OLEH :
DONI PRAMONO
194110307
LAPORAN PRATIKUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRATIKUM
MENYETUJUI
Restian Agustino
2
ABSTRAK
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan penulisan laporan ini dengan judul : “Pemberian Berbagai Dosis Kapur
Dan Pupuk Kcl Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)”
Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Hj. Siti Zahrah, MP dan Sri Mulyani, SP., M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah lahan marginal yang banyak memberikan arahan
dan bimbingan sehingga selesai dalam penulisan laporan ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Asisten dosen lapangan Aabang Restian Agustino atas segala
bantuan yang telah diberikan. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
agroteknologi.
Doni Pramono
4
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan Penelitian ....................................................................................4
C. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................5
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................15
A. Tempat dan Waktu ................................................................................15
B. Bahan dan Alat .....................................................................................15
C. Rancangan Percobaan ...........................................................................15
D. Pelaksanaan Penelitian..........................................................................17
E. Parameter Pengamatan..........................................................................22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................25
A. Tinggi Tanaman ....................................................................................25
B. Jumlah Daun Per Rumpun (helai).........................................................30
C. Diameter Umbi (mm)............................................................................35
D. Jumlah Umbi Per Rumpun (umbi).........................................................39
E. Berat Basah Umbi Per Rumpun (g).......................................................41
F. Berat Kering Umbi Per Rumpun (g)......................................................44
G. Susut Bobot Umbi (%)..........................................................................46
V. PENUTUP ...................................................................................................51
A. Kesimpulan............................................................................................51
B. Saran .....................................................................................................51
5
RINGKASAN .....................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................55
LAMPIRAN.........................................................................................................60
6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, yaitu daerah sekitar India, Pakistan sampai
Palestina (Rahayu, Berlian, dan Sundaya, 2005). Bawang merah merupakan salah
Menurut Kuttner (2002) dalam Marliah, dkk. (2012) bawang merah sangat
sebagai obat tradisional karena mengandung asam amino allin yang berfungsi
sebagai antibiotik. Selain itu bawang merah dapat digunakan sebagai bumbu
masakan, sayuran dan penyedap masakan. Bawang merah sebagai obat tradisional
suhu tubuh, obat nyeri perut dan penyembuhan luka atau infeksi, demam dan kencing
negeri, tetapi juga di luar negeri, sehingga terbuka peluang untuk ekspor. Dalam
7
kilogram senilai US $14.309, dengan sasaran utama Singapura, Malaysia dan
Pada tahun 2007 luas lahan budidaya bawang merah di Indonesia mencapai
93.694 hektar dengan produksi 802.810 ton dan produktifitas 8,57 ton/hektar. Akan
mencapai 1.144.961 ton (Wibowo, 2009). Hal ini menjadikan nilai ekonomi bawang
merah terus meningkat tidak hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri, sehingga
permintaan bawang merah terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan produksi
bawang merah dalam negeri. Kebutuhan dan harga bawang merah terus mengalami
bawang merah. Hal ini menjadi permasalahan yang serius. Dengan demikian perlu
Salah satu tanah yang berpotensi untuk lahan pertanian adalah tanah Ultisol.
Di Indonesia tanah jenis Ultisol cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar
29,7 persen dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan yang
menonjol pada Ultisol adalah pH rendah, kapasitas tukar kation rendah, kandungan
unsur hara seperti N, P, K, Ca, dan Mg sedikit dan tingkat Al-dd yang tinggi,
mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman
8
Menurut Putri, Sipayung dan Sinuraya (2012) Penggunaan pupuk kimia yang
berkonsentrasi tinggi dan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang,
ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya kandungan
(CaMg (C03)2) adalah jenis kapur yang mengandung unsur hara kalsium karbonat
(CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3). Kapur dolomit berisi antara lain
CaO (30,4%), CO2 (47,7%), MgO (21,9%) dan sedikit senyawa besi, mangan, silica,
serta senyawa lain (0,05%) (Trubus, 2002) Tersedianya unsur hara tanaman
dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh
unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme
akan terganggu atau berhenti sama sekali, umumnya tanaman yang kekurangan suatu
unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik
(Suwandi, 2009).
