Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yulia Handayani

Nim : 19012020
Kelas : RK.A semester 3

PEMERIKSAAN HAKSEL
DAUN SALAM
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang
biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.

II. DASAR TEORI

2.1 Uraian Haksel

Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen atau utuh yang
biasanya terdapat dalam ramuan atau sediaan (haksel tidak berbentuk serbuk). Pertelaan
atau deskripsi yang diperlukan dalarn mendeskripsikan suatu simplisia meliputi
tumbuhan atau tanaman asal, suku atau familia, bentuk sediaan dan pertelaan secara
organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran bila perlu, serta gambar dari contoh simplisia
yang dideskripsikan.

2.2 Simplisia

Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III, adalah bahan alam yang
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapaun juga kecuali
dinyataka lain berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia terbagi 3 golongan yaitu :

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan
eksudat tanaman. Eskudat tanaman ialah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel
yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari
tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.
2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda organic asing
yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari apa-apa yang disebut
dibawah ini :
1. Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang
disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian sedemikian nilai batasnya disebut
monografi.
2. Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan, kotoran hewan,
batu tanah atau pengotor lainnya.
Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing pada simplisia
nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia nabati harus bebas
serangga, fragme hewan, atau kotoran hewan tidak boleh menyimpang bau dan
warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau cendawan, atau menunjukkan adanya zat
pengotor lainnya; pada perhitunganpenetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam,
kadar abu yang larut dalam air , sari yang larut dalam air, atau sari yang larut dalam
etanol didasarkan pada simplisia yang belum ditetapkan susut pengeringannya.
2.3 Pemeriksaan Simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas pemeriksaan ( MMI Edisi V,1995) :

1. Organoleptik, yaitu pemeriksan warna, bau, dan rasa  bahan/simplisia.  


2. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik  mengenai bentuk ukuran, warna,
dan bidang patahan/irisan.
3. Mikroskopik, yaitu membuat paparan anatomis,    penampang melintang simplisia,
fragmen pengenal    serbuk simplisia
2.4 Klasifikasi Tanaman

1.Daun Salam
Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)
Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                     : Myrtales
Famili                    : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus                    : Syzygium
Spesies                  : Syzygium polyanthum Wigh Walp

2.4 Deskripsi Simplisia

1. Daun Salam (Polyanthi Folium)


Daun salam adalah daunSyzygium polyanthum (Wight) Walp. Daun tunggal bertangkai
pendek, helai daun membentuk jorong memanjang, ujung pangkal daun meruncing,
tepi rata, permukaan atas berwarna coklat kehijauan, permukaan bawah berwarna
coklat tua, tulang daun menyirip. Bau aromatik lemah dan rasanya kelat.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Kertas gambar

- Alat tulis

2. Bahan
- Daun salam

IV. CARA KERJA

Ambil sedikit contoh simplisia

Deskripsikan wujud secara umum dan sebutkan


ciri-ciri khas yang dimiliki

Lakukan uji organoleptis (warna, bau, dan rasa)

4. Anonim, 1975. Materia


Medika Indonesia, Jilid I,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
5. Anonim, 1977. Materia
Medika Indonesia, Jilid II,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
6. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid III,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
7. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid IV,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
8. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid V,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
9. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid VI,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
10. Anonim, 1975. Materia
Medika Indonesia, Jilid I,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
11. Anonim, 1977. Materia
Medika Indonesia, Jilid II,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
12. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid III,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
13. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid IV,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
14. Anonim, 1979. Materia
Medika Indonesia, Jilid V,
Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
15. Anonim, 1979. Materia Medika
Indonesia, Jilid VI, Departemen
Kesehatan RI,

Anda mungkin juga menyukai