Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTEK KOLEKTIF

PERLINDUNGAN PADA TANAMAN BAWANG


MERAH

DISUSUN OLEH :

1. MUHAJIR 5. MURNI

2. NASSARUDDIN 6. NURFADILLAH.P

3. NURFAJRIANI 7. NURHIDAYAH

4. MUH. NOOR AMIN SHOLEH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN ( STIP ) MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKEDEMI 2017 -2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT ,karena atas

berkat rahmat dan anugrah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum

mata kuliah Pengantar Perlindungan Tanaman. Laporan ini saya selesaikan

dengan tujuan untuk menuntaskan semua praktikum Perlindungan Tanaman dan

melaporkan semua hasil selama hasil praktikum kelompok kami selama

melaksanakan kegiatan praktek kolektif di kabupaten Enrekang.

Saya sadari bahwa penyeleseian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis sampaikan rekan-rekan mahasisiwa yang telah memberi

masukan-masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis

sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon kritik

dan sarannya kepada pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

membantu dan berguna dalam memahami mata kuliah Pengantar Perlindungan

Tanaman.

Sinjai, 23 Mei 2018

Kelompok 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar-dasar perlindungan tanaman adalah pedoman-pedoman dasar

untuk melindungi tanaman yang diusahakan agar tidak dirugikan oleh sesuatu

penganggu dari pra-tanam, selama tanam sampai pasca tanam. Yang termasuk

ke dalam pengganggu tanaman yaitu jasad hidup (organisme) dan bukan jasad

hidup (abiotis) seperti bencana alam (banjir, erosi, longsor dan unusur iklim)

dan tindakan yang tidak cocok (syarat tumbuh yang tidak dipenuhi, seperti

tanah atau iklim yang tidak cocok).

Secara harfiah, perlindungan tanaman adalah segala usaha yang

dilakukan manusia untuk melindungi tanaman dari hambatan atau gangguan

yang berasal dari luar yang mengakibatkan tanaman tidak dapat menghasilkan

produk sesuai dengan harapan, secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Sedangkan menurut UU NO. 12 Tahun 1992 menyatakan bahwa perlindungan

tanaman adalah segala upaya mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang

diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.

Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah semua organisme

yang dapat merusak, menganggu atau menyebabkan kematian pada tumbuhan.

Organisme pengganggu tumbuhan secara garis besar dibagi menjadi hama,

penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman secara fisik,

dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata maupun moluska.

iii
Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan secara fisiologis pada tanaman,

yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus dan nematoda. Gulma itu

sendiri artinya adalah jasad penganggu yang merupakan sejenis tumbuhan

tingkat tinggi seperti alang-alang dan rumput-rumputan.

Dampak dari adanya organisme pengganggu tanaman yaitu terjadinya

penurunan produksi, kualitas, pendapatan daya saing produk di pasar global

serta kualitas lingkungan hidup, kemudian terjadinya peningkatan biaya

produksi dan residu bahan kimia berbahaya pada produk pertanian.

Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apbila tumbuhan tersebut

dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik

terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan,

diferensiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral

dari tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan, fotosintesis

dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan

penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis reproduksi

dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi.

Pertumbuhan dan hasil tumbuhan tergantung pada ketersediaan hara

dan air di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tumbuh, dan pada

pemeliharaan dalam kisaran factor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu,

kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan

berkemungkinan besar juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan

produksinya, dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia.

iv
Pathogen tumbuhan, cuaca yang tidak menguntungkan, gulma dan serangga

hama adalah penyebab yang sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan

dan produksi tumbuhan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi

serangga,ordo ordo serangga,gejala serangan hama perkembangbiakan

serangga,pengenalan penyakit tumbuhan ,gulma pestisida dan pengenalan

OPT.

v
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman : Bawang Merah


Umur Tanaman : 60 hari / 2 Bulan setelah tanam
A. Hama
NO NAMA TANAMAN HAMA GAMBAR
1. Bawang Merah - Ulat Garayak

- Kupu-kupu
Putih

- Wereng

vi
B. GULMA
NO NAMA TANAMAN GULMA GAMBAR

1. Bawang Merah - Rumput

Tekik

- Rumput

Daun Lebar

dan sempit

C. PENGENDALIAN

Dalam pengendalian hama dan gulma petani bawang merah menggunakan

dua metode pengedalian,yaitu dengan cara mekanik dan kimiawi. Adapun

penggunaan dengan cara mekanik ialah petani bawang merah menggunakan anak

ayam yang dilepas di sekitar lahan bawang merah, dengan harapan anak ayam

dapat memakan ulat grayak ataupun sejenis hama lainnya, metode ini dilakukan

vii
ketika tanaman bawang merah telah diserang oleh ulat grayak atau hama jenis

lainnya. Adapun metode pengendalian yang kedua yaitu dengan menggunakan

bahan kimiawi seperti fungisida ataupun pestisida kimia jenis lainnya.

viii

Anda mungkin juga menyukai