Pembentukan umbi bawang merah sangat membutuhkan unsur kalium yang tinggi,
oleh karena itu perlu adanya penambahan unsur kalium. Input luar dari sistem LEISA ini
yaitu penambahan pupuk KCl sebagai sumber unsur kalium untuk pembentukan umbi
bawang merah. Penelitian mengenai pengaruh pupuk kalium pada bawang merah pernah
(2009) yaitu dengan perlakuan dua sumber yaitu KCl dan K2SO4 dan dosis kalium,
Sumarni dkk., (2012a) dengan perlakuan pengaruh varietas, status K-tanah dan dosis
pupuk kalium. Penelitian mengenai pemupukan organik dan KCl pada tanaman bawang
9
merah telah dilakukan oleh Yetti dan Elita (2008) dan membuktikan bahwa
kombinasi pupuk kandang ayam dan sludge sawit dengan KCl 25 g/10 m2
berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah umbi per rumpun, berat
basah dan berat kering perplot. Perbedaan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada metode dan pemberian perlakuan kombinasi jenis pupuk yang diberikan.
B. Tujuan pratikum
dolomit dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
guna menambah citarasa dan kenikmatan masakan. Di samping itu, tanaman ini
juga berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk angin,
diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga (Samadi dan Cahyono,
1,5 g, lemak 0,3 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg vitamin C 2 g, kalori 39 kkal, dan
air 88 g serta bahan yang dapat dimakan sebanyak 90%. Komponen lain berupa
minyak atsiri yang dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan citarasa gurih.
Batang
11
Batang tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari keseluruhan
atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal
dari modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun
Apabila dalam pertumbuhan tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan
terbentuk beberapa umbi yang berhimpitan yang dikenal dengan istilah “siung”.
Pertumbuhan siung biasanya terjadi pada perbanyakan bawang merah dari benih
umbi dan kurang biasa terjadi pada perbanyakan bawang merah dan biji. Warna
kulit umbi beragam, ada yang merah muda, merah tua, atau kekuningan,
(Wibowo, 2005).
Daun
hingga hijau tua, berbentuk silinder seperti pipa memanjang dan berongga, serta
ujung meruncing, berukuran panjang lebih dari 45 cm. Pada daun yang baru
bertunas biasanya belum terlihat adanya rongga. Rongga ini terlihat jelas saat
daun tumbuh menjadi besar. Daun pada bawang merah ini berfungsi sebagai
tidak lagi setegak daun yang masih muda, dan akhirnya mengering dimulai dari
bagian bawah tanaman. Daun relatif lunak, jika diremas akan berbau spesifik
seperti bau bawang merah. Setelah kering di penjemuran, daun tanaman bawang
12
merah melekat relatif kuat dengan umbi, sehingga memudahkan dalam
Bunga
Bunga bawang merah terdiri atas tangkai bunga dan tandan bunga.
Tangkai bunga berbebentuk ramping, bulat, dan memiliki panjang lebih dari 50
cm. Pangkal tangkai bunga di bagian bawah agak menggelembung dan tangkai
bagian atas berbentuk lebih kecil. Pada bagian ujung tangkai terdapat bagian yang
berbentuk kepala dan berujung agak runcing, yaitu tandan bunga yang masih
tampak dan muncul kuncup-kuncup bunga dengan ukuran tangkai kurang dari 2
cm (Sumadi, 2003).
Biji
Bakal biji bawang merah tampak seperti kubah, terdiri atas tiga ruangan
persarian akan tumbuh membentuk buah, sedangkan bunga-bunga yang lain akan
mengering dan mati. Buah bawang merah berbentuk bulat, didalamnya terdapat
biji yang berbentuk agak pipih dan berukuran kecil. Pada waktu masih muda, biji
berwarna putih bening dan setelah tua berwarna hitam (Pitojo, 2003).
