Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“FLUID FLOW”

GROUP A

Paralel A

1. Resa Damayanti (18031010002)


2. Muchammad Alfian Ubaidi (18031010005)

Tanggal Percobaan : 7 MEI 2020


LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
`

FLUID FLOW

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik

Kimia I ini dengan judul “Fluid Flow”.


Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 7 Mei
2020 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.

Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Ketut Sumada, M.S. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia dan
2. Ir. Novel Karaman, M.T. selaku Dosen Pembimbing praktikum “Fluid Flow”
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan–rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan dalam
praktikum.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,


maka kami mengharapkan kritik dan saran dari seluruh asisten, dosen yang turut
membantu dalam pelaksaan kesempurnaan laporan ini. Kami juga mengharapkan
laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 7 Mei 2020

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


`

FLUID FLOW

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………..………………………ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................1

I.2 Tujuan Percobaan........................................................................................1

I.3 Manfaat Percobaan......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2


II.1 Secara Umum..............................................................................................2

II.1.1Macam-Macam Fluida ........................................................................2


II.1.2 Macam-Macam Aliran........................................................................2
II.1.3 Bilangan Reynold.................................................................................4
II.1.4 Sifat-Sifat Fluida .................................................................................4
II.1.5 Persamaan Bernouli.............................................................................5
II.1.6 Macam-Macam Head Loss..................................................................6
II.1.7 Macam-Macam Friction Loss……………………………………….7
II.1.8 Tabel Koefisien Gesekan.....................................................................9
II.1.9 Komponen Perpipaan..........................................................................9
II.1.10 Aplikasi Fluid Flow Dalam Industri...............................................10
II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Fluida..............................11

II.3 Sifat Bahan................................................................................................12

II.4 Hipotesa.....................................................................................................12

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................13


III.1 Bahan.......................................................................................................13

III.2 Alat...........................................................................................................13

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


`

FLUID FLOW

III.3 Gambar Alat............................................................................................13

III.4 Diagram Alir...........................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15


IV.1 Hasil Perhitungan...................................................................................15

IV.2 Grafik.......................................................................................................29

IV.3 Pembahasan.............................................................................................33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................35


V.1 Kesimpulan................................................................................................35

V.2 Saran..........................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
LAMPIRAN 1.......................................................................................................37
LAMPIRAN 2.......................................................................................................43

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


`

FLUID FLOW

INTISARI

Fluida adalah suatu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Fluida bila mengalir dalam suatu pipa memiliki tipe aliran yang dapat
ditentukan oleh bilangan Reynolds. Tipe aliran ini akan mempengaruhi
mekanisme pengendapan fluida atau disebut fluid flow. Aliran fluida ini
berkaitan dengan operasi-operasi perpindahan massa, perpindahan panas, dan
tangki berpengaduk. Adapun tujuan dari percobaan fluid flow yaitu untuk
mengetahui nilai headloss dalam pipa dan fitting, untuk menghitung power
pompa yang dibutuhkan, untuk membandingkan nilai kehilangan gesekan
(friction loss) percobaan dengan literatur.
Pada percobaan, semakin besar bukaan kran maka volume air yang
diperoleh semakin banyak dan debit air pun juga akan semakin besar tiap
sekonnya, dapat dilihat dari data yang diperoleh sebagai berikut untuk pipa B
dengan bukaan 1/2 diperoleh debit air 0,0133 ft^3/s , dengan bukaan 3/4 diperoleh
debit air 0,01391 ft^3/s, dengan bukaan 1 diperoleh debit air 0,014331 ft^3/s.
Untuk pipa C dengan bukaan pipa 0,4 diperoleh debit air 0,0058 ft^3/s, dengan
bukaan 0,6 diperoleh debit air 0,0067 ft^3/s, dengan bukaan 0,8 diperoleh debit
air 0,0078 ft^3/s. Untuk pipa E dengan bukaan 1 diperoleh debit air 0.007,
dengan bukaan 1,25 diperoleh debit air 0.0078 ft^3/s. dengan bukaan 1,5
diperoleh debit air 0,0088 ft^3/s. Berdasarkan data tersebut, semakin besar
bukaan valve pada suatu pipa maka akan semakin besar nilai debitnya. Hal ini
dikarenakan debit suatu aliran fluida dipengaruhi oleh bukaan valve pada pipa
tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


`

FLUID FLOW

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Transpostasi fluida merupakan salah satu operasi Teknik kimia yang


sering digunakan dalam industri, karena bahan baku dalam industri banyak yang
berupa fluida sistem perpipaan digunakan sebagai tempat mengalirnya suatu
fluida. Fluida tidak akan melakukan perubahan bentuk secara permanen apabila
diberikan gaya terhadapnya. Fluida adalah suatu zat yang tidak dapat menahan
perubahan bentuk secara permanen. Fluida bila mengalir dalam suatu pipa
memiliki tipe aliran yang dapat ditentukan oleh bilangan Reynolds. Tipe aliran
ini akan mempengaruhi mekanisme pengendapan fluida atau disebut fluid flow.
Aliran fluida ini berkaitan dengan operasi-operasi perpindahan massa,
perpindahan panas, dan tangki berpengaduk. Fluida cair yang mengalir dalam
sistem perpipaan dalam industri akan mengalami kehilangan energi karena
adanya gesekan antara fluida dengan pipa. Hilangnya energi pada fluida dalam
sistem perpipaan dapat pula disebabkan karena adanya gesekan, belokan,
kontraksi dan ekspansi. Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada
kecepatan, diameter dan viskositas fluida yang digunakan. Gesekan yang terjadi
dapat mempengaruhi aliran fluida dalam pipa. Dengan mengetahui kerugian
energi pada suatuu sistem akan menentukan tinggi efisiensi penggunaan energi.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan Dikarenakan banyak proses industri
kimia yang berkaitan dengan fluid flow oleh karena itu dilakukan percobaan fluid
flow.

I.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui nilai headloss dalam pipa dan fitting.

2. Untuk menghitung power pompa yang dibutuhkan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


`

FLUID FLOW

3. Untuk membandingkan nilai kehilangan gesekan (friction loss) percobaan


dengan literatur

I.3 Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam percobaan fluid flow

2. Agar praktikan dapat mengetahui macam-macam tipe aliran berdasarkan


bilangan Reynold sesuai percobaan

3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan fluid flow dalam bidang


industri.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


`

FLUID FLOW

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Fluida
Fluida adalah suatu zat/bahan yang bentuknya dapat berubah secara
kontinyu akibat gaya gesek. dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat
megnalir bila ada perubahan tekanan dan tinggi. Suatu sidat dasar fluida nyata
yaitu tahanan terhadap aliran yang diukur sebagai tengangan gesek yang terjadi
pada bidang gesek yang diterima tehgangan tersebut adalah viskositas atau
kekentalan atau kerapatan zat fluida tersebut.

