“FLUID FLOW”
GROUP A
Paralel A
FLUID FLOW
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ketut Sumada, M.S. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia dan
2. Ir. Novel Karaman, M.T. selaku Dosen Pembimbing praktikum “Fluid Flow”
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan–rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan dalam
praktikum.
FLUID FLOW
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………..………………………ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................1
II.4 Hipotesa.....................................................................................................12
III.2 Alat...........................................................................................................13
FLUID FLOW
IV.2 Grafik.......................................................................................................29
IV.3 Pembahasan.............................................................................................33
V.2 Saran..........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
LAMPIRAN 1.......................................................................................................37
LAMPIRAN 2.......................................................................................................43
FLUID FLOW
INTISARI
Fluida adalah suatu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Fluida bila mengalir dalam suatu pipa memiliki tipe aliran yang dapat
ditentukan oleh bilangan Reynolds. Tipe aliran ini akan mempengaruhi
mekanisme pengendapan fluida atau disebut fluid flow. Aliran fluida ini
berkaitan dengan operasi-operasi perpindahan massa, perpindahan panas, dan
tangki berpengaduk. Adapun tujuan dari percobaan fluid flow yaitu untuk
mengetahui nilai headloss dalam pipa dan fitting, untuk menghitung power
pompa yang dibutuhkan, untuk membandingkan nilai kehilangan gesekan
(friction loss) percobaan dengan literatur.
Pada percobaan, semakin besar bukaan kran maka volume air yang
diperoleh semakin banyak dan debit air pun juga akan semakin besar tiap
sekonnya, dapat dilihat dari data yang diperoleh sebagai berikut untuk pipa B
dengan bukaan 1/2 diperoleh debit air 0,0133 ft^3/s , dengan bukaan 3/4 diperoleh
debit air 0,01391 ft^3/s, dengan bukaan 1 diperoleh debit air 0,014331 ft^3/s.
Untuk pipa C dengan bukaan pipa 0,4 diperoleh debit air 0,0058 ft^3/s, dengan
bukaan 0,6 diperoleh debit air 0,0067 ft^3/s, dengan bukaan 0,8 diperoleh debit
air 0,0078 ft^3/s. Untuk pipa E dengan bukaan 1 diperoleh debit air 0.007,
dengan bukaan 1,25 diperoleh debit air 0.0078 ft^3/s. dengan bukaan 1,5
diperoleh debit air 0,0088 ft^3/s. Berdasarkan data tersebut, semakin besar
bukaan valve pada suatu pipa maka akan semakin besar nilai debitnya. Hal ini
dikarenakan debit suatu aliran fluida dipengaruhi oleh bukaan valve pada pipa
tersebut.
FLUID FLOW
BAB I
PENDAHULUAN
FLUID FLOW
FLUID FLOW
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Fluida
Fluida adalah suatu zat/bahan yang bentuknya dapat berubah secara
kontinyu akibat gaya gesek. dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat
megnalir bila ada perubahan tekanan dan tinggi. Suatu sidat dasar fluida nyata
yaitu tahanan terhadap aliran yang diukur sebagai tengangan gesek yang terjadi
pada bidang gesek yang diterima tehgangan tersebut adalah viskositas atau
kekentalan atau kerapatan zat fluida tersebut.
FLUID FLOW
dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Pada aliran di saluran atau pipa yang
mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan sejajar.
FLUID FLOW
µ : Viskositas fluida
ρ : Densitas fluida (gr/ cm3)
V : Viskositas kinematis fluida
II.1.4 Sifat-Sifat Fluida
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala
tegangan geser. Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruhi oleh perubahan
yang sedikit besar pada suhu dan tekanan, maka fluida itu disebut fluida tidak
mampu mampat atau incompressible. Jika densitasnya peka terhadap perubahan
variabel itu, fluida itu disebut fluida mampu mampat. Densitas zat cair dapat saja
mengalami perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan suhu diubah dalam
jangkau yang cukup luas. Sifat dasar dari setiap fluida statis ialah tekanan.
Tekanan dikenal sebagai gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap
dinding bejana. Tekanan tedapat pada setiap titik di dalam volume fluida.
V a2
: Beda energi kinetik
2 gc
Persamaan Bernoulli untuk fluid friction yaitu
∆P g ∆v
+∆ Z + +hf =−℘ ………………..……(3)
ρ g c 2α g c
Keterangan
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5
`
FLUID FLOW
∆P
: Perbedaan tekanan (J/Kg)
ρ
g
∆z : Beda energi potensial (J/Kg)
gc
hf : Jumlah kehilangan energy akibat fraksi yang terjadi (J/Kg)
∆V
: Beda energi kinetik
2 α gc
−wp : energi yang diberikan dari luar
Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2
V 12 P1 V 22 P2
Z1 + + =Z 2 + + ……………………………(4)
2g ρ 2g ρ
Kehilangan energi diabaikan, untuk alat yang horizontal, maka Z1= Z2 sehingga
2 2
P 1−P2 V 2 −V 1 V 2
= 2
…………………………….……(5)
w 2g
Dengan :
V1, V2 : Kecepatan alir (m/s)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
P1, P2 : Tekanan (Pa)
w :Usaha (Joule)
(McCabe, 2005)
II.1.6 Macam-Macam Head Loss
1. Mayor losses
Mayor losses adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida pada
sistem aliran dengan luas penampang tetap atau konstan. Aliran fluida yang
melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh
gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan
yang dialami oleh fluida, secara matematis ditulis sebagai berikut:
L V2
hf =f ……………….……………….……..(6)
D 2g
Keterangan
hf : Head mayor losses (m)
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6
`
FLUID FLOW
FLUID FLOW
Keterangan
Ffc : friction loss karena adanya kontraksi
A1 : Luas permukaan terkecil (m2)
A2 : Luas permukaan terbesar (m2)
Friction loss karena kerangan (Ffv)
V 1−V 2
Ffex= .…………………………..……... (13)
2α
Keterangan :
V1 : Kecepatan aliran pada pipa kecil (m/s)
V2 : Kecepatan aliran pada pipa besar (m/s)
α = 1 jika turbulen
α = 0,5 jika laminar
(Fitriani,2017)
FLUID FLOW
(Geankoplis, 1993)
II.1.9 Komponen Perpipaan
Sistem perpipaan adalah suatu jaringan yang terpasang pada suatu
rangkaian yang mempunyai fungsi menyalurkaan fluida. Komponen dalam sstem
pemipan meliputi pipa, flange, fitting, pembautan, valve, dan komponen bagian-
bagian perpipaan lainnya. Valve atau katup adalah sebuh alat untuk megatur
aliran suatu fluida dengan menutup dan membuka atau menghambat laju aliran,
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9
`
FLUID FLOW
FLUID FLOW
aliran dari fluida. Dalam industri air minum dan tambang minyak, rangkaian pada
sistem perpipaan tersebut didesain sedemikian rupa sesuai degan kebutuhan
proses tersebut. Pada instalasi perpipaan, banyak dipakai sambungan yang
berfungsi untuk membelokkan maupun membagi aliran menjadi bercabang.
(Syahputra, 2017)
FLUID FLOW
II.4 Hipotesa
Pada percobaan fluid flow diharapkan nilai power pompa yang didapatkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu panjang pipa, semakin panjang pipa maka
nilai power pompa semakin kecil dikarenakan gesekan dari fluida dengan pipa.