Iklim
13
pembentukan umbi cukup banyak. Di lain pihak, bawang merah juga paling tidak
tahan terhadap air hujan, tempat-tempat yang selalu basah atau becek. Sebaiknya
Dengan demikian, bawang merah selama hidupnya di musim kemarau akan lebih
Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah
beriklim kering yang cerah dengan suhu udara panas. Tempatnya yang terbuka,
tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi. Daerah yang mendapat sinar matahari
penuh juga sangat diutamakan, dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih
2005).
Ketinggian tempat yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah kurang dari
800 m di atas permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl, tanaman
bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian tempat suatu daerah berkaitan erat
dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, maka suhu
semakin rendah (Pitojo, 2003). Tanaman bawang merah menghendaki temperatur udara
antara 25 - 32 oC. Pada suhu tersebut udara agak terasa panas, sedangkan suhu rata-rata
pertahun yang dikehendaki oleh tanaman bawang merah adalah sekitar 30 oC. Selain itu,
iklim yang agak kering serta kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses
14
pertumbuhan tanaman dan proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan umbi
akan terganggu atau umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi,2003). Sinar matahari
berperan cukup besar bagi kehidupan tanaman bawang, terutama dalam proses
tanaman ini memerlukan penyinaran yang cukup, minimal sekitar 70% intensitas cahaya
Tanah
gembur, subur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah yang sesuai
bagi pertumbuhan bawang merah misalnya tanah lempung berdebu atau lempung
berpasir, yang terpenting keadaan air tanahnya tidak menggenang. Pada lahan
yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik.
B. Kapur Dolomit
Dolomit ialah mineral yang dihasilkan dari alam dan didalamnya mengandung unsur
hara berupa Magnesium (Mg) serta Kalsium (Ca). Dolomit ini mempunyai ciri-ciri
bentuk mirip tepung serta berwarna putih. Dolomit ini biasanya dapat digunakan oleh
para petani sebagai pupuk yang dapat berfungsi untuk meningkatkan kandungan hara
serta menetralkan asam pada tanah.Pupuk dolomit mempunyai fungsi yang sangat
penting ialah bisa menetralkan pH tanah. Jika tanaman sawit kita kurang maksimal
dalam memproduksi buah , serta daunnya banyak yang kuning , maka dolomit ini dapat
15
Berikut ini ciri-ciri fisik dolomit. Yaitu;
4. Bertekstur seperti mutiara dan tembus pandang, serta memiliki belahan tiga arah
yang sempurna.
Fungsi dolomit untuk pertumbuhan tanaman antara lain Memberikan nutrisi yang
sangat berharga bagi tanaman, Membantu mengubah pH tanah sesuai pada kebutuhan
tanaman, Menetralkan zat-zat berbahaya yang bisa meracuni tanah dan tanaman, seperti
aluminium, zat besi, dan tembaga, Meningkatkan efektifitas serta efisiensi tanah
terhadap penyerapan zat-zat hara di dalamnya, Menjaga ketersediaan unsur hara pada
udara dalam tanah, serta yang menjadikan tanaman tumbuh subur nantinya,
Mengaktifkan berbagai jenis enzim pada tanaman, Merangsang pembentukan zat lemak,
karbohidrat, serta berbagai nutrisi lainnya dalam tanaman, Membantu distribusi fosfor
C. Pupuk KCL
16
Kalium klorida (singkatan: KCl; bahasa Inggris: potassium chloride)
unsur kalium dan klor. Wujud umumnya adalah garam kristal berwarna putih atau tak
berwarna. Senyawa ini sangat mudah larut dalam air dan terasa asin di lidah,
serupa garam dapur. Kegunaannya yang paling luas adalah untuk pupuk kimia, sebagai
infus dalam pengobatan, reaktan dalam laboratorum, pengolahan makanan, dan sebagai
salah satu dari tiga senyawa untuk eksekusi mati menggunakan injeksi.