II.1.1 Macam-macam fluida


Fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
1. Fluida gas
Merupakan fluida dengan partikel yang renggang dengan gaya tarik antara
molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang
dnegan bebas serta volumenya tidak menentu
2. Fluida cair
Merupakan fluida dengan partikel yang rapat dengan gaya tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta
cenderung untuk mempertahankan volumnya

II.1.2 Macam-Macam Aliran


Fluid flow mempunyai beberapa tipe aliran jenis fluida antara lain:
1. Aliran Laminer
Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan
membentuk garis lintasan yang kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran
laminar dapat terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


`

FLUID FLOW

dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Pada aliran di saluran atau pipa yang
mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan sejajar.

Gambar II.1 Aliran laminer


2. Aliran Turbulen
Dalam aliran turbulen partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan
garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan
aliran besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan kecil.

Gambar II.2 Aliran Turbulen


(Triatmodjo, 1996)
II.1.3 Bilangan Reynolds
Reynold mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain, dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminar
berubah menjadi aliran turbulen, bergantung pada empat buah besaran, diameter
tabung, viskositas fluida, densitas fluida dan kecepatan linear fluida. Keempat
faktor itu dapat digabungkan menjadi satu gugus, dan bahwa perubahan macam
aliran berlangsung pada suatu nilai tertentu gugus itu. Pengelompokkan variabel
menurut penemuannya itu ialah :
D v s ρ D vs
N ℜ= = …………...…………………………………(1)
μ v
Dengan :
NRe : Bilangan Reynold
D : Dimeter tabung (m)
Vs : Kecepatan fluida (m/s2)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4
`

FLUID FLOW

µ : Viskositas fluida
ρ : Densitas fluida (gr/ cm3)
V : Viskositas kinematis fluida
II.1.4 Sifat-Sifat Fluida
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala
tegangan geser. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruhi oleh perubahan
yang sedikit besar pada suhu dan tekanan, maka fluida itu disebut fluida tidak
mampu mampat atau incompressible. Jika densitasnya peka terhadap perubahan
variabel itu, fluida itu disebut fluida mampu mampat. Densitas zat cair dapat saja
mengalami perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan suhu diubah dalam
jangkau yang cukup luas. Sifat dasar dari setiap fluida statis ialah tekanan.
Tekanan dikenal sebagai gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap
dinding bejana. Tekanan tedapat pada setiap titik di dalam volume fluida.

II.1.5 Persamaan Bernoulli


Persamaan Bernouli tanpa gesekan dapat dinyatakan, yaitu :
Pa g Za V a2 Pb g Zb V b 2
+ + = + + …………...………………..(2)
ρ gc 2 g c ρ gc 2 gc
Dengan :
Pa
: Perbedaan tekanan
ρ
g Za
: Beda energi potensial
gc

V a2
: Beda energi kinetik
2 gc
Persamaan Bernoulli untuk fluid friction yaitu
∆P g ∆v
+∆ Z + +hf =−℘ ………………..……(3)
ρ g c 2α g c
Keterangan
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5
`

FLUID FLOW

∆P
: Perbedaan tekanan (J/Kg)
ρ
g
∆z : Beda energi potensial (J/Kg)
gc
hf : Jumlah kehilangan energy akibat fraksi yang terjadi (J/Kg)
∆V
: Beda energi kinetik
2 α gc
−wp : energi yang diberikan dari luar
Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2
V 12 P1 V 22 P2
Z1 + + =Z 2 + + ……………………………(4)
2g ρ 2g ρ
Kehilangan energi diabaikan, untuk alat yang horizontal, maka Z1= Z2 sehingga
2 2
P 1−P2 V 2 −V 1 V 2

= 2
…………………………….……(5)
w 2g
Dengan :
V1, V2 : Kecepatan alir (m/s)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
P1, P2 : Tekanan (Pa)
w :Usaha (Joule)
(McCabe, 2005)
II.1.6 Macam-Macam Head Loss
1. Mayor losses
Mayor losses adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida pada
sistem aliran dengan luas penampang tetap atau konstan. Aliran fluida yang
melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh
gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan
yang dialami oleh fluida, secara matematis ditulis sebagai berikut:
L V2
hf =f ……………….……………….……..(6)
D 2g
Keterangan
hf : Head mayor losses (m)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6
`

FLUID FLOW

L : Panjang pipa (m)


D : Diameter pipa (m)
V : Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
f : Koefisien gesekan
2. Minor losses
Minor losses adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada
katup-katup, sambungan belokan, dan pada luas penaampaang yang tidak konstan
serta pipa yang digunakan pada suatu instalasi pompa.
V2
hm=k ……………………………………...(7)
2g
Keterangan
hm : Head minor losses (m)
V : Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
k : Koefisien kerugian pada fitting
(Zainudin, 2012)
II.1.7 Macam-Macam Friction Loss
Friction loss (F), karena adanya perlengkapan pipa friction loss (F) juga
dipengaruhi oleh perlengkapan fluida seperti elbow (belokan), kerangan ,
ekspansi.
fL V2
Ff = [ D ]
+ hf
2g
.……………………..…………… (8)

dimana hf adalah koefisien kehilangna masing-masing fitting. Untuk koefisien


tersebut dapat dilihat pada :
Friction loss karena kerangan (Ffv)
V2
Ffv=kf .……………………..………… (9)
2
Keterangan
Ffv : friction loss karena kerangan
Kf : koefisien kehilangan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


`

FLUID FLOW

V : Kecepataan aliran (m/s)


Friction loss karena belokan (Ff elb)
V2
Ffelb=kfelb .……………….…………... (10)
2
Keterangan
Ffv : friction loss belokan
Kf : koefisien kehilangan
Harga kf elb tegantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jari-jari pipa
Friction loss karena adanya kontraksi (Ffc)
V2
Ffc=kfc .………………………………... (11)
2
A2
kfc=0,55 1−
[ ] A1
.……….………………... (12)

Keterangan
Ffc : friction loss karena adanya kontraksi
A1 : Luas permukaan terkecil (m2)
A2 : Luas permukaan terbesar (m2)
Friction loss karena kerangan (Ffv)
V 1−V 2
Ffex= .…………………………..……... (13)

Keterangan :
V1 : Kecepatan aliran pada pipa kecil (m/s)
V2 : Kecepatan aliran pada pipa besar (m/s)
α = 1 jika turbulen
α = 0,5 jika laminar
(Fitriani,2017)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


