id
BAB II
LANDASAN TEORI
ammarylifolius Roxb.):
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Pandanales
Suku : Pandanaceae
Marga : Pandanus
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
2. Morfologi Tanaman
Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang
keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal duduk, dengan
pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun
berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang
40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan
diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut dan berwarna jingga (Dalimartha,
1999).
3. Khasiat
perasan air daunnya yang segar yang telah direbus atau diseduh atau ditumbuk.
Untuk pemakaian luar, daun pandan wangi dicuci bersih dan digiling halus,
kemudian diturapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe (Tasia, 2014).
aktivitas antidiabetik pada ekstrak air, antioksidan pada ekstrak air dan metanol,
antikanker pada ekstrak etanol dan metanol, dan antibakteri pada ekstrak etanol
dan etil asetat (Prameswari dan Widjanarko, 2014; Ghasemzadeh dan Jaafar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
4. Kandungan Kimia
flavonoid, polifenol, tanin, dan zat warna (Dalimartha, 1999). Daun pandan
wangi sedikit mengandung minyak atsiri (beberapa ppm), terdiri dari 6-42%
(Hean, 2008).
3-ol dan γ-sitosterol) (Sukandar, 2008). Ekstrak air daun pandan wangi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
2014).
B. Antibakteri
Antibakteri adalah suatu zat atau senyawa yang dapat menekan atau
memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya senyawa tersebut harus
bersifat sangat toksik terhadap bakteri tetapi relatif tidak toksik untuk hospes
alkaloid, saponin, tanin, polifenol, dan zat warna, diduga memiliki kontribusi
kebocoran protein dan enzim dari dalam sel. Saponin akan menurunkan tegangan
2006).
C. Ekstrak
dengan menggunakan pelarut (Agoes, 2007). Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
pelarut ekstraksi.
Pelarut yang digunakan harus aman. Selain itu, pelarut menentukan efisiensi
4) Suhu penyari
6) Proses ekstraksi
Adanya bahan atau komponen ekstrak yang peka terhadap cahaya maka proses
beberapa waktu (Agoes, 2007). Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada
temperatur kamar, terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam
sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi
akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Voigt, 1984).
komponen bioaktif dari tanaman merupakan faktor penting dan menentukan untuk
penyari yang baik harus memenuhi kriteria yang murah, mudah diperoleh, stabil
secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah
terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, tidak
Dalam penelitian ini digunakan pelarut etil asetat. Menurut Houghton dan Raman
(1998), etil asetat mampu melarutkan komponen dari golongan alkaloida, aglikon,
glikosida.
D. Salep
1. Definisi salep
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
hal ini berpengaruh pada daya pakainya. Adapun kualitas dasar salep yang
baik adalah :
1) Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompabilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
2) Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan menjadi lunak dan
homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, dan inflamasi.
3) Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi yang paling mudah dipakai
Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara
fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Terdistribusi merata, obat
harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan
(Anief, 2007).
Dasar salep ini sukar dicuci, dan dapat digunakan sebagai penutup
kulit. Sedikit sekali air yang dapat dimasukkan ke dalam basis berminyak
dengan kulit. Dasar minyak dapat dipakai terutama untuk efek emolien.
Dasar salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi
air dalam minyak (paraffin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok
kedua terdiri atas emulsi minyak dalam air yang dapat bercampur dengan
sejumlah air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep
hidrofilik (krim). Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai salep yang dapat
dicuci dengan air, karena mudah dicuci kulit atau dilap basah sehingga
Bahan pembawa yang larut dalam air dibuat dari campuran polietilen
glikol dengan bobot molekul yang tinggi dan polietilen glikol dengan bobot
molekul yang rendah. Dalam kelompok ini, glikol dengan bobot molekul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
rendah berupa cairan dan polietilen glikol dengan bobot molekul yang lebih
tinggi lagi berupa padatan. Kombinasi dari polietilen glikol dengan bobot
molekul yang tinggi dan polietilen glikol dengan bobot molekul yang
yang melunak atau meleleh jika digunakan pada kulit (Joenoes, 1998).
lekat dan distribusi yang baik pada kulit dan tidak menghambat pertukaran
gas dan produksi keringat, sehingga efektifitas lebih lama (Voigt, 1984).
4. Metode pembuatan
Baik dalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua
a. Pencampuran
b. Peleburan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
5. Pengujian salep
organoleptis, homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji daya lekat.
a. Organoleptis
b. Homogenitas
dkk., 2014).
c. Pemeriksaan pH
yang konstan (Jufri, 2006). Kadar keasaman atau pH sediaan topikal harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
penyebaran salep pada kulit. Semakin mudah salep diratakan pada kulit
untuk bertahan pada kulit. Semakin lama salep melekat pada kulit maka
E. Pemerian Bahan
1. Vaselin Album
bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin
tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau, hampir
tidak berasa. Kelarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan
2. Cera Alba
Cera alba atau malam putih dibuat dengan memutihkan malam yang
diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L atau spesies Apis lain. Pemerian
commit
zat padat, lapisan tipis bening, putih to user
kekuningan, bau khas lemah. Kelarutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin,
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam
3. Cetaceum
yang terdapat pada kepala lemak dan badan Physeter catodon L. dan
licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah. Kelarutan praktis tidak larut dalam air
dan dalam etanol (95%) P mendidih, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam
1979).
4. PEG 400
berwarna, bau khas lemah, agak higroskopik. Kelarutan larut dalam air, dalam
etanol (95%) P, dalam aseton P, dalam glikon lain dan dalam hidrokarbon
aromatik, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam hidrokarbon alifatik
(Anonim, 1979).
5. PEG 4000
Pemerian serbuk licin putih atau potongan putih kuning gading, praktis
tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%) P dan dalam kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P (Anonim,
1979).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
6. Propilenglikol
Pemerian cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, higroskopik. Kelarutan dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)
P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur
dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak (Anonim, 1979).
7. Nipagin
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut
dalam 500 bagain air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol
(95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
8. Nipasol
sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P, dalam 3
bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak
lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida (Anonim, 1979). Propil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
F. Kerangka Pemikiran
tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun pandan wangi. Penelitian
terdahulu menyatakan bahwa ekstrak etil asetat daun pandan wangi memiliki
aureus. Kandungan senyawa dalam ekstrak etil asetat daun pandan wangi yang
formulasi dalam bentuk salep. Formulasi pada sediaan salep akan mempengaruhi
jumlah dan kecepatan zat aktif yang dapat diabsorbsi. Bahan pembawa yang
digunakan untuk sediaan topikal memiliki pengaruh besar terhadap absorbsi obat.
Pembuatan sediaan salep ekstrak daun pandan wangi dengan menggunakan basis
hidrokarbon dan basis larut air. Perbedaan tipe basis salep dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh basis salep yang digunakan dalam formulasi salep terhadap
sifat fisik salep ekstrak daun pandan wangi. Basis hidrokarbon memiliki
keuntungan sukar dicuci air sehingga memperpanjang kontak bahan obat dengan
kulit dan memiliki efek emolien sehingga meningkatkan hidrasi pada kulit. Basis
larut air memiliki keuntungan mudah dicuci, tidak mengiritasi, tidak menghambat
pertukaran gas dan keringat sehingga efektivitas lebih lama. Setiap formula
dilakukan uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
uji daya lekat, uji iritasi dan uji pH. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
secara statistik menggunakan One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
G. Hipotesis
Perbedaan tipe salep basis hidrokarbon dan basis larut air diduga
berpengaruh terhadap sifat fisik salep ekstrak daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.).
commit to user