KCL adalah salah satu penyubur tanah yang bersifat anorganik tunggal dengan
konsentrasi tinggi. Yakni sekitaran 60 % K2O sebagai kalium klorida yang sangat cocok
digunakan di berbagai tanaman yang toleran terhadap unsur Clorida serta digunakan
Pupuk yang mengandung kalium harus dapat diterapkan di mana cadangan kalium
tanah tidak memadai. Kalium bisa diterapkan sebagai pupuk langsung, atau sebagai
bagian dari pupuk yang dicampur dengan senyawa nitrogen dan fosfor.
Berikut ini beberapa Manfaat Pupuk KCL untuk Tanaman, antara lain;
Kandungan klorida dalam pupuk KCL bisa membantu meningkatkan hasil panen,
2. Meningkatkan kualitas
17
Salah satu fungsi unsur hara dalam kalium yang umumnya terkandung dalam pupuk
KCL ialah untuk menghasilkan kualitas buah yang baik, seperti menjadikan buah lebih
besar, lebih berat, dan lebih manis. Hal ini disebabkan kalium bisa membantu proses
transfortasi glukosa di dalam tanah. Hal ini tentu saja dapat mengoptimalkan manfaat
Tanaman yang baik ialah tanaman yang memiliki batang yang kokoh dan kuat. Hal
ini bisa menjadikannya bisa bertahan hidup lebih lama, dan tidak gampang ambruk atau
rapuh sebelum bisa menghasilkan buah. Kandungan K2O dalam pupuk KCL bisa
memberikan solusi untuk hal tersebut, ialah menjadikan tanaman lebih kuat dan terlihat
kokoh.
Hal tersebut akan dapat menjadikan tanaman lebih tahan terhadap resiko
terjadinya stress serta kekeringan yang akhirnya dapat menyebabkan tanaman mati
sebelum dapat menghasilkan buah. Kandungan kalium yang terdapat dalam manfaat
pupuk KCL dapat mampu mencukupi kebutuhan tanaman untuk melindunginya terhadap
gangguan hama serta penyakit-penyakit lain yang dapat menyerang tanaman. Sehingga
Pengaplikasian pupuk KCL akan sangat tepat pada saat tanaman telah mulai
memasuki masa berbunga. Hal ini akan bisa membantu meningkatkan aktivitas
18
pembentukan hasil biji ataupun buah pada tanaman. Sehingga bisa menghasilkan biji
atau buah yang sempurna, serta bisa mengurangi resiko kerusakan saat hasil panen
D. Penelitian Terdahulu
Hasil dari penelitian ini adalah perlakuan pupuk organik berbeda dan penambahan
KCl berpengaruh nyata (p<0,05) pada parameter tinggi tanaman,jumlah daun, diameter
umbi, berat segar tanaman, dan serapan K tanaman bawang merah, tetapi tidak
berpengaruh nyata pada parameter jumlah umbi dan berat Eskip tanaman. Pemberian
berbagai pupuk organik dengan penambahan KCl atau tanpa KCl atau pupuk NPK
memberikan hasil lebih tinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
umbi, berat segar tanaman dan serapan K tanaman dibandingkan tanpa pemupukan,
tetapi tidak meningkatkan jumlah umbi dan berat eskip tanaman. Penambahan pupuk
KCl pada pupuk organik tidak meningkatkan hasil berat segar tanaman dan berat eskip
tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan indikasi hasil tertinggi pada
produksi bawang merah dibandingkan pupuk kandang kambing dan sapi. Yetti dan Elita
ayam dan sludge sawit) dengan dosis KCl 25 g/10 m2 berpengaruh nyata pada parameter
19
tinggi tanaman, jumlah umbi per rumpun, berat basah dan berat kering perplot tanaman
bawang merah. Hasil penelitian Sumarni dkk., (2012a) memperlihatkan bahwa dosis K
optimum pada bawang merah varietas Bangkok 126,67 kg/ha K2O pada status K-tanah
rendah, pada status K-tanah sedang 170 kg/ha K2O, dan 1,5 kg/ha K2O pada status K-
tanah tinggi, sedangkan dosis pupuk K optimum untuk bawang merah varietas Kuning
yaitu 214,29 kg/ha K2O pada status K-tanah rendah, 216,67 kg/ha K2O pada status K-