`

FLUID FLOW

II.1.8 Tabel Koefisien Gesekan


Tabel 1. Friction loss untuk aliran turbulen
Jenis fitting atau katup Kerugian Gesekan , Kerugian Gesekan,
Number of Velocity Panjang Setara Pipa
Heads, Kf.. Lurus dalam Diameter
Pipa, L/D

Elbow , 45o 0,35 17


Elbow, 90o Tee 0,75 35
Return Bend 1 50
Coupling 1,5 75
Union 0,04 2
Gate Valve 0,04 2
Wide open
Half open 0,17 9
Globe valve 4,5 22,5
Wide open
Half open 6,0 300
Angle valve, wide open 9,5 475
Check valve 2,0 100

Ball 70,0 3500


Swing 2,0 100
Watermeter, disk 7,0 350

(Geankoplis, 1993)
II.1.9 Komponen Perpipaan
Sistem perpipaan adalah suatu jaringan yang terpasang pada suatu
rangkaian yang mempunyai fungsi menyalurkaan fluida. Komponen dalam sstem
pemipan meliputi pipa, flange, fitting, pembautan, valve, dan komponen bagian-
bagian perpipaan lainnya. Valve atau katup adalah sebuh alat untuk megatur
aliran suatu fluida dengan menutup dan membuka atau menghambat laju aliran,
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9
`

FLUID FLOW

contohnya keran air. Fitting memiliki fungsi untuk merubah, meyebarkan,


membesar atau megecilkan aliran. Adapun jenis fitting antara lain :
1. Elbow
Elbow berfungsi untuk mengubah arah pipa. Elbow tersedia dengan ukuran
sudut 45°, 90°.

Gambar II.3 Elbow


2. Tee
Tee berfungsi menggabungkan beberapa jalur pipaa kea rah satu pipa atau
sebaliknya dari satu pipa ke beberapa pipa pembagi.

Gambar II.4 Tee


3. Cap
Cap berfungsi sebagai penutup ujung pipa penuh( menjadi buntu)

Gambar II.4 Cap


(Ubaedilah, 2016)
II.1.10 Apliksi Fluid Flow di Industri
Dalam dunia industri dituntut untuk selalu meningkatkan performance
dalam meingkatkan produk yang dihasilkan oleh industri, maka dari itu hasil
yang diperoleh tidak terlepas dari mesin dan alat yang meggunakan sistem
perpipaan di dalam memproses produk yang dihasilkan. Pada instalasi perpipan
banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk membelokkan arah distribusi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


`

FLUID FLOW

aliran dari fluida. Dalam industri air minum dan tambang minyak, rangkaian pada
sistem perpipaan tersebut didesain sedemikian rupa sesuai degan kebutuhan
proses tersebut. Pada instalasi perpipaan, banyak dipakai sambungan yang
berfungsi untuk membelokkan maupun membagi aliran menjadi bercabang.
(Syahputra, 2017)

II.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida yaitu :
1. Kecepatan fluida, semakin besar atau cepat suatu fluida mengalir maka
semakin besar pula debit kecepatan aliran fluida.
2. Koefisien gesekan fluida dengan pipa, semakin besar gesekan fluida maka
semakin lambat kecepatan aliran fluida
3. Perubahan temperature fluida yang mengubah viskositas dan densitas
fluida. Semakin besar viskositas maka memperbesar gesekan sehingga
aliran semakin lambat. Semakin besar densitas suatu fluida maka akan
semakin lambat aliran fluida.
4. Diameter penampang pipa dan material pipa berpengaruh terhadap hasil
head losses. (Silalahi,2017)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


`

FLUID FLOW

II.3 Sifat Bahan


1. Air
A. Sifat fisika
1. Fase : cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Bau : Tidak berbau
4. Titik lebur :0℃
5. Titik didih : 100℃
B. Sifat kimia
1. Rumus senyawa : H2O
2. Berat molekul : 18 gram/mol
3. Densitas : 1 gram/ cm3
(Perry, 1997 ‟Water‟)
C. Fungsi
Sebagai fluida yang dialirkan di dalam pipa pada percobaab fluid flow.

II.4 Hipotesa
Pada percobaan fluid flow diharapkan nilai power pompa yang didapatkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu panjang pipa, semakin panjang pipa maka
nilai power pompa semakin kecil dikarenakan gesekan dari fluida dengan pipa.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


`

FLUID FLOW

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Ember
6. Corong
7. Rangkaian alat fluid flow
III.3 Gambar Alat

Gelas ukur Peggaris Stopwatch Meteran Ember

Corong

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


`

FLUID FLOW

Rangkaian alat fluid flow


III.4 Diagram Alir

Mencari data-data ukuran pipa dan fitting

Mengisi tangki dengan air hingga tanda batas

Memastikan kran (valve) pipa A,B,C,D,E dan F tertutup

Membuka kran (valve) pipa F dan menjalankan pompa

Membuka kran (valve) pipa sesuai variabel yang ditentukan


dan menutup kran pipa F

Melakukan pengamatan sesuai variabel terhadap kehilangan


tekanan pada manometer setiap pipa dan debit fluida

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


`

FLUID FLOW

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Perhitungan


IV.1.1. Tabel Perhitungan pada pipa B
Tabel 1. Perhitungan Energi Tekanan △P/ρ
Bukaa ΔH (ft) ρ air
ΔP/ρ (ft
n (ft) ΔP (lbf/ft2) (lbm/ft
Hijau Hitam 3 lbf/lbm)
Kran )
0,0344 0,1853 0,1098 93,290350 1,4943671
1/2 62,428
4 2 8 56 2
0,0475 0,1918 0,1197 101,64471 1,6025211
3/4 63,428
6 8 2 03 31
0,0508 0,1984 0,1246 105,82189 1,6424829
1 64,428
4 4 4 02 3

Tabel 2. Perhitungan Energi Potensial


∆Z g/gc
Bukaa g/gc
Z1 (ft) Z₂ (ft) ΔZ(ft) (ft
n Kran (lbf/lbm)
lbf/lbm)
1/2 1 3,2972
3/4 0,4265 3,7238 3,2972 1 3,2972
1 1 3,2972

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


`

FLUID FLOW

v1² ρ air μ air gc (ft α ∆v2/2gc


Bukaa A
Q (ft³/s) D (ft) (ft2/s2 v₂² (ft²/s²) ∆v² (ft²/s²) (lbm/ft3 (lbm/ft Nre α lbm/lb
n Kran (ft2) (ft lbm/lbf)
) ) s) f s2)
0,01333948 0,087 4,94282825 4,94282825 18105,2202 0,07681401
1/2 0,006 0 62,428 0,00067 1
3 4 7 7 3 5
0,01391743 0,087 5,38041363 5,38041363 18889,6488
3/4 0,006 0 62,428 0,00067 1 32,174 0,08361431
1 4 9 9 3
0,087 5,70509959 5,70509959 19451,2567 0,08866009
1 0,01433121 0,006 0 62,428 0,00067 1
4 8 8 7 2
Tabel 3. Perhitungan Beda Kinetik ΔV²/2αgc

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


`

FLUID FLOW

gc (ft
Bukaa Jenis Jumla Ʃhf (ft
K F L (ft) V (ft/s) D (ft) lbm/lb hf (ft lbf/lbm)
n Kran Gesekan h lbf/lbm)
f s2)
Pipa Lurus   1 0,648212521
0,7
Elbow 0,00681907 27,034 2,22324723 0,087381 7 0,40327358 1,06454448
1/2 5 32,174
6 1 2 7 4
0,1
Valve 1 0,013058383
7
Pipa Lurus   1 0,698156108
0,7
Elbow 0,00674715 27,034 2,31957186 0,087381 7 0,438975129
3/4 5 32,174 1,15134567
2 1 5 7
0,1
Valve 1 0,014214433
7
Pipa Lurus   1 0,734884626
0,7
Elbow 0,00669791 27,034 2,38853503 0,087381 7 0,465465483 1,21542232
1 5 32,174
4 1 2 7 5
0,1
Valve 1 0,015072216
7
Tabel 4. Perhitungan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Teori

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


`

FLUID FLOW

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


`

FLUID FLOW

Tabel 5. Perhitungan Power Pompa Berdasarkan Teori


∆Z Power
α ∆v2/2gc Wp Teori Rata-rata
g/gc ρ air Pompa Power
Bukaa ΔP/ρ (ft ∑hf (ft
(ft Q (ft3/s) (lbm/ft3 ṁ (lbm/s) Pompa
n Kran lbf/lbm) lbf/lbm) Power
lbf/lbm (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) ) (ft lbf/s) (hp)
Pompa
)
0,07681401 1,06454448 5,93292561 0,01333948 0,83275726 4,94068693
1/2 1,49436712 3,2972
5 4 9 3 9 8
1,60252113 6,13468111 0,01391743 0,86883739 5,33004035 5,28560975 0,009610
3/4 3,2972 0,08361431 1,15134567 62,428
1 1 1 4 3 9 2
0,08866009 1,21542232 6,24376534 5,58610198
1 1,64248293 3,2972 0,01433121 0,89466879
2 5 6 6

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


`

FLUID FLOW

Tabel 6. Perhitungan Power Pompa dan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Percobaan


∆Z Power
α ∆v2/2gc
g/gc Pompa Power Wp
Bukaa ΔP/ρ (ft Efiiens ∑hf Percobaan
Pompa ṁ (lbm/s) Percobaan
n Kran lbf/lbm) (ft i (ft lbf/lbm)
lbf/lbm (ft lbf/lbm) (ft lbf/s) Percobaan (ft lbf/lbm)
)
0,07681401 4,94068693 7,05812419 0,83275726 8,47560802
1/2 1,49436712 3,2972 70% 3,607226892
5 8 7 9 8
1,60252113 5,33004035 7,61434336 0,86883739 8,76383015
3/4 3,2972 0,08361431 70% 3,780494718
1 3 1 4 9
0,08866009 5,58610198 7,98014569
1 1,64248293 3,2972 70% 0,89466879 8,91966478 3,891321759
2 6 4

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


`

FLUID FLOW

IV.1.2 Tabel Perhitungan pada Pipa C


Tabel 7. Perhitungan Energi Tekanan △P/ρ
Bukaan ΔH (ft) ΔP ρ air ΔP/ρ
ℎ ̅ (ft)
Kran Putih Hitam (lbf/ft2) (lbm/ft3) (ft lbf/lbm)
0.044
0.4 0.2043 0.1242 105.4059 62.428 1.6884
2
0.052
0.6 0.3241 0.1883 159.8282 62.428 2.5602
4
0.068
0.8 0.4229 0.2458 208.6554 62.428 3.3423
6

Tabel 8. Perhitungan Energi Potensial

Bukaan g/gc
Z1 (ft) Z₂ (ft) ΔZ(ft) ∆Z g/gc (ft lbf/lbm)
Kran (lbf/lbm)

0.4 1 2.7887
3.215
0.6 0.4265 2.7887 1 2.7887
2
0.8 1 2.7887

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


`

FLUID FLOW

Tabel 9.. Perhitungan Beda Kinetik ΔV²/2αgc

v1² μ air gc α ∆v2/2gc


Bukaan Q A v₂² ∆v² ρ air
D (ft) (ft2/s2 (lbm/ft Nre α (ftlbm/lbf
Kran (ft³/s) (ft2) (ft²/s²) (ft²/s²) (lbm/ft3) (ft
) s) s2) lbm/lbf)
0.005 0.00006 80024.3722
0.4 0,0874 0,006 0 0.9656 0.9656 62.428 1 0.0150
8 7 7
0.006 0.00006 90936.7866
0.6 0,0874 0,006 0 1.2469 1.2469 62.428 1 32,174 0.0194
7 7 7
0.007 0.00006 105866.706
0.8 0,0874 0,006 0 1.6900 1.6900 62.428 1 0.0263
8 7 9

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


`

FLUID FLOW

Tabel 10. Perhitungan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Teori


jumla
L v D Gc hf Ehf
h
Bukaa
Jenis gesekan k f ft ft
n kran
(ft) (ft/s) (ft) (ft lbm/lbf s2) lbf/lb lbf/lb
m m
Pipa lurus 1/2" 0.00470 0.982 0.045 32.174
9.4488 1 0.0586
sch 40 3 7 5
0.982
Elbow 90 0.75 6 0.0675
7
Pipa lurus 1" 18.208 0.982 0.087
0.04148 1 0.5188
sch 40 7 7 4
0.4 0.7176
0.982
Kontraksi 0.34 1 0.0051
7
0.982
Gate valve 4.5 1 0.0675
7
0.0006 0.982
Ekspansi 1 0.0000
4 7
0.6 Pipa lurus 1/2" 0.00455 9.4488 1.116 0.045 1 0.0733 0.3219

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


`

FLUID FLOW

sch 40 5 7 5
1.116
Elbow 90 0.75 6 0.0872
7
Pipa lurus 1" 0.00418 18.208 1.116 0.087
1 0.0675
sch 40 1 7 7 4
1.116
Kontraksi 0.34 1 0.0066
7
1.116
Gate valve 4.5 1 0.0872
7
0.0006 1.116
Ekspansi 1 0.0000
4 7
0.8 Pipa lurus 1/2" 0.00438 1.300 0.045 0.4343
9.4488 1 0.0957
sch 40 5 0 5
1.300
Elbow 90 0.75 6 1.1456
0
Pipa lurus 1" 18.208 1.300 0.087
0.00426 1 0.9042
sch 40 7 0 4
1.300
Kontraksi 0.34 1 0.0866
0
Gate valve 4.5 1.300 1 0.1182

