Anda di halaman 1dari 5

Selain komoditi padi dan palawija, Kabupaten Subang juga menghasilkan komoditi sayur-sayuran.

Jenis sayuran yang paling banyak dihasilkan adalah tomat yang pada tahun 2012 mencapai 4.602,45
ton. Kemudian komoditi yang tidak kalah banyak dihasilkan antara lain kacang panjang (5.128,93
ton), ketimun (7.893,30 ton) dan cabe (6.104,88 ton).

Sedangkan dari jenis buah-buahan, nanas masih merupakan primadona produk Subang, disusul oleh
produksi pisang dan rambutan. Hasil produksi nanas pada tahun 2012 mencapai 138.395,56 ton
dengan sentra produksi terdapat di Kecamatan Jalancagak, Ciater dan Cijambe (sekitar 90 % dari
total produksi nanas Kabupaten Subang).

http://www.subang.go.id/potensi_pertanian.php

Pektin adalah campuran polisakarida yang kompleks terdapat pada berbagai buah-buahan dan
sayuran asal akar. Buah apel dan kulit buah jeruk kaya akan pektin. Pentingnya senyawa ini adalah
sebagai agensia pembentuk gel, khususnya pada pembuatan selai buah-buahan. Penambahan asam,
misalnya sari jeruk lemon dapat meningkatkan kemampuan terbentuknya gel oleh pektin. Ini
terutama berguna pada pembuatan selai buah-buahan dari bahan yang kandungan pektinnya
rendah, seperti strawberry. Dalam beberapa keadaan, adanya pektin tidak dikehendaki; pada sari
buah dan anggur minuman pektin menyebabkan kekeruhan yang tidak disukai. Pektin yang tidak
diinginkan dapat dihilangkan dengan penambahan enzim pektolitik.

http://marhamatus.blogspot.com/2009/06/pektin-pektin-adalah-campuran.html

Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit 2 (dua) konstituen yang terdiri
dari massa seperti pagar yang rapat dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua fase kontinu
yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan, tersusun dari partikel –partikel yang
sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar; sedang yang lain adalah cairan. (Martin,
1993).

1. Pembagian Gel menurut tipe dan macamnya


1. Menurut Lieberman

Klasifikasi Definisi Contoh


Anorganik Biasanya terdiri dari sistem Gel Aluminium Hidroksida
2 fase dan Bentonit Magma
Organik Biasanya terdiri dari 1 fase Karbopol dan Tragakan
Hidrogel Sistemnya termasuk dalam Pasta pektin, Jelly tragakan,
organik, anorganik metilselulosa, dan gel
hidrogel, dan gom bentonit
Organogel Sistemnya termasuk dalam Petrolatum, Aluminium
basis sabun yang bersifat stearat, carbowax
polar dan nonionik

1. Menurut Martin

No Klasifikasi Contoh
1 Organogel
1. Tipe hidrokarbon Petrolatum,gel minyak
mineral-polietilen
1. Lemak hewani dan lemak nabati Lard, minyak nabati
terhidrogenasi, minyak
teobroma
1. Lemak basis sabun Aluminium stearat, gel
minyak mineral
1. Organogel hidrofilik Basis Carbowax, salep
polietilen glikol
2 Hidrogel
1. Hidrogel organic Pasta pektin, jelly tragakan

1. Hidrogen Anorganik Gel Bentonit, gel koloid


magnesium aluminium
silikat

1. Konsep Dasar Gel

Macam-macam polimer yang digunakan dibagi menjadi 2 yaitu

1. Polimer alam

Yang termasuk dalam polimer alam adalah

1. Alginat

Polisakarida ini mengandung banyak proporsi dari D-manuronat dan asam L-glukoronat.
Meskipun banyak garam alginate yang tersedia secara komersial, sodium alginat yang paling
banyak digunakan.

1. Karaginan

Karaginan adalah variable campuran dari sodium, kalium, ammonium, kalsium, dan
magnesium sulfat. Tipe-tipe dari kopolimer yang utama ditandai dengan kappa-, iota-, dan
lambda-karagenan. Semua karaginan bersifat anionik. Gel dengan kappa-karagenan
cenderung mudah patah, dapat diperkuat dengan adanya ion kalium; gel dengan iota-
karagenan mempunyai sifat elastik.

1. Tragakan

Tragakan adalah getah dari astragalus gummifer Labillardiere. Tragakan merupakan material
kompleks uatama dari asam polisakarida yang mengandung kalsium, magnesium dan kalium.

1. Pektin

Pektin adalah polisakarida yang diekstraksi dari dalam kulit jeruk atau apel, yang dapat
digunakan sebagai sediaan farmasetika (gel). Gel ini dibentuk pada pH asam dalam larutan
yang mengandung kalsium dan bahan-bahan lain yang didehidrasikan sebagai gom.
1. Xanthan Gom

Xanthan Gom didapatkan dari fermentasi bakteri dan banyak digunakan sebagai emulgator
dalam suspensi dan emulsi pada konsentrasi dibawah 0,5%.

1. Gellan Gom

Gellan gom adalah polisakarida lain yang didapatkan dari fermentasi. Kekuatan gel dapat
dilihat dari konsentrasi gom dan kandungan ioniknya.

1. Guar gum

Guar gum adalah non ionic polisakarida turunan dari seeds. Larutan guar dapat membentuk
cross linking denga beberapa polivalen kation untuk membentuk gel. Mekanismenya
melibatkan pembentukan kelat antara rantai polimer yang berbeda. Kelemahan dari gel ini
adalah residu tidak larut dari tanaman.