tanah sedang, dan 106,50 kg/ha K2O pada status K-tanah tinggi. Penelitian Gunadi
(2009) memberikan hasil bahwa sumber pupuk kalium yang berbeda dari K2SO4 dan
KCl tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah tunas, dan bobot kering
tanaman bawang merah tapi pupuk K2SO4 berpengaruh nyata terhadap hasil umbi
kering pertanaman, hasil umbi segar per petak dibandingkan pupuk KCl, penggunaan
pupuk K2SO4 tidak nyata meningkatkan kualitas umbi bawang merah pada saat panen
dibandingkan pemberian pupuk KCl, serta dosis kalium tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah. Napitupulu dan Winarto (2010)
menyimpulkan bahwa kombinasi pupuk N dosis 250 kg/ha dan pupuk K dosis 100 kg/ha
20
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui takaran kapur dolomit yang tepat terhadap
pertumbuhan dan produksi Bawang merah (Alliumascalonicum L.) Hasil dari penelitian
ini adalah pemberian kapur dolomit dengan berbagai takaran memberikan respon yang
berbeda pada setiap peubah yang diamati. Perlakuan 1 x Al-dd : 6,67 ton/ha (1.840
gr/petak) pada (P2) berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun,
panjang akar tanaman, jumlah akar tanaman, berat basah tanaman, berat bobot 25 umbi
21
III. BAHAN dan METODE
percobaan universitas islam Riau. Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu pagi jam
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penanaman bawang merah (Allium
- Garu - Urea
- Timbangan - Fungisida
- Tali rapiah
- Kep pemyemprot
22
C. Rancangan Praktikum
lengkap ( RAL ) faktorial dengan berbagai parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun
per rumpun, berat basah umbi, berat kering umbi dan penyusutan bobot umbi.
D. Pelaksanaan Praktikum
pembukaan lahan dengan menggunakan cangkul, garu dan parang dari gulma dan
alang-alang.
Setelah itu melakukan pengolahan plot 1x1 m dengan jarak antar plot 50cm dan
Setelah plot jadi dilakukan penambahan kapur dolomit sebanyak 180 gram dan
setiap plot sebanyak 16 buah dengan jarak tanaman10cm dari pinggir plot dan 20
cm antar tanaman.
Kemudian dilakukan penambahan pupuk kcl 5 gram dan urea sebanyak 10 gram.
23
Jika sudah masuk waktu panen dilkukan pemanenan
E. Parameter Pengamatan
berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali sampai tanaman berumur 8 MST.
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris. Agar standar pengukuran tidak
berubah, maka pengukuran dilakukan dengan bantuan ajir dengan menancapkan ajir
berumur 2 MST dengan interval 1 minggu sekali sampai tanaman berumur 8 MST.
Jumlah daun yang diamati dengan menghitung jumlah daun tanaman bawang merah
yang muncul.
24
Pengamatan dilakukan terhadap diameter umbi, dimana dilakukan pengamatan
setelah panen. Umbi yang terbesar dari setiap sampel dipilih dan dilakukan pengukuran
Pengamatan terhadap berat basah umbi bawang merah per rumpun dilakukan
setelah tanaman dipanen dengan menimbang berat umbi pada setiap rumpun, terlebih
dahulu memotong daun serta akar dan membersihkan tanah yang melekat pada umbi.
Pengamatan terhadap berat kering umbi dihitung setelah umbi di keringkan atau
di jemur di bawah sinar matahari selama seminggu setelah panen pada setiap rumpun
dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. Berat kering simpan umbi dihitung
setelah umbi di keringkan atau di jemur di bawah sinar matahari selama 5-7 hari setelah
Pengamatan terhadap susut bobot umbi dilakukan di akhir penelitian dengan cara
menghitung selisih berat basah dan berat kering umbi bawang merah.
25
IV. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh pemberian kapur dolomit sebanyak 180 gram dan pupuk KCL sebanyak 5
gram pada plot K1C3 a dapat terlihat dari pertumbuhan barang merah (Allium
A. Tinggi Tanaman
tanaman tanaman
( cm)
1. Sampel 1 19 cm
Sampel 2 20 cm
Sampel 3 17 cm
Sampel 4 22 cm
Sampel 5 23 cm
26
2 Sampel 1 20 cm
Sampel 2 23 cm
Sampel 3 19 cm
Sampel 4 24 cm
Sampel 5 23 cm
3 Sampel 1 27 cm
Sampel 2 26 cm
Sampel 3 19 cm
Sampel 4 36 cm
Sampel 5 35 cm
4 Sampel 1 36 cm
Sampel 2 22 cm
Sampel 3 23 cm
Sampel 4 38 cm
Sampel 5 36 cm
5 Sampel 1 36 cm
Sampel 2 23 cm
Sampel 3 30 cm
Sampel 4 38 cm
Sampel 5 39 cm
27
Dari hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh penanaman bawang
merah (Allium Ascalanicum. L) dengan pemberian kapur dolomit 180 gram dan pupuk
KCL 5 gram terhadap tinggi tanaman bawang tanaman mengalami penambahan tinggi
dari sampel 1 sampai dengan 5 cukup signifikan dari minggu pertama dilakukan
perameter sampei dengan minggu terakhir dilakukan pengamatan parameter. Hal ini
menunjukan bahwa pemberian kapur dolomit sebanyak 180 gram dan pupuk KCL 5
helai daun
1 Sampel 1 22
Sampel 2 12
Sampel 3 20
Sampel 4 25
Sampel 5 23
2 Sampel 1 25
Sampel 2 29
Sampel 3 19
Sampel 4 25
Sampel 5 30
28
3 Sampel 1 24
Sampel 2 32
Sampel 3 22
Sampel 4 30
Sampel 5 32
4 Sampel 1 24
Sampel 2 33
Sampel 3 28
Sampel 4 35
Sampel 5 28
5 Sampel 1 41
Sampel 2 25
Sampel 3 23
Sampel 4 40
Sampel 5 24
Dari hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh penanaman bawang
merah (Allium Ascalanicum. L) dengan pemberian kapur dolomit 180 gram dan pupuk
KCL 5 gram terhadap jumlah helai daun bawang tanaman mengalami penambahan
jumlah heai daun dari sampel 1 sampai dengan 5 cukup signifikan dari minggu pertama
29
Hal ini menunjukan bahwa pemberian kapur dolomit sebanyak 180 gram dan pupuk
Kesimpulan
1. Pemberian kapur dolomit sebanyak 180 gram pada tanaman bawang merah
(Allium Ascalanicum. L) pada parameter tinggi tanaman dan jumlah helai daun
yang diukur sebanyak lima kali pada lima sampel mengalimi penambahan tinggi
dan jumlah helai daun yang signifikan, hal ini menunjukan bahwa pemberian
2. Pemberian pupuk KCL sebanyak 5 gram pada tanaman bawang merah (Allium
Ascalanicum. L) pada parameter tinggi tanaman dan jumlah helai daun yang
30
diukur sebanyak lima kali pada lima sampel mengalimi penambahan tinggi dan
jumlah helai daun yang signifikan, hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk
Saran
Daftar pustaka
Agung. Medan
31
Afrilliana Nefli. 2009. PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK Kcl TERHADAP
https://pertanian.sariagri.id/54936/mengenal-pupuk-dolomit-si-penyubur-
tanah#:~:text=Pupuk%20dolomit%20memiliki%20kadar%20mineral,magnesium%2C
%20dapat%20memaksimalkan%20produksi%20tanaman.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_klorida
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88281/Manfaat-Pupuk-Kcl/
Daftar Lampiran
1. Jadwal Praktikum
32
m dan pembagian plot plot untuk semua anggota kelas dan
setelah itu dilakukan pengukuran plot
1x1 m dengan jarak antar plot 50 cm
dan tinggi plot 30 cm.
Kamis, 28-11-2021 Penggemburan plot Kegiatan diawali dengan penggemburan
dan pembersihan dari setiap plot dengan cara mebolak
gulma balikkan tabah dengan cangkul
kemudian dilakukan pembersihan gulma
yang tumbuh agar plot bersih dari
gulma, gulma yang tumbuh adalah jenis
rumput teki-tekian.
Sabtu, 6-11-2021 Memberikan pupuk Kegiatan diawali dengan membersihkan
kandang ayam 300 gulma yang tumbuh pada plot kemudian
gram dan dolomit 180 menggemburkan tanah kembali dengan
gram cangkul, kemudian dilakukan
penambahan pupuk kotoran kambing
sebanyak 300 gram untuk menambah
unsur hara dan penambahan 180 gram
kapur dolomit untuk menetralkan ph
tanah untuk pertumbuhan bawanng
merah.
Sabtu, 13-11-2021 Memperbaiki Kegiatan dilakukan dengan
bedengan dari gulma memperbaiki bedengan dari gulma yang
tumbuh dan mencangkul kembali
dengan cangkul 1x1 m dan tinggi plot
30 cm kemudian dilanjutkan dengan
memperbaiki parit plot.
Sabtu, 27-11-2021 Penanaman bawang Penanaman Bawang merah jarak tanam
merah yang digunakan 20 cm × 20 cm. Pilih
umbi bawang merah yang ukurannya
33
seragam. Penampilan umbi harus segar,
sehat dan tidak kisut. Sebelum
dilakukan penanaman umbi bawang
merah dipotong sepertiga bagian ujung
umbi. Benih direndam dengan
fungisida dithane dengan dosis 2 g/liter
air selama 5 menit. Kemudian umbi
siap dimasukan kedalam lubang tanam
yang telah dibuat. Setiap lubang tanam
diisi satu umbi. Setelah umbi ditanam
ditutup dengan sedikit tanah dan ditabur
dengan Furadan 3G.
Sabtu, 4-12-2021 Membersihkan gulma, Pada pertemuan kali ini dilakuakn
melakukan pembersihan gulma yang ada di plot
penyulaman tanaman masing-masing kemudian dilakuakn
yang mati perapian kembali plot. Kemudian
dilakukan penyulaman tanaman bawang
yang mati agar bawang dapat tumbuh
bersama.
Sabtu, 11-12-2021 Pemupukan dengan Pada pertemuan kali ini diawali
KCL 5 gram dan urea dilakukan pembersihan gulma yang ada
10 gram, pembersihan pada plot kemudian dilanjutkan dengan
gulma pemberian pupuk KCL 5 gram dan urea
sebanyak 10 gram. Fungsi dari
pemupukan kali ini adalah memperkuat
umbi bawang, mencegah hama dan
serangga yang menyerang dan untuk
meningkatkan hasil penen.
Sabtu, 18-12-2021 Pengukuran parameter Sebelum dilakukan pengukuran
bawang merah parameter dilakukan terlebih dahulu
34
pembersihan gulma yang ada pada plot
bawang merah, kemudian dilanjutkan
dengan pengukuran parameter bawang
merah yaitu tinggi tanaman dan jumlah
helai daun tanaman. Pada minggu
pertama tainngi tanaman bawang
masing-masing sampel 19, 20, 17, 22,
23 cm. Dan dan jumlah daun setiap
sampel masing-masing adalah 25, 20,
12, 25, 23 helai.
35
5. Dokumentasi Kegiatan
36
Penimbangan kcl dan dolomit Pencabutan gulma
37
Biodata Penulis
Agama : Islam
Ayah : Suwarno
Ibu : Sumiah
Asal Sekolah :
Riwayat Organisasi:
38
Anggota Osis SMA NEGERI PINTAR
Kepala bidang osis humas SMA NEGE PINTAR
Ketua MPK SMA NEGERI PINTAR
39