Anda di halaman 1dari 35

Arif Budiman

SEDIAAN SUSPENSI

SUSPENSI

Suspensi adalah sediaan cair yang


mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase
cair.
Macam-macam suspensi
Suspensi oral
Suspensi topikal
Suspensi tetes telinga
Suspensi optalmik
Suspensi untuk injeksi
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi

KEUNTUNGAN
Baik untuk pasien yang sukar nelan
tablet
Homogenitas tinggi
Lebih cepat diabsorpsi
Dapat menutupi rasa tidak enak
Mengurangi penguraian zat aktif

KERUGIAN
Kestabilan rendah (pertumbuhan
kristal)
Terbentuk cacking
Alirannya menyebabkan sukar dituang
Ketepatan dosis lebih rendah dibanding
larutan
Bisa terjadi perubahan suhu kadang
terjadi perubahan sistem dispersi
Harus dikocok terlebih dahulu

SYARAT SUSPENSI FI IV
Tidak boleh diinjeksikan secara iv dan
intratekal
Suspensi harus menggunakan
antimikroba
Harus dikocok terlebih dahulu
Harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat

SYARAT SUSPENSI III


Harus halus dan tidak boleh
mengendap
Jika dikocok harus segera terdispersi
kembali
Dapat mengandung zat tambahan
untuk menjamin stabilitas
Kekentalan tidak boleh terlalu tinggi
Karakteristik suspensi tetap konstan
selama penyimpanan

Faktor yang mempengaruhi


stabilitas suspensi
Ukuran partikel
Kekentalan (viscositas)
Jumlah partikel (konsentrasi)
Sifat/muatan partikel

UKURAN PARTIKEL
Hubungan antara ukuran partikel
merupakan perbandingan terbalik
dengan luas permukaannya
semakin besar luas penampang
partikel daya tekan keatas cairan
akan semakin memperlambat
gerakan partikel untuk mengendap,
sehingga untuk memperlambat
gerakan tersebut dapat dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel.

KEKENTALAN (VISCOSITAS)
Kekentalan suatu cairan
mempengaruhi pula kecepatan aliran
dari cairan tersebut, makin kental
suatu cairan kecepatan alirannya
makin turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut
akan mempengaruhi pula gerakan
turunnya partikel yang terdapat
didalamnya
perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi
agar sediaan mudah dikocok dan

JUMLAH PARTIKEL (KONSENTRASI)

Apabila didalam suatu ruangan berisi


partikel dalam jumlah besar , maka
partikel tersebut akan susah melakukan
gerakan yang bebas karena sering terjadi
benturan antara partikel tersebut.
akan menyebabkan terbentuknya endapan
dari zat tersebut, oleh karena itu makin
besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat

METODE PEMBUATAN

Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat
kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian
baru diencerkan
Kadang sukar terbasahi sehingga harus
ditambahkan zat pembasah
Metode praesipitasi.
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu
dalam pelarut organik yang hendak dicampur
dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik
diencer- kan dengan larutan pensuspensi dalam
air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi
dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol,
propilenglikol, dan polietilenglikol

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


SUSPENSI
Kec. Sedimentasi
Pembasahan serbuk
Floatasi (terapung)
Pertumbuhan kristal
Pengaruh gula

KEC SEDIMENTASI
Supaya tidak cepat mengendap maka :
Perbedaan BJ harus kecil antara
pembawa dan terdispersi, sorbitol /
sukrosa = bj media meningkat
Ukuran partikel diperkecil
Menambah viskositas

PEMBASAHAN SERBUK

Untuk menurunkan tegangan


permukaan bisa digunakan wetting
agent atau surfaktan

FLOATASI (TERAPUNG)
Perbedaan BJ
Partikel padat terbasahi sebagian
Adanya adsorpsi gas pada pemukaan
Bisa ditambahkan humektan (zat
pembasah zat padat)

PERTUMBUHAN KRISTAL
Yang memcu tejadinya kristal
Keadaan jenuh
Pendinginan ekstrim dan pengadukan
cepat
Sifat aliran pelarut yang dapat
mengkristalkan zat aktif
Keberadaan cosolutes, cosolvent dll
Kondisi saat proses pembuatan

PENGARUH GULA
Viskositas naik
Konsentrasi gula meningkat akan
mempercepat kristal
Ada batasan konsntrasi antara gula
dengan suspending agent

FORMULA SUSPENSI

Zat aktif
Suspending agent
korigensia
Bahan pengawet
Bahan pembasah
Dapar
Antioksidan
Anticacking
Floculating agent

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi
akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari
suspensi (Vo) sebelum
mengendap.
F = Vo / Vu

Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari
suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume
sedimen akhir suspensi deflokulasi ( Voc)
derajat flokulasi = Vu / Voc

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan
redispersibilitas, membantu menentukan
perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan
susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze thaw cycling yaitu
temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan
cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal,
yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan
ukuran partikel dan sifat kristal.

