Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR 4 MOTIVASI MANAJEMEN LABA

Penelitian akuntansi tidak lagi hanya terfokus angka-angka yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun juga berusaha mengurai perilaku etis seseorang ketika
mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan sebenarnya merupakan cermin perilaku oportunis seseorang yang
menyusun laporan keuangan itu.
Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan untuk menguji
perilaku etis seseorang dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan
1. Bonus plan hypothesis yang menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi
manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi
yang akan membuat laba yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi.
2. Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio
antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-
metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar
perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat
diperolehnya.
3. Political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan
menggunakan metode-metode akuntansi yang dapat memperkecil atau memperbesr
laba yang dilaporkannya.
Ketiga hipotesis ini sebenarnya merupakan sisi lain dari teori agensi yang
menekankan pentingnya penyerahan wewenang pengelolaan perusahaan dari pemiik
kepada pihak lain yang mampu menjalankan perusahaan dengan lebih baik. Sebagai
penerima wewenang untuk mengelola perusahaan, manajer seharusnya bekerja untuk
pemilik.
Namun yang terjadi sebaliknya, manajer bekerja demi kepentigan dan kesejahteraan
pribadi. Bahkan dalam perkembangannya manajer tidak hanya mengambil hak
pemilik tetapi juga mengambil hak semua pihak lain yang mempunyai hubungan
bisnis dengan perusahaan.
Hal ini dilakukan manajer dengan menyajikan informasi yang telah diubah sesuai
dengan keinginannya, meski membuat pihak yang menerima informasi itu menjadi
keliru dalam memahami dan membuat keputusan ekonomi.
Upaya mengubah informasi akuntansi inilah yang disebut dengan manajemen laba.
Ada tiga motivasi yang dapat menjelaskan mengapa seorang manajer melakukan
upaya manajerial, yaitu motivasi pasar modal, motivasi kontraktual dan antitrust atau
regulasi pemerintah yang lain.
Apabila dicermati maka motivasi-motivasi ini sejalan dengan hipotesis teori
akuntansi positif yang juga membahas permasalahan agensi, yaitu permasalahan
kontraktual dan biaya politis suatu perusahaan. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa
teori akuntansi positif merupakan basis pengembangan penelitian-penelitian
manajemen laba. Bahkan pengujian terhadap perilaku dan perilaku oportunis manajer
ini sebenarnya merupakan upaya untuk menguji hipotesis-hipotesis teori akuntansi
itu.
3.1 Motivasi Pasar Modal
Penelitian-peneliitian pasar modal berjalan seiring dengan perkembangan teori
akuntansi dan pasarmodal di seluruh dunia. Teori-teori akuntansi ini berkembaang
mengikuti perkembangan konsep manajemen korporasi modern sejak awal abad ke-
20. Sebagai sub sistem dari sistem manajerial, akuntansi memang tidak bisa
melepaskan diri dari apa yang sedang terjadi dalam manajemen sebuah perusahaan.
Hal ini disebabkan akuntansi merupakan salah satu komponen yang menjalankan
fungsi manajemen, khususnya bidang keuangan. Apapun yang dilakukan dan dialami
manajemen perusahaan akan dirasakan dan dialami fungsi akuntansi. Inilah yang
membuat akuntansi rawan untuk diintervensi dan ditekan oleh fungsi manajemen di
atasnya.
Prinsip akuntansi mensyaratkan agar laporan keuangan diperiksa dahulu oleh pihak
yang netral dari intervensi dan tekanan manajemen perusahaan sebelum dinyatakan
layak dipublikasikan, yaitu akuntan publik yang memang mempunyai wewenang
untuk melakukan hal itu.
Perkembangan teori akuntansi merupakan hasil adopsi dari berbagai teori ilmu lain,
yang mempunyai kemampuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena akuntansi.
Sebagai contoh adalah teori keperilakuan (behavioiral theory) yang diadopsi dari
ilmu psikologi. Teori ini digunakan untuk menjelaskan fenomena perilaku oportunis
penyusun laporan keuangan pada saat mencatat atau mencatat informasi keuangan
itu.
Selain itu juga ada ilmu manajemen juga teori sinyal (signaling theory) yang
digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan
perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya.
Faktor lain yang mempengaruhi studi pasar modal adalah perkembangan pasar modal
itu sendiri. Perkembangan pasar modal ini sebenarnya merupakan dampak dari
perubahan orientasi dunia usaha. Apabila beberapa dekade yang lalu dunia usaha
cenderung memilih menggunaakn dana pinjaman atau hutang untuk mengembangkan
bisnisnya (debt oriented).
Saat ini dunia usaha telah mengalami perubahan orientasi dalam mencari dana. Dunia
usaha tidak lagi menggantungkan diri pada perbankan atau lembaga keuangan lain
untuk memenuhi kebutuhan dana operasional dan investasi namun lebih menyukai
menggunakan dana operasional dan investasi namun lebih menyukai menggunakan
dana yang diperoleh dari pasar modal (stock market oriented).Ada beberapa alasan
yang mendasarinya.
1. Bunga utang yang harus dibayarkan kepada kreditur relatif lebih tinggi
dibandingkan deviden yang dibayarkan kepada investor, sehingga menjadi beban
periodik yang harus ditanggung oleh perusahaan.
2. Biaya bunga merupakan pengeluaran periodik yang wajib dibayar meski
perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Sementara pembayaran deviden
tergantung pada kebijakan perusahaan.
3. Utang merupakan kewajiban yang harus dilunasi perusahaan pada suatu saat
sedangkan dana pasar modal merupakan sebagian modal perusahaan yang tidak harus
dikembalikan kepada pemiliknya.
Sementara di sisi lain publik juga mulai mengalami perubahan orientasi dalam
menyimpan dana. Apabila beberapa dekade yang lalu publik cenderung memilih
perbankan atau lembaga keuangan lain sebagai tempat menginvestasikan dana, saat
ini publik cenderung memilih memanfaatkan pasar modal untuk menginvestasikan
dana yang dimilikinya.
Publik tidak lagi menggantungkan diri pada perbankan atau lembaga keuangan lain
untuk menyimpan dana, publik lebih menyukai pasar modal untuk menginvestasikan
dananya. Ada beberapa alasan yang mendasarinya.
1. Semakin rendahnya bunga tabungan dibandingkan deviden yang diterimanya dari
perusahaan yang menjadi tempat menginvestasikan dananya.
2. Upaya menginvestasikan dana di pasar modal berarti seseorang telah menjadi salah
seorang pemilik (owner) perusahaan bersangkutan.
Ada hubungan sebab-akibat antara perkembangan teori akuntansi dan pasar modal
yang mendorong perkembangan penelitian pasar modal.
Dalam teori manajemen modern dijelaskan pentingnya pemisahan dan kepemilikan
perusahaan. Tujuannya, agar perusahaan dikelola secara profesional oleh orang yang
memahami bagaimana menjalankan sebuah perusahaan dengan baik. Apalagi jika
perusahaan telah mencapai skala operasi tertentu yang mengakibatkan pemilik tidak
mungkin secara langsung bisa mengoperasikan semua aktivitas perusahaannya
seorang diri.
Pemilik membutuhkan bantuan orang lain yang mempunyai kemampuan utuk
menjalankan fungsi yang seharusnya dilakukannya. Bahkan seandainya diperlukan
semua kewenangan pengelolaan perusahaan dapat dilepas dan dijalankan orang lain.
Hingga dalam teori manajemen modern ini pemilik cukup menjalankan fungsi
pengawasan dan pengendalian terhadap pengelola perusahaannya.
Tuntutan pemisahan kepemilikan dan kepengelolaan ini semakin kencang untuk
perusahaan publik atau perusahaan yang telah melepaskan sebagian sahamnya ke
publik, sebab dalam perusahaan publik tidak ada lagi pemilik tunggal.
Sebagai perusahaan dengan kepemilikan terbuka maka kepemilikan dibagi-bagi
untuk siapapun yang memegang saham perusahaan bersangkutan. Setiap pemegang
saham menjadi mempnyai hak suara untuk menentukan siapa yang harus mengelola
dan membuat kebijakan dasar perusahaan.
Meski demikian, pemegang saham mayoritas tetap akan mempunyai hak suara lebih
besar dibandingkan pemegang saham yang lain. Hal ini mengakibatkan pemegang
saham mayoritas menjadi pihak yang mampu dan bisa mempengaruhi keputusan dan
kebijakan manajerial perusahaan. Namun, jarang sekali ada pemegang saham
mayoritas tetap yang secara langsung mengoperasikan perusahaan.
Pemegang saham mayoritas tetap cenderung menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada orang-orang yang lebih profesional dalam menjalankan perusahaan.
Ada alasan penting mengapa pemegang saham mayoritas tidak menjalankan
perusahaan secara langsung. Sebagai perusahaan dengan kepemilikan terbuka maka
integritas dan kredibilitas perusahaan adalah kunci utama diterima tidaknya saham
perusahaan itu oleh publik.
Penilaian ini juga mencakup apakah perusahaan telah dikelola mengikuti kaidah-
kaidah bisnis atau tidak, termasuk apakah perusahaan dikelola oleh orang-orang yang
hanya mewakili kepentingan pemegang saham mayoritas atau tidak. Publik
cenderung akan memilih perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh para profesional
yang integritas dan kredibilitasnya telah teruji. Inilah yang mengakibatkan pemegang
saham mayoritas menyerakan pengelolaan perusahan ke orang lain. Meski pemegang
saham ini tetap bisa mempengaruhi dan mengintervensi keputusan dan kebijakan
manajerial perusahaan. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa dalam sebuah
perusahaan terbuka pemisahan kepemilikan dan kepengelolaan merupakan hal
penting.
Secara konseptual pemisahan ini mendorong terjadinya asimetri informasi antara
manajer perusahaan dengan pihak eksternal yang tidak mempunyai akses dan sumber
informasi yang memadai.
Sebagai pihak yang menguasai informasi lebih banyak dibandingkan pihak lain,
manajer akan berperilaku oportunis, yaitu mendahulukan kepentingannya di atas
kepentingan pihak lain.
Kewajiban manajer sebagai pengelola perusahaan untuk mengungkapkan semua
informasi mengenai apa yang dilakukan dan dialaminya kedalam laporan keuangan
dimanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi.
Laporan keuangan yang seharusnya menginformasikan nilai dan kondisi fundamental
perusahan digunakan untuk kepentingan pribadi. Hal ini dilakukan dengan
menyembunyikan, menunda pengungkapan, atau mengubah informasi fundamental
menjadi informasi palsu pada saat perusahaan akan melakukan suatu transaksi
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai