Dalam menentukan kadar Abu, bahan tanaman di bakar dan residu Abu yang
dihasilkan diukur Sebagai kadar Abu total. Kadar Abu total menunjukkan jumlah
senyawa anorganik, mineral internal dan eksternal. Kadar Abu harus sesuai
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan di masing-masing ekstrak bahan tanaman.
Dari Abu total yang dihasilkan kita dapat menentukan kadar Abu tidak larut
asam, dengan cara Abu total dilarutkan dalam asam klorida dan di bakar. Sisa Abu
pembakaran merupakan nilai Abu tidak larut asam. Kadar Abu tidak larut asam
menandakan kehadiran silikat yang terdapat didalam pasir atau tanah. (AOAC, 2005)
dari hasil praktikum diketahui :
krus kosong : 10,69 gr
Krus + simplisia : 12,70 gr
Krus + abu : 11,14 gr
Kadar abu total :
(CtC 0 )
x 100
m
11,14 10,69
x 100
2
= 22,5 %
Sehinnga kadar abu total yang terdapat dalam daun jambu biji sebesar 22,5%
4. Penetapan Kadar Abu yang tidak larut Asam
Ditujukan untuk mengetahui jumlah pengotoran yang berasal dari pasir atau
tanah silikat (AOAC,2005).
(CtC 0 )
x 100
m
10,7210,69
x 100
2
= 1,5 %
Sehingga kadar abu tidak larut asam yang terdapat dalam daun jambu biji sebesar
1,5%
5. Bobot Jenis
Bobot jenis memberikan gambaran kandungan kimia terlarut (AOAC,2005)
Pada praktikum ini diketahui bobot jenisnya:
kerapatanekstrak 23,05
=
=1,78 gr
kerapatanair
12,93
( 54,9054,74 ) x
Kadar sari etanol :
2,5 gram
100
20
x 100
= 32 %
Sehingga dapat diketahui bahwa kadar sari larut etanol simplisia daun jambu biji
adalah 32%
4. Uji kandungan kimia ekstrak
Daftar Pustaka
AOAC, 2005, Official Methods of Analysis of AOAC International, 18th Ed, AOAC
International, Geithersburg, MD
Fauzi Ahmad. 2013. Botani Farmasi (Parameter Mutu Ekstrak), Bandung : Sekolah
Tinggi Farmasi Bandung.