1. Gum yang lain

Gelatin umumnya digunakan sebagai pembentuk gel dalam industir makanan dan dalam
industri farmasi. Agar dapat digunakan untuk membuat gel yang kuat.

1. Chitosan

Chitosan adalah biopolymer alam yang berasal dari cangkang luar Crutacean. Kitin
diekstraksi dan dideasetilasi parsial untuk memproduksi chitosan. Tidak seperti kebanyakan
gum, chitosan membawa muatan positif, (pada pH di bawah 6,5). Gel yang kuat dihasilkan
dari interaksi dengan polisakarida seperti alginate.

1. Polimer akrilat

Carbomer 934P adalah nama salah satu kelompok polimer akrilat yang memiliki cross link
dengan eter polialkenil. Digunakan sebagai thickening agent. Carbomer membentuk gel pada
konsentrasi 0,5%. Dalam medium berair, polimer yang dipasarkan dalam bentuk asam bebas,
mula mula terdispersi secara seragam. Setelah tidak ada udara yang terjebak, gel dinetralkan
dengan basa yang cocok. Muatan negative pada sepanjang rantai polimer menyebabkan
polimer tersebut menjadi terurai dan mengembang. Dalam sistem berair, basa sederhana
anorganik, seperti sodium, ammonium, atau potassium hidroksida atau garam basa seperti
sodium carbonat dapat digunakan. pH dapat diatur pada nilai yang netral; sifat gel dapat
dirusak oleh netralisasi yang tidak cukup atau nilai pH yang berlebih. Amina tertentu seperti
TEA biasanya digunakan dalam produk kosmetik.

Faktor – factor yang mempengaruhi fleksibilitas dan simetri rantai serta kekuatan polimer
antara lain:

1) Berat molekul dan distribusi berat molekul

2) Struktur kimia dari polimer, sifat atom dan ikatan-ikatan dalam struktur utama, misalnya
konfigurasi stereoregular dari rantai atom dan adanya cincin atau ikatan rangkap dalam
rantai, pada polaritas, frekuensi dan ukuran substituent atau gugus samping
1. Stabilitas Gel

Struktur gel merupakan hasil dari interaksi partikel-partikel dan rintangan molecular.
Pergerakan partikel partikel gel secara acak dapat menyebabkan kerusakan dan reformasi
ikatan. Pada aliran rendah, material bersifat elastic karena ikatan antar partikelnya kuat. Pada
saat terjadi peningkatan tegangan, struktur akan termodifikasi dengan adanya kerusakan dan
reformasi ikatan(Liebermann, 1996).

Mekanisme stabilitas gel adalah terbentuknya rantai polimer akibat terbasahinya gelling
agent, rantai polimer tersebut akan cross –linking yang membentuk ruangan untuk menjebak
zat aktif.

Gel dapat membentuk struktur house of card, di mana bagian dalam hingga pinggir sistem gel
membentuk jaringan tiga dimensi dari partikel yang seluruhnya dalam bentuk cairan.
Interaksi antara partikel-partikelnya sangat lemah. Larutan dari gelling agent dan disperse
dari padatan yang sudah terflokulasi cenderung mempunyai sifat pseudoplastik, yang
menunjukkan sifat/ karakter dari aliran non-Newtonian (Liebermann, 1996).

Formulasi gel yang tidak stabil di bawah keadaan normal menunjukkan perubahan
irreversible pada sifat rheologinya. Contoh gel yang tidak stabil adalah gel yang mengalami
pemisahan terhadap fase cair (syneresis) dan terhadap fase padatnya (sedimentasi), gel yang
kehilangan viskositas atau konsistensinya (terjadi perubahan dari semisolid ke liquid)

1. Fenomena Ketidakstabilan Gel

Mekanisme ketidakstabilan dalam gel dibagi menjadi 2, yaitu syneresis dan swelling.

1. Syneresis

Pada fenomena ini, jika suatu gel didiamkan selama beberapa saat, maka gel tersebut
seringkali akan mengerut secara alamiah dan cairan pembawa yang terjebak dalam matriks
keluar/lepas dari matriks. Syneresis dapat diamati pada jelly yang sering kita makan sehari-
hari atau gelatin pencuci mulut. Istilah bleeding yang biasanya, tidak karena adanya kontraksi
seperti pada syneresis namun terlebih dapat dikarenakan struktur gel yang kurang (Martin,
1993).

http://lisaeskaria.wordpress.com/2010/02/05/gel-teori/

Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar bersifat seperti gelatin:
padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga bertekstur 'kenyal'. Sifat ini
menarik secara indrawi sehingga banyak olahan makanan melibatkan agar-agar: pengental
sup, puding (jelly), campuran es krim, anmitsu (di Jepang),

Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung
serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat lunak yang tinggi
membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di usus (laksatif).

Selain digunakan sebagai makanan, agar-agar juga digunakan secara luas di laboratorium
sebagai pemadat kemikalia dalam percobaan, media tumbuh untuk kultur jaringan tumbuhan
dan biakan mikroba, dan juga sebagai fase diam dalam elektroforesis gel. Di laboratorium,
agar-agar (biasanya dikemas dalam bentuk bubuk) dikenal sebagai agar atau agarosa saja.

Anda mungkin juga menyukai