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


`

FLUID FLOW

0
0.0006 1.300
Ekspansi 1 0.0000
4 0

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


`

FLUID FLOW

Tabel 11. Perhitungan Power Pompa Berdasarkan Teori


α Wp Power Rata-
∆Z g/gc
ΔP/ρ (ft ∆v2/2gc Teori ρ air Pompa rata Power
Bukaa ∑hf (ft Q ṁ
lbf/lbm (ft (lbm/ft3 Pomp
n Kran (ft lbf/lbm) (ft (ft3/s) (lbm/s) (ft Power
) lbf/lbm ) a (hp)
lbf/lbm) lbf/lbm) lbf/s) Pompa
)

0.4 1.6884 2.7887 0.0150 0.71757 5.2097 0.0058 0.3681 1.9176

0.6 2.5602 2.7887 0.0194 0.32186 5.6901 0.0067 0.4183 2.3800 0.004
62,428 2.5024
5
0.8 3.3423 2.7887 0.0263 0.43427 6.5916 0.0078 0.4869 3.2097

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


`

FLUID FLOW

Tabel 12. Perhitungan Power Pompa dan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Percobaan

Wp ∑hf
ΔP/ρ Power Power
∆Z g/gc α ∆v2/2gc ṁ Percobaa Percobaa
Bukaa (ft Pompa Efiiens Pompa
(lbm/s n n
n Kran lbf/lbm i
Percobaa ) (ft (ft
) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/s)
n lbf/lbm) lbf/lbm)

0.4 1.6884 2.7887 0.0150 1.9176 70% 2.9501 0.3681 8.0150 3.5228

0.6 2.5602 2.7887 0.0194 2.3800 70% 3.6615 0.4183 8.7541 3.3858

0.8 3.3423 2.7887 0.0263 3.2097 70% 4.9380 0.4869 10.1409 3.9836

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


`

FLUID FLOW

IV.1.3 Tabel Perhitungan pada Pipa E


Tabel 13. Perhitungan Energi Tekanan △P/ρ
ρ air ΔP/ρ (ft
ΔP
ΔH (ft) ℎ ̅ (ft) (lbm/ft3 lbf/lbm
Bukaan (lbf/ft2)
) )
Kran
Kuning Ungu Biru Hitam

0.026 0.021 0.031


1 0.0134 0.064 26.6168 62,428 0.4264
5 5 4
0.032 0.024 0.038
1.25 0.0198 0.0755 32.3689 62,428 0.5185
5 7 1
0.036 0.028 0.043
1.5 0.0265 0.082 36.7414 62,428 0.5885
4 2 3

Tabel 14. Perhitungan Energi Potensial


g/gc ∆Z g/gc
Bukaan
Z1 (ft) Z₂ (ft) ΔZ(ft) (lbf/lbm
Kran (ft lbf/lbm)
)
1 1 1.5420
1.25 0.4265 1.9685 1.5420 1 1.5420
1.5 1 1.5420

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


`

FLUID FLOW

Tabel 15. Perhitungan Beda Kinetik ΔV²/2αgc


α
v1² ρ air μ air gc
Bukaan Q v₂² ∆v² ∆v2/2gc
D (ft) A (ft2) (ft2/s2 (lbm/ft3 (lbm/ft Nre α (ft.lbm/lbf
Kran (ft³/s) (ft²/s²) (ft²/s²) (ft
) ) s) s2)
lbm/lbf)
0.051 0.0021 11.006
1 0.007 0 11.0060 62,428 0.000067 160121.62 1 0.1710
8 1 0
0.007 0.051 0.0021 13.665 0.000067
1,25 0 13.6655 62,428 178421.23 1 32,174 0.2124
8 8 1 5
0.008 0.051 0.0021 17.394 0.000067
1,5 0 17.3940 62,428 201295.75 1 0.2703
8 8 1 0

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27


`

FLUID FLOW

Tabel 16. Perhitungan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Teori


gc
Bukaa hf (ft
Jenis Ʃhf (ft
n k F L (ft) V (ft/s) D (ft) (ft Jumlah lbf/lbm
Gesekan lbm/lbf lbf/lbm)
Kran )
s2)

Pipa lurus 1" sch 40 0.003954 15.0919 0.0874 1 0.4672

Pipa lurus 0.5" sch 40 0.003954 21.8832 0.0518 1 1.1426

elbow 90 0.75 7 0.8980


1 3.3175 3.1626
0.259
kontraksi 1 0.0444
3
32,174
3.398
ekspansi 1 0.5813
9
gate valve 0.17 1 0.0291
Pipa lurus 1" sch 40 0.003849 15.0919 0.0874 1 0.5647 3.8734
1,29233158
1,25 Pipa lurus 0.5" sch 40 0.003849 21.8832 0.0518 1 1.3808
4
elbow 90 0,75 7 1.1149

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 28


`

FLUID FLOW

0,259
kontraksi 1 0.0551
3
3,398
ekspansi 1 0.7218
9
gate valve 0,17 1 0.0361
Pipa lurus 1" sch 40 0,00740 15,0919 0.0874 1 0.6974
Pipa lurus 0.5" sch 40 0,00740 21,8832 0.0518 1 1.7054
elbow 90 0,75 7 1.4191
0,259 1,44562786
1,5 kontraksi 1 0.0701 4.8527
3 4

3,398
ekspansi 1 0.9188
9
gate valve 0,17 1 0.0460

Tabel 17. Perhitungan Power Pompa Berdasarkan Teori


α Wp Power Rata-
∆Z g/gc ∑hf (ft ρ air Power
Bukaa ΔP/ρ (ft ∆v2/2gc Teori ṁ Pompa rata
lbf/lbm Q (ft3/s) (lbm/ft3 Pompa
n Kran lbf/lbm) (ft (ft (ft (lbm/s) Power
) ) (ft lbf/s) (hp)
lbf/lbm) lbf/lbm) lbf/lbm) Pompa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


`

FLUID FLOW

1 0.4264 1.5420 0.1710 3.1626 5.3020 0.007 0.4370 2.3169

1.25 0.5185 1.5420 0.2124 3.8734 6.1463 0.0078 62,428 0.4869 2.9929 3.099 0.0056

1.5 0.5885 1.5420 0.2703 4.8567 7.2575 0.0088 0.5494 3.9871

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 30


`

FLUID FLOW

54uwqwseedfhtrhggtggh,.;
\
[

Tabel 18. Perhitungan Power Pompa Dan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Percobaan