Arif Budiman

EMULSI

EMULSI

Emulsi adalah sistem dua fase yang


salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan
kecil.
Stabilitas emulsi dapat dipertahankan
dengan penambahan zat yang ketiga
yang
disebut
dengan
emulgator
(emulsifying agent)
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang
artinya menyerupai milk, warna emulsi
adalah putih. Pada abad XVII hanya
dikenal emulsi dari biji-bijian yang
mengandung lemak, protein dan air.
Emulsi semacam ini disebut emulsi
vera atau emulsi alam, sebagai

KEUNTUNGAN EMULSI

Menutupi rasa minyak yang tidak enak


Lebih mudah dicerna dan di absorpsi
karena ukuran diperkecil
Bioavaibilitas lebih baik karena sudah
dalam terdispersi
Memperbaiki penampilan karena
terbentuk campuran yang homogen
Meningkatkan stabilitas obat yang
mudah terhidrolisa
Untuk depoterapi, penetrasi dan
absorpsi dapay dikontrol dan kerja
emulsi lebih lama

KOMPONEN EMULSI

Komponen dasar
Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran
kecil ke dalam zat cair lain.
Fase kontinue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai
bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada
emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,
preservative (pengawet), anti oksidan

TIPE EMULSI
Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A (
minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran
minyak yang tersebar kedalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air
sebagai fase external.
Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M (
air dalam minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air
yang tersebar kedalam minyak. Air
sebagai fase internal dan minyak sebagai
fase external.
Tujuannya bisa buat obat luar dan obat
dalam

Macam tipe makromolekul

Untuk topikal penentuan emulsi


bergantung pada :
1. Sifat terapeutik yang akan
dimasukkan pada emulsi
2. Keadaan permukaaan kulit
Catatan
3. Jika ingin lama maka tipe a/m
4. Jika ingin mudah dicuci maka dibuat
m/a
5. Jika ingin cepat proses terapinya
bisa dibuat dengan mikroemulsi

CARA PEMBUATAN EMULSI

Metode gom kering atau metode


kontinental.
Dalam metode ini zat pengemulsi
(biasanya gom arab) dicampur dengan
minyak
terlebih
dahulu,
kemudian
ditambahkan air untuk pembentukan
corpus emulsi, baru diencerkan dengan
sisa air yang tersedia.
Metode gom basah atau metode Inggris.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam
air (zat pengemulsi umumnya larut)
agar
membentuk
suatu
mucilago,
kemudian
perlahan-lahan
minyak
dicampurkan untuk membentuk emulsi,
setelah itu baru diencerkan dengan sisa

CARA PEMBUATAN EMULSI

Metode botol atau metode botol


forbes.
Digunakan untuk minyak menguap
dan zat zat yang bersifat minyak
dan mempunyai viskositas rendah
(kurang kental). Serbuk gom
dimasukkan ke dalam botol kering,
kemudian ditambahkan 2 bagian
air,
tutup
botol
kemudian
campuran tersebut dikocok dengan
kuat. Tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sambil dikocok.

CARA MEMBEDAKAN TIPE


EMULSI

Dengan pengenceran fase.


Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi tipe
o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan
emulsi tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak.
Dengan pengecatan/pemberian warna.
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi
apabila zat tersebut larut dalam fase external dari
emulsi tersebut. Misalnya (dilihat dibawah
mikroskop)
Emulsi + larutan Sudan III dapat memberi warna
merah pada emulsi tipe w/o, karena sudan III larut
dalam minyak
Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi
warna biru pada emulsi tipe o/w karena metilen
blue larut dalam air.

CARA MEMBEDAKAN TIPE


EMULSI

Dengan kertas saring.


Bila emulsi diteteskan pada kertas saring
, kertas saring menjadi basah maka tipe
emulsi o/w, dan bila timbul noda minyak
pada kertas berarti emulsi tipe w/o.
Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop
kontak, kawat dengan K watt lampu
neon watt semua dihubung- kan
secara seri. Lampu neon akan menyala
bila elektroda dicelupkan dalam cairan
emulsi
tipe o/w, dan akan mati
dicelupkan pada emulsi tipe w/o

TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI


(ORIENTED WEDGE)

Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua


kelompok yakni :
Kelompok hidrofilik, yaitu bagian dari
emulgator yang suka pada air.
Kelompok lipofilik , yaitu bagian yang suka
pada minyak
Masing-masing kelompok akan bergabung
dengan zat cair yang disenanginya, kelompok
hidrofil kedalam air dan kelompok lipofil
kedalam minyak
emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat
antara air dan minyak untuk membuat suatu
keseimbangan

TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI


(ORIENTED WEDGE)

Harga keseimbangan itu dikenal dengan istilah


H.L.B. (Hydrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka
yang menunjukkan perbandingan antara kelompok
lipofil dengan kelompok hidrofil .
Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak
kelompok yang suka pada air, itu artinya emulgator
tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian
sebaliknya.
HARGA HLB

K E G U N AAN

1 - 3

Anti foaming agent

4 6

Emulgator tipe w/o

7 9

Bahan pembasah
( wetting agent)

8 18

Emulgator tipe o/w

TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI


(ORIENTED WEDGE)
Contoh : Pada pembuatan 150 ml emulsi tipe o/w
diperlukan emulgator dengan harga HLB 12. Sebagai
emulgator dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan
tween 20 (HLB 16,7) sebanyak 4 % dan 8 %. Berapa
gram masing-masing berat Span 20 dan Tween 20 ?
A% b = (x HLB b) x 100 %
HLB a-HLB b
Keterangan :
x
= Harga HLB yang diminta ( HLB Butuh)
A
=
Harga HLB tinggi
B
=
Harga HLB rendah

TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI


(ORIENTED WEDGE)

Rumus II.
(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = (B campuran x HLB campuran)
B

Berat emulgator

Rumus III cara silang


Span 80

HLB

Selisih a
HLB total

Tween 80

Jadi Span 80 =
Tween 80
=

HLB

selisih b
------jumlah

selisih a / jumlah x total berat


selisih b / jumlah x total berat

Anda mungkin juga menyukai