Memiliki nama kimia : D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[β-hidroksi- α-
(hidroksimetil)-p-nitrofenitil]asetamida. Memiliki rumus molekul C11H12Cl2N2O5 Sinonim kloramfenikol adalah dichloroasetamide, amphicol, anacetin, fenicol, cloramicol, cloromycetin, Kemicetine, (Winholdz, 1983). Memiliki berat molekul (BM) : 323,13 (Depkes RI, 1979). Berbagai turunan kloramfenikol berhasil disintesis akan tetapi tidak ada senyawa yang khasiatnya melampaui khasiat kloramfenikol (Widjajanti,1998). Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 103,0 % C11H12Cl2N2O5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979). Pemerian berupa hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap (Depkes RI, 1979). Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P(Depkes RI, 1979). Dapat menyerap sinar Ultraviolet didalam air pada panjang gelombang 278 nm, dan berkhasiat sebagai antibiotikum (Ditjen POM, 1979). Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian, dimana antibiotik ini memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapaipada pH 6. Dalam basa akan terjadi penyabunan ikatan amida dengan cepat (Schunack dkk, 1990). Kloramfenikol akan terasa pahit apabila diberikan secara oral tanpa dimasukkan ke dalam kapsul atau disalut. Sebaliknya, ester palmitat dari antibiotik ini relatif tidak berasa, jadi dapat digunakan untuk anak-anak dan untuk pasien yang tidak dapat menelan kapsul (Hadisahputra, 1994). Bentuk yang aktif dari kloramfenikol adalah bentuk levo nya. Obat ini diinaktifasi dengan mereduksi gugus nitro dan menghidrolisis ikatan amida, serta terjadi asetilasi. Bentuk ester palmitat dari kloramfenikol ini akan aktif setelah mengalami hidrolisis dalam tubuh. Untuk pemakain parenteral digunakan garam ester natrium monosuksinat. Kloramfenikol mempunyai dua atom asimetrik pada rantai asilamido propandiol. Dalam larutan, kloramfenikol secara lambat mengalami berbagai reaksi hidrolitik dan reaksi yang diinduksi oleh cahaya. Rekasi hidrolitik termasuk hidrolisis umum terkatalis asam basa pada amida, memberikan 1-(p-nitrofenil)-2-amino-propan-1,3-diol dan asam diklorosoasetat dan hidrolisis dalam suasana alkalis (diatas pH 7) gugus α- kloro membentuk turunan α, α-dihidroksi yang cocok (Wilson & Gisvold's, 1982).
Untuk menguji kloramfenikol dengan menggunakan pereaksi fujiwara
dilakukan dengan menambahkan setetes larutan piridin (1ml) dan 20% NaOH (2ml). kemudian dipanaskan dalam air panas selama 3-5 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi. Pada percobaan ini akan menghasilkan warna merah pekat pada lapisan piridin. Reaksi diatas adalah reaksi dari komponen 1-trichloro. Komponen ini terdapat dalam senyawa kloramfenikol, sehingga pereaksi Fujiwara akan berikatan dengan senyawa 1- trichloro ini dan membentuk kompleks berwarna merah. Reaksi yang terjadi ini sangatlah sensitive. reaksi spesifik adalah direaksikan dengan fujiwara bersama piridin dan NaOH. Hasil yang terbentuk berupa dua fase yang tidak bercampur dan pada bagian atas terbentuk cincin merah yang menandakan positif senyawa kloramfenikol. Larutan yang berada di fase bawah berwarna bening keruh. Kedua larutan tidak bercampur dikarenakan adanya perbedaan kepolaran. Cincin merah yang terbentuk disebabkan adanya atom halogen yang terikat pada satu atom karbon yang berada di dalam struktur kloramfenikol.
Untuk uji fujiwara dilakukan dengan cara sampel kloramfenikol dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 ml reagen fujiwara dan 1 ml reagen piridin. Lalu dipanaskan pada suhu 100oC selama 2 menit degan pengocokkan, dan diamati perubahan warna yang terjadi . Hasil dari reaksi menggunakan reagen fujiwara adalah terbentuknya larutan berwarna merah. Warna merah pada lapisan piridin menunjukkan adanya senyawa yang memiliki paling tidak dua atom halogen yang terikat pada suatu atom karbon, ini sesuai dengan rumus senyawa Kloramfenikol yaitu C11H12Cl12N2O5 yang menunjukkan adanya ikatan 2 atom.
Reagen Fujiwara digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang memiliki
paling tidak dua atom halogen yang terikat pada satu atom karbon, reagen ini memberikan hasil positif berupa warna merah pada lapisan piridin. Pada senyawa kloramfenikol terdapat gugus-CHCI2.