Bahan Efek Efek Kontra Spesifikasi Indikasi lain Aktif Utama Samping Indikasi Minyak Ikan Sumber - 1. Vitamin A dan D Sukar larut vitamin A yang dibutuhkan dalam dan Vitamin pada masa etanol, mudah larut D pertumbuhan dalam eter kloroform dalam karbon disulfide dan dalam etil asetat
B. Bahan Aktif Terpilih
Minyak Ikan Alasan Pemilihan: 1. Karena minyak ikan memiliki banyak manfaat selain Vitamin A dan D adalah asam lemak tidakjenuh ganda yang dikandungnya meningkatkan kecerdasan dan system kekebalan tubuh anak balita 2. Didalam minyak ikan terdapat asam lemak omega -3 yang telah diakui memiliki peranan pentingbagi kesehatan. EPA dapat memperbaiki system sirkulasi dan dapat membantu pencegahan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah dan penggumpalan keeping darah (thrombosis). DHA penting bagi perkembangan manusia sejak awal terhadap system saraf pusat. C. Karakterisitk Fisiko-Kimia Bahan Aktif Sifat Fisika Sifat Kimia Cairan minyak, encer, berbau khas, Bilangan Asam ≤ 1,2 tidak tengik, rasa dan bau seperti Bilangan Iodium 150-180 ikan. Bilangan Panyabunan 180-190 Sukar larut dalam etanol, mudah Tak tersabunkan ≤ 1,5% larut dalam eter, dalam kloroform, karbondisulfida dan dalam etil asetat.
D. Pemilihan Bentuk Sediaan
Dipilih bentuk suspensi dengan alasan: 1. Untuk menutupi rasa yang kurang enak 2. Untuk mempermudah proses pencernaan 3. Minyak dalam butir-butir halus lebih mudah dicerna. E. Karakter Esipien 1. PGA (FI IV hal 423) Khasiat: zat tambahan (Emulgator) Pemerian : tidak berbau Kelarutan: larut hamper sempurna dalam 2 bagian bobot air, praktis tidak larut dalam etanol dan eter 2. Nipagin (Metil Paraben) (FI III Hal. 395) Khasiat: zat pengawet Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudan agak membakar diikuti rasa tebal Kelarutan: larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, laurt dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika diinginkan larutan tetap jernih 3. Aquadest (FI III hal. 196) Pemerian : cairan jernhi, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa Kelarutan : - Indikasi : zat tambahan (pembawa) 4. Gliserin (FI III hal, 271) Pemerian : cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat higorkopik jika disimoan, beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk masa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20˚C. Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P dan dalam minyak lemak Fungsi : zat tambahan (wetting agent) 5. Oleum Anis (FI IV hal 627) Pemerian : cairan jernih dan tidak berwarna atau kuning pucat, terlihat bebas air, bau seperti buah hancur, rasa manis dan aroamtik menghabkur pada pendinginan Kelarutan : larut dalam etanol, larut dalam 3 bagian volume etanol(95%) P pada suhu ruang 20˚ larutan menunjukkan opalesensi tidak lebih kuat dari opalesensi yang terjadi jika 0,5 ml perak nitrat 0,1N ditambahkan pada campuran 0.5 ml natrium klrida 0.02 N dan 50 ml air Indikasi : zat tambahan F. Persyaratan Mutu 1. Aman a) Bermanfaat secara fisiologis/psikologi dan tidak menimbulkan efek samping yang dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari tosisitas bahan aktif sebelum di formulasi 2. Efektif Sediaan dengan dosis sekecil mungkin dapat memberikan efek terapi yang diinginkan dengan efek samping sekecil mungkin pH minyak ikan = bilangan asam tidak boleh dari 1,2 pH PGA = 4,5 – 5 pH Gliserin = pH Metil paraben = 4,0 – 8,0 3. Stabilitas Fisik a) Sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika penampilan dan homogenitas dan pembentukan sampai ke pasien b) Tidak terjadi perubahan viskositas, berat jenis dan sifat alir selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaiannya c) Viskositas 504 cps. d) Stabilitas kimia pH yang digunakan 4.5-6.0 e) Stabilitas toksikologi Sediaan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat meracuni jaringan lokal dan tidak menunjukkan peningkatan toksisitas selama batas waktu tertentu baik dalam proses pembuatan, penyimpanan distribusi hingga pada pemakaian. f) Stabilitas mikrobiologi Stabilitas dan ketahanan pertumbuhan bakteri tidak berubah selama waktu yang telah ditentukan, tidak boleh mengandung satu atau lebih mikroba e- coli, salmonella sp, staphylococcus aureus, pseudomonas aeruginosa, candida albicamp, clostridium sp, enterobacter (Lachman ed, 3p. 346) g) Stabilitas farmakologi Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan baik dalam proses pembuatan, penyimpanan, distribusi, hingga sampai kepada konsumen.
G. Tinjauan Dosis 1. Minyak Ikan ISO Vol. 47 2012-2013 halaman 568 a. Dewasa dan anak > 5 tahun = 10 ml (sekali minum) b. < 5 tahun = 5 ml (sekali minum) c. Bayi =5 ml (sekali minum)