Power Power
∆Z g/gc α ∆v2/2gc Wp Percobaan ∑hf Percobaan
Pompa Pompa
Bukaan ΔP/ρ (ft ṁ
Efiiensi
Kran lbf/lbm) (lbm/s)
(ft
(ft lbf/lbm) (ft lbf/s) Percobaan (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm)
lbf/lbm)

1 0.4264 1.5420 0.1710 2.3169 80% 2.8962 0.4370 6.6275 4.4881

1.25 0.5185 1.5420 0.2124 2.9929 80% 3.7411 0.4869 7.6828 5.4100

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 31


`

FLUID FLOW

1.5 0.5885 1.5420 0.2703 3.9871 80% 4.9838 0.5494 9.0719 6.6711

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 32


FLUID FLOW

IV.2 Grafik
IV.2.1 Grafik pipa B

Grafik Hubungan antara Bukaan Kran vs Kecepatan


Volumetrik (ft3/s)
Kecepatan Volumetrik (ft3/s)

0.08
0.08
0.08
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Bukaan

Grafik 1. Hubungan antara Bukaan Kran Dengan Kecepatan Volumetrik Pada


Pipa B

Grafik Hubungan antara Kecepatan Volumetrik (ft3/s)


vs Penurunan tekanan (lbf/ft2)
110
Penurunan tekanan (lbf/ft2)

105

100

95

90

85
0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08

Kecepatan Volumetrik (ft3/s)

Grafik 2. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik Dengan Penurunan Tekanan


Pipa B

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


FLUID FLOW

Grafik Hubungan antara Kecepatan Volumetrik (ft3/s)


vs Kehilangan Gesekan
4.5
Kehilangan Gesekan/Hf

4
3.5
3
Hf Teori
2.5
Hf Percobaan
2
1.5
1
0.5
0
0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08

Kecepatan Volumetrik (ft3/s)

Grafik 3. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik dengan Kehilangan Gesekan


Pipa B

IV.2.2 Grafik pipa C

Grafik Hubungan antara Bukaan Kran vs Kecepatan Volumetrik (ft3/s)


0.01
Kecepatan Volumetrik (ft3/s)

0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85

Bukaan Kran

Grafik 4. Hubungan antara Bukaan Kran Dengan Kecepatan Volumetrik Pada


Pipa C

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 30


FLUID FLOW

Grafik Hubungan antara Kecepatan Volumetrik (ft3/s) vs


Penurunan tekanan lbf/ft2
250.0000
Penurunan tekanan

200.0000
150.0000
100.0000
50.0000
0.0000
0.01 0.01 0.01

kecepatan volumetrik (ft3/s)

Grafik 5. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik Dengan Penurunan Tekanan


Pipa C

Grafik Hubungan antara kecepatan volumetrik (ft3/s) vs


kehilangan gesekan
4.5
4
3.5
3
hf teori
2.5
Hf

2 hf percobaan
1.5
1
0.5
0
0.01 0.01 0.01

Kecepatan Volumetrik (ft3/s)

Grafik 6. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik dengan Kehilangan Gesekan


Pipa C

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 31


FLUID FLOW

IV.2.3 Grafik pipa E

Grafik Hubungan antara Bukaan Kran vs Kecepatan Volumetrik (ft3/s)


0.01
kecepatan volumetrik (ft3/s)

0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6

Bukaan Kran

Grafik 7. Hubungan antara Bukaan Kran Dengan Kecepatan Volumetrik pada


Pipa E

Grafik Hubungan antara Kecepatan volumetrik (ft3/s) vs Penurunan


tekanan ∆P (lbf/ft2)
Penurunan tekanan ∆P (lbf/ft2)

40.0000
35.0000
30.0000
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

Volumetrik (ft3/s)

Grafik 8. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik dengan Penurunan Tekanan


Pipa E

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 32


FLUID FLOW

Grafik Hubungan antara kecepatan volumetrik (ft3/s) vs kehilangan


gesekan
3.0000
2.5000
2.0000
hf teori
1.5000
Hf

hf percobaan
1.0000
0.5000
0.0000
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

kecepatan volumetrik (ft3/s)

Grafik 9. Hubungan antara Kecepatan Volumetrik dengan Kehilangan Gesekan


Pipa E

IV.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan fluid flow dengan variabel
pipa B yaitu ½ ; ¾ ; 1 , pipa C yaitu 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan pipa E yaitu 1 ; 1,25 ; 1,5
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk debit air
yang diperoleh dari setiap pipa dengan bukaan yang berbeda nilainya bervariasi.
Untuk pipa B dengan bukaan 1/2 diperoleh debit air 0,0133 ft^3/s , dengan
bukaan 3/4 diperoleh debit air 0,01391 ft^3/s, dengan bukaan 1 diperoleh debit
air 0,014331 ft^3/s. Untuk pipa C dengan bukaan pipa 0,4 diperoleh debit air
0,0058 ft^3/s, dengan bukaan 0,6 diperoleh debit air 0,0067 ft^3/s, dengan
bukaan 0,8 diperoleh debit air 0,0078 ft^3/s. Untuk pipa E dengan bukaan 1
diperoleh debit air 0.007, dengan bukaan 1,25 diperoleh debit air 0.0078 ft^3/s.
dengan bukaan 1,5 diperoleh debit air 0,0088 ft^3/s. Dari data ini maka dapat
dilihat bahwa semakin besar bukaan valve pada suatu maka debit air yang di
peroleh juga semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin besar bukaan kran
maka volume air yang keluar juga semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 33


FLUID FLOW

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada pipa B pipa C dan pipa E


didapatkan grafik antara bukaan versus kecepatan volumetrik dimana semakin
besar bukaan pada gate valve maka debit air maupun kecepatan linear suatu fluida
juga semakin besar. Selain itu didapatkan pula grafik antara kecepatan volumetrik
versus penurunaan tekanan dimana garis yang terbentuk menanjak sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan volumetrik maka penurunan tekanan
juga semakin besar. Pada grafik kecepatan volumetrik versus kehilangan gesekan
menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan volumetrik maka kehilangan
gesekan yang terjadi juga semakin besar. Pada data yang telah diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa hasil percobaan sudah sesuai dengan teori, menurut (Haruo
Tahara, 2000) semakin besar diameter pipa maka semakin besar kecepatan
alirannya, dengan besarnya kecepatan aliran maka debit aliran juga semkian
besar; semakin besar bukaan maka semakin besar kecepatan volumetriknya,
besarnya kecepatan volumetric menyebabkan besarnya penurunan tekanan
sehingga energi tekanan yang dihasilkan semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 34


FLUID FLOW

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Diperoleh nilai headloss pada pipa B dengan bukaan kran ½ ; ¾ ; 1 sebesar
1,064544484 ft lbm/lbf; 1,15134567 ft lbm/lbf; 1,215422325 ft lbm/lbf, pipa
C dengan bukaan 0,4;0,6;0,8 sebesar 0.7176 ft lbm/lbf; 0.3219 ft lbm/lbf;
0.4343 ft lbm/lbf dan pipa E dengan bukaan kran 1 ; 1, 25 ; 1,5 sebesar 3.1626
ft lbm/lbf; 3.8734 ft lbm/lbf; 4.8527 ft lbm/lbf
2. Diperoleh power pompa yang dibutuhkan oleh pipa B sebesar 0,0096102 hp,
pada pipa C sebesar 0.0045 hp dan pada pipa E sebesar 0.0056 hp.
3. Kehilangan gesekan berdasarkan percobaan sesuai dengan kehilangan
gesekan berdasarkan teori dimana semakin besar bukaan maka debit aliran
fluida semakin besar sehingga kehilangan gesekan semakin besar.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengamati beda tinggi manometer agar
didapatkan hasil data yang akurat dan tidak terjadi kesalahan perhitungan
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan seksama pada saat valve akan
dibuka dan ditutup, usahakan menutup dan membuka valve dilakukan secara
bersama-sama.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 35


FLUID FLOW

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Lisa Yulian.2017. “Analisa Aliran Fluida Pengaruh Elbow, Fitting,


Valve, dan Perubahan Luas permukaan Dalam Sistem Perpipaan”. Jurnal
Teknik Kimia 1(1):3.
Geankoplis, Christie J. 1993. “Transport Processes and Unit Operations”. London:
McGraw Hill Book Company.
McCabe, Warren L,Julian C Smith and Peter Harriott.2005.“Unit Operation of
Chemical Engineering”.Seventh Edition.London:McGraw Hill Book
Company.
Perry,Robert,dkk.1997.”Perry’s Chemical Engineers Handbook”. Seveth
Edition.New York: McGraw Hill.
Silalahi, Saut Kasdiaridi.2017. “Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter
Penampang, Variasi Material Pipa dan Debit Aliran Fluida Pada
Sambungan Elbow 90°”. Jurnal Teknik Mesin 1(2):10-11.
Syahputra, Dian dan Eswanto.2017. “Anaalisa Distribusi Kapasitas Aliran Fluida
Di Daerah Percabangan Pada Sistem Perpipaan”.Jurnal Teknologi Terapan.
3(1):7-8.
Ubaedilah.2016.”Analisa Kebutuhan jeis dan Spesifikasi Pompa Untuk Suplai Air
Bersih Di Gedung kantin Berlantai 3 PT. Astra Daihatsu Motor”. Jurnal
Teknik Mesin 5(3): 119-120.
Zainudin, I Made adi Sayoga, I Made Nuarsa.2012. “Analisa pengaruh Variasi
Sudut Sambungan belokan Tehadap Head Losses Aliran Pipa”.Jurnal
Teknik Mesin 2(2): 75-77.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 36


FLUID FLOW

LAMPIRAN 1
1. Tabel Pengamatan
Pipa B
Wakt Volum
Debit ∆H (ft)
Bukaan u e
(s) (ft3) (ft3/s) Hijau Hitam
0,0134
5,34 0,0717 0,9 5,6
3
1/2
0,0132
5,5 0,0729 1,2 5,7
5
0,0133
rata-rata 5,42 0,0723 1,05 5,65
4
0,0141
5,34 0,0756 1,5 5,9
6
3/4
0,0136
5,56 0,0761 1,4 5,8
9
0,0758 0,0139
rata-rata 5,45 1,45 5,85
5 2
0,0145
5,4 0,0785 1,5 6,1
4
1
0,0141
5,59 0,079 1,6 6
3
0,0787 0,0143
rata-rata 5,495 1,55 6,05
5 3
Pipa C

Bukaan Volume Q ∆H (ft)


Waktu
kran
(ft3) (ft3/s) Putih
5,29 0,03121 0,0059 0.2055 0,4
0,4
5,16 0,02941 0,0057 0.2021
Rata-rata 5,225 0,02966 0,0058 0.2043 Rata-rata
5.35 0.03852 0.0072 0.3254 0,6
0,6
5.52 0.03422 0.0062 0.3228
Rata-rata 5.435 0.03641 0.0067 0.3241 Rata-rata

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 37


FLUID FLOW

5.37 0.04403 0.0082 0.4231 0,8


0,8
5.59 0.04136 0.0074 0.4227
Rata-rata 5.48 0.04274 0.0078 0.4229 Rata-rata

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 38


FLUID FLOW

Pipa E

Bukaan Volume Q ∆H (ft)


Waktu
kran (ft3) (ft3/s) Kuning Ungu Biru Hitam
5.24 0.0304 0.0058 0.0127 0.0262 0.0209 0.0057
1
5.47 0.0448 0.0082 0.0141 0.0268 0.0221 0.0071
Rata-rata 5.355 0.0374 0.007 0.0134 0.0265 0.0215 0.064
5.46 0.0409 0.0075 0.0185 0.0316 0.1281 0.0739
1.25
5.61 0.0454 0.0081 0.0211 0.0334 0.1321 0.0771
Rata-rata 5.535 0.0427 0.0078 0.0198 0.0325 0.0247 0.0755
5.32 0.0456 0.0080 0.0258 0.0356 0.0272 0.083
1.5
5.53 0.0530 0.0096 0.0272 0.0372 0.0292 0.081
Rata-rata 5.425 0.0493 0.0088 0.0265 0.0364 0.0282 0.082

2. Perhitungann
Perhitungan pipa B bukaan 1/2
1) Menghitung ΔH
Rata-rata jarah pada manometer hijau = 1,05 cm
Rata-rata jarak pada manometer hitam = 5,65 cm
1 cm = 0,0328 ft
Konversi jarak pada manometer hijau
0,9 cm= 0,9 x (0,0328) = 0,0344 ft
Konversi untuk tekanan pada manometer hitam
4,7 cm = 4,7 x (0,0328) = 0,1853 ft
0 , 0344 ft +0.1 8 53 ft
Jadi ∆H rata – rata = =0 ,1098 ft
2
2) Menghitung ΔP
ρ raksa = 13,6 gr/cm3
Konversi densitas raksa
13,6 gr/cm3 = 13,6 x 62.428 lbm/ ft3 = 849,0208 lbf/ ft3
g
∆P = ρ raksa x xh
gc

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 39


FLUID FLOW

lbf lbf
∆P¿ 849,0208 x1 x 0 , 1098 ft =93,2903 lbf / ft 2
ft 3
lbm
3) Menghitung energi tekanan
∆ P 93,2903lbf /ft 2
Energi tekanan = = =1 , 4937 ft lbf /lbm
ρ 62,428 lbm/ ft 3
4) Menghitung ∆Z diketahui data sebagai berikut :
Diketahui data sebagai berikut :
Tinggi pompa ke lantai ( Z1) = 13 cm =0,3 x (0,0328) = 0,4265 ft
Tinggi valve B ke pompa ( Z2) = 113,5 cm =113.5 x (0,0328 ft) = 3,7238 ft
Jadi ∆Z = Z2 – Z1 = 3,7238 ft – 0,4265 ft= 3,2972 ft

5) Meghitung energi potensial


g lbf lbf
Energi potensial = ∆Z x =3,2972 ft x 1 =3,2972 ft
gc lbm lbm
6) Menghitung debit aliran(Q)
Volume rata-rata pada bukaan 3/4 ( V ) = 0,0723 ft3
Waktu yang diperlukan ( t ) = 5,42 sekon
V 0,0 723 ft 3 ft 3
Jadi Q = = =0,0133
t 5 , 42 s s
7) Menghitung ∆v2
ft 3
Q = 0,01 33
s
A = 0,006 ft2

ft 3 2

( )
0 , , 0133
Q s ft
v22 = = 2
=4,9428
A ft s
0,006
s
ft ft ft
Jadi ∆v2 = v22 – v12 = 4,9428 – 0 = 4,9428
s s s
8) Menghitung NRe
ρ air = 62,428 lbf /ft3
Diameter pipa 1 ” sch 40 (D) = 0,0874 ft

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 40


FLUID FLOW

ecepatan rata-rata fluida pada bukaan 3/4 ( v ) = 2,2232 ft/s


µ air= 0,000067 lbm/ ft s
D× v × ρ 0,0874 ft × 2,2232 ft /s × 62,428 lbf / ft 3
=
Jadi Nre μ lbm = 18105,22023
0,000067
ft s
(Aliran turbulen, sehingga α = 1 )
9) Menghitung energ kinetik
ft
2 1× 4,9428
α×∆v s lbf
Energi kinetik = = =0,0768 ft
2 × gc lbm lbm
2×32,174 ft 2
lbf s

10) Untuk menghitung k


a. Pipa lurus, k = 0,00015
b. Elbow 90°, k = 0,75
c. Gate Valve 3/4 “ , k = 0,17
11) Menghitung f pada pipa lurus
Nre pada pipa lurus bukaan ¾ ” = 18105,22023
0,0791 0,0791
Jadi f = 0,25
= =0,006819
( NRe ) ( 1 8105,22023 )0,25
12) Menghitung hf diketahui data sebagai berikut :
a. Pipa lurus ¾ ” sch 40
F = 0,006819
L = 824 cm = 824 cm x 0,0328 ft = 27,0341 ft
Diameter pipa 1 “ sch 40 = 0,0874 ft
v = 2,2232 ft/s
gc = 32,174 ft lbm/lbf s2
L v2
hf = 4 f × × × jumlah
D 2 gc
27,0341 ft 2,22322 ft 2 /s2 lbf
¿ 4 ×2,2232× × × 1=0,64821 ft
0,0874 ft lbm lbm
2× 32,174 ft
lbf s 2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 41


FLUID FLOW

b. Elbow 90°
k = 0,75
v = 2,2232 ft/s
gc = 32,174 ft lbm/lbf s2

2 2,22322 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 0,75 × × 7=0 , 40327 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
c. Gate valve
k = 0,17
v = v = 2,2232 ft/s
gc = 32,174 ft lbm/lbf s2

2 2,22322 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 0,17 × ×1=0 ,013058 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2 ×32,174 ft 2
lbf s
e. Kontraksi 1“-0,5”
A2 0.00211
k = 0,4 × 1− ( A1)=0,4 × 1− (0,006 )
=0,2593

v = 3,2143 ft/s
3,69672 ft 2 /s 2 lbf
v2 ¿ 0,2593 × × 1=0,0469 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
f. Ekspansi 0,5” – 1”
A2 2 0.006 2
k = 1−(A1
= 1− ) (
0,00211
=3,3989 )
v = 2,2123 ft/s

2 2,3967 2 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 3,3989 × × 1=0,2585 ft
hf = k × × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
g. Long bend
k = 1,5
v = 3,2143 ft/s

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 42


FLUID FLOW

3,6967 2 ft 2 /s 2 lbf
v2 ¿ 1,5 × × 1=0,6429 ft
hf = k × × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
13) Menghitung Ʃhf dan Wp terori
Ʃhf = hf pipa lurus + hf elbow + hf gate valve
Ʃhf = ( 0,64821 + 0,40327+ 0,013058) ft lbf/lbm = 1,06454 ft lbf/ lbm
∆P g α × ∆ v2 lbf
Wp teori = +∆ Z x + =1, 4937+3,2972+ 0,0768 ft
ρ gc 2 × gc lbm
Wp teori = 5,9329 ft lbf/lbm
14) Meghitung m dan power pompa
m = Q x ρ = 0,0133 ft3/s x 62,428 lbm/ft3 = 0,8327 lbm/s
Power pompa = Wp teori × m
Power pompa = 5,9329 ft lbf/lbm × 0,8327 lbm/s = 4,9406 ft lbf/s
Rata-rata power pompa = 5,2856 ft lbf/ s
Rata−rata power pompa 5,2856
Power pompa = = hp=0,00 96 hp
550 550

15) Menghitung power pompa percobaan


power pompa
Power pompa percobaan =
efisiensi
lbf
4,94068 ft
= s lbf
=7,0581 ft
75 % lbm
16) Menghitung Wp percobaan
power pompa percobaan
Wp percobaan =
m
lbf
7,0581 ft
lbm lbf
= =8,4756 ft
lbm s
0 , 83275
s
17) Menghitung hf percobaan
∆P g α × ∆ v2
Hf percobaan = Wp percobaan - ( ρ
+∆ Z x +
gc 2 × gc )
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 43
FLUID FLOW

lbf
¿ 8,4756 ft −(1 , 4943+3,2972+ 0 , 07681)ft lbf/lbm
s
= 3,60722 ft lbf/lbm

LAMPIRAN 2

Gambar 1. Mencari Gambar 2. Memastikan Gambar 3. Membuka


data-data ukuran pipa kran pipa A,B,C,D,E, kran pipa F dan
dan fitting dan F tertutup menyalakan pompa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 44


FLUID FLOW

Gambar 4. Melakukan Gambar 5. Melakukan


pengamatan terhadap pengukuran volume air
kehilangan tekanan pada
manometer setiap pipa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 45

Anda mungkin juga menyukai