Halaman 3
2016
MODUL PRAKTIKUM 1
Pemeriksaan Kualitas Simplisia 1
TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan pemeriksaan simplisia meliputi definisi
simplisia, pengujian organoleptik, mikroskopik dan
makroskopik untuk memastikan identitas simplisia yang
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk
jadi sediaan obat tradisional.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa mampu
menganalisis kebenaran identitas simplisia yang akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk jadi
sediaan obat tradisional melalui pengujian organoleptik,
mikroskopik
dan
makroskopik
yang
kemudian
dibandingkan dengan literatur.
TEORI
Sudah sejak lama tanaman obat digunakan untuk
pencegahan ataupun pengobatan penyakit-penyakit
tertentu di kalangan masyarakat, dan seiring berjalannya
waktu penggunaannya semakin menunjukkan kemajuan
pesat.
Berdasarkan
keputusan
Kepala
BPOM
Nomor
HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam
Indonesia, obat tradisional dikategorikan menjadi : Jamu,
Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka, yang
memiliki persyaratan masing-masing.
Penentuan identifikasi merupakan suatu langkah
yang penting untuk menjamin kebenaran dari simplisia
yang akan digunakan sebagai bahan baku yang memiliki
senyawa aktif dalam pembuatan produk jadi obat
tradisional. Hal ini berkaitan dengan salah satu
persyaratan obat, yaitu efikasi (khasiat) yang tepat.
Modul Praktikum 1
PADJADJARAN
Identitas Simplisia
1. Pemerian (Organoleptik Simplisia)
Pemeriksaan menggunakan panca indera untuk
mendiskripsikan bentuk, warna, bau serta rasa dari
simplisia yang digunakan.
2. Makroskopik Simplisia (Ciri Morfologi)
Pemeriksaan menggunakan panca indera untuk
mendiskripsikan bentuk dan ukuran, warna, bau serta
rasa dari simplisia yang digunakan. Uji makroskopik
dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar, alat
ukur atau tanpa menggunakan alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari khususnya morfologi,
ukuran, dan warna simplisia yang diuji. Kemudian
Simplisia difoto sesuai dengan ketentuan FHI.
3. Mikroskopik Simplisia
Pada
pengujian
mikroskopik
digunakan
alat
mikroskop yang derajat pembesarannya disesuaikan
Modul Praktikum 1
PADJADJARAN
C. Pola Kromatografi
Pola kromatografi dilakukan untuk memberikan
gambaran secara kualitatif dan melihat pola pemisahan
senyawa yang terkandung dalam tanaman sampel.
Sistem dan metode pengujian disesuaikan dengan
sampel masing-masing di Farmakope Herbal Indonesia.
D.Susut Pengeringan
Tujuan : Memberikan batasan maksimal (rentang)
tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan.
Prosedur :
Simplisia ditimbang seksama 1-2 gram dan dimasukkan
ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang
sebelumnya telah dipanaskan 105 oC selama 30 menit
dan ditara. Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan
dengan menggoyangkan botol hingga mendapat
lapisan setebal 5-10 mm, lalu dimasukkan ke dalam
oven 105 oC hingga bobot tetap dengan keadaan tutup
terbuka. Dalam kedaan tertutup, botol didinginkan
dalam desikator hingga suhu ruang sebelum ditimbang.
Susut pengeringan ekstrak ditetapkan dengan rumus
sebagai berikut :
Ket :
Modul Praktikum 1
PADJADJARAN
PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan
Obat.
Dirjen
POM.
Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional. 3-5.
BPOM RI. 2004. Keputusan Kepala BPOM Nomor
HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang Ketentuan
Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan
Alam Indonesia.
Kemkes RI. 2013. Suplemen III Farmakope Herbal
Indonesia Edisi I. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan
Mikroskopi.
Penerjemah
:
Dr.
Kosasih
Padmawinata dan Dr. Iwang Sudiro. Penerbit ITB.
Bandung.
Modul Praktikum 1
PADJADJARAN
Modul Praktikum 1
PADJADJARAN