FLUID FLOW
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Ember
6. Corong
7. Rangkaian alat fluid flow
III.3 Gambar Alat
Corong
FLUID FLOW
FLUID FLOW
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
FLUID FLOW
FLUID FLOW
gc (ft
Bukaa Jenis Jumla Ʃhf (ft
K F L (ft) V (ft/s) D (ft) lbm/lb hf (ft lbf/lbm)
n Kran Gesekan h lbf/lbm)
f s2)
Pipa Lurus 1 0,648212521
0,7
Elbow 0,00681907 27,034 2,22324723 0,087381 7 0,40327358 1,06454448
1/2 5 32,174
6 1 2 7 4
0,1
Valve 1 0,013058383
7
Pipa Lurus 1 0,698156108
0,7
Elbow 0,00674715 27,034 2,31957186 0,087381 7 0,438975129
3/4 5 32,174 1,15134567
2 1 5 7
0,1
Valve 1 0,014214433
7
Pipa Lurus 1 0,734884626
0,7
Elbow 0,00669791 27,034 2,38853503 0,087381 7 0,465465483 1,21542232
1 5 32,174
4 1 2 7 5
0,1
Valve 1 0,015072216
7
Tabel 4. Perhitungan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Teori
FLUID FLOW
FLUID FLOW
FLUID FLOW
FLUID FLOW
Bukaan g/gc
Z1 (ft) Z₂ (ft) ΔZ(ft) ∆Z g/gc (ft lbf/lbm)
Kran (lbf/lbm)
0.4 1 2.7887
3.215
0.6 0.4265 2.7887 1 2.7887
2
0.8 1 2.7887
FLUID FLOW
FLUID FLOW
FLUID FLOW
sch 40 5 7 5
1.116
Elbow 90 0.75 6 0.0872
7
Pipa lurus 1" 0.00418 18.208 1.116 0.087
1 0.0675
sch 40 1 7 7 4
1.116
Kontraksi 0.34 1 0.0066
7
1.116
Gate valve 4.5 1 0.0872
7
0.0006 1.116
Ekspansi 1 0.0000
4 7
0.8 Pipa lurus 1/2" 0.00438 1.300 0.045 0.4343
9.4488 1 0.0957
sch 40 5 0 5
1.300
Elbow 90 0.75 6 1.1456
0
Pipa lurus 1" 18.208 1.300 0.087
0.00426 1 0.9042
sch 40 7 0 4
1.300
Kontraksi 0.34 1 0.0866
0
Gate valve 4.5 1.300 1 0.1182
FLUID FLOW
0
0.0006 1.300
Ekspansi 1 0.0000
4 0
FLUID FLOW
0.6 2.5602 2.7887 0.0194 0.32186 5.6901 0.0067 0.4183 2.3800 0.004
62,428 2.5024
5
0.8 3.3423 2.7887 0.0263 0.43427 6.5916 0.0078 0.4869 3.2097
FLUID FLOW
Tabel 12. Perhitungan Power Pompa dan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Percobaan
Wp ∑hf
ΔP/ρ Power Power
∆Z g/gc α ∆v2/2gc ṁ Percobaa Percobaa
Bukaa (ft Pompa Efiiens Pompa
(lbm/s n n
n Kran lbf/lbm i
Percobaa ) (ft (ft
) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/s)
n lbf/lbm) lbf/lbm)
0.4 1.6884 2.7887 0.0150 1.9176 70% 2.9501 0.3681 8.0150 3.5228
0.6 2.5602 2.7887 0.0194 2.3800 70% 3.6615 0.4183 8.7541 3.3858
0.8 3.3423 2.7887 0.0263 3.2097 70% 4.9380 0.4869 10.1409 3.9836
FLUID FLOW
FLUID FLOW
FLUID FLOW
FLUID FLOW
0,259
kontraksi 1 0.0551
3
3,398
ekspansi 1 0.7218
9
gate valve 0,17 1 0.0361
Pipa lurus 1" sch 40 0,00740 15,0919 0.0874 1 0.6974
Pipa lurus 0.5" sch 40 0,00740 21,8832 0.0518 1 1.7054
elbow 90 0,75 7 1.4191
0,259 1,44562786
1,5 kontraksi 1 0.0701 4.8527
3 4
3,398
ekspansi 1 0.9188
9
gate valve 0,17 1 0.0460
FLUID FLOW
1.25 0.5185 1.5420 0.2124 3.8734 6.1463 0.0078 62,428 0.4869 2.9929 3.099 0.0056
FLUID FLOW
54uwqwseedfhtrhggtggh,.;
\
[
Tabel 18. Perhitungan Power Pompa Dan Kehilangan Gesekan Berdasarkan Percobaan
Power Power
∆Z g/gc α ∆v2/2gc Wp Percobaan ∑hf Percobaan
Pompa Pompa
Bukaan ΔP/ρ (ft ṁ
Efiiensi
Kran lbf/lbm) (lbm/s)
(ft
(ft lbf/lbm) (ft lbf/s) Percobaan (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm)
lbf/lbm)
1.25 0.5185 1.5420 0.2124 2.9929 80% 3.7411 0.4869 7.6828 5.4100
FLUID FLOW
1.5 0.5885 1.5420 0.2703 3.9871 80% 4.9838 0.5494 9.0719 6.6711
IV.2 Grafik
IV.2.1 Grafik pipa B
0.08
0.08
0.08
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Bukaan
105
100
95
90
85
0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08
4
3.5
3
Hf Teori
2.5
Hf Percobaan
2
1.5
1
0.5
0
0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85
Bukaan Kran
200.0000
150.0000
100.0000
50.0000
0.0000
0.01 0.01 0.01
2 hf percobaan
1.5
1
0.5
0
0.01 0.01 0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Bukaan Kran
40.0000
35.0000
30.0000
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Volumetrik (ft3/s)
hf percobaan
1.0000
0.5000
0.0000
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
IV.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan fluid flow dengan variabel
pipa B yaitu ½ ; ¾ ; 1 , pipa C yaitu 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan pipa E yaitu 1 ; 1,25 ; 1,5
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk debit air
yang diperoleh dari setiap pipa dengan bukaan yang berbeda nilainya bervariasi.
Untuk pipa B dengan bukaan 1/2 diperoleh debit air 0,0133 ft^3/s , dengan
bukaan 3/4 diperoleh debit air 0,01391 ft^3/s, dengan bukaan 1 diperoleh debit
air 0,014331 ft^3/s. Untuk pipa C dengan bukaan pipa 0,4 diperoleh debit air
0,0058 ft^3/s, dengan bukaan 0,6 diperoleh debit air 0,0067 ft^3/s, dengan
bukaan 0,8 diperoleh debit air 0,0078 ft^3/s. Untuk pipa E dengan bukaan 1
diperoleh debit air 0.007, dengan bukaan 1,25 diperoleh debit air 0.0078 ft^3/s.
dengan bukaan 1,5 diperoleh debit air 0,0088 ft^3/s. Dari data ini maka dapat
dilihat bahwa semakin besar bukaan valve pada suatu maka debit air yang di
peroleh juga semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin besar bukaan kran
maka volume air yang keluar juga semakin besar.
BAB V
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Diperoleh nilai headloss pada pipa B dengan bukaan kran ½ ; ¾ ; 1 sebesar
1,064544484 ft lbm/lbf; 1,15134567 ft lbm/lbf; 1,215422325 ft lbm/lbf, pipa
C dengan bukaan 0,4;0,6;0,8 sebesar 0.7176 ft lbm/lbf; 0.3219 ft lbm/lbf;
0.4343 ft lbm/lbf dan pipa E dengan bukaan kran 1 ; 1, 25 ; 1,5 sebesar 3.1626
ft lbm/lbf; 3.8734 ft lbm/lbf; 4.8527 ft lbm/lbf
2. Diperoleh power pompa yang dibutuhkan oleh pipa B sebesar 0,0096102 hp,
pada pipa C sebesar 0.0045 hp dan pada pipa E sebesar 0.0056 hp.
3. Kehilangan gesekan berdasarkan percobaan sesuai dengan kehilangan
gesekan berdasarkan teori dimana semakin besar bukaan maka debit aliran
fluida semakin besar sehingga kehilangan gesekan semakin besar.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengamati beda tinggi manometer agar
didapatkan hasil data yang akurat dan tidak terjadi kesalahan perhitungan
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan seksama pada saat valve akan
dibuka dan ditutup, usahakan menutup dan membuka valve dilakukan secara
bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
1. Tabel Pengamatan
Pipa B
Wakt Volum
Debit ∆H (ft)
Bukaan u e
(s) (ft3) (ft3/s) Hijau Hitam
0,0134
5,34 0,0717 0,9 5,6
3
1/2
0,0132
5,5 0,0729 1,2 5,7
5
0,0133
rata-rata 5,42 0,0723 1,05 5,65
4
0,0141
5,34 0,0756 1,5 5,9
6
3/4
0,0136
5,56 0,0761 1,4 5,8
9
0,0758 0,0139
rata-rata 5,45 1,45 5,85
5 2
0,0145
5,4 0,0785 1,5 6,1
4
1
0,0141
5,59 0,079 1,6 6
3
0,0787 0,0143
rata-rata 5,495 1,55 6,05
5 3
Pipa C
Pipa E
2. Perhitungann
Perhitungan pipa B bukaan 1/2
1) Menghitung ΔH
Rata-rata jarah pada manometer hijau = 1,05 cm
Rata-rata jarak pada manometer hitam = 5,65 cm
1 cm = 0,0328 ft
Konversi jarak pada manometer hijau
0,9 cm= 0,9 x (0,0328) = 0,0344 ft
Konversi untuk tekanan pada manometer hitam
4,7 cm = 4,7 x (0,0328) = 0,1853 ft
0 , 0344 ft +0.1 8 53 ft
Jadi ∆H rata – rata = =0 ,1098 ft
2
2) Menghitung ΔP
ρ raksa = 13,6 gr/cm3
Konversi densitas raksa
13,6 gr/cm3 = 13,6 x 62.428 lbm/ ft3 = 849,0208 lbf/ ft3
g
∆P = ρ raksa x xh
gc
lbf lbf
∆P¿ 849,0208 x1 x 0 , 1098 ft =93,2903 lbf / ft 2
ft 3
lbm
3) Menghitung energi tekanan
∆ P 93,2903lbf /ft 2
Energi tekanan = = =1 , 4937 ft lbf /lbm
ρ 62,428 lbm/ ft 3
4) Menghitung ∆Z diketahui data sebagai berikut :
Diketahui data sebagai berikut :
Tinggi pompa ke lantai ( Z1) = 13 cm =0,3 x (0,0328) = 0,4265 ft
Tinggi valve B ke pompa ( Z2) = 113,5 cm =113.5 x (0,0328 ft) = 3,7238 ft
Jadi ∆Z = Z2 – Z1 = 3,7238 ft – 0,4265 ft= 3,2972 ft
ft 3 2
( )
0 , , 0133
Q s ft
v22 = = 2
=4,9428
A ft s
0,006
s
ft ft ft
Jadi ∆v2 = v22 – v12 = 4,9428 – 0 = 4,9428
s s s
8) Menghitung NRe
ρ air = 62,428 lbf /ft3
Diameter pipa 1 ” sch 40 (D) = 0,0874 ft
b. Elbow 90°
k = 0,75
v = 2,2232 ft/s
gc = 32,174 ft lbm/lbf s2
2 2,22322 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 0,75 × × 7=0 , 40327 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
c. Gate valve
k = 0,17
v = v = 2,2232 ft/s
gc = 32,174 ft lbm/lbf s2
2 2,22322 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 0,17 × ×1=0 ,013058 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2 ×32,174 ft 2
lbf s
e. Kontraksi 1“-0,5”
A2 0.00211
k = 0,4 × 1− ( A1)=0,4 × 1− (0,006 )
=0,2593
v = 3,2143 ft/s
3,69672 ft 2 /s 2 lbf
v2 ¿ 0,2593 × × 1=0,0469 ft
hf = k × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
f. Ekspansi 0,5” – 1”
A2 2 0.006 2
k = 1−(A1
= 1− ) (
0,00211
=3,3989 )
v = 2,2123 ft/s
2 2,3967 2 ft 2 /s 2 lbf
v ¿ 3,3989 × × 1=0,2585 ft
hf = k × × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
g. Long bend
k = 1,5
v = 3,2143 ft/s
3,6967 2 ft 2 /s 2 lbf
v2 ¿ 1,5 × × 1=0,6429 ft
hf = k × × jumlah lbm lbm
2 gc 2× 32,174 ft 2
lbf s
13) Menghitung Ʃhf dan Wp terori
Ʃhf = hf pipa lurus + hf elbow + hf gate valve
Ʃhf = ( 0,64821 + 0,40327+ 0,013058) ft lbf/lbm = 1,06454 ft lbf/ lbm
∆P g α × ∆ v2 lbf
Wp teori = +∆ Z x + =1, 4937+3,2972+ 0,0768 ft
ρ gc 2 × gc lbm
Wp teori = 5,9329 ft lbf/lbm
14) Meghitung m dan power pompa
m = Q x ρ = 0,0133 ft3/s x 62,428 lbm/ft3 = 0,8327 lbm/s
Power pompa = Wp teori × m
Power pompa = 5,9329 ft lbf/lbm × 0,8327 lbm/s = 4,9406 ft lbf/s
Rata-rata power pompa = 5,2856 ft lbf/ s
Rata−rata power pompa 5,2856
Power pompa = = hp=0,00 96 hp
550 550
lbf
¿ 8,4756 ft −(1 , 4943+3,2972+ 0 , 07681)ft lbf/lbm
s
= 3,60722 ft lbf/lbm
LAMPIRAN 2