Anda di halaman 1dari 11

Maserasi

Melingkar
Bertingkat
Oleh:
Paraswati

260110150043

Huriyatus Tsaniyah 260110150050


Anggita Putri Unggaran 260110150055
Almananda Dwi Putri

260110150058

James Prasetyo

260110150061

Destyalitha SN

260110150063

Afina Dwi Rahmawati

260110150066

Iis Nuraeni 260110150073


Esther Aprillia
Reyhan Prayogo

260110150076
260110150082

Prinsip Maserasi

Alat dan bahan :


Bejana
Pelarut :
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari
adalah air, etanol, etanol-air. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari
karena lebih selektif, kapang dan kuman akan sulit tumbuh pada
etanol dengan kadar lebih dari 20%, tidak beracun, netral,
absorbsinya baik. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala
perbandingan dan panas yang diperlukan.

Maserasi Melingkar
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan
secara

sempurna,

karena

pemindahan

massa

berhenti bila keseimbangan telah terjadi

akan

Mengapa maserasi melingkar bertingkat?


Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan

penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini


penyari

selalu

mengalir

kembali

secara

berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan


zat

aktifnya

(Ketaren,

1995).

Pada maserasi melingkar bertingkat didapatkan:

Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung. Jumlah penyarian tersebut dapat diperbanyak sesuai dengan
keperluan
Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian
dengan cairan penyari baru. Hal ini harapkan agar memberikan hasil penyarian
yang maksimal
Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia
yang baru, hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal
Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang lebih baik
daripada yang dilakukan sekali dengan jumlah pelarut yang sama
(Ketaren, 1995).

Manfaat dari Maserasi Melingkar


Bertingkat
Digunakan untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang
maksimal
Dalam teknik ini akan dilakukanh penggantian rasio
jumlah obat dan pelarut dalam setiap tahap
Volume maserasi yang dibutuhkan setiap proses
maserasi dapat dihitung
(Venkateswarlu dan Devanna, 2013).

Contoh dari maserasi ini yaitu saat mengekstrasi daun


salam dengan pelarut etanol-air. Saat konsentrasi dalam
simplisia daun salam dan pelarut sama dapat dilakukan
maserasi melingkar bertingkat dengan cara melakukan
maserasi kembali dengan jumlah pelarut yang telah
ditentukan.

Kelebihan Maserasi Melingkar


Bertingkat
Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan
bejana perendam
Biaya operasionalnya relatif rendah
Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan
(Harborne, 1987).

Kekurangan Maserasi Melingkar


Bertingkat
Diperlukan waktu yang lama karena proses penyarian
yang harus diulang sampai beberapa kali.
Proses penyarian yang kurang sempurna, karena zat
aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja
(Harborne, 1987).

Daftar Pustaka
Ansel,H.C., (1989). Pengatar Bentuk sediaan Farmasi.
Edisi 4. UI Press. Jakarta.
Harborne J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Ketaren, S., I.G.M. Suastawa. 1995. Pengaruh Tingkat
Mutu Buah Panili dan Nisbah Bahan dengan Pelarut
terhadap Rendemen dan Mutu Oleoresin yang Dihasilkan.
JurnalTeknologi Industri Pertanian.
Venkateswarlu, K. dan Devanna, N. 2013. A Text Book Of
General And Dispensing Pharmacy. Rajasthan:
Pharmamedix India

Anda mungkin juga menyukai