secara luas, umum, dan menyeluruh.Manajernya merupakan
manajer puncak/top manager yang bertanggung jawab atas keseluruhan
manajemen organisasi,penentuan kebijakan/policy umum organisasi.
Biasanya manajer puncak terdiri dari para eksekutif seperti presiden
direktur,direktur,kepal cabang dan sebagainya yang merupakan level
perantara pada struktur organisasinya.
b. Middle Management ( Manajemen Menengah/Madya)
Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen
bagian yang menjadi tanggunag jawabnya.manajernya adalah manajer

4
maenengah/ madya yang merupakan manajer departemen yang
mengkoordinir/ membawahi beberapa seksi atau bagian dan merupakan
level bawah/teknis pada struktur organisasinya.
c. Lower management ( Manajemen Tingkat Bawah/Lini)
Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat
operasional/teknis yang berhubungan langsung dengan tenaga-tenaga
operasional/teknis .Manajernya merupakan manajer operasional dan
merupakan level bawah/teknis Pada struktur organisasinya. Sebagai
seorang manajer ada beberapa kemampuan/kemahiran dan orientasi yang
harus dimiliki berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan
peranannya dalam mencapai tujuan manajemen dan organisasi.

Ada 3 (tiga) kemmpuan dan orientasi yang harus dimiliki seorang manajer,
Yaitu:

a. Conceptual skill
Conceptual skill adalah kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah dan keadaan/kondisi/situasi yang ada, menentukan variabel dan
factor-faktor yang menentukan,kemudian menganalisisnya dengan
alternative yang luas untuk menentukan keputusab dan langkah-langkah
yang akan diambil sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal bagi
pencapaian tujuan secara keseluruhan. Conceptual skill merupakan
kemampuan untuk melihat persoalan secara menyeluruh dan
komprehensifdan menganalisisnya untuk mendapatkanmenentukan suatu
konsep/kebijakan yang bersifat strategic dan mendasar.
b. Human Skill
Human skill yaitu kemampuan untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain sehingga tercipta partisipati dan suasana
yang serasi/harmonis diantar kelompok-kelompok/anggota-anggota yang
berkaitan/berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
c. Technical Skill

5
Technical skill yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas
khusus bersifatb teknis yang menjadi tanggung jawab yang berkaitan
dengan prosedur,proses,peralatan,teknik/metode operasional dan
sebagainya.

Unsur-Unsur Manajemen Proyek (Konstruksi)

Unsur-unsur manajemen merupakan sumber daya yang berpengaruh


terhadap berfungsinya manajemen di dalam mencapai tujuannya :

Unsur-unsur manajemen yang utama biasa dinyatakan dalam 6 (enam) M, yaitu :

1) Men (manusia)
2) Material (bahan-bahan/material)
3) Machines (mesin-mesin/peralatan)
4) Money (uang)
5) Methods (metode/cara/teknologi)
6) Market (pasar)
Untuk mencapai tujuan manajemen proyek, seorang manajer harus dapat
menggunakan dan memanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut (sebagai
sumber daya) secara efisien dan efektif sehingga dapat dicapai tujuan yang telah
ditentukan secara optimal.
B. Fungsi dan Tujuan manajemen proyek
Manajemen proyek memiliki sejumlah tujuan, di antaranya:
a. Menyelesaikan tepat waktu
Pada manajemen waktu, ditentukan linimasa yang berisi kapan
suatu kegiatan harus dimulai dan kapan harus selesai. Dengan adanya hal
tersebut, proyek akan selalu dimonitor supaya dapat selesai dalam waktu
yang telah ditentukan. Pengawasan seperti ini melancarkan pengerjaan
proyek.
b. Menjaga anggaran
Anggaran merupakan salah satu aspek yang dikaji dalam
manajemen ini. Dengan pengkajian tersebut, akan dicari jumlah anggaran

6
seminimal mungkin, tetapi masih dapat menunjang tercapainya kriteria
proyek yang telah ditentukan di awal (efektif dan efisien).
c. Menjaga kualitas
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, kriteria
proyek yang ditentukan di awal harus tercapai. Artinya, manajemen
proyek juga membuat standar kualitas dari suatu proyek sehingga ia tidak
dikerjakan secara seenaknya saja.
d. Melancarkan proyek
Pada akhirnya, proyek yang ideal adalah proyek yang selesai sesuai
dengan perencanaan awal, baik dari segi waktu, anggaran, maupun
kualitas. Manajemen ini membantu pengerjaan proyek supaya selesai
dengan lancar sesuai dengan rencana awal.
Sasaran manajemen proyek adalah sebagai berikut:
Menyelesaikan dan mengembangkan proyek sesuai dengan anggaran biaya
dan tenggat waktu yang telah ditentukan sekaligus dalam kualitas/spesifikasi
sesuai dengan yang telah disepakati di awal.
Meningkatkan nama baik pelaksana proyek berdasarkan kualitas hasil
proyek.
Menciptakan suasana kerja kondusif untuk mendukung kelancaran
aktivitas proyek. Hal ini meliputi ketersediaan keadaan, sarana-prasarana, dan
keselamatan kerja.
Menjaga keharmonisan antar pihak dalam proyek sehingga seluruh pihak
terlibat akan memberikan yang terbaik untuk proyek yang sedang dijalankan.
Berikut ini beberapa ulasan singkat mengenai fungsi manajemen proyek
yaitu:
a. Pelingkupan “Scooping” yang menjelaskan mengenai batas-batas dari
sebuah proyek.
b. Perencanaan ” Planning” menidentifikasi tugas apa saja yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan sebuah proyek.
c. Perkiraan “Estimating” setiap tugas yang dibutuhkan dalam penyelesaian
sebuah proyek harus diperkirakan.

7
d. Penjadwalan ” Scheduling” seorang manajer proyek harus bertanggung
jawab atas penjadwalan seluruh kegiatan suatu proyek.
e. Pengorganisasian “Organizing” seorang manajer proyek memastikan
bahwa seluruh anggota tim dari sebuah proyek mengetahui peran serta
tanggung jawab masing-masing dan hubungan laporan mereka kepada
manajer proyek.
f. Pengarahan “Directing” mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan tim dalam
proyek.
g. Pengontrolan “Controlling” fungsi pengontrolan atau pengendalian ini
mungkin saja merupakan fungsi tersulit dan juga terpenting bagi seorang
manajer apakah proyek akan berjalan semestinya ataukah tidak.
h. Penutupan “Closing” manajer proyek hendaknya selalu menilai
keberhasilan atau kegagalan pada kesimpulan dari sebuah proyek yang
dijalani.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian),
untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang
bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi
oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan
unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Tujuan Manajemen Proyek
Proyek ialah serangkaian rencana kegiatan terkait untuk mencapai tertentu
tujuan bisnis. Proyek sistem informasi termasuk pengembangan sistem informasi
baru, peningkatan sistem yang ada atau upgrade atau penggantian teknologi
informasi perusahaan “TI” infrastruktur. Manajemen proyek mengacu pada
penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan dan teknik untuk mencapai
target tertentu dalam anggaran dan waktu yang ditentukan kendala.
Kegiatan manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan, menilai
risiko, memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan, memperoleh sumber daya manusia dan
material, menetapkan tugas, kegiatan mengarahkan, mengendalikan pelaksanaan
proyek, melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil. Sebagai di daerah lain
bisnis, manajemen proyek untuk sistem informasi harus berurusan dengan lima
variabel utama: ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas dan risiko.

9
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ari. 2006. Pengendalian Biaya Dan Waktu Pelaksanaan Proyek Villa
Sentosa Dengan Konsep Nilai Hasil. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil
Universitas Udayana, Denpasar.

Adnyana, I. B. P., Sudarsana, D. K., Swastika, I. N., Yana, A. A. G. A. 2003.


Buku Ajar Manajemen Proyek Konstruksi, Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar.

Asiyanto. 2003. Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita,


Jakarta. Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management, Pradnya
Paramita, Jakarta.

Riyanto, Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,


Yogyakarta.

Soeharto, I., 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional,


Erlangga, Jakarta.

Sutjipto, R.,Nugroho, P., Natan, I.,1985. Manajemen Proyek Konstruksi 1.


Kartika Yudha, Surabaya.

Warsika, MM., MSc, Ir. Putu Dharma. 2005. Akuntansi Biaya Project,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Udayana, Denpasar.

10

Anda mungkin